- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#121
Spoiler for Part 42:
Part 42
"Naat, ada cewek yang nelpon lu tadi"
Sekarang aku baru saja sampai di depan pintu ruang asisten setelah menyelesaikan kelas ku siang ini.
"Hahh???, siapa bil?"
Aku memang sengaja meninggalkan handphoneku di lab untuk mengisi ulang baterainya yang sudah hampir habis.
"Shani nat katanya tadi, siapa lu tuh nat?"
Deeeggg.....
Aku: "sumpah lu?, katanya apa?"
Nabil: "dia minta tolong gue ngomong ke lu kalo dia tadi nelpon lu"
Setelah mendengar jawaban dari nabil aku langsung bergegas melepas sepatuku, lalu masuk kedalam ruang asisten untuk mengambil handphoneku.
Tanpa pikir panjang, aku langsung berjalan keluar dari ruang asisten untuk menjauhi nabil, lalu aku memutuskan untuk langsung menelpon shani untuk mengetahui apa maksudnya menelponku siang ini.
Oh iya, yang harus kalian tahu, semenjak 4 hari lalu shani menelponku pada saat aku sedang makan malam dengan beby, aku dan shani menjadi cukup intens untuk saling bertukar pesan melalui salah satu aplikasi chat.
Sampai saat ini menurutku shani orangnya lumayan asyik, tidak jarang dia mau untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Bagaimana denganku?, entah kenapa aku selalu berusaha mencari bahan pembicaraan agar chat kami bisa terus berlanjut, dan itu cukup menguras otakku, untung saja pengalamanku saling bertukar pesan dengan beby bisa sedikit membantuku.
Aku: "halo, kenapa shan?"
Shani: "natha, mmmm, nanti malem kosong gak?"
Aku: "i i iya sih shan, k kenapa emang?"
Shani: "nanti malem ada konser sheila on 7 di kampusku, tiket aku lebihan 1 nih, soalnya temenku gak jadi ikut, kamu mau gak nemenin aku?"
Aku: "e e eh, y yaaa... mau aja sih shan"
Shani: "yaudah, nanti habis maghrib jemput aku ya nat, alamatnya nanti aku kirim lewat chat aja"
Aku: "e e ehhh, iya mbak, nanti aku jemput"
Shani: "oke nat, see you"
Aku: "i i iya mbak, hehe"
Setelah aku selesai mengucapkan kalimat terakhirku shani langsung menutup telponnya.
Yeeeesssssss......., mimpi apa semalem gue, tiba-tiba shani ngajak buat nonton konser bareng, wkwkwkwkwk.
Sejujurnya aku tidak terlalu tertarik jika diajak untuk menonton konser-konser musik.
Asal kalian tahu, selama aku hidup, aku baru 2 kali menyaksikan konser secara langsung, yang pertama karena lala yang saat itu sedang berkunjung ke jogja memaksaku untuk menemaninya menonton konser peterpan, yang kedua pada saat JKT48 mengadakAku Aku aan konser di salah satu universitas di jogja beberapa bulan yang lalu, wkwkwkwkwk.
Aku memang kurang bisa menikmati suasana konser, aku lebih nyaman mendengarkan musik di handphoneku sambil menggunakan headset sendirian daripada harus menikmati musik ditengah kerumunan orang-orang.
Tapi.... berhubung yang mengajakku untuk menonton konser nanti malam adalah shani, aku sama sekali tidak keberatan.
Entah kenapa selama 4 hari terakhir aku benar-benar terjebak dengan pesona seorang shani.
Jika selama ini aku beranggapan bahwa perempuan paling ideal secara fisik yang pernah aku temui adalah veranda, gebetan devan, sekarang anggapanku selama ini dapat terpatahkan saat aku bertemu dengan shani malam itu.
Aku berjalan untuk kembali masuk kedalam ruang asisten dengan senyum yang tidak bisa kusembunyikan dari wajahku.
Nabil: "kenapa lu senyum-senyum?"
Aku: "kepo lu"
Nabil: "eh, lu belum jawab pertanyaan gue tadi, shani siapa?"
Aku: "temen doang"
Nabil: "buset, tumben lu punya temen cewek, kenal dimana?"
Aku: "adalah!!, kepo banget lu"
Nabil: "ceileeehh, gila lu ya, kenapa akhir-akhir ini lu banyak banget temen cewek ya nat, beby ama viny lu udah akrab banget, tambah lagi yang ini, siapa tadi namanya?, shani? "
Aku: "ya mana gue tau bil"
Nabil: "wkwkwkwk, gila, keren banget temen gue"
.
.
.
Saat ini aku baru saja selesai membersihkan tubuhku untuk bersiap-siap menjemput shani, saat ini waktu sudah menunjukan pukul 5 sore.
Yap, sesuai rencana kami tadi siang, malam ini aku dan shani akan menyaksikan sheila on 7 yang sedang mengadakan konser di kampus shani.
Tinggg....
Ketika aku sedang mengeringkan rambutku di depan kipas angin, tiba-tiba handphoneku berbunyi, buru-buru aku mengambil handphoneku untuk mengetahui siapa yang baru saja mengirimkan pesan kepadaku, siapa tahu shani pengirimnya.
"Nat, viny entar malem mau keluar, aku sendirian, temenin doooongggggg"
Ternyata bukan shani yang baru saja mengirimkan pesan kepadaku, yang baru saja mengirim pesan ternyata adalah beby.
Karena sebelumnya aku sudah ada janji dengan shani untuk menemaninya menonton konser malam ini, aku memutuskan langsung membalas pesan dari beby untuk menolak permintaannya kali ini.
Aku: "aduh, maaf mbak, aku udah ada janji sama temen"
Beby: "iih, seriusan nat?"
Aku: "Iya mbak, maaf ya"
Beby: "yaaahh, padahal aku udah bikinin kue bolu buat kamu, enak kok kali ini, aku udah cobain
"
Huuuuhhhh...., jujur aku sedikit iba setelah membaca pesan balasan dari beby, tapi mau bagaimana lagi, aku sudah janji terlebih dahulu kepada shani tadi siang, tidak mungkin tiba-tiba aku membatalkannya, dan.... tidak mungkin juga aku menyia-nyiakan kesempatan emas seperti sekarang.
Aku: "maaf banget ya mbak, besok aku main deh kerumah"
Beby: "iya deh iya, besok yaaa, kamu udah 2 hari gak kesini"
Aku: "iya mbak, janji kok"
Tanpa menunggu balasan pesan dari beby, aku memutuskan langsung bersiap-siap untuk menjemput shani setelah ini.
.
.
.
Shani: "di sini aja ya nat, di depan rame banget soalnya"
Aku: "iya shan, gakpapa kok"
Sekarang aku dan shani sedang berada di tengah kerumunan manusia yang sudah siap untuk menikmati konser malam ini.
Shani: "kamu suka sheila on 7 gak nat?"
Aku: "lumayan sih mbak, waktu SD sama SMP lumayan sering denger lagunya"
Shani: "bener banget, jadi inget zaman-zaman sekolah dulu"
Aku: "iya shan, sekalian nostalgia"
Tidak lama setelah aku mengucapkan kalimat terakhirku, duta yang merupakan vokalis sheila on 7 mulai berjalan menuju panggung bagain tengah sekaligus mulai menyapa para penonton yang sudah hadir malam ini.
Selang beberapa menit kemudian, lagu pembuka untuk konser malam ini pun mulai dimainkan, kali ini mereka memilih lagu yang berjudul "kita" untuk membuka konser malam ini.
Selama lagu pertama dimainkan aku sempat sesekali melirik kearah shani yang saat ini sedang berdiri di sampingku.
Shani terkihat sangat menikmati konser malam ini, dapat dilihat dari raut wajahnya yang sedari tadi selalu tersenyum sambil bernyanyi mengikuti lirik lagu yang sekarang sedang di mainkan.
Shani: "nyanyi dong nat, diem diem aja"
Aku: "hehe, suara aku jelek shan"
Shani: "wkwkwk, santai kali nat, emang kamu kira penonton yang dari tadi sing along suaranya bagus semua"
Aku: "hehehe, iya shan"
Shani hanya tersenyum ketika aku mengucapkan kalimat terakhirku, lalu dia kembali mengarahkan pandangannya kearah panggung, dan mulai kembali larut dengan lagu-lagu yang sedang dimainkan.
Anjing lahh!!!, senyumanyaa.....
Setelah aku mulai bisa beradaptasi dengan suasana konser malam ini, akupun mulai bisa menikmati lagu-lagu yang saat ini sedang dimainkan, aku juga mulai ikut bernyanyi bersama-sama dengan shani dan penonton lainnya.
Ternya menonton konser ku rasa tidak terlalu buruk, yaa..... mungkin karena ada shani, wkwkwkwkwk.
Hmmmm, tapi entah kenapa, di tengah ribuan orang yang sekarang sedang berada di tempat ini, aku merasa seperti ada seseorang yang sedang mengawasiku.
Akupun mulai celingukan untuk mencari tahu siapa orang yang sedang memperhatikanku saat ini.
Tapi, karena tidak menemukan 1 orang pun, baik itu orang yang aku kenal ataupun orang yang sedang menatap kearahku, aku memutuskan untuk tidak memperdulikannya, mungkin cuma perasaanku saja.
.
.
.
Sekarang aku dan shani sedang duduk saling berhadapan di salah satu restoran cepat saji yang tidak jauh dari kampus shani.
Karena keuanganku yang tsedang kurang bagus akbiat efek dari akhir bulan, awalnya aku ingin mengajak shani untuk makan makanan yang dijual di pinggir jalan.
Tapi kalau dipikir-pikir, membawa perempuan secantik dan se highclass shani makan di pinggir jalan menurutku adalah ide yang sangat buruk, oleh karena itu aku memilih membawa shani untuk makan malam di restoran ini.
Aalagi tadi shani tidak menolak saat aku menawarkan diri untuk membayar makananya, tekor lah aku sekarang.
Yasudahlah, yang penting malam ini shani bisa happy, wkwkwkwk.
"huuhhh, capek juga ya nat"
Shani berbicara sambil meminum soda yang ada dihadapannya.
Aku: "iya shan, berdiri terus dar tadi"
Shani: "yaialah, namanya nonton konser"
Aku: "iyaa sih, hehehe"
Shani: "yaudah nat, makan dulu yuk"
Aku: "ayuk shan"
Aku dan shanipun mulai menyantap makanan kami masing-masing.
.
.
.
"Ooohh, selain jadi aslab, ada lagi nggak kegiatanmu di kampus?"
Sekarang aku dan shani sedang berbincang-bincang setelah selesai menghabiskan makanan yang kami pesan.
Aku: "itu doang sih shan, dulu sih waktu semester 3 pernah nyoba jadi staff himpunan, tapi ya gitulah, kurang sreg aja, jadi cuma 1 periode"
Shani: "oooohhh"
Aku: "eh shan, btw tadi konser dalam rangka apa sih?"
Shani: "ulang tahun fisip nat"
Aku: "ooohh, terus, kenapa temenmu nggak jadi ikut tadi?"
Shani: "kalo itu, tadi siang temenku tiba-tiba nge chat, gak bisa ikut nonton katanya, katanya cowoknya yang kuliah di luar kota tiba-tiba dateng"
Aku: "ooohh, eh, btw kamu gak punya pacar shan?"
Gas terooooosss......
"Kalo deket sama cowok sih banyak nat, tapi belum ada yang cocok"
Terus kenapa dia memilih aku sebagai pengganti temannya yang tidak bisa ikut untuk nonton konser bersamanya malam ini, padahal, mungkin bisa saja dia memilih laki-laki lain untuk menemaninya malam ini, padahal kan aku dan shani baru bertemu 1 kali.
Sebenarnya setelah tadi siang shani menelponku, aku cukup dibuat penasaran dengan apa alasan shani mengajakku untuk menemaninya malam ini.
"Terus, kenapa yang kamu ajak aku?"
Karena rasa penasaranku yang sangat besar tanpa sadar pertanyaan itu tiba-tiba meluncur begitu saja dari mulutku.
Shani: mmmmm, kan kita baru 1 kali ketemu, tapi..... aku tertarik aja buat kenal kamu lebih deket"
Aku: "e e ehh, m maksudnya mbak?"
Shani: "kamu paham bahasa indonesia kan nat?"
Aku: "y y yaa... paham sih mbak"
Karena merasa malu, aku menggaruk ujung kepalaku yang sebenarnya tidak terasa gatal sama sekali.
Huuuhhh.... Tahan nat, seneng boleh, tapi jangan sampai lu lari-lari sambil teriak-teriak kayak orang gila, wkwkwkkwk.
Shani: "kalo kamu nat?, masa gak pernah sih pacaran?"
Aku: "ya kalo pacaran pernah mbak, tapi terakhir ya waktu masih semester 1,sama temen SMA"
Shani sepertinya cukup terkejut mendengar jawabanku.
Shani: "whattt!!!, serius???
Aku: "serius shan, kenapa pake kaget gitu sih?"
Shani: "wkwkwk, pantesaan, tapi, masa selama 3 tahun gak ada deket sama cewek sama sekali nat?"
Mendengar pertanyaan shani aku jadi teringat dengan beby, memang sudah 2 bulan terakhir hubunganku dan beby bisa dibilang sangat dekat.
Bagaimana mau dibilang tidak dekat, hampir setiap hari aku selalu mengunjungi rumah beby, dan hampir setiap hari juga kami saling bertukar pesan.
Tapi....... beberapa hari terakhir ini, memang hampir seluruh pikiran dan perhatianku tersita dengan keberadaan shani, sehingga beby agak sedikit terpinggirkan.
Aku: "yaaa... sebenarnya ada sih mbak"
Shani: "oh ya?, siapa nat?"
Aku: "anak kampusku juga mbak, tapi beda jurusan"
Shani: "udah lama deketnya?"
Aku: "mmmm, sebenernya kita baru kenal 3 bulan lebih, tapi kalo deketnya.... sekitar 2 bulanan lah"
Shani: "ooohh, tapi kalian gak pacaran?"
Aku: "belum sih shan kalo pacaran"
Shani: "ooohhh, tapi perasaan kamu ke dia gimana nat"
Aku sempat dibuat sedikit bingung ketika shani bertanya seperti itu.
Aku: "yaaaaa, gaktau sih shan, aku juga bingung"
Shani: "hmmmm, mungkin karena baru kenal beberapa bulan aja kali ya?"
Aku: "mungkin sih"
Setelah itu obrolan kami terus berlanjut aku dan shani mulai mengulik lebih dalam tentang kehidupan pribadi kami masing-masing.
Dari percakapan kali ini aku baru tahu bahwa shani adalah blasteran antara china dan jawa, ayahnya adalah seorang pengusaha yang bergerak dalam bidang properti, sedangkan ibunya berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Shani ternyata memiliki 1 kakak perempuan dan 1 adik laki-laki, yap, ternyata shani adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara, kakak pertama shani sedang menjalankan masa-masa koas untuk mewujudkan impiannya menjadi seorang dokter, sedangkan adik laki-laki shani sedang menempuh jenjang perguruan tinggi di salah satu universitas negeri yang berada di kota asalnya, solo.
Karena waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, aku dan shani memutuskan untuk mengakhiri perbincangan kami malam ini, kamipun bersiap-siap untuk pulang meninggalkan restoran cepat saji tempat kami makan malam ini, aku mulai melajukan motorku untuk mengantarkan shani pulang.
.
.
.
Shani: "mau mampir dulu nat?"
Aku: "enggak deh shan, udah malem"
Shani: "serius?"
Aku: "iya shan, aku langsung pulang aja deh"
Shani: "mmmm, yaudahdeh, hati-hati ya nat"
Aku: "iya shan, aku pulang dulu yaaa"
Shani: "daaahhh"
Setelah membalas lambaian tangan dari shani, akupun langsung melajukan motorku untuk pulang menuju kos ku.
.
.
.
"Naat, ada cewek yang nelpon lu tadi"
Sekarang aku baru saja sampai di depan pintu ruang asisten setelah menyelesaikan kelas ku siang ini.
"Hahh???, siapa bil?"
Aku memang sengaja meninggalkan handphoneku di lab untuk mengisi ulang baterainya yang sudah hampir habis.
"Shani nat katanya tadi, siapa lu tuh nat?"
Deeeggg.....
Aku: "sumpah lu?, katanya apa?"
Nabil: "dia minta tolong gue ngomong ke lu kalo dia tadi nelpon lu"
Setelah mendengar jawaban dari nabil aku langsung bergegas melepas sepatuku, lalu masuk kedalam ruang asisten untuk mengambil handphoneku.
Tanpa pikir panjang, aku langsung berjalan keluar dari ruang asisten untuk menjauhi nabil, lalu aku memutuskan untuk langsung menelpon shani untuk mengetahui apa maksudnya menelponku siang ini.
Oh iya, yang harus kalian tahu, semenjak 4 hari lalu shani menelponku pada saat aku sedang makan malam dengan beby, aku dan shani menjadi cukup intens untuk saling bertukar pesan melalui salah satu aplikasi chat.
Sampai saat ini menurutku shani orangnya lumayan asyik, tidak jarang dia mau untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Bagaimana denganku?, entah kenapa aku selalu berusaha mencari bahan pembicaraan agar chat kami bisa terus berlanjut, dan itu cukup menguras otakku, untung saja pengalamanku saling bertukar pesan dengan beby bisa sedikit membantuku.
Aku: "halo, kenapa shan?"
Shani: "natha, mmmm, nanti malem kosong gak?"
Aku: "i i iya sih shan, k kenapa emang?"
Shani: "nanti malem ada konser sheila on 7 di kampusku, tiket aku lebihan 1 nih, soalnya temenku gak jadi ikut, kamu mau gak nemenin aku?"
Aku: "e e eh, y yaaa... mau aja sih shan"
Shani: "yaudah, nanti habis maghrib jemput aku ya nat, alamatnya nanti aku kirim lewat chat aja"
Aku: "e e ehhh, iya mbak, nanti aku jemput"
Shani: "oke nat, see you"
Aku: "i i iya mbak, hehe"
Setelah aku selesai mengucapkan kalimat terakhirku shani langsung menutup telponnya.
Yeeeesssssss......., mimpi apa semalem gue, tiba-tiba shani ngajak buat nonton konser bareng, wkwkwkwkwk.
Sejujurnya aku tidak terlalu tertarik jika diajak untuk menonton konser-konser musik.
Asal kalian tahu, selama aku hidup, aku baru 2 kali menyaksikan konser secara langsung, yang pertama karena lala yang saat itu sedang berkunjung ke jogja memaksaku untuk menemaninya menonton konser peterpan, yang kedua pada saat JKT48 mengadakAku Aku aan konser di salah satu universitas di jogja beberapa bulan yang lalu, wkwkwkwkwk.
Aku memang kurang bisa menikmati suasana konser, aku lebih nyaman mendengarkan musik di handphoneku sambil menggunakan headset sendirian daripada harus menikmati musik ditengah kerumunan orang-orang.
Tapi.... berhubung yang mengajakku untuk menonton konser nanti malam adalah shani, aku sama sekali tidak keberatan.
Entah kenapa selama 4 hari terakhir aku benar-benar terjebak dengan pesona seorang shani.
Jika selama ini aku beranggapan bahwa perempuan paling ideal secara fisik yang pernah aku temui adalah veranda, gebetan devan, sekarang anggapanku selama ini dapat terpatahkan saat aku bertemu dengan shani malam itu.
Aku berjalan untuk kembali masuk kedalam ruang asisten dengan senyum yang tidak bisa kusembunyikan dari wajahku.
Nabil: "kenapa lu senyum-senyum?"
Aku: "kepo lu"
Nabil: "eh, lu belum jawab pertanyaan gue tadi, shani siapa?"
Aku: "temen doang"
Nabil: "buset, tumben lu punya temen cewek, kenal dimana?"
Aku: "adalah!!, kepo banget lu"
Nabil: "ceileeehh, gila lu ya, kenapa akhir-akhir ini lu banyak banget temen cewek ya nat, beby ama viny lu udah akrab banget, tambah lagi yang ini, siapa tadi namanya?, shani? "
Aku: "ya mana gue tau bil"
Nabil: "wkwkwkwk, gila, keren banget temen gue"
.
.
.
Saat ini aku baru saja selesai membersihkan tubuhku untuk bersiap-siap menjemput shani, saat ini waktu sudah menunjukan pukul 5 sore.
Yap, sesuai rencana kami tadi siang, malam ini aku dan shani akan menyaksikan sheila on 7 yang sedang mengadakan konser di kampus shani.
Tinggg....
Ketika aku sedang mengeringkan rambutku di depan kipas angin, tiba-tiba handphoneku berbunyi, buru-buru aku mengambil handphoneku untuk mengetahui siapa yang baru saja mengirimkan pesan kepadaku, siapa tahu shani pengirimnya.
"Nat, viny entar malem mau keluar, aku sendirian, temenin doooongggggg"
Ternyata bukan shani yang baru saja mengirimkan pesan kepadaku, yang baru saja mengirim pesan ternyata adalah beby.
Karena sebelumnya aku sudah ada janji dengan shani untuk menemaninya menonton konser malam ini, aku memutuskan langsung membalas pesan dari beby untuk menolak permintaannya kali ini.
Aku: "aduh, maaf mbak, aku udah ada janji sama temen"
Beby: "iih, seriusan nat?"
Aku: "Iya mbak, maaf ya"
Beby: "yaaahh, padahal aku udah bikinin kue bolu buat kamu, enak kok kali ini, aku udah cobain
"Huuuuhhhh...., jujur aku sedikit iba setelah membaca pesan balasan dari beby, tapi mau bagaimana lagi, aku sudah janji terlebih dahulu kepada shani tadi siang, tidak mungkin tiba-tiba aku membatalkannya, dan.... tidak mungkin juga aku menyia-nyiakan kesempatan emas seperti sekarang.
Aku: "maaf banget ya mbak, besok aku main deh kerumah"
Beby: "iya deh iya, besok yaaa, kamu udah 2 hari gak kesini"
Aku: "iya mbak, janji kok"
Tanpa menunggu balasan pesan dari beby, aku memutuskan langsung bersiap-siap untuk menjemput shani setelah ini.
.
.
.
Shani: "di sini aja ya nat, di depan rame banget soalnya"
Aku: "iya shan, gakpapa kok"
Sekarang aku dan shani sedang berada di tengah kerumunan manusia yang sudah siap untuk menikmati konser malam ini.
Shani: "kamu suka sheila on 7 gak nat?"
Aku: "lumayan sih mbak, waktu SD sama SMP lumayan sering denger lagunya"
Shani: "bener banget, jadi inget zaman-zaman sekolah dulu"
Aku: "iya shan, sekalian nostalgia"
Tidak lama setelah aku mengucapkan kalimat terakhirku, duta yang merupakan vokalis sheila on 7 mulai berjalan menuju panggung bagain tengah sekaligus mulai menyapa para penonton yang sudah hadir malam ini.
Selang beberapa menit kemudian, lagu pembuka untuk konser malam ini pun mulai dimainkan, kali ini mereka memilih lagu yang berjudul "kita" untuk membuka konser malam ini.
Selama lagu pertama dimainkan aku sempat sesekali melirik kearah shani yang saat ini sedang berdiri di sampingku.
Shani terkihat sangat menikmati konser malam ini, dapat dilihat dari raut wajahnya yang sedari tadi selalu tersenyum sambil bernyanyi mengikuti lirik lagu yang sekarang sedang di mainkan.
Shani: "nyanyi dong nat, diem diem aja"
Aku: "hehe, suara aku jelek shan"
Shani: "wkwkwk, santai kali nat, emang kamu kira penonton yang dari tadi sing along suaranya bagus semua"
Aku: "hehehe, iya shan"
Shani hanya tersenyum ketika aku mengucapkan kalimat terakhirku, lalu dia kembali mengarahkan pandangannya kearah panggung, dan mulai kembali larut dengan lagu-lagu yang sedang dimainkan.
Anjing lahh!!!, senyumanyaa.....
Setelah aku mulai bisa beradaptasi dengan suasana konser malam ini, akupun mulai bisa menikmati lagu-lagu yang saat ini sedang dimainkan, aku juga mulai ikut bernyanyi bersama-sama dengan shani dan penonton lainnya.
Ternya menonton konser ku rasa tidak terlalu buruk, yaa..... mungkin karena ada shani, wkwkwkwkwk.
Hmmmm, tapi entah kenapa, di tengah ribuan orang yang sekarang sedang berada di tempat ini, aku merasa seperti ada seseorang yang sedang mengawasiku.
Akupun mulai celingukan untuk mencari tahu siapa orang yang sedang memperhatikanku saat ini.
Tapi, karena tidak menemukan 1 orang pun, baik itu orang yang aku kenal ataupun orang yang sedang menatap kearahku, aku memutuskan untuk tidak memperdulikannya, mungkin cuma perasaanku saja.
.
.
.
Sekarang aku dan shani sedang duduk saling berhadapan di salah satu restoran cepat saji yang tidak jauh dari kampus shani.
Karena keuanganku yang tsedang kurang bagus akbiat efek dari akhir bulan, awalnya aku ingin mengajak shani untuk makan makanan yang dijual di pinggir jalan.
Tapi kalau dipikir-pikir, membawa perempuan secantik dan se highclass shani makan di pinggir jalan menurutku adalah ide yang sangat buruk, oleh karena itu aku memilih membawa shani untuk makan malam di restoran ini.
Aalagi tadi shani tidak menolak saat aku menawarkan diri untuk membayar makananya, tekor lah aku sekarang.
Yasudahlah, yang penting malam ini shani bisa happy, wkwkwkwk.
"huuhhh, capek juga ya nat"
Shani berbicara sambil meminum soda yang ada dihadapannya.
Aku: "iya shan, berdiri terus dar tadi"
Shani: "yaialah, namanya nonton konser"
Aku: "iyaa sih, hehehe"
Shani: "yaudah nat, makan dulu yuk"
Aku: "ayuk shan"
Aku dan shanipun mulai menyantap makanan kami masing-masing.
.
.
.
"Ooohh, selain jadi aslab, ada lagi nggak kegiatanmu di kampus?"
Sekarang aku dan shani sedang berbincang-bincang setelah selesai menghabiskan makanan yang kami pesan.
Aku: "itu doang sih shan, dulu sih waktu semester 3 pernah nyoba jadi staff himpunan, tapi ya gitulah, kurang sreg aja, jadi cuma 1 periode"
Shani: "oooohhh"
Aku: "eh shan, btw tadi konser dalam rangka apa sih?"
Shani: "ulang tahun fisip nat"
Aku: "ooohh, terus, kenapa temenmu nggak jadi ikut tadi?"
Shani: "kalo itu, tadi siang temenku tiba-tiba nge chat, gak bisa ikut nonton katanya, katanya cowoknya yang kuliah di luar kota tiba-tiba dateng"
Aku: "ooohh, eh, btw kamu gak punya pacar shan?"
Gas terooooosss......
"Kalo deket sama cowok sih banyak nat, tapi belum ada yang cocok"
Terus kenapa dia memilih aku sebagai pengganti temannya yang tidak bisa ikut untuk nonton konser bersamanya malam ini, padahal, mungkin bisa saja dia memilih laki-laki lain untuk menemaninya malam ini, padahal kan aku dan shani baru bertemu 1 kali.
Sebenarnya setelah tadi siang shani menelponku, aku cukup dibuat penasaran dengan apa alasan shani mengajakku untuk menemaninya malam ini.
"Terus, kenapa yang kamu ajak aku?"
Karena rasa penasaranku yang sangat besar tanpa sadar pertanyaan itu tiba-tiba meluncur begitu saja dari mulutku.
Shani: mmmmm, kan kita baru 1 kali ketemu, tapi..... aku tertarik aja buat kenal kamu lebih deket"
Aku: "e e ehh, m maksudnya mbak?"
Shani: "kamu paham bahasa indonesia kan nat?"
Aku: "y y yaa... paham sih mbak"
Karena merasa malu, aku menggaruk ujung kepalaku yang sebenarnya tidak terasa gatal sama sekali.
Huuuhhh.... Tahan nat, seneng boleh, tapi jangan sampai lu lari-lari sambil teriak-teriak kayak orang gila, wkwkwkkwk.
Shani: "kalo kamu nat?, masa gak pernah sih pacaran?"
Aku: "ya kalo pacaran pernah mbak, tapi terakhir ya waktu masih semester 1,sama temen SMA"
Shani sepertinya cukup terkejut mendengar jawabanku.
Shani: "whattt!!!, serius???
Aku: "serius shan, kenapa pake kaget gitu sih?"
Shani: "wkwkwk, pantesaan, tapi, masa selama 3 tahun gak ada deket sama cewek sama sekali nat?"
Mendengar pertanyaan shani aku jadi teringat dengan beby, memang sudah 2 bulan terakhir hubunganku dan beby bisa dibilang sangat dekat.
Bagaimana mau dibilang tidak dekat, hampir setiap hari aku selalu mengunjungi rumah beby, dan hampir setiap hari juga kami saling bertukar pesan.
Tapi....... beberapa hari terakhir ini, memang hampir seluruh pikiran dan perhatianku tersita dengan keberadaan shani, sehingga beby agak sedikit terpinggirkan.
Aku: "yaaa... sebenarnya ada sih mbak"
Shani: "oh ya?, siapa nat?"
Aku: "anak kampusku juga mbak, tapi beda jurusan"
Shani: "udah lama deketnya?"
Aku: "mmmm, sebenernya kita baru kenal 3 bulan lebih, tapi kalo deketnya.... sekitar 2 bulanan lah"
Shani: "ooohh, tapi kalian gak pacaran?"
Aku: "belum sih shan kalo pacaran"
Shani: "ooohhh, tapi perasaan kamu ke dia gimana nat"
Aku sempat dibuat sedikit bingung ketika shani bertanya seperti itu.
Aku: "yaaaaa, gaktau sih shan, aku juga bingung"
Shani: "hmmmm, mungkin karena baru kenal beberapa bulan aja kali ya?"
Aku: "mungkin sih"
Setelah itu obrolan kami terus berlanjut aku dan shani mulai mengulik lebih dalam tentang kehidupan pribadi kami masing-masing.
Dari percakapan kali ini aku baru tahu bahwa shani adalah blasteran antara china dan jawa, ayahnya adalah seorang pengusaha yang bergerak dalam bidang properti, sedangkan ibunya berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Shani ternyata memiliki 1 kakak perempuan dan 1 adik laki-laki, yap, ternyata shani adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara, kakak pertama shani sedang menjalankan masa-masa koas untuk mewujudkan impiannya menjadi seorang dokter, sedangkan adik laki-laki shani sedang menempuh jenjang perguruan tinggi di salah satu universitas negeri yang berada di kota asalnya, solo.
Karena waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, aku dan shani memutuskan untuk mengakhiri perbincangan kami malam ini, kamipun bersiap-siap untuk pulang meninggalkan restoran cepat saji tempat kami makan malam ini, aku mulai melajukan motorku untuk mengantarkan shani pulang.
.
.
.
Shani: "mau mampir dulu nat?"
Aku: "enggak deh shan, udah malem"
Shani: "serius?"
Aku: "iya shan, aku langsung pulang aja deh"
Shani: "mmmm, yaudahdeh, hati-hati ya nat"
Aku: "iya shan, aku pulang dulu yaaa"
Shani: "daaahhh"
Setelah membalas lambaian tangan dari shani, akupun langsung melajukan motorku untuk pulang menuju kos ku.
.
.
.
Diubah oleh akmal162 24-04-2020 13:32
Herisyahrian dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas
