- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#117
Spoiler for Part 41:
Part 41
.
.
.
Sontak lututku langsung dibuat lemas saat shani menahan tanganku ketika aku sedang berjalan untuk menuju pintu keluar.
"K k k kenapa lagi shan?"
Shani tidak menjawab pertanyaanku, dia juga tidak melepaskan tangannya dari lenganku, akupun memutuskan untuk menoleh dan menatap wajahnya shani.
Raut wajah shani yang awalnya menggoda tiba-tiba berubah, dia mulai menarik kedua sudut bibirnya dan melebarkan matanya yang awalnya terlihat sayu.
"Aku boleh minta nomer HP kamu nat?"
Sontak pertanyaan dari shani membuatku yang awalnya sudah berpikir tentang hal yang tidak-tidak, menjadi agak sedikit terkejut.
Aku: "B b buat apa shaan?"
Shani: "aku kan belum punya kontak kamu nat, ya..... supaya abis ini kita bisa ngobrol-ngobrol lagi"
Deeeggg........
Coba kalian pikir, siapa yang tidak gembira ketika ada perempuan secantik shani yang dengan terang-terangan meminta nomor handphone kalian.
"I i iya shan, bentar ya"
Seraya meng-ia-kan permintaan shani, aku meraba-raba kantong celanaku untuk mengambil handphoneku yang ada di dalam saku celana jeansku.
Padahal biasanya aku selalu bisa menyebutkan nomor handphoneku ketika ada orang yang bertanya.
Tapi karena sekarang aku masih sangat gugup, aku jadi tidak ingat sama sekali berapa nomor handphoneku, oleh karena itu aku memutuskan untuk mengambil handphoneku, untuk menunjukan nomor handphoneku kepada shani.
"I i ini shan"
Shanipun mengangkat telpon yang ada di tangan kirinya, lalu mengetikkan nomor handphoneku yang sekarang sedang kutunjukkan kepadanya.
Shani: "Udaahh.. makasih ya nat, kapan-kapan kita ngobrol ngobrol lagi, nanti aku misscall yaahh....."
Aku: "Iya shaan, a a aku pulang dulu ya"
Shani: "hati hati ya naaat, jangan lupa, daaah"
Aku: "hehe, i iya shan, daaahh"
Shani melambaikan tangannya kepadaku saat aku mulai berjalan keluar dari kamar hotelnya.
Aku berlalu dari kamar hotel shani seraya melambaikan tangan untuk membalas lambaian tangan dari shani yang masih memunculkan separuh badannya dari pintu kamar hotel yang masih terbuka.
Huuuhhh....
Jika ditanya bagaimana perasaan ku malam ini.....?
Seneng banget laaaahhhh anjiiiiinggg!!!!, gila ajaa, dimintain nomor HP sama bidadari, sama cewek yang emang bener-bener tipe kita, wkwkwkwkwkwk.
Saking gembiranya, aku berjalan menuju motorku untuk pulang ke rumah sambil tersenyum dan tertawa sendiri, begitu juga saat aku pulang menuju kos dengan motorku.
.
.
.
"Nathaaa, nanti malem jadi makan di luar kan?"
Begitulah kira-kira pesan yang baru saja dikirimkan oleh beby kepadaku.
Aku: "jadi mbak, abis maghrib aku ke rumah ya"
Beby: "iyaaaa, awas aja kalo batal lagi"
Aku: "iya iya mbak"
Beby: "sekarang lagi dimana?"
Aku: "lagi rapat mbak sama anak-anak, sebelum maghrib udah kelar kok ini"
Beby: "okee, lanjutin dulu aja nat rapatnya"
Tanpa membalas pesan terakhir yang dikirimkan oleh beby, aku memutuskan untuk kembali memfokuskan perhatianku pada rapat kali ini.
.
.
.
"Bentar nat, bebynya lagi siap-siap, duduk aja dulu"
Viny mempersilahkanku untuk duduk sambil mengambil tempat untuk duduk di hadapanku.
Tanpa pikir panjang, akupun langsung duduk di sofa untuk menunggu beby yang sedang bersiap-siap.
Saat ini aku baru saja sampai di rumah beby dan viny untuk menepati janjiku kemaren kepada beby.
Viny: "issh, curang banget nih kalian, tinggalin aja aku terus"
Aku: "hehehe, mmmmm, y y ya maaf mbak"
Aku jadi merasa sedikit tidak enak kepada viny setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut viny.
Viny: "wkwkwkwk, becanda nat, yaelah, gak usah merasa gak enak kayak gitu"
Aku: "hehe, yaudah mbak, besok-besok deh kita jalan ber 3"
Viny: "malees!!!, itu mah gak enak diakunya, nontonin orang mesra-mesraan"
Aku: "ya kita gak selalu mesra-mesraan juga kali mbak...."
Viny: "heleeh!!!, udah berapa kali aku mergokin kalian"
Aku: "hehehe"
Aku hanya terkekeh pelan sambil menggaruk kepala belakangku yang sebenarnya tidak gatal.
Memang benar, sudah beberapa kali viny memergoki aku dan beby, baik saat kemaren kami saling berpelukan, dan juga saat aku menginap di rumah mereka malam itu.
Yap, pada saat tragedi ketokan setan malam itu, pagi harinya ternyata viny sempat pulang ke rumah untuk mengambil charger handphonennya yang tertinggal, dan saat itu viny menemukan aku dan beby yang sedang tidur saling berhadapan, ya meskipun kami tidak tidur satu ranjang.
"Nathaa..., ayo berangkat"
Kali ini beby sudah keluar dari kamarnya, lalu berjalan menghampiriku dan viny yang sedang duduk di ruang tamu.
Beby: "eeehhh, viny, aku tinggal dulu ya, hehehe"
Viny: "ih, viny, iki tinggil dili yi, hihihi"
Beby: "issh, ngambekan, sekali-sekali vin"
Viny: "mana ada sekali-sekali beb"
Beby: "hehehe, sorry ya viny sayang, aku tinggal dulu, nanti aku bungkusin deh"
Viny: "itu mah wajib beb, temen macem apa kamu, masa udah aku ditinggal makan sama natha, eh, pulangnya aku gak bawain makanan"
Beby: "iya iyaaa, tenang aja vinnn, aku bawain kok, aku berangkat dulu ya, dah pini...., ayo nat"
Beby mengucapkan kalimat terakhirnya seraya menggandeng tanganku untuk mengikutinya keluar.
.
.
.
Sekarang aku dan beby sudah berada di salah satu restoran cepat saji yang lumayan terkenal dengan logo M nya.
Saat ini aku dan beby sudah berdiri didepan meja kasir untuk memesan makan malam kami.
Beby: "kamu mau mesen yang mana nat?"
Aku: "aku paket a aja mbak"
Beby: "udah, itu aja?"
Aku: "iya deh"
Bebypun berbicara kepada mas-mas kasir untuk menyebutkan makanan apa saja yang kami pesan malam ini.
Tidak lama setelah itu, mas-mas kasir langsung berlalu untuk mengambilkan dan menyiapkan makanan pesanan kami.
Sambil menunggu mas-mas kasir selesai menyiapkan pesanan kami, aku mengambil dompetku, lalu mengeluarkan 2 lembar uang 50 ribu untuk ku serahkan kepada beby.
"Ini mbak, buat bayar"
Tapi beby hanya mengambil selemar dari 2 lembar uang 50 ribuan yang kusodorkan kearahnya.
"Bayar sendiri-sendiri aja nat"
Karena tidak ingin berdebat, aku memutuskan hanya mengiyakan saja apa kata beby.
Sekarang makanan dan minuman pesanan kami sudah siap semua.
Beby membawa satu nampan yang berisi makanan kami untuk menghampiri meja yang akan kami tempati.
"Nat, tolong bawain minumannya ya"
Tanpa banyak bicara akupun langsung membawa nampan yang berisi 2 gelas soda, lalu mengikuti kemana arah beby berjalan.
Saat aku dan beby sudah berada di dekat meja yang akan kami tempati, entah kenapa tiba-tiba aku kehilangan fokus sehingga aku menjatuhkan 1 gelas soda yang sedang aku bawa di atas nampan.
Sontak hal itu membuatku seketika langsung menajadi pusat perhatian seluruh orang di restoran.
Beby yang menyadarinya langsung mengambil alih nampan yang tinggal bersi 1 gelas soda dari tanganku, sedangkan aku mengambil gelas plastik yang sudah terjatuh dibawah.
Saat aku akan mengambil gelas tersebut, tiba-tiba ada salah satu pegawai restoran yang menghampiriku dan menawarkan bantuan untuk mengambil gelas dan membersihkan sisa tumpahan soda di lantai.
Mas-mas pegawai: "Gakpapa mas, mas duduk aja, biar saya yang bersihin"
Aku: "waduh, makasih ya mas, maaf kalau saya ngerepotin"
Beby: "makasih ya mas"
Mas-mas pegawai: "iya mas, mbak, santai aja, mas sama mbaknya langsung duduk aja"
Aku dan bebypun memutuskan untuk mengikuti instruksi dari mas-mas pegawai untuk kembali ke meja yang kami tempati.
Aku dan beby sekarang duduk dalam posisi berhadapan, saat kami berdua sudah duduk di kursi masing-masing, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami, aku dan beby hanya saling bertatapan dan kami sama-sama mengulum senyum kami masing-masing.
Saat mas-mas pegawai sudah selesai membersihkan sisa tumpahan soda di lantai dan berlalu dari meja yang kami tempati, pundak kami mulai bergetar dan setelah itu....... tawa kami berduapun pecah.
Beby: "wkwkwkwkwkwk, nat... nat, malu-maluin aja kamu"
Aku: "wkwkwkwkwk, sorry mbak, gak tau juga tadi kenapa tiba-tiba bisa jatoh"
Beby: "wkwkwkwkwk, tau gak, tadi semua orang ngeliatin kamu"
Aku: "wkwkwkwkwk, makanya mbak, kok aku sekarang jadi lucu sendiri yaa"
Beby: "wkwkwkwk, muka kamu jelek banget tadi"
Aku: "wkwkwkwkwkwkwk"
Beby merogoh tas selempangnya, sepertinya mau mengambil sesuatu.
"wkwkwkwk, nih nat, lap dulu celana kamu"
Oh iya, aku baru menyadari, celana jeans yang kukenakan malak ini menjadi sedikit basah karena terkena tumpahan soda yang kubawa tadi.
"Wkwkwkwkwk, iya mbak"
Akupun mengambil sapu tangan yang disodorkan oleh beby kepadaku, lalu menyapukan sapu tangan yang baru saja diberikan oleh beby ke bagian celana jeansku yang terkena tumpahan soda sambil tertawa.
Lama-kelamaan tawaku dan beby mulai mereda.
"Udah udah, ayo makan nat"
Beby menginstruksikanku untuk mulai menyantap makananku dengan suara yang sedikit bergetar karena masih ada sisa tawa yang ditahan.
"Haduuuh... iya mbak, ketawa doang dari tadi"
Aku dan bebypun mulai menyuapkan nasi dan ayam kedalam mulut kami, saat suapan pertama masuk kemulut kami, tatapan mataku dan mata beby kembali bertemu.
"Wkwkwkwkwkwkwk"
Dan entah kenapa tiba-tiba tawa kembali keluar dari mulut kami yang saat ini sedang dipenuhi oleh makanan, dan kamipun melanjutkan makan malam kami sambil sesekali tertawa karena mengingat kejadian tadi.
.
.
.
"Nih nat, minum dulu, kamu belum minum kan"
Sekarang aku dan beby sudah selesai menyantap makanan kami.
Beby menyodorkan gelas soda yang sedari tadi dipegangnya kepadaku.
Aku: "hehe, maaf ya mbak, gara-gara aku minumannya jadi tinggal 1"
Beby: "wkwkwk, plis nat, jangan diingetin lagi, aku capek ketawa"
Aku: "wkwk, iya iya, udah mbak"
Setelah mengucapkan kalimat terakhirku, akupun mengambil soda yang disodorkan oleh beby kepadaku, saat aku baru akan meminumnya tiba-tiba handphoneku berbunyi.
Akupun kembali meletakkan soda yang sekarang sedang berada di tanganku keatas meja, lalu mengambil handphoneku yang berada di dalam saku celana.
Sebelum mengangkat telpon yang sedang masuk ke handphoneku, aku menyempatkan untuk melihat nomor yang menelponku saat ini, tapi aku tidak bisa tahu siapa yang menelponku, karena nomor yang menelponku sekarang adalah nomor tidak dikenal.
Tanpa berpikir panjang, aku memutuskan untuk langsung mengangkat telpon yang sekarang masuk ke handphoneku, siapa tahu penting
Aku: "haloo, siapa ya?"
Shani: "ini aku shani nat, sorry ya, baru sempet misscall sekarang"
Deeegggg......
Aku sempat terdiam sejenak ketika baru saja mengetahui bahwa yang sedang berbicara denganku lewat telpon sekarang adalah shani.
Reflek akupun langsung beranjak dari tenoat dudukku sambil memberi kode kepada beby bahwa aku harus pergi sebentar untuk mengangkat telpon.
Beby hanya meresponnya dengan anggukan kecil.
.
.
.
Setelah menganggkat telpon dari shani, akupun kembali mengahmpiri meja yang aku dan beby tempati malam ini.
"Siapa nat?"
Jujur aku agak sedikit bingung menjawab pertanyaan dari beby.
Aku: "oh, itu mbak, temen tadi"
Beby: "siapa?, nabil?, devan?"
Aku: "eh, bukan mbak?"
Beby: "dyo?, mario?"
Aku: "bukan juga mbak"
Beby: "ooh, temen kamu yang kemaren?"
Aku: "bukan juga mbak?"
Beby: "terus siapa dong?"
Aku: "mbak kira temen aku itu-itu aja apa, adalah mbak, mbak gak kenal kok"
Beby: "oohh, kenapa nelfon kamu?"
Aku: "hadeehh!!, kepo banget sih mbak"
Beby: "issh, kan cuma nanya nat"
Aku: "hehe, cuma ngasih tau nomer HPnya yang baru aja mbak tadi"
Beby: "ooohhh, yaudah, nih, minum dulu nat"
Aku: "iya mbaak"
Huuuhhh... untung saja beby tidak melanjutkan pertanyaannya, jadi aku tidak perlu bingung untuk menjawab dan menjelaskan kepada beby siapa itu shani.
Jujur saja, aku merasa agak sedikit takut jika beby akan sedih atau marah jika mengetahui orang yang menelponku barusan adalah seorang perempuan.
Selain itu, aku juga khawatir jika hal ini akan membuat hubunganku dan beby kembali rusak.
Meskipuunn.... disatu sisi, aku juga tidak sanggup jika harus menolak wanita secantik shani.
Emang dia mau ama lu nat?, GR lu anjing, wkwkwkwkwk
Arrgghh, seharusnya aku tidak boleh terlalu percaya diri terlebih dahulu, siapa tau shani hanya ingin berteman denganku.
Toh kami baru bertemu 1 kali, dan aku baru mengenalnya 1 hari yang lalu. Jadii... kenapa aku harus pusing.
Wkwkwkwkwkwkwk.
.
.
.
.
.
.
Sontak lututku langsung dibuat lemas saat shani menahan tanganku ketika aku sedang berjalan untuk menuju pintu keluar.
"K k k kenapa lagi shan?"
Shani tidak menjawab pertanyaanku, dia juga tidak melepaskan tangannya dari lenganku, akupun memutuskan untuk menoleh dan menatap wajahnya shani.
Raut wajah shani yang awalnya menggoda tiba-tiba berubah, dia mulai menarik kedua sudut bibirnya dan melebarkan matanya yang awalnya terlihat sayu.
"Aku boleh minta nomer HP kamu nat?"
Sontak pertanyaan dari shani membuatku yang awalnya sudah berpikir tentang hal yang tidak-tidak, menjadi agak sedikit terkejut.
Aku: "B b buat apa shaan?"
Shani: "aku kan belum punya kontak kamu nat, ya..... supaya abis ini kita bisa ngobrol-ngobrol lagi"
Deeeggg........
Coba kalian pikir, siapa yang tidak gembira ketika ada perempuan secantik shani yang dengan terang-terangan meminta nomor handphone kalian.
"I i iya shan, bentar ya"
Seraya meng-ia-kan permintaan shani, aku meraba-raba kantong celanaku untuk mengambil handphoneku yang ada di dalam saku celana jeansku.
Padahal biasanya aku selalu bisa menyebutkan nomor handphoneku ketika ada orang yang bertanya.
Tapi karena sekarang aku masih sangat gugup, aku jadi tidak ingat sama sekali berapa nomor handphoneku, oleh karena itu aku memutuskan untuk mengambil handphoneku, untuk menunjukan nomor handphoneku kepada shani.
"I i ini shan"
Shanipun mengangkat telpon yang ada di tangan kirinya, lalu mengetikkan nomor handphoneku yang sekarang sedang kutunjukkan kepadanya.
Shani: "Udaahh.. makasih ya nat, kapan-kapan kita ngobrol ngobrol lagi, nanti aku misscall yaahh....."
Aku: "Iya shaan, a a aku pulang dulu ya"
Shani: "hati hati ya naaat, jangan lupa, daaah"
Aku: "hehe, i iya shan, daaahh"
Shani melambaikan tangannya kepadaku saat aku mulai berjalan keluar dari kamar hotelnya.
Aku berlalu dari kamar hotel shani seraya melambaikan tangan untuk membalas lambaian tangan dari shani yang masih memunculkan separuh badannya dari pintu kamar hotel yang masih terbuka.
Huuuhhh....
Jika ditanya bagaimana perasaan ku malam ini.....?
Seneng banget laaaahhhh anjiiiiinggg!!!!, gila ajaa, dimintain nomor HP sama bidadari, sama cewek yang emang bener-bener tipe kita, wkwkwkwkwkwk.
Saking gembiranya, aku berjalan menuju motorku untuk pulang ke rumah sambil tersenyum dan tertawa sendiri, begitu juga saat aku pulang menuju kos dengan motorku.
.
.
.
"Nathaaa, nanti malem jadi makan di luar kan?"
Begitulah kira-kira pesan yang baru saja dikirimkan oleh beby kepadaku.
Aku: "jadi mbak, abis maghrib aku ke rumah ya"
Beby: "iyaaaa, awas aja kalo batal lagi"
Aku: "iya iya mbak"
Beby: "sekarang lagi dimana?"
Aku: "lagi rapat mbak sama anak-anak, sebelum maghrib udah kelar kok ini"
Beby: "okee, lanjutin dulu aja nat rapatnya"
Tanpa membalas pesan terakhir yang dikirimkan oleh beby, aku memutuskan untuk kembali memfokuskan perhatianku pada rapat kali ini.
.
.
.
"Bentar nat, bebynya lagi siap-siap, duduk aja dulu"
Viny mempersilahkanku untuk duduk sambil mengambil tempat untuk duduk di hadapanku.
Tanpa pikir panjang, akupun langsung duduk di sofa untuk menunggu beby yang sedang bersiap-siap.
Saat ini aku baru saja sampai di rumah beby dan viny untuk menepati janjiku kemaren kepada beby.
Viny: "issh, curang banget nih kalian, tinggalin aja aku terus"
Aku: "hehehe, mmmmm, y y ya maaf mbak"
Aku jadi merasa sedikit tidak enak kepada viny setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut viny.
Viny: "wkwkwkwk, becanda nat, yaelah, gak usah merasa gak enak kayak gitu"
Aku: "hehe, yaudah mbak, besok-besok deh kita jalan ber 3"
Viny: "malees!!!, itu mah gak enak diakunya, nontonin orang mesra-mesraan"
Aku: "ya kita gak selalu mesra-mesraan juga kali mbak...."
Viny: "heleeh!!!, udah berapa kali aku mergokin kalian"
Aku: "hehehe"
Aku hanya terkekeh pelan sambil menggaruk kepala belakangku yang sebenarnya tidak gatal.
Memang benar, sudah beberapa kali viny memergoki aku dan beby, baik saat kemaren kami saling berpelukan, dan juga saat aku menginap di rumah mereka malam itu.
Yap, pada saat tragedi ketokan setan malam itu, pagi harinya ternyata viny sempat pulang ke rumah untuk mengambil charger handphonennya yang tertinggal, dan saat itu viny menemukan aku dan beby yang sedang tidur saling berhadapan, ya meskipun kami tidak tidur satu ranjang.
"Nathaa..., ayo berangkat"
Kali ini beby sudah keluar dari kamarnya, lalu berjalan menghampiriku dan viny yang sedang duduk di ruang tamu.
Beby: "eeehhh, viny, aku tinggal dulu ya, hehehe"
Viny: "ih, viny, iki tinggil dili yi, hihihi"
Beby: "issh, ngambekan, sekali-sekali vin"
Viny: "mana ada sekali-sekali beb"
Beby: "hehehe, sorry ya viny sayang, aku tinggal dulu, nanti aku bungkusin deh"
Viny: "itu mah wajib beb, temen macem apa kamu, masa udah aku ditinggal makan sama natha, eh, pulangnya aku gak bawain makanan"
Beby: "iya iyaaa, tenang aja vinnn, aku bawain kok, aku berangkat dulu ya, dah pini...., ayo nat"
Beby mengucapkan kalimat terakhirnya seraya menggandeng tanganku untuk mengikutinya keluar.
.
.
.
Sekarang aku dan beby sudah berada di salah satu restoran cepat saji yang lumayan terkenal dengan logo M nya.
Saat ini aku dan beby sudah berdiri didepan meja kasir untuk memesan makan malam kami.
Beby: "kamu mau mesen yang mana nat?"
Aku: "aku paket a aja mbak"
Beby: "udah, itu aja?"
Aku: "iya deh"
Bebypun berbicara kepada mas-mas kasir untuk menyebutkan makanan apa saja yang kami pesan malam ini.
Tidak lama setelah itu, mas-mas kasir langsung berlalu untuk mengambilkan dan menyiapkan makanan pesanan kami.
Sambil menunggu mas-mas kasir selesai menyiapkan pesanan kami, aku mengambil dompetku, lalu mengeluarkan 2 lembar uang 50 ribu untuk ku serahkan kepada beby.
"Ini mbak, buat bayar"
Tapi beby hanya mengambil selemar dari 2 lembar uang 50 ribuan yang kusodorkan kearahnya.
"Bayar sendiri-sendiri aja nat"
Karena tidak ingin berdebat, aku memutuskan hanya mengiyakan saja apa kata beby.
Sekarang makanan dan minuman pesanan kami sudah siap semua.
Beby membawa satu nampan yang berisi makanan kami untuk menghampiri meja yang akan kami tempati.
"Nat, tolong bawain minumannya ya"
Tanpa banyak bicara akupun langsung membawa nampan yang berisi 2 gelas soda, lalu mengikuti kemana arah beby berjalan.
Saat aku dan beby sudah berada di dekat meja yang akan kami tempati, entah kenapa tiba-tiba aku kehilangan fokus sehingga aku menjatuhkan 1 gelas soda yang sedang aku bawa di atas nampan.
Sontak hal itu membuatku seketika langsung menajadi pusat perhatian seluruh orang di restoran.
Beby yang menyadarinya langsung mengambil alih nampan yang tinggal bersi 1 gelas soda dari tanganku, sedangkan aku mengambil gelas plastik yang sudah terjatuh dibawah.
Saat aku akan mengambil gelas tersebut, tiba-tiba ada salah satu pegawai restoran yang menghampiriku dan menawarkan bantuan untuk mengambil gelas dan membersihkan sisa tumpahan soda di lantai.
Mas-mas pegawai: "Gakpapa mas, mas duduk aja, biar saya yang bersihin"
Aku: "waduh, makasih ya mas, maaf kalau saya ngerepotin"
Beby: "makasih ya mas"
Mas-mas pegawai: "iya mas, mbak, santai aja, mas sama mbaknya langsung duduk aja"
Aku dan bebypun memutuskan untuk mengikuti instruksi dari mas-mas pegawai untuk kembali ke meja yang kami tempati.
Aku dan beby sekarang duduk dalam posisi berhadapan, saat kami berdua sudah duduk di kursi masing-masing, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami, aku dan beby hanya saling bertatapan dan kami sama-sama mengulum senyum kami masing-masing.
Saat mas-mas pegawai sudah selesai membersihkan sisa tumpahan soda di lantai dan berlalu dari meja yang kami tempati, pundak kami mulai bergetar dan setelah itu....... tawa kami berduapun pecah.
Beby: "wkwkwkwkwkwk, nat... nat, malu-maluin aja kamu"
Aku: "wkwkwkwkwk, sorry mbak, gak tau juga tadi kenapa tiba-tiba bisa jatoh"
Beby: "wkwkwkwkwk, tau gak, tadi semua orang ngeliatin kamu"
Aku: "wkwkwkwkwk, makanya mbak, kok aku sekarang jadi lucu sendiri yaa"
Beby: "wkwkwkwk, muka kamu jelek banget tadi"
Aku: "wkwkwkwkwkwkwk"
Beby merogoh tas selempangnya, sepertinya mau mengambil sesuatu.
"wkwkwkwk, nih nat, lap dulu celana kamu"
Oh iya, aku baru menyadari, celana jeans yang kukenakan malak ini menjadi sedikit basah karena terkena tumpahan soda yang kubawa tadi.
"Wkwkwkwkwk, iya mbak"
Akupun mengambil sapu tangan yang disodorkan oleh beby kepadaku, lalu menyapukan sapu tangan yang baru saja diberikan oleh beby ke bagian celana jeansku yang terkena tumpahan soda sambil tertawa.
Lama-kelamaan tawaku dan beby mulai mereda.
"Udah udah, ayo makan nat"
Beby menginstruksikanku untuk mulai menyantap makananku dengan suara yang sedikit bergetar karena masih ada sisa tawa yang ditahan.
"Haduuuh... iya mbak, ketawa doang dari tadi"
Aku dan bebypun mulai menyuapkan nasi dan ayam kedalam mulut kami, saat suapan pertama masuk kemulut kami, tatapan mataku dan mata beby kembali bertemu.
"Wkwkwkwkwkwkwk"
Dan entah kenapa tiba-tiba tawa kembali keluar dari mulut kami yang saat ini sedang dipenuhi oleh makanan, dan kamipun melanjutkan makan malam kami sambil sesekali tertawa karena mengingat kejadian tadi.
.
.
.
"Nih nat, minum dulu, kamu belum minum kan"
Sekarang aku dan beby sudah selesai menyantap makanan kami.
Beby menyodorkan gelas soda yang sedari tadi dipegangnya kepadaku.
Aku: "hehe, maaf ya mbak, gara-gara aku minumannya jadi tinggal 1"
Beby: "wkwkwk, plis nat, jangan diingetin lagi, aku capek ketawa"
Aku: "wkwk, iya iya, udah mbak"
Setelah mengucapkan kalimat terakhirku, akupun mengambil soda yang disodorkan oleh beby kepadaku, saat aku baru akan meminumnya tiba-tiba handphoneku berbunyi.
Akupun kembali meletakkan soda yang sekarang sedang berada di tanganku keatas meja, lalu mengambil handphoneku yang berada di dalam saku celana.
Sebelum mengangkat telpon yang sedang masuk ke handphoneku, aku menyempatkan untuk melihat nomor yang menelponku saat ini, tapi aku tidak bisa tahu siapa yang menelponku, karena nomor yang menelponku sekarang adalah nomor tidak dikenal.
Tanpa berpikir panjang, aku memutuskan untuk langsung mengangkat telpon yang sekarang masuk ke handphoneku, siapa tahu penting
Aku: "haloo, siapa ya?"
Shani: "ini aku shani nat, sorry ya, baru sempet misscall sekarang"
Deeegggg......
Aku sempat terdiam sejenak ketika baru saja mengetahui bahwa yang sedang berbicara denganku lewat telpon sekarang adalah shani.
Reflek akupun langsung beranjak dari tenoat dudukku sambil memberi kode kepada beby bahwa aku harus pergi sebentar untuk mengangkat telpon.
Beby hanya meresponnya dengan anggukan kecil.
.
.
.
Setelah menganggkat telpon dari shani, akupun kembali mengahmpiri meja yang aku dan beby tempati malam ini.
"Siapa nat?"
Jujur aku agak sedikit bingung menjawab pertanyaan dari beby.
Aku: "oh, itu mbak, temen tadi"
Beby: "siapa?, nabil?, devan?"
Aku: "eh, bukan mbak?"
Beby: "dyo?, mario?"
Aku: "bukan juga mbak"
Beby: "ooh, temen kamu yang kemaren?"
Aku: "bukan juga mbak?"
Beby: "terus siapa dong?"
Aku: "mbak kira temen aku itu-itu aja apa, adalah mbak, mbak gak kenal kok"
Beby: "oohh, kenapa nelfon kamu?"
Aku: "hadeehh!!, kepo banget sih mbak"
Beby: "issh, kan cuma nanya nat"
Aku: "hehe, cuma ngasih tau nomer HPnya yang baru aja mbak tadi"
Beby: "ooohhh, yaudah, nih, minum dulu nat"
Aku: "iya mbaak"
Huuuhhh... untung saja beby tidak melanjutkan pertanyaannya, jadi aku tidak perlu bingung untuk menjawab dan menjelaskan kepada beby siapa itu shani.
Jujur saja, aku merasa agak sedikit takut jika beby akan sedih atau marah jika mengetahui orang yang menelponku barusan adalah seorang perempuan.
Selain itu, aku juga khawatir jika hal ini akan membuat hubunganku dan beby kembali rusak.
Meskipuunn.... disatu sisi, aku juga tidak sanggup jika harus menolak wanita secantik shani.
Emang dia mau ama lu nat?, GR lu anjing, wkwkwkwkwk
Arrgghh, seharusnya aku tidak boleh terlalu percaya diri terlebih dahulu, siapa tau shani hanya ingin berteman denganku.
Toh kami baru bertemu 1 kali, dan aku baru mengenalnya 1 hari yang lalu. Jadii... kenapa aku harus pusing.
Wkwkwkwkwkwkwk.
.
.
.
Diubah oleh akmal162 24-04-2020 13:50
Herisyahrian dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Kutip
Balas
