Kaskus

Story

alva610Avatar border
TS
alva610
[NOVEL] - Kinayung
[NOVEL] - Kinayung


Part 1


PROLOG



Sepenggal kisah dalam kehidupan manusia, kini kutulis kembali untuk mengerti arti indahnya sebuah kasih.

Ya, kasih adalah satu unsur dalam hidup. Entah dari mana datangnya kasih, tapi aku yakin saat terlahir di dunia, kasih adalah pertama didapat setiap insan. Kumandang adzan yang terlantun, tatapan yang penuh cinta dan belaian indah adalah unsur kasih.

Tapi bagaimana saat kasih sirna? Bagaimana saat tatapan penuh cinta itu menghilang? Ah,tegar hanyalah sebuah kata yang mudah diucap tetapi sulit diterapkan.

Namaku Kinayung. Aku adalah gadis berusia 14 tahun, yang kini sedang menuntut ilmu di bangku kelas 3 SMP. Aku adalah siswi berprestasi di sekolah favorit. Tetapi sayang, hidupku tak semanis prestasiku.

Hidupku mungkin adalah sebuah takdir. Tapi, bukanlah takdir itu bisa dirubah? Ya! Aku yakin takdir dalam hidupku bisa dirubah. Tergantung bagaimana aku menjalani dan menyikapi hidupku saat ini. Jika berlarut dalam sedih, tentu hidupku pun pasti akan sengsara.

Ah, sengsara itu tak nikmat. Sengsara itu membuatku nelangsa. So, hidup ini indah. Lakukan sesuai aturan. Jika aturan terlalu rumit, ya lupakan saja aturan itu. Asal tak berbuat kriminal, halal kok! Hehehe!

"Kinayung, kenapa lututmu memar?" sambil duduk mendekatiku, Ayunda pun mengagetkan lamunanku.

"Oh, tak apa-apa!"

"Tapi kenapa bisa begitu?" lanjut Ayunda yang kelihatannya ingin sekali jawaban dariku.

Aku tersenyum memandangi muka mungil Ayunda, sambil menghela nafas memikirkan kata apa yang akan kurangkai untuk menjawab. Jujur itu tidak perlu untuk menjaga privasi diri, itu menurutku.

"Biasalah, Ayunda! Aku kan anak gembala, pulang sekolah menggembala kambing. Kalau kambing lepas, ya aku kejar!"

"Oh, jadi kamu jatuh saat mengejar kambing gembalamu yang lepas, gitu?"

"Yup!"

Ayunda pun menghela nafas, sambil menahan tawa. Ya, aku tahu anak remaja seusiaku adalah masa di mana saat mulai mengenal cinta. Gengsi, wangi dan rapi adalah beberapa modal utama. Tapi apalah dayaku jika aku ingin seperti mereka?

"Kinayung, tapi kamu tetep wangi ya! Padahal setiap hari bersama kambing!" canda Ayunda yang tak membuatku berkecil hati.

"Kebersihan itu sebagian dari iman! Hehehe!"

"Bercanda, Kinayung!" ucap Ayunda sambil terus mengajakku mengobrol.

Aku sangat beruntung, mempunyai teman yang tetap menyayangiku walaupun mereka tahu, orang tuaku bukanlah orang berada seperti mereka. Bahkan rumahku pun masih terbuat dari bambu alias gedhek dan lantai terbuat dari batu putih alias tegel. Sungguh, teman-temanku adalah anugerah terindah dari Tuhan untukku.



Bersambung...


Indeks Link : di sini


[NOVEL] - Kinayung
Diubah oleh alva610 28-06-2020 00:28
NadarNadzAvatar border
nona212Avatar border
makolaAvatar border
makola dan 36 lainnya memberi reputasi
37
1.3K
26
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
alva610Avatar border
TS
alva610
#8
Part 8

Usaha Nenek



Semalam, aku tidur nyenyak sehingga tak merasakan sakit dan perihnya luka. Tetapi saat bangun tidur pagi ini, sekujur tubuhku terasa kaku. Aku juga banyak melihat memar pada tangan, kaki dan badanku. Bangun untuk sholat subuh pun aku tak sanggup.

"Ya Allah, ampuni aku. Aku tak sanggup untuk bangun. Aku tak sanggup untuk menjalankan kewajibanku pagi ini. Luka ini sungguh menyiksa. Tapi jika ini takdirku, aku akan merubahnya. Aku tahu, Kau memberi cobaan kepadaku, karena Kau yakin aku pasti bisa melewatinya. Tapi jika ini adalah ganjaranku sebagai seorang pencuri, hukumlah aku dan aku akan menerima itu!" rintihku dalam tangis.

Aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah lagi hari ini. Bukan karena aku malu dengan guru dan teman-temanku. Tetapi karena luka ini yang membuatku tak berdaya. Jika aku mampu untuk bangun dan berjalan ke sekolah, aku pasti akan datang ke sekolah walaupun luka di sekujur tubuhku terlihat. Walaupun mataku bengkak hingga penglihatanku sedikit terganggu. Aku tidak akan malu, justru aku berharap pihak sekolah dan teman-temanku bisa membantuku untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan oleh ayah dan ibuku.

---

"Rinayung, kamu sudah makan? Ayo ke rumah Nenek. Kamu pasti lapar dan lukamu biar nenek obati!" bisik nenekku dari luar bilik kamarku yang terbuat dari gedhek itu.

Nenek bisa mengintipku dari celah gedhek. Namun, aku terlambat mengambil selimut untuk menutupi kaki dan lengan tanganku yang memar dan penuh luka. Aku tak mau nenekku melihat lukaku. Karena itu hanya akan membuat nenekku sedih dan terpukul.

"Rinayung! Ya Allah, kenapa lukamu sampai begitu!" aku kaget, tiba-tiba nenekku teriak histeris.

"Nek, tenanglah! Aku gak apa-apa. Ini cuma kelihatannya memar, tapi aku tak merasa sakit sama sekali. Sudah Nek, tenang ya!" ucapku, supaya nenek tak semakin histeris dan membuat si lelaki calon penghuni neraka itu kembali beringas.

"Nenek tidak terima semua ini! Nenek mau panggil Pak Dio!" lanjut nenekku.

"Nek, Pak Dio pasti sibuk. Jam segini pasti sudah pergi ke kantor. Apalagi Pak Dio itu polisi, pasti banyak urusan," ucapku.

Nampaknya, nenek tak menghiraukan ucapanku dan segera pergi dari rumah reyot milik ayahku. Aku khawatir, jika nenek benar-benar nekat meminta bantuan kepada Pak Dio. Itu artinya, ayahku akan semakin memusuhi nenek. Walaupun sejujurnya aku sangat mengharapkan bantuan orang lain dalam KDRT yang aku alami ini, tapi aku tidak mau berimbas buruk pada nenekku.

---

"Priyo! Priyo! Di mana kamu! Cepat keluar! Jangan jadi pengecut kamu!" kata nenekku dengan suara keras sambil menggedor-gedor pintu.

"Bu, tenang! Biar saya yang memanggil Pak Priyo!"

Aku hafal suara berat dari lelaki itu. Khas sekali, itu suara Pak Dio. Bintara Polisi yang disegani masyarakat. Aku senang, setidaknya kedatangan Pak Dio akan meringankan penderitaanku. Tapi aku berharap, nenekku akan tetap terlindungi dan akan baik-baik saja.

"Berisik pagi-pagi!" balas ayahku dengan suara yang tak kalah keras.

"Aku sudah ceritakan semua kepada Pak Dio. Warga jadi saksi dan luka di tubuh Rinayung adalah bukti! Tolong Pak Dio, urus anak durhaka dan kejam ini! Kalau perlu penjarakan seumur hidup!" ucap nenekku dengan penuh emosi.

Aku tak mendengar lagi suara ayahku. Entahlah, mungkin ayahku segan atau hendak marah juga kepada Pak Dio.

"Bu, biarkan saya bicara sama Pak Priyo! Ibu lihat Rinayung. Jika lukanya terlalu parah, saya akan menyuruh Hendri anak saya mengantar Rinayung ke dokter," kata Pak Dio dengan suara khasnya.

Aku berusaha bangun sebelum nenekku sampai ke kamar. Namun untuk berjalan, aku belum bisa lancar. Kakiku terasa kaku.

"Rinayung! Bagaimana keadaanmu. Ayo ke rumah nenek. Pelan saja jalannya, nenek akan menggandengmu," ucap nenekku dengan panik dan air mata mengalir.

Semakin melihat air mata nenekku, hatiku semakin hancur. Bagaimana bisa, aku tega menghabiskan uang modal warung nenekmu hanya demi ayahku si lelaki calon penghuni neraka itu? Bagaimana bisa aku tega melukai hati nenekku, sedangkan nenekku selalu berusaha membuat yang terbaik untukku?

***



Bersambung...
Diubah oleh alva610 17-07-2020 21:05
juragan.goyang
lina.wh
lina.wh dan juragan.goyang memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.