Washington DC- Presiden AS Donald Trump akan menandatangani peraturan khusus keimigrasian untuk sementara menghentikan imigrasi ke AS, beliau mengatakan Amerika perlu untuk melindungi pekerjaan bagi warga Amerika untuk menstabilkan ekonomi.

The move, mengumumkan di twitter tadi malam bahwa, secara efektif keputusan Trump untuk memberhentikan imigrasi ke AS, akan membuat krisis kesehatan dan ekonomi AS dapat memulihkan keadaan selama pandemi ini."

"Dalam serangan dari musuh yang tak terlihat, seperti yang kita butuhkan bahwa kita butuh untuk melindungi pekerjaan kepada Rakyat Amerika, saya akan menandatangani peraturan khusus yang melarang imigrasi ke AS." Ucap Trump pada hari Senin.

Dia memberikan perincian tentang progam imigrasi yang akan terpengaruh akibat keputusan ini. Gedung Putih tidak segera merincikan apa yang dimaksud oleh Trump.

Ini adalah perkembangan terbaru dalam serangkaian tindakan yang dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus corona yang terjadi di Amerika. Sejauh ini AS menjadi negara nomor 1 dengan kasus positif corona terbanyak di dunia mengalahkan china dengan total 774.000 kasus positif dan 42.000 orang tewas akibat virus tersebut.

Oleh karena itu Trump dengan cepat mengambil kebijakan-kebijakan yang sekiranya diperlukan dan dibutukan oleh AS sekarang ini. Dengan harapan dapat menghentikan laju pertumbuhan kasus corona di negeri Paman Sam tersebut.

Selama pandemi corona, Amerika Serikat telah melakukan langkah-langkah yang diperlukan, Trump berkoordinasi dengan seluruh walikota dan gubernur di seluruh negara bagian untuk menghentikan laju pertumbuhan virus ini. Ekonomi di Amerika Serikat telah runtuh dan terparah sepanjang sejarah mereka, saham wall street terus mengalami penurunan, harga minyak mentah AS jatuh dipasaran dan dunia menuju resesi global yang mengakibatkan hancurnya perekonomian di seluruh negara tanpa terkecuali. Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Inggris, China, Russia dan beberapa negara maju lainnya saat ini mengalami kerugian yang amat besar akibat pandemi ini.

Referensi
https://www.aljazeera.com/news/2020/...023531151.html