Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bundasholihaahAvatar border
TS
bundasholihaah
LUKA
Peluk anak kita, berikan rasa aman, cinta, dan kehangatan. Jangan sampai menyesal telah menyiakan kesempatan mendidik, mencintai, dan membersamai karunia terindah kita


LUKALUKA

Kuraih pundak peri kecilku yang menangis kencang. Amarah yang barusan tadi kuluapkan berubah jadi penyesalan. Melihatnya menangis, membuatku tak kuasa menahan butir bening di pelupuk mata. Kupeluk dia, lalu kami menangis bersama.

Gadis empat tahun itu kini pulas setelah sekitar satu jam kugendong. Tak henti kuucapkan maaf atas kata-kata bentakan yang tadi kulontarkan. Hampir saja tangan ini melayangkan pukulan, jika saja lintasan masa lalu tak mengingatkan bahwa aku pernah berjanji agar anak-anakku tidak akan mengalami luka yang sama sepertiku dulu.

Pecahan mangkuk yang tadinya berisi sayur lodeh kesukaan suamiku masih berceceran di lantai. Entah apa yang dilakukan Zizi tadi. Padahal, baru sejenak aku meninggalkannya untuk menunaikan sholat Asar. Lantai yang sudah wangi kini dibanjiri tumpahan sayur lodeh. Kepalaku sejenak pening memikirkan apa lagi yang bisa kuhidangkan sebagai menu makan malam. Akhirnya, kuketikkan sesuatu di layar persegi panjang yang biasa kugunakan untuk jualan online.

Ya sudah, nanti kita makan di luar saja, sekalian jalan-jalan biar Bunda nggak stres, hehe

Balasan chat dari suamiku membuatku tenang. Segera kuambil lap dan peralatan untuk bersih-bersih.

***

Zizi tampak ceria, selama jalan-jalan tadi dia tak henti berceloteh riang. Tak tampak sedikitpun dendam di matanya atas perlakuan kasarku tadi. Namun, aku yakin ada yang membekas di hatinya.

Kulayangkan kecupan. Wajahnya yang kini tengah tertidur pulas membuatku kembali terisak. Tak seharusnya dia menerima pelampiasan atas dendamku pada seseorang yang dulu sering kupanggil Ibu.

Hampir sepuluh tahun aku tak mengunjunginya. Terakhir aku mencium tangannya ketika dia mengusirku dari rumah hanya karena pulang sekolah diantar teman laki-laki.

"Kamu di sekolah bukannya belajar, malah jadi lon*e!" umpatnya di hadapan temanku waktu itu. Semakin kami berusaha menjelaskan, semakin pedas makiannya. Akhirnya temanku pulang dengan wajah menunduk setelah dipermalukan di depan tetangga.

"Aku ra sudi ngengoni awakmu! Minggato seng adoh!" seru Ibu, tanpa menoleh padaku. Ingin kulihat keraguan di wajahnya. Namun, Ibu justru mengeluarkan baju-bajuku dari dalam lemari dan memasukkannya ke dalam tas kresek besar.

Semenjak itu, aku putus sekolah, lalu mencari penghidupanku sendiri. Kerasnya hidup, membuncahkan dendamku pada ibu. Rangkaian ingatan mengenai Ibu yang sering membentak, memukul, memaki, memerintahkan hal-hal yang berat untuk kukerjakan, semakin memupuk dendam hingga tumbuh subur dari hari ke hari.

"Mungkin sudah saatnya kamu bertemu ibumu. Mungkin dengan saling memaafkan, kamu akan berdamai dengan masa lalu dan tak lagi berlaku kasar pada Zizi." Mas Arif merangkul pundakku dari belakang, seolah bisa mendengar bisik-bisik di hatiku.

Aku mengangguk, mungkin memang sudah saatnya.

***

Wanita itu duduk di kursinya, menatap kosong ke depan.

"Ibu, apa kabar?" Aku bersimpuh meraih tangan keriputnya.

Kurasakan tangan itu bergerak, seperti baru menyadari ada seseorang di sampingnya. Aku mendongak, menatap bola mata yang tertutup selaput putih.

Kedua tangannya meraba wajahku, sementara raut mukanya tampak terkejut. Kulihat pipi tirusnya telah basah oleh air mata.

"Ma-maafkan Ibu, Asih," ucapnya terbata. Aku menghambur ke pelukan wanita yang pernah melahirkanku itu.

Aku menyesal tak pernah mengunjunginya. Semakin dewasa, aku semakin bisa memaklumi perlakuannya padaku. Selama ini, hati wanita itu mungkin terluka karena ditinggalkan seorang pria tak bertanggung jawab di saat sedang kepayahan mengandung janin putrinya. Dan luka itu dilampiaskan padaku, putri satu-satunya yang kemudian pergi atas perintahnya yang sedang dikuasai emosi saat itu.

- happy ending-


Baca juga cerpen ane lainnyaemoticon-2 Jempolemoticon-Jempolemoticon-Kiss
Diubah oleh bundasholihaah 21-04-2020 22:22
Kurohige410
NadarNadz
nona212
nona212 dan 31 lainnya memberi reputasi
32
3.2K
123
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.7KThread43.1KAnggota
Tampilkan semua post
inarosesAvatar border
inaroses
#82
emoticon-Sundul
Awas kejedot.
emoticon-Ngakak
bundasholihaah
bundasholihaah memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.