- Beranda
- Stories from the Heart
Bab 28 : Love After Married (A Little Cupid)
...
TS
cicimasni
Bab 28 : Love After Married (A Little Cupid)
Bab 29 : Love After Married
πΈπΈπΈ
Setelah menyelesaikan semua urusannya di perusahaan, lebih tepatnya memindahkan semua tugasnya pada asisten dan sekretarisnya. Varo memutuskan untuk bulan madu.
Lily dan Varo akhirnya memilih berbulan madu di Lombok, tanpa Arion.
Varo sudah memesan Mentigi Bay Dome Villas untuk mereka tinggali selama seminggu pertama. Tapi sayangnya seseorang menolak untuk tidur dalam satu kamar.
"Aku...ingin kita mulai dari pengenalan karakter lalu berteman....
"Aku bahkan nggak melakukan apapun di malam pertama kita menikah. Aku juga hanya memelukmu di malam kita tidur bersama kemarin. Sekarang malah kamu ingin mulai dari berteman. Cih!!!, What kind of friend is it??. Just friend??, Or friend with benefit??. Its better the last one, atau aku akan benar-benar kecewa dengan bulan madu ini."
"...."Ngomong apa sih!!.
"Aku hanya berusaha menghilangkan kecanggungan. Aku jujur masih canggung ke kamu dan nggak terbiasa dengan skinship. Jadi...mungkin ada baiknya kita memulai segalanya secara normal."
"Emang kita nggak normal??."
"Iya."
"......"
Pembicaraan itu berakhir ketika Lily menutup pintu kamar villanya yang bersebrangan dengan kamar villa pria itu. Varo jelas terlihat tidak senang dengan hal ini.
πΊπΊ
Pasangan itu istirahat di kamar masing-masing hingga senja menjelang.
Lily yang terbangun lebih dulu, akhirnya bisa menikmati keindahan senja. Sementara Varo masih tertidur pulas di kamar.
Pagi tadi sebelum berangkat ke Lombok. Lily meminta salah satu bodyguard Varo untuk menanyakan jadwal kerja pria itu. Dan Lily sedikit terkejut setelah mengetahui bahwa selama 1 bulan kemarin pria itu lembur kerja untuk dapat menghabiskan 2 minggu libur bersamanya. Varo bahkan sering terlihat menguap dan terlalu banyak mengkonsumsi kafein agar ia tetap terjaga selama meeting dengan klien-kliennya.
'Tuan Varo jarang libur, dulu ia terbiasa menghabiskan waktunya di kantor.'
'Ia biasanya hanya tidur 3 jam sehari. Karena ia sendiri yang mendesain perhiasan dan yang akan di pasarkan.'
Karena hal itulah, Lily membiarkan Varo memiliki ruang untuk dirinya sendiri. Ia ingin pria itu mendapatkan istirahat yang cukup selama liburannya.
Lily duduk disana sambil menulis planningnya selama honeymoon.
Hari Pertama : sleeping beauty
Hari kedua : jalan-jalan keliling villa sambil tanya jawab tentang personality.
Hari ketiga : belajar berenang
Hari keempat : jalan-jalan keliling pantai (just holding hand its okay)
Hari kelima : kuliner
Hari keenam :
"Apa lagi ya??."
"Tidur bersama."
"Tidur ber.....apa!!!."
Lily langsung menoleh ke belakangnya dan terkejut mendapati Varo yang berdiri disana. "Kamu...sejak kapan....
"Sejak kamu nulis hari kedua." Jawab Varo santai lalu duduk di samping Lily. "Aku udah lihat semuanya, buat apa di sembunyiin."
"....."
Lily meletakkan kembali catatan itu diatas meja, sementara Varo mengejeknya. "Just holding hand its okay. Emang kita cabe-cabean, kekanak-kanakan banget rencana kamu."
Bodoh amat!!.
"Yang keenam tidur bareng. Kalau enggak, aku nggak akan setuju dengan rencana kamu yang lain. Kita kan honeymoon, bukan sekedar liburan biasa. Kenapa nggak ada yang romantis sama sekali."
Honeymoon macam apa ini.
"Apa romantisnya tidur bareng??." Tanya gadis itu. Kamu cuma ngomongin yang mesum aja.
Varo mencubit lengan Lily pelan. "Kita juga bisa berkenalan ditempat tidur."
Dasar mesum!!.
πΊπΊ
Karena hari pertama di catatan itu adalah sleeping beauty. Setelah makan malam, mereka benar-benar kembali ke kamar masing-masing. Padahal itu baru jam 7 malam.
Lily terkejut mendapati pesan dari Varo, ia heran karena nama yang ia berikan pada pria itu berganti menjadi 'My Husband'
My Husband :
I'm bored
Lily :
Kapan kamu mengganti nama di ponselku??, Bagaimana kamu tau kata sandinya??
My Husband :
Aku memang suamimu, bukan kulkas. Kata sandimu terlalu mudah di tebak, bagaimana bisa kamu membuat tanggal lahir Rion sebagai sandi, aku kan bapaknya, jelas aku tau.
Lily :
π€¬
My Husband :
Mau jalan di pantai malam-malam. Pemandangannya bagus loh.
Lily :
Gelap begitu, dimana bagusnya?. Dan ini malam minggu, terlalu banyak couple bertebaran diluar sana. Aku nggak mau ikutan berbuat mesum berjama'ah.
My Husband :
Kamu itu...nggak romantis sama sekali.
Lily :
Terima kasih pujiannya.
My Husband :
π
Varo melempar ponselnya ke samping tempat tidur. Pria itu menarik nafas dalam berusaha bersabar. Kamar itu bahkan terlalu luas untuk dirinya sendiri.
Tau begini, aku bawa saja laptopku. Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma. Padahal setelah ini aku bakal kerja rodi lagi.
Berniat mengambil tablet di dalam tasnya. Langkah Varo terhenti ketika mendengar notifikasi pesan di ponselnya.
Lily :
Aku mau beli cemilan. Mau ikut??
Seketika senyum di wajah pria itu langsung mengembang.
Lily tak bisa menahan senyumnya ketika melihat Varo yang keluar dari kamar dengan semangat.
Yang pasti mereka nggak jadi beli cemilan. Keduanya hanya berjalan seputaran villa sambil mengobrol.
"Di sini....terlalu sepi." Lily berkata setelah mereka berjalan cukup jauh dari villa mereka. "Rasanya damai tapi juga sedikit menakutkan."
"Kamu nggak suka??."
"....nggak tau. Aku biasanya nggak cepat bosan sama suasana kayak gini. Tapi...nggak tau kenapa di kamar sebesar itu sendirian, terlalu menakutkan."
Varo menyunggingkan senyum. "Aku nggak keberatan mampir, atau kamu yang mampir ke kamarku."
"......."
"Kakak ku...dulu honeymoon disini. Mereka memesan kamar villa yang sama dengan yang kamu tempati, sedangkan aku tidur sendirian di kamar yang aku tempati sekarang."
Varo melirik kearah tangan Lily lalu tanpa sadar meraih dan menggenggamnya. "Aku berjanji pada diriku sendiri. Nanti aku nggak akan tidur di kamar itu sendirian lagi. Tapi seseorang mengacaukan rencana yang udah lama ku buat itu."
Lily tersenyum dan mengabaikan tatapan kesal Varo. "Sepertinya...kamu selalu mengikuti kemanapun kakakmu pergi."
Varo menghela nafas dalam. Karena ia tak punya banyak teman, dan karena baginya kakaknya adalah yang paling penting dihidupnya, jadi ketika kakak perempuannya itu ingin liburan atau mengajaknya liburan, ia akan selalu menyetujuinya tanpa mengatakan apapun. Meski pada akhirnya ia menyadari jadi obat nyamuk diantara kakak dan pasangannya.
"Aku harap dia ada disini dan aku bisa membalas perkataannya yang dulu ia tujukan padaku. 'Sekarang aku nggak sendirian lagi, lihat!, Aku menggandeng tangan orang yang aku cintai selain kakak. Aku nggak akan cemburu sama kakak lagi'." Varo mengatakan hal itu sambil menatap langit malam.
Lily bisa merasakan kesedihan pria di sampingnya itu. Jadi ia balik menggenggam tangan Varo erat. "Aku yakin...dia pasti sangat senang disana."
"Iya." Varo kembali menghela nafas dalam. "Boleh peluk nggak??."
"...." Pak!!, Otak mu itu loh, tolong di kondisikan.
"Nggak boleh mesum di depan publik."
"Cuman peluk doang. Nggak ada yang lihat juga."
"Nggak boleh!!. Ayo balik ke kamar!!."
"...."Cih!!, mengecewakan.
πΈπΈπΈ
Bab selanjutnya :
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...b5ca169a52849f
πΈπΈπΈ
Setelah menyelesaikan semua urusannya di perusahaan, lebih tepatnya memindahkan semua tugasnya pada asisten dan sekretarisnya. Varo memutuskan untuk bulan madu.
Lily dan Varo akhirnya memilih berbulan madu di Lombok, tanpa Arion.
Varo sudah memesan Mentigi Bay Dome Villas untuk mereka tinggali selama seminggu pertama. Tapi sayangnya seseorang menolak untuk tidur dalam satu kamar.
"Aku...ingin kita mulai dari pengenalan karakter lalu berteman....
"Aku bahkan nggak melakukan apapun di malam pertama kita menikah. Aku juga hanya memelukmu di malam kita tidur bersama kemarin. Sekarang malah kamu ingin mulai dari berteman. Cih!!!, What kind of friend is it??. Just friend??, Or friend with benefit??. Its better the last one, atau aku akan benar-benar kecewa dengan bulan madu ini."
"...."Ngomong apa sih!!.
"Aku hanya berusaha menghilangkan kecanggungan. Aku jujur masih canggung ke kamu dan nggak terbiasa dengan skinship. Jadi...mungkin ada baiknya kita memulai segalanya secara normal."
"Emang kita nggak normal??."
"Iya."
"......"
Pembicaraan itu berakhir ketika Lily menutup pintu kamar villanya yang bersebrangan dengan kamar villa pria itu. Varo jelas terlihat tidak senang dengan hal ini.
πΊπΊ
Pasangan itu istirahat di kamar masing-masing hingga senja menjelang.
Lily yang terbangun lebih dulu, akhirnya bisa menikmati keindahan senja. Sementara Varo masih tertidur pulas di kamar.
Pagi tadi sebelum berangkat ke Lombok. Lily meminta salah satu bodyguard Varo untuk menanyakan jadwal kerja pria itu. Dan Lily sedikit terkejut setelah mengetahui bahwa selama 1 bulan kemarin pria itu lembur kerja untuk dapat menghabiskan 2 minggu libur bersamanya. Varo bahkan sering terlihat menguap dan terlalu banyak mengkonsumsi kafein agar ia tetap terjaga selama meeting dengan klien-kliennya.
'Tuan Varo jarang libur, dulu ia terbiasa menghabiskan waktunya di kantor.'
'Ia biasanya hanya tidur 3 jam sehari. Karena ia sendiri yang mendesain perhiasan dan yang akan di pasarkan.'
Karena hal itulah, Lily membiarkan Varo memiliki ruang untuk dirinya sendiri. Ia ingin pria itu mendapatkan istirahat yang cukup selama liburannya.
Lily duduk disana sambil menulis planningnya selama honeymoon.
Hari Pertama : sleeping beauty
Hari kedua : jalan-jalan keliling villa sambil tanya jawab tentang personality.
Hari ketiga : belajar berenang
Hari keempat : jalan-jalan keliling pantai (just holding hand its okay)
Hari kelima : kuliner
Hari keenam :
"Apa lagi ya??."
"Tidur bersama."
"Tidur ber.....apa!!!."
Lily langsung menoleh ke belakangnya dan terkejut mendapati Varo yang berdiri disana. "Kamu...sejak kapan....
"Sejak kamu nulis hari kedua." Jawab Varo santai lalu duduk di samping Lily. "Aku udah lihat semuanya, buat apa di sembunyiin."
"....."
Lily meletakkan kembali catatan itu diatas meja, sementara Varo mengejeknya. "Just holding hand its okay. Emang kita cabe-cabean, kekanak-kanakan banget rencana kamu."
Bodoh amat!!.
"Yang keenam tidur bareng. Kalau enggak, aku nggak akan setuju dengan rencana kamu yang lain. Kita kan honeymoon, bukan sekedar liburan biasa. Kenapa nggak ada yang romantis sama sekali."
Honeymoon macam apa ini.
"Apa romantisnya tidur bareng??." Tanya gadis itu. Kamu cuma ngomongin yang mesum aja.
Varo mencubit lengan Lily pelan. "Kita juga bisa berkenalan ditempat tidur."
Dasar mesum!!.
πΊπΊ
Karena hari pertama di catatan itu adalah sleeping beauty. Setelah makan malam, mereka benar-benar kembali ke kamar masing-masing. Padahal itu baru jam 7 malam.
Lily terkejut mendapati pesan dari Varo, ia heran karena nama yang ia berikan pada pria itu berganti menjadi 'My Husband'
My Husband :
I'm bored
Lily :
Kapan kamu mengganti nama di ponselku??, Bagaimana kamu tau kata sandinya??
My Husband :
Aku memang suamimu, bukan kulkas. Kata sandimu terlalu mudah di tebak, bagaimana bisa kamu membuat tanggal lahir Rion sebagai sandi, aku kan bapaknya, jelas aku tau.
Lily :
π€¬
My Husband :
Mau jalan di pantai malam-malam. Pemandangannya bagus loh.
Lily :
Gelap begitu, dimana bagusnya?. Dan ini malam minggu, terlalu banyak couple bertebaran diluar sana. Aku nggak mau ikutan berbuat mesum berjama'ah.
My Husband :
Kamu itu...nggak romantis sama sekali.
Lily :
Terima kasih pujiannya.
My Husband :
π
Varo melempar ponselnya ke samping tempat tidur. Pria itu menarik nafas dalam berusaha bersabar. Kamar itu bahkan terlalu luas untuk dirinya sendiri.
Tau begini, aku bawa saja laptopku. Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma. Padahal setelah ini aku bakal kerja rodi lagi.
Berniat mengambil tablet di dalam tasnya. Langkah Varo terhenti ketika mendengar notifikasi pesan di ponselnya.
Lily :
Aku mau beli cemilan. Mau ikut??
Seketika senyum di wajah pria itu langsung mengembang.
Lily tak bisa menahan senyumnya ketika melihat Varo yang keluar dari kamar dengan semangat.
Yang pasti mereka nggak jadi beli cemilan. Keduanya hanya berjalan seputaran villa sambil mengobrol.
"Di sini....terlalu sepi." Lily berkata setelah mereka berjalan cukup jauh dari villa mereka. "Rasanya damai tapi juga sedikit menakutkan."
"Kamu nggak suka??."
"....nggak tau. Aku biasanya nggak cepat bosan sama suasana kayak gini. Tapi...nggak tau kenapa di kamar sebesar itu sendirian, terlalu menakutkan."
Varo menyunggingkan senyum. "Aku nggak keberatan mampir, atau kamu yang mampir ke kamarku."
"......."
"Kakak ku...dulu honeymoon disini. Mereka memesan kamar villa yang sama dengan yang kamu tempati, sedangkan aku tidur sendirian di kamar yang aku tempati sekarang."
Varo melirik kearah tangan Lily lalu tanpa sadar meraih dan menggenggamnya. "Aku berjanji pada diriku sendiri. Nanti aku nggak akan tidur di kamar itu sendirian lagi. Tapi seseorang mengacaukan rencana yang udah lama ku buat itu."
Lily tersenyum dan mengabaikan tatapan kesal Varo. "Sepertinya...kamu selalu mengikuti kemanapun kakakmu pergi."
Varo menghela nafas dalam. Karena ia tak punya banyak teman, dan karena baginya kakaknya adalah yang paling penting dihidupnya, jadi ketika kakak perempuannya itu ingin liburan atau mengajaknya liburan, ia akan selalu menyetujuinya tanpa mengatakan apapun. Meski pada akhirnya ia menyadari jadi obat nyamuk diantara kakak dan pasangannya.
"Aku harap dia ada disini dan aku bisa membalas perkataannya yang dulu ia tujukan padaku. 'Sekarang aku nggak sendirian lagi, lihat!, Aku menggandeng tangan orang yang aku cintai selain kakak. Aku nggak akan cemburu sama kakak lagi'." Varo mengatakan hal itu sambil menatap langit malam.
Lily bisa merasakan kesedihan pria di sampingnya itu. Jadi ia balik menggenggam tangan Varo erat. "Aku yakin...dia pasti sangat senang disana."
"Iya." Varo kembali menghela nafas dalam. "Boleh peluk nggak??."
"...." Pak!!, Otak mu itu loh, tolong di kondisikan.
"Nggak boleh mesum di depan publik."
"Cuman peluk doang. Nggak ada yang lihat juga."
"Nggak boleh!!. Ayo balik ke kamar!!."
"...."Cih!!, mengecewakan.
πΈπΈπΈ
Bab selanjutnya :
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...b5ca169a52849f
Diubah oleh cicimasni 21-04-2020 21:18
exoluris dan 18 lainnya memberi reputasi
19
2.1K
1
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThreadβ’52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
cicimasni
#1
Bab 29 : Love After Married (A Little Cupid)
Bab 29 : Love After Married
πΈπΈπΈ
Setelah menyelesaikan semua urusannya di perusahaan, lebih tepatnya memindahkan semua tugasnya pada asisten dan sekretarisnya. Varo memutuskan untuk bulan madu.
Lily dan Varo akhirnya memilih berbulan madu di Lombok, tanpa Arion.
Varo sudah memesan Mentigi Bay Dome Villas untuk mereka tinggali selama seminggu pertama. Tapi sayangnya seseorang menolak untuk tidur dalam satu kamar.
"Aku...ingin kita mulai dari pengenalan karakter lalu berteman....
"Aku bahkan nggak melakukan apapun di malam pertama kita menikah. Aku juga hanya memelukmu di malam kita tidur bersama kemarin. Sekarang malah kamu ingin mulai dari berteman. Cih!!!, What kind of friend is it??. Just friend??, Or friend with benefit??. Its better the last one, atau aku akan benar-benar kecewa dengan bulan madu ini."
"...."Ngomong apa sih!!.
"Aku hanya berusaha menghilangkan kecanggungan. Aku jujur masih canggung ke kamu dan nggak terbiasa dengan skinship. Jadi...mungkin ada baiknya kita memulai segalanya secara normal."
"Emang kita nggak normal??."
"Iya."
"......"
Pembicaraan itu berakhir ketika Lily menutup pintu kamar villanya yang bersebrangan dengan kamar villa pria itu. Varo jelas terlihat tidak senang dengan hal ini.
πΊπΊ
Pasangan itu istirahat di kamar masing-masing hingga senja menjelang.
Lily yang terbangun lebih dulu, akhirnya bisa menikmati keindahan senja. Sementara Varo masih tertidur pulas di kamar.
Pagi tadi sebelum berangkat ke Lombok. Lily meminta salah satu bodyguard Varo untuk menanyakan jadwal kerja pria itu. Dan Lily sedikit terkejut setelah mengetahui bahwa selama 1 bulan kemarin pria itu lembur kerja untuk dapat menghabiskan 2 minggu libur bersamanya. Varo bahkan sering terlihat menguap dan terlalu banyak mengkonsumsi kafein agar ia tetap terjaga selama meeting dengan klien-kliennya.
'Tuan Varo jarang libur, dulu ia terbiasa menghabiskan waktunya di kantor.'
'Ia biasanya hanya tidur 3 jam sehari. Karena ia sendiri yang mendesain perhiasan dan yang akan di pasarkan.'
Karena hal itulah, Lily membiarkan Varo memiliki ruang untuk dirinya sendiri. Ia ingin pria itu mendapatkan istirahat yang cukup selama liburannya.
Lily duduk disana sambil menulis planningnya selama honeymoon.
Hari Pertama : sleeping beauty
Hari kedua : jalan-jalan keliling villa sambil tanya jawab tentang personality.
Hari ketiga : belajar berenang
Hari keempat : jalan-jalan keliling pantai (just holding hand its okay)
Hari kelima : kuliner
Hari keenam :
"Apa lagi ya??."
"Tidur bersama."
"Tidur ber.....apa!!!."
Lily langsung menoleh ke belakangnya dan terkejut mendapati Varo yang berdiri disana. "Kamu...sejak kapan....
"Sejak kamu nulis hari kedua." Jawab Varo santai lalu duduk di samping Lily. "Aku udah lihat semuanya, buat apa di sembunyiin."
"....."
Lily meletakkan kembali catatan itu diatas meja, sementara Varo mengejeknya. "Just holding hand its okay. Emang kita cabe-cabean, kekanak-kanakan banget rencana kamu."
Bodoh amat!!.
"Yang keenam tidur bareng. Kalau enggak, aku nggak akan setuju dengan rencana kamu yang lain. Kita kan honeymoon, bukan sekedar liburan biasa. Kenapa nggak ada yang romantis sama sekali."
Honeymoon macam apa ini.
"Apa romantisnya tidur bareng??." Tanya gadis itu. Kamu cuma ngomongin yang mesum aja.
Varo mencubit lengan Lily pelan. "Kita juga bisa berkenalan ditempat tidur."
Dasar mesum!!.
πΊπΊ
Karena hari pertama di catatan itu adalah sleeping beauty. Setelah makan malam, mereka benar-benar kembali ke kamar masing-masing. Padahal itu baru jam 7 malam.
Lily terkejut mendapati pesan dari Varo, ia heran karena nama yang ia berikan pada pria itu berganti menjadi 'My Husband'
My Husband :
I'm bored
Lily :
Kapan kamu mengganti nama di ponselku??, Bagaimana kamu tau kata sandinya??
My Husband :
Aku memang suamimu, bukan kulkas. Kata sandimu terlalu mudah di tebak, bagaimana bisa kamu membuat tanggal lahir Rion sebagai sandi, aku kan bapaknya, jelas aku tau.
Lily :
π€¬
My Husband :
Mau jalan di pantai malam-malam. Pemandangannya bagus loh.
Lily :
Gelap begitu, dimana bagusnya?. Dan ini malam minggu, terlalu banyak couple bertebaran diluar sana. Aku nggak mau ikutan berbuat mesum berjama'ah.
My Husband :
Kamu itu...nggak romantis sama sekali.
Lily :
Terima kasih pujiannya.
My Husband :
π
Varo melempar ponselnya ke samping tempat tidur. Pria itu menarik nafas dalam berusaha bersabar. Kamar itu bahkan terlalu luas untuk dirinya sendiri.
Tau begini, aku bawa saja laptopku. Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma. Padahal setelah ini aku bakal kerja rodi lagi.
Berniat mengambil tablet di dalam tasnya. Langkah Varo terhenti ketika mendengar notifikasi pesan di ponselnya.
Lily :
Aku mau beli cemilan. Mau ikut??
Seketika senyum di wajah pria itu langsung mengembang.
Lily tak bisa menahan senyumnya ketika melihat Varo yang keluar dari kamar dengan semangat.
Yang pasti mereka nggak jadi beli cemilan. Keduanya hanya berjalan seputaran villa sambil mengobrol.
"Di sini....terlalu sepi." Lily berkata setelah mereka berjalan cukup jauh dari villa mereka. "Rasanya damai tapi juga sedikit menakutkan."
"Kamu nggak suka??."
"....nggak tau. Aku biasanya nggak cepat bosan sama suasana kayak gini. Tapi...nggak tau kenapa di kamar sebesar itu sendirian, terlalu menakutkan."
Varo menyunggingkan senyum. "Aku nggak keberatan mampir, atau kamu yang mampir ke kamarku."
"......."
"Kakak ku...dulu honeymoon disini. Mereka memesan kamar villa yang sama dengan yang kamu tempati, sedangkan aku tidur sendirian di kamar yang aku tempati sekarang."
Varo melirik kearah tangan Lily lalu tanpa sadar meraih dan menggenggamnya. "Aku berjanji pada diriku sendiri. Nanti aku nggak akan tidur di kamar itu sendirian lagi. Tapi seseorang mengacaukan rencana yang udah lama ku buat itu."
Lily tersenyum dan mengabaikan tatapan kesal Varo. "Sepertinya...kamu selalu mengikuti kemanapun kakakmu pergi."
Varo menghela nafas dalam. Karena ia tak punya banyak teman, dan karena baginya kakaknya adalah yang paling penting dihidupnya, jadi ketika kakak perempuannya itu ingin liburan atau mengajaknya liburan, ia akan selalu menyetujuinya tanpa mengatakan apapun. Meski pada akhirnya ia menyadari jadi obat nyamuk diantara kakak dan pasangannya.
"Aku harap dia ada disini dan aku bisa membalas perkataannya yang dulu ia tujukan padaku. 'Sekarang aku nggak sendirian lagi, lihat!, Aku menggandeng tangan orang yang aku cintai selain kakak. Aku nggak akan cemburu sama kakak lagi'." Varo mengatakan hal itu sambil menatap langit malam.
Lily bisa merasakan kesedihan pria di sampingnya itu. Jadi ia balik menggenggam tangan Varo erat. "Aku yakin...dia pasti sangat senang disana."
"Iya." Varo kembali menghela nafas dalam. "Boleh peluk nggak??."
"...." Pak!!, Otak mu itu loh, tolong di kondisikan.
"Nggak boleh mesum di depan publik."
"Cuman peluk doang. Nggak ada yang lihat juga."
"Nggak boleh!!. Ayo balik ke kamar!!."
"...."Cih!!, mengecewakan.
πΈπΈπΈ
Bab selanjutnya :
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...b5ca169a52849f
πΈπΈπΈ
Setelah menyelesaikan semua urusannya di perusahaan, lebih tepatnya memindahkan semua tugasnya pada asisten dan sekretarisnya. Varo memutuskan untuk bulan madu.
Lily dan Varo akhirnya memilih berbulan madu di Lombok, tanpa Arion.
Varo sudah memesan Mentigi Bay Dome Villas untuk mereka tinggali selama seminggu pertama. Tapi sayangnya seseorang menolak untuk tidur dalam satu kamar.
"Aku...ingin kita mulai dari pengenalan karakter lalu berteman....
"Aku bahkan nggak melakukan apapun di malam pertama kita menikah. Aku juga hanya memelukmu di malam kita tidur bersama kemarin. Sekarang malah kamu ingin mulai dari berteman. Cih!!!, What kind of friend is it??. Just friend??, Or friend with benefit??. Its better the last one, atau aku akan benar-benar kecewa dengan bulan madu ini."
"...."Ngomong apa sih!!.
"Aku hanya berusaha menghilangkan kecanggungan. Aku jujur masih canggung ke kamu dan nggak terbiasa dengan skinship. Jadi...mungkin ada baiknya kita memulai segalanya secara normal."
"Emang kita nggak normal??."
"Iya."
"......"
Pembicaraan itu berakhir ketika Lily menutup pintu kamar villanya yang bersebrangan dengan kamar villa pria itu. Varo jelas terlihat tidak senang dengan hal ini.
πΊπΊ
Pasangan itu istirahat di kamar masing-masing hingga senja menjelang.
Lily yang terbangun lebih dulu, akhirnya bisa menikmati keindahan senja. Sementara Varo masih tertidur pulas di kamar.
Pagi tadi sebelum berangkat ke Lombok. Lily meminta salah satu bodyguard Varo untuk menanyakan jadwal kerja pria itu. Dan Lily sedikit terkejut setelah mengetahui bahwa selama 1 bulan kemarin pria itu lembur kerja untuk dapat menghabiskan 2 minggu libur bersamanya. Varo bahkan sering terlihat menguap dan terlalu banyak mengkonsumsi kafein agar ia tetap terjaga selama meeting dengan klien-kliennya.
'Tuan Varo jarang libur, dulu ia terbiasa menghabiskan waktunya di kantor.'
'Ia biasanya hanya tidur 3 jam sehari. Karena ia sendiri yang mendesain perhiasan dan yang akan di pasarkan.'
Karena hal itulah, Lily membiarkan Varo memiliki ruang untuk dirinya sendiri. Ia ingin pria itu mendapatkan istirahat yang cukup selama liburannya.
Lily duduk disana sambil menulis planningnya selama honeymoon.
Hari Pertama : sleeping beauty
Hari kedua : jalan-jalan keliling villa sambil tanya jawab tentang personality.
Hari ketiga : belajar berenang
Hari keempat : jalan-jalan keliling pantai (just holding hand its okay)
Hari kelima : kuliner
Hari keenam :
"Apa lagi ya??."
"Tidur bersama."
"Tidur ber.....apa!!!."
Lily langsung menoleh ke belakangnya dan terkejut mendapati Varo yang berdiri disana. "Kamu...sejak kapan....
"Sejak kamu nulis hari kedua." Jawab Varo santai lalu duduk di samping Lily. "Aku udah lihat semuanya, buat apa di sembunyiin."
"....."
Lily meletakkan kembali catatan itu diatas meja, sementara Varo mengejeknya. "Just holding hand its okay. Emang kita cabe-cabean, kekanak-kanakan banget rencana kamu."
Bodoh amat!!.
"Yang keenam tidur bareng. Kalau enggak, aku nggak akan setuju dengan rencana kamu yang lain. Kita kan honeymoon, bukan sekedar liburan biasa. Kenapa nggak ada yang romantis sama sekali."
Honeymoon macam apa ini.
"Apa romantisnya tidur bareng??." Tanya gadis itu. Kamu cuma ngomongin yang mesum aja.
Varo mencubit lengan Lily pelan. "Kita juga bisa berkenalan ditempat tidur."
Dasar mesum!!.
πΊπΊ
Karena hari pertama di catatan itu adalah sleeping beauty. Setelah makan malam, mereka benar-benar kembali ke kamar masing-masing. Padahal itu baru jam 7 malam.
Lily terkejut mendapati pesan dari Varo, ia heran karena nama yang ia berikan pada pria itu berganti menjadi 'My Husband'
My Husband :
I'm bored
Lily :
Kapan kamu mengganti nama di ponselku??, Bagaimana kamu tau kata sandinya??
My Husband :
Aku memang suamimu, bukan kulkas. Kata sandimu terlalu mudah di tebak, bagaimana bisa kamu membuat tanggal lahir Rion sebagai sandi, aku kan bapaknya, jelas aku tau.
Lily :
π€¬
My Husband :
Mau jalan di pantai malam-malam. Pemandangannya bagus loh.
Lily :
Gelap begitu, dimana bagusnya?. Dan ini malam minggu, terlalu banyak couple bertebaran diluar sana. Aku nggak mau ikutan berbuat mesum berjama'ah.
My Husband :
Kamu itu...nggak romantis sama sekali.
Lily :
Terima kasih pujiannya.
My Husband :
π
Varo melempar ponselnya ke samping tempat tidur. Pria itu menarik nafas dalam berusaha bersabar. Kamar itu bahkan terlalu luas untuk dirinya sendiri.
Tau begini, aku bawa saja laptopku. Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma. Padahal setelah ini aku bakal kerja rodi lagi.
Berniat mengambil tablet di dalam tasnya. Langkah Varo terhenti ketika mendengar notifikasi pesan di ponselnya.
Lily :
Aku mau beli cemilan. Mau ikut??
Seketika senyum di wajah pria itu langsung mengembang.
Lily tak bisa menahan senyumnya ketika melihat Varo yang keluar dari kamar dengan semangat.
Yang pasti mereka nggak jadi beli cemilan. Keduanya hanya berjalan seputaran villa sambil mengobrol.
"Di sini....terlalu sepi." Lily berkata setelah mereka berjalan cukup jauh dari villa mereka. "Rasanya damai tapi juga sedikit menakutkan."
"Kamu nggak suka??."
"....nggak tau. Aku biasanya nggak cepat bosan sama suasana kayak gini. Tapi...nggak tau kenapa di kamar sebesar itu sendirian, terlalu menakutkan."
Varo menyunggingkan senyum. "Aku nggak keberatan mampir, atau kamu yang mampir ke kamarku."
"......."
"Kakak ku...dulu honeymoon disini. Mereka memesan kamar villa yang sama dengan yang kamu tempati, sedangkan aku tidur sendirian di kamar yang aku tempati sekarang."
Varo melirik kearah tangan Lily lalu tanpa sadar meraih dan menggenggamnya. "Aku berjanji pada diriku sendiri. Nanti aku nggak akan tidur di kamar itu sendirian lagi. Tapi seseorang mengacaukan rencana yang udah lama ku buat itu."
Lily tersenyum dan mengabaikan tatapan kesal Varo. "Sepertinya...kamu selalu mengikuti kemanapun kakakmu pergi."
Varo menghela nafas dalam. Karena ia tak punya banyak teman, dan karena baginya kakaknya adalah yang paling penting dihidupnya, jadi ketika kakak perempuannya itu ingin liburan atau mengajaknya liburan, ia akan selalu menyetujuinya tanpa mengatakan apapun. Meski pada akhirnya ia menyadari jadi obat nyamuk diantara kakak dan pasangannya.
"Aku harap dia ada disini dan aku bisa membalas perkataannya yang dulu ia tujukan padaku. 'Sekarang aku nggak sendirian lagi, lihat!, Aku menggandeng tangan orang yang aku cintai selain kakak. Aku nggak akan cemburu sama kakak lagi'." Varo mengatakan hal itu sambil menatap langit malam.
Lily bisa merasakan kesedihan pria di sampingnya itu. Jadi ia balik menggenggam tangan Varo erat. "Aku yakin...dia pasti sangat senang disana."
"Iya." Varo kembali menghela nafas dalam. "Boleh peluk nggak??."
"...." Pak!!, Otak mu itu loh, tolong di kondisikan.
"Nggak boleh mesum di depan publik."
"Cuman peluk doang. Nggak ada yang lihat juga."
"Nggak boleh!!. Ayo balik ke kamar!!."
"...."Cih!!, mengecewakan.
πΈπΈπΈ
Bab selanjutnya :
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...b5ca169a52849f
Diubah oleh cicimasni 21-04-2020 21:18
0