- Beranda
- Stories from the Heart
Firasat (19+)
...
TS
melodivsmemori
Firasat (19+)
Quote:
--------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------
Rendi
Adalah seorang pria berkepribadian introvert yang menyadari akan kemampuannya untuk merasakan sensasi kompleks tentang apa yang akan terjadi di dalam prediksinya, Rendi mampu merasakan intuisi berulang kali sehingga menjadi misteri bagi dirinya sendiri maupun kekasihnya. Dengan setting waktu awal 1997 sampai dengan 2004 & 2005 dimana Rendi akan mengawali kisah cinta beserta konfliknya yang memberi kesan tak terlupakan baginya.
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------
Rendi
Adalah seorang pria berkepribadian introvert yang menyadari akan kemampuannya untuk merasakan sensasi kompleks tentang apa yang akan terjadi di dalam prediksinya, Rendi mampu merasakan intuisi berulang kali sehingga menjadi misteri bagi dirinya sendiri maupun kekasihnya. Dengan setting waktu awal 1997 sampai dengan 2004 & 2005 dimana Rendi akan mengawali kisah cinta beserta konfliknya yang memberi kesan tak terlupakan baginya.
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------
Quote:
DAFTAR ISI
Spoiler for SEASON 1:
#1.1 - Pendatang
#1.2 - MOS SMA
#1.3 - Masa inkubasi virus Dinda
#1.4 - Surabaya here i am
#1.5 - Firasat pertama
#1.6 - Merdeka sementara
#1.7 - Meet up
#1.8 - Kabar miring
#1.9 - Cemburu buta membuahkan hasil.
#1.2 - MOS SMA
#1.3 - Masa inkubasi virus Dinda
#1.4 - Surabaya here i am
#1.5 - Firasat pertama
#1.6 - Merdeka sementara
#1.7 - Meet up
#1.8 - Kabar miring
#1.9 - Cemburu buta membuahkan hasil.
Spoiler for SEASON 2:
#2.1 - Tahun kedua
#2.2 - Pindah haluan
#2.3 - No Women No Cry
#2.4 - Firasat kedua
#2.5 - Tawangmangu in love
#2.6 - Penelusuran
#2.7 - Transaksional
#2.8 - Penyerahan ijasah sma
#2.9 - Sedikit ungkapan hati (not ending yet)
#2.2 - Pindah haluan
#2.3 - No Women No Cry
#2.4 - Firasat kedua
#2.5 - Tawangmangu in love
#2.6 - Penelusuran
#2.7 - Transaksional
#2.8 - Penyerahan ijasah sma
#2.9 - Sedikit ungkapan hati (not ending yet)
Spoiler for SEASON 3:
#3.1 - Tahun ketiga
#3.2 - Move on
#3.3 - Menggapai khayalan
#3.4 - Rendezvous
#3.5 - Shortcut
#3.6 - Malam yang syahdu
#3.7 - Kiss for a good bye
#3.8 - Officially shocked
#3.2 - Move on
#3.3 - Menggapai khayalan
#3.4 - Rendezvous
#3.5 - Shortcut
#3.6 - Malam yang syahdu
#3.7 - Kiss for a good bye
#3.8 - Officially shocked
Spoiler for SEASON 4:
Spoiler for FINAL SEASON:
Diubah oleh melodivsmemori 05-04-2021 19:12
lombokjowo dan 228 lainnya memberi reputasi
229
24.5K
Kutip
150
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
melodivsmemori
#3
Spoiler for Bagian tiga:
#1.3 Masa inkubasi virus Dinda
Demam tinggi, nafas terengah-engah, persendian mulai terasa malas beraktifitas, kepala pusing akibat terpapar virus Dinda. 'Hahaa lebay'
Seminggu berlalu tanpa bertemu kembali olehnya entah karena beda ruangan antara siswa dan siswi yang jauh antar gedungnya tapi baru senin besok jam 09.00 nanti jadwalnya Lab Komputer dari kelasnya Dinda datang kembali.
Tak sabar menanti saatnya nanti untuk melihat si demplon Dinda, perasaan mulai menggebu untuk menuntut lebih dari kejadian kemarin 'Hahaaa nagih bro!'.
Menikmati sore di hari minggu duduk diberanda kosan dengan secangkir moca coffe sachet entah kemana perginya Olie dan teman kosan lain sepertinya gue yang tertidur siang tadi tertinggal ajakan mereka.
"Woii !! ngopi dewean aja lu ya Reen"
Suara Tomo sedang bersama olie dan teman kosan lainnya meneriaki dari lantai bawah sedang membawa bungkusan kresek hitam sehabis pergi dari pusat kota.
"Yaelaah lu pada darimane dah? gue gak diajakin gitu lo ya pada"
"Lu tadi tidur gak enak bangunin Reen"
"Yaelah ketok aje kenape"
"Oke oke minggdep lo ikut ye?"
"Naah ayo jadiin dah"
Waktu terus berjalan tanpa ada kisah yang layak diingat karena pertemuan dengannya sangat jarang, dikarenakan aturan lingkungan ketat pesantren yang membatasi proses PDKT tertunda.
Setelah menempuh satu caturwulan masa belajar tiba saatnya libur sekolah dimana seminggu lagi bisa pulang liburan ke Jakarta.
"Eeh Reen lo kayaknya dicariin Dinda tadi gue ketemu dikantin deket pondok, mau ngomong ama lo katanya"
"Haah yang bener lo lie? Kapan, dimana lie?"
Ya kaget campur penasaran gue kira-kira mau ngomong apa ya dia.
"Ntar samperin aja abis solat ashar bareng gue katanya dia mau ke kedai lagi dibelakang masjid belakang"
"Yaudah lo temenin gue ya lie, siip dah ada yang nemenin"
"Oke oke sip sip Reen"
Dengan bermodalkan sabun mandi lux, face wash biore, odol close up, shampo clear, splash cologne ala kadarnya bersiap wudhu untuk solat ashar DAN jumpa Dinda tentunya haha...
Setelah menunaikan solat ashar gue pun mencolek Olie sambil mengangguk kode menagih janji Olie tadi.
"Gimane?"
"Iye bentar abis doa dlu ye"
Gue pun membalas dengan mengacungkan 2 jempol tangan gue sebagai tanda kesepakatan. Olie akhirnya beranjak dari tempat sujudnya sepertinya tanda sudah selesai ritualnya.
"Lie ! Sekarang nih jalannya?"
"Bentar gue kebelet, jamban dulu bentaran"
"Aaah elaaah"
Muka Olie nampak jail seolah mengulur-ulur waktu membuat semakin resah kawatir Dinda sudah sampai dikedai duluan.
Gue pun menunggu dipintu toilet meneror Olie agar cepat menyelesaikan hajatnya.
"Woii ! Masih lama lu"
"Iyee tunggu ...eerrgghh !!... het mules banget inih"
"Aah elah"
"SETAN ! gak puas gue ntar, sabar nape"
Masa itu belum jamannya smartphone apalagi hp, masih mengandalkan surat atau pak pos untuk sekedar PING bisa menggunakan telegram ya telegram asli bukan app telegram di playstore ya.
Akhirnya gue meminjam sepeda ontel bekas milik bapak kos untuk ke kedai dengan Olie. Dengan penuh semangat mengayuh sepeda ontel demi bertemu Dinda.
Sampai didepan kedai gue menyenderkan sepeda dipinggir tembok kedai sambil melihat lihat apakah si demplon sudah sampai.
"Naah kan belom dateng kan, gue bilang juga apa?"
"Belom tentu juga lie sapa tau kita yang telat"
"Kagaak percaya kata gue Dinda mah belakangan sampe kali"
"HAI !" ...Dinda tiba-tiba datang menyapa.
Seketika badan gue kaku, muka menjadi kurang rileks, mulut menjadi kurang ekspresif. Sehingga Olie tiba tiba sang pelawak dadakan mendominasi percakapan
"Eeh Dinda sama Rani nyampe juga hee, tuh Rendi gak sabar banget katanya lu pada lama datengnye"
"Haah yaoloo jahat banget sih udah jauh jauh dateng juga"
"Aah eh .. enggak enggak Din, boong banget si Olie mah"
Sambil ketawa ketiwi mereka dan Olie memanfaatkan moment canggung gue SIALL !
Rupanya Dinda memanfaatkan moment disaat Rani membelah prioritas komunikasi dengan Olie. Dinda pun dengan santai mendekati gue dengan langkah santai namun anggun beserta senyum manis khasnya.
"Rendi aku minggu depan mau liburan pulang ke Jakarta? Kamu pulang juga gak?"
"Mau banget pulang Din tapi bokap belom transfer tiket pulang"
"Kamu Jakartanya dimana sih? Klo pulang mau ketemuan gak?"
"Aku dicikini Din, eemm gini aja klo aku pulang ke Jakarta aku boleh minta nomor telp rumah kamu?"
"Tunggu aku tulisin ya...."
Sambil mencari kertas bekas dan meminjam pulpen dari penjaga kedainya Dinda menuliskan seperti yang gue minta.
"Tapi aku sih mau main dulu ke Solo tempat temen aku baru ke Jakartanya terakhir sebelum liburan abis"
"Iya Din makasih ya udah ngasih tau, nanti kabarin ya kalo kamu udah mau berangkat ke stasiun"
"Kamu mau nganter emangnya?"
"Haha ya belum tau Din, liat nanti kalo aku udah pegang uang sih aku langsung pulang"
"Oke oke Reen, yuk Ran udah sore pulang yuk"
Dinda dan Rani pamit bersamaan gue mengambil sepeda ontel yang bersender dibalik kedai sambil menenteng bungkusan hasil jajan dikedai sebagai formalitas pertemuan singkat kita.
Sambil menaiki sepeda ontel yang jok tempat duduknya lumayan tinggi gue memandangi bagian belakang Dinda yang sudah lebih dulu pergi, sekilas tentang Dinda wajahnya mengingatkan gue seperti Henidar Amroe yang berhijab diversi mudanya dan bagian pinggulnya yang lebar bak dawai contrabass atau doublebass memberikan getaran kecil halus apabila dia berjalan 'OMG itu pinggul dan bemper kok ya indah bener ya'. Menatapi keindahan duniawi itu sampai tak sadar melamun dengan tatapan yang terhipnotis kearahnya lalu seketika terpecah bak bola gelembung sabun 'PUFfff !!'....
"Gede ya Reen"
"Hah apanya?? ...Anjriit lo ngeliatin juga lie, kampret lo"
"Udah ah balik yok sempit celana gue ni Reen"
"KAMPREET LO LIE !"
Backsound #1.3
Demam tinggi, nafas terengah-engah, persendian mulai terasa malas beraktifitas, kepala pusing akibat terpapar virus Dinda. 'Hahaa lebay'
Seminggu berlalu tanpa bertemu kembali olehnya entah karena beda ruangan antara siswa dan siswi yang jauh antar gedungnya tapi baru senin besok jam 09.00 nanti jadwalnya Lab Komputer dari kelasnya Dinda datang kembali.
Tak sabar menanti saatnya nanti untuk melihat si demplon Dinda, perasaan mulai menggebu untuk menuntut lebih dari kejadian kemarin 'Hahaaa nagih bro!'.
Menikmati sore di hari minggu duduk diberanda kosan dengan secangkir moca coffe sachet entah kemana perginya Olie dan teman kosan lain sepertinya gue yang tertidur siang tadi tertinggal ajakan mereka.
"Woii !! ngopi dewean aja lu ya Reen"
Suara Tomo sedang bersama olie dan teman kosan lainnya meneriaki dari lantai bawah sedang membawa bungkusan kresek hitam sehabis pergi dari pusat kota.
"Yaelaah lu pada darimane dah? gue gak diajakin gitu lo ya pada"
"Lu tadi tidur gak enak bangunin Reen"
"Yaelah ketok aje kenape"
"Oke oke minggdep lo ikut ye?"
"Naah ayo jadiin dah"
Waktu terus berjalan tanpa ada kisah yang layak diingat karena pertemuan dengannya sangat jarang, dikarenakan aturan lingkungan ketat pesantren yang membatasi proses PDKT tertunda.
Setelah menempuh satu caturwulan masa belajar tiba saatnya libur sekolah dimana seminggu lagi bisa pulang liburan ke Jakarta.
"Eeh Reen lo kayaknya dicariin Dinda tadi gue ketemu dikantin deket pondok, mau ngomong ama lo katanya"
"Haah yang bener lo lie? Kapan, dimana lie?"
Ya kaget campur penasaran gue kira-kira mau ngomong apa ya dia.
"Ntar samperin aja abis solat ashar bareng gue katanya dia mau ke kedai lagi dibelakang masjid belakang"
"Yaudah lo temenin gue ya lie, siip dah ada yang nemenin"
"Oke oke sip sip Reen"
Dengan bermodalkan sabun mandi lux, face wash biore, odol close up, shampo clear, splash cologne ala kadarnya bersiap wudhu untuk solat ashar DAN jumpa Dinda tentunya haha...
Setelah menunaikan solat ashar gue pun mencolek Olie sambil mengangguk kode menagih janji Olie tadi.
"Gimane?"
"Iye bentar abis doa dlu ye"
Gue pun membalas dengan mengacungkan 2 jempol tangan gue sebagai tanda kesepakatan. Olie akhirnya beranjak dari tempat sujudnya sepertinya tanda sudah selesai ritualnya.
"Lie ! Sekarang nih jalannya?"
"Bentar gue kebelet, jamban dulu bentaran"
"Aaah elaaah"
Muka Olie nampak jail seolah mengulur-ulur waktu membuat semakin resah kawatir Dinda sudah sampai dikedai duluan.
Gue pun menunggu dipintu toilet meneror Olie agar cepat menyelesaikan hajatnya.
"Woii ! Masih lama lu"
"Iyee tunggu ...eerrgghh !!... het mules banget inih"
"Aah elah"
"SETAN ! gak puas gue ntar, sabar nape"
Masa itu belum jamannya smartphone apalagi hp, masih mengandalkan surat atau pak pos untuk sekedar PING bisa menggunakan telegram ya telegram asli bukan app telegram di playstore ya.
Akhirnya gue meminjam sepeda ontel bekas milik bapak kos untuk ke kedai dengan Olie. Dengan penuh semangat mengayuh sepeda ontel demi bertemu Dinda.
Sampai didepan kedai gue menyenderkan sepeda dipinggir tembok kedai sambil melihat lihat apakah si demplon sudah sampai.
"Naah kan belom dateng kan, gue bilang juga apa?"
"Belom tentu juga lie sapa tau kita yang telat"
"Kagaak percaya kata gue Dinda mah belakangan sampe kali"
"HAI !" ...Dinda tiba-tiba datang menyapa.
Seketika badan gue kaku, muka menjadi kurang rileks, mulut menjadi kurang ekspresif. Sehingga Olie tiba tiba sang pelawak dadakan mendominasi percakapan
"Eeh Dinda sama Rani nyampe juga hee, tuh Rendi gak sabar banget katanya lu pada lama datengnye"
"Haah yaoloo jahat banget sih udah jauh jauh dateng juga"
"Aah eh .. enggak enggak Din, boong banget si Olie mah"
Sambil ketawa ketiwi mereka dan Olie memanfaatkan moment canggung gue SIALL !
Rupanya Dinda memanfaatkan moment disaat Rani membelah prioritas komunikasi dengan Olie. Dinda pun dengan santai mendekati gue dengan langkah santai namun anggun beserta senyum manis khasnya.
"Rendi aku minggu depan mau liburan pulang ke Jakarta? Kamu pulang juga gak?"
"Mau banget pulang Din tapi bokap belom transfer tiket pulang"
"Kamu Jakartanya dimana sih? Klo pulang mau ketemuan gak?"
"Aku dicikini Din, eemm gini aja klo aku pulang ke Jakarta aku boleh minta nomor telp rumah kamu?"
"Tunggu aku tulisin ya...."
Sambil mencari kertas bekas dan meminjam pulpen dari penjaga kedainya Dinda menuliskan seperti yang gue minta.
"Tapi aku sih mau main dulu ke Solo tempat temen aku baru ke Jakartanya terakhir sebelum liburan abis"
"Iya Din makasih ya udah ngasih tau, nanti kabarin ya kalo kamu udah mau berangkat ke stasiun"
"Kamu mau nganter emangnya?"
"Haha ya belum tau Din, liat nanti kalo aku udah pegang uang sih aku langsung pulang"
"Oke oke Reen, yuk Ran udah sore pulang yuk"
Dinda dan Rani pamit bersamaan gue mengambil sepeda ontel yang bersender dibalik kedai sambil menenteng bungkusan hasil jajan dikedai sebagai formalitas pertemuan singkat kita.
Sambil menaiki sepeda ontel yang jok tempat duduknya lumayan tinggi gue memandangi bagian belakang Dinda yang sudah lebih dulu pergi, sekilas tentang Dinda wajahnya mengingatkan gue seperti Henidar Amroe yang berhijab diversi mudanya dan bagian pinggulnya yang lebar bak dawai contrabass atau doublebass memberikan getaran kecil halus apabila dia berjalan 'OMG itu pinggul dan bemper kok ya indah bener ya'. Menatapi keindahan duniawi itu sampai tak sadar melamun dengan tatapan yang terhipnotis kearahnya lalu seketika terpecah bak bola gelembung sabun 'PUFfff !!'....
"Gede ya Reen"
"Hah apanya?? ...Anjriit lo ngeliatin juga lie, kampret lo"
"Udah ah balik yok sempit celana gue ni Reen"
"KAMPREET LO LIE !"
Backsound #1.3
Spoiler for Klipnya:
Diubah oleh melodivsmemori 21-08-2020 15:13
sormin180 dan 20 lainnya memberi reputasi
21
Kutip
Balas
Tutup