- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#99
Spoiler for Part 38:
Part 38
.
.
.
Akhirnya orang yang ku tunggu-tunggu datang juga, sekarang aku sudah mendengar suara mobil yang sedang berhenti didepan rumah beby dan viny.
Ternyata benar, setelah aku mengintip keluar melalui jendela, terlihat beby yang sedang membuka pagar, sedangkan mobil yang mengantarnya langsung pergi begitu saja.
Oh iya, setelah viny mengantarkan satu gelas soda kepadaku, dia memilih pamit untuk masuk kedalam kamar.
Memang setelah perdebatan sengit yang terjadi antara aku dan viny beberapa menit yang lalu memembuat kami menjadi agak sedikit canggung.
Cekleekk.....
Beby: "nathaa, udah lama kamu disini?"
Aku: "belum sampai setengah jam kok mbak"
Beby yang sedari tadi sedang berdiri didepan pintu berjalan menghampiriku, lalu langsung mengambil tempat untuk duduk di sampingku.
Beby: "kamu kemana aja tadi siang?"
Aku: "maaf mbak, aku ketiduran sampai sore, kemaren malam gak sempet tidur soalnya"
Tiba-tiba beby langsung mengmbil tangan kananku, lalu menggenggamnya.
Beby: "maaf, aku jalan lagi sama sakti hari ini"
Aku: "kenapa minta maaf mbak?, mbak gak salah kok"
Beby: "sebenarnya tadi siang aku mau ngabarin kamu, tapi kamu gak bisa dihubungin"
Belum sempat aku menanggapi kalimat terakhir yang keluar dari mulut beby, dia kembali memilih untuk buka suara.
"jujur nat!!!!, kamu kesel kan?, kamu mau ngehindarin aku lagi kan?"
Kali ini beby mengeratkan genggaman tangannya pada tangan kananku, raut wajahnya pun berubah seketika menjadi seperti orang panik.
Aku: "mbak.., gak masalah kok, aku beneran ketiduran tadi siang, gak ada niat sama sekali ngehindarin mbak, buktinya sekarang aku disini"
Beby: "serius??"
Beby bertanya sambil menatapku dengan mata yang berkaca-kaca.
Aku: "mbaak, udah ah, masa nangis mulu sih, aku sama sekali gak ada niat buat ngehindarin mbak"
Beby: "oke!!, tapi kamu kesel kan nat sama aku?"
Aku: "mbak, aku gak...."
Beby: "jujur nat!!!"
Aku menarik nafas dalam-dalam,lalu menghembuskannya dengan kasar.
Aku: "yaudah kalo emang mbak merasa anggep aja iya, tapi tenang aja....."
Beby: "aku gak ada perasaan lagi sama dia nat"
Entah kenapa tiba-tiba beby mencoba mengalihkan topik pembicaraan, sepertinya beby akan mulai menjelaskan hubungan dan perasaannya sekareang dengan sakti.
"Emang aku udah pacaran hampir 7 tahun nat sama dia, pasti kamu mikir gak mungkin kan kalo misalnya tiba-tiba aku bilang sekarang aku udah gak ada perasaan lagi ke dia?"
"Jujur nat, selama 7 tahun aku emang gak punya perasaan apa-apa ke dia"
"Dulu aku nerima dia karena ngeliat dia yang serius banget ngejar aku, ditambah lagi dukungan dari ibu dan kakak aku"
"Aku coba nerima dia nat, dan udah coba mencintai dia, tapi semuanya sia-sia nat"
"Dan meskipun kayak gitu, karena ibu dan kakak aku, aku coba ngehargain sakti yang udah mati-matian ngejar aku nat, meskipun perasanku gak ada sama sekali buat dia"
"Tapi.. tepat 2 bulan yang lalu aku tau kalau dia punya hubungan sama perempuan lain dibelakang aku nat, dan itu penyebab kita putus"
"Dan selama ini aku selalu nerima ajakan dia karena aku cuma mau jaga hubungan baik aja nat, meskipun kita udah jadi mantan, aku gak mau hubungan pertemanan antara aku dan sakti bener-bener rusak"
"Udah nat, cuma sebatas itu, gak ada maksud lagi, apalagi mau mengulang hubungan kita yang udah hancur"
"Jadi kamu gak perlu takut nat"
"Naattt.... kamu percaya aku kan?"
"Nathaaaa, jawab dooonggg"
"Itu kan nat penjelasan yang kamu mau, aku udah jelasin nat"
"Naatt......"
Entah kenapa beby yang bercerita dengan panik dan terburu-buru sambil menahan tangisnya yang sedikit lagi akan pecah, membuatnya sekarang menjadi terlihat sangat lucu dimataku.
Seperti anak perempuan yang mencoba memberikan penjelasan atas kesalahan yang sebenarnya tidak dia perbuat kepada orang tuanya.
Mendengar penjelasan yang baru saja disampaikan oleh beby membuatku menjadi sangat senang sekaligus terhibur.
Selain karena sikap beby yang sekarang terlihat sangat lucu, penjelasan dari beby cukup membuat hatiku menjadi sedikit lega.
Akhirnya penjelasan yang sebenarnya memang aku inginkan, keluar langsung dari mulut beby tanpa aku minta sama sekalisekali.
Yaa... meskipun aku tidak tahu apakah penjelasan yang barusan keluar dari mulut beby itu benar atau tidak, dan juga, aku tidak tahu, apakah maksud sakti mengajak beby untuk bertemu sama dengan maksud beby untuk menerima ajakannya seperti yang barusan dia ceritakan.
Tapi melihat kondisi beby yang seperti sekarang aku merasa dia tidak sedang berbohong, dan apapun maksud dari sakti mengajak beby bertemuu........
Ah sudahlah, itu tidak terlalu penting sekarang, yang jelas sekarang aku sudah tahu bagaimana perasaan beby kepada sakti, dan aku rasa aku tidak perlu membesar-besarkan masalah ini.
Karena merasa kasihan dengan beby aku memutuskan untuk menarik beby kedalam pelukanku sambil mengusap-usap puncak kepalanya.
"Mbak, aku percaya kok, udah ya mbak, tenang aja, aku gak bakal ngejauhin mbak kok, kan aku udah janji"
Beby tidak merespon perkataanku, dia hanya mengusapkan wajahnya dibajuku untuk menghapus sisa sisa air matanya.
"Udah ah mbak nagisnya, malu sama umur, nangis terus perasaan dari kemaren"
Beby mendongkkan kepakanya untuk menatapku setelah mendengar kalimat terakhir yang keluar dari mulutku.
"Kenapa sih? , masa gak boleh aku nangis?"
Setelah mengucapkan pertanyaan tadi, beby kembali membenamkan wajahnya ke dadaku.
Aku hanya terkekeh melihat tingkah laku beby yang terlihat sangat manja seperti sekarang, rasanya ingin ku remas-remas wajah manjanya sat ini dengan tanganku.
"Ekheeeemmm......"
Karena menyadari viny yang ternyata sedari tadi sudah berdiri di depan kami, aku reflek mendorong tubuh beby menjauh untuk melepaskan pelukanku dengannya.
Viny: "misi mas, mbak, maaf ganggu waktu mesra-mesraannya, aku pamit lewat ya, mau nyari jajanan bentar keluar"
Aku: "e e ehh, i i iya mbak, lewat aja, sorry"
Viny: "silahkan di lanjutin deh, maaf ganggu"
Viny berbicara kepadaku sambil menahan tawa yang sepertinya akan pecah dari mulutnya, mungkin karena dia melihat adegan bak drama korea yang sedari tadi tersuguh langsung tepat di depan matanya.
.
.
.
Viny: "loh, kok gak dilanjutin, padahal aku seneng loh liatnya, so sweet banget, jadi iri deh"
Beby: "huh, dasar tukang ngintip!!!!"
Viny: "hehh!!!, aku berdiri didepan kalian udah lumayan lama, kalian aja yang keasyikan, sampe gak sadar, saking asyiknya aku jadi gak enak buat pamit tadi"
Sekarang aku, beby, dan viny sedang duduk ber 3 di sofa ruang tamu sambil menikmati jajanan yang baru saja dibawa oleh viny.
Viny: "nih, mending kita makan ini dulu, kue cubit favorit aku sama beby nih nat"
Aku: "iya mbak"
Akupun mengambil satu potong kue cubit yang baru saja disuguhkan kepadaku.
Viny: "gimana nat?"
Aku: "belinya dimana mbak?"
Viny: "itu lhoo, disamping lalapan yang biasa kita makan, upss"
Beby: "hmmm, tau deh, yang sering makan berdua"
Viny: "hehe, nathanya dipinjem bentar aja langsung sewot ih"
Beby: "huuuuu...., main belakang kamu vin, gak asyik ah"
Viny: "hehe, gak lagi deh beb, natha udah punya kamu sekarang"
Beby: "belum kok vin, kita gak pacaran"
Viny: "kode tuh naat!!!"
Aku yang sedari tadi asyik menikmati kue cubit yang dibeli oleh viny tidak lagi terlalu menghiraukan percakapan antara beby dan viny yang sekarang sedang berlangsung.
Viny: "yeee, malah asyik makan diaa"
Beby: "woy nat!!!!"
Suara yang cukup kencang dari beby berhasil kembali mengalihkan perhatianku kepada percakapan kami malam ini.
Aku: "haahhh??, kenapa kenapa?"
Beby: "iisshh, au ah"
Viny: "eleuuhh, enak banget ya nat?"
Aku: "hehe, iya mbak, apa lagi kalo posisinya kayak gini, berasa punya bini 2"
Pletaaaakkk........
Setelah kalimat terakhir keluar dari mulutku, jitakan yang berasal dari tangan beby dan viny sukses mendart di kepalaku secara bersamaan.
.
.
.
.
.
.
Akhirnya orang yang ku tunggu-tunggu datang juga, sekarang aku sudah mendengar suara mobil yang sedang berhenti didepan rumah beby dan viny.
Ternyata benar, setelah aku mengintip keluar melalui jendela, terlihat beby yang sedang membuka pagar, sedangkan mobil yang mengantarnya langsung pergi begitu saja.
Oh iya, setelah viny mengantarkan satu gelas soda kepadaku, dia memilih pamit untuk masuk kedalam kamar.
Memang setelah perdebatan sengit yang terjadi antara aku dan viny beberapa menit yang lalu memembuat kami menjadi agak sedikit canggung.
Cekleekk.....
Beby: "nathaa, udah lama kamu disini?"
Aku: "belum sampai setengah jam kok mbak"
Beby yang sedari tadi sedang berdiri didepan pintu berjalan menghampiriku, lalu langsung mengambil tempat untuk duduk di sampingku.
Beby: "kamu kemana aja tadi siang?"
Aku: "maaf mbak, aku ketiduran sampai sore, kemaren malam gak sempet tidur soalnya"
Tiba-tiba beby langsung mengmbil tangan kananku, lalu menggenggamnya.
Beby: "maaf, aku jalan lagi sama sakti hari ini"
Aku: "kenapa minta maaf mbak?, mbak gak salah kok"
Beby: "sebenarnya tadi siang aku mau ngabarin kamu, tapi kamu gak bisa dihubungin"
Belum sempat aku menanggapi kalimat terakhir yang keluar dari mulut beby, dia kembali memilih untuk buka suara.
"jujur nat!!!!, kamu kesel kan?, kamu mau ngehindarin aku lagi kan?"
Kali ini beby mengeratkan genggaman tangannya pada tangan kananku, raut wajahnya pun berubah seketika menjadi seperti orang panik.
Aku: "mbak.., gak masalah kok, aku beneran ketiduran tadi siang, gak ada niat sama sekali ngehindarin mbak, buktinya sekarang aku disini"
Beby: "serius??"
Beby bertanya sambil menatapku dengan mata yang berkaca-kaca.
Aku: "mbaak, udah ah, masa nangis mulu sih, aku sama sekali gak ada niat buat ngehindarin mbak"
Beby: "oke!!, tapi kamu kesel kan nat sama aku?"
Aku: "mbak, aku gak...."
Beby: "jujur nat!!!"
Aku menarik nafas dalam-dalam,lalu menghembuskannya dengan kasar.
Aku: "yaudah kalo emang mbak merasa anggep aja iya, tapi tenang aja....."
Beby: "aku gak ada perasaan lagi sama dia nat"
Entah kenapa tiba-tiba beby mencoba mengalihkan topik pembicaraan, sepertinya beby akan mulai menjelaskan hubungan dan perasaannya sekareang dengan sakti.
"Emang aku udah pacaran hampir 7 tahun nat sama dia, pasti kamu mikir gak mungkin kan kalo misalnya tiba-tiba aku bilang sekarang aku udah gak ada perasaan lagi ke dia?"
"Jujur nat, selama 7 tahun aku emang gak punya perasaan apa-apa ke dia"
"Dulu aku nerima dia karena ngeliat dia yang serius banget ngejar aku, ditambah lagi dukungan dari ibu dan kakak aku"
"Aku coba nerima dia nat, dan udah coba mencintai dia, tapi semuanya sia-sia nat"
"Dan meskipun kayak gitu, karena ibu dan kakak aku, aku coba ngehargain sakti yang udah mati-matian ngejar aku nat, meskipun perasanku gak ada sama sekali buat dia"
"Tapi.. tepat 2 bulan yang lalu aku tau kalau dia punya hubungan sama perempuan lain dibelakang aku nat, dan itu penyebab kita putus"
"Dan selama ini aku selalu nerima ajakan dia karena aku cuma mau jaga hubungan baik aja nat, meskipun kita udah jadi mantan, aku gak mau hubungan pertemanan antara aku dan sakti bener-bener rusak"
"Udah nat, cuma sebatas itu, gak ada maksud lagi, apalagi mau mengulang hubungan kita yang udah hancur"
"Jadi kamu gak perlu takut nat"
"Naattt.... kamu percaya aku kan?"
"Nathaaaa, jawab dooonggg"
"Itu kan nat penjelasan yang kamu mau, aku udah jelasin nat"
"Naatt......"
Entah kenapa beby yang bercerita dengan panik dan terburu-buru sambil menahan tangisnya yang sedikit lagi akan pecah, membuatnya sekarang menjadi terlihat sangat lucu dimataku.
Seperti anak perempuan yang mencoba memberikan penjelasan atas kesalahan yang sebenarnya tidak dia perbuat kepada orang tuanya.
Mendengar penjelasan yang baru saja disampaikan oleh beby membuatku menjadi sangat senang sekaligus terhibur.
Selain karena sikap beby yang sekarang terlihat sangat lucu, penjelasan dari beby cukup membuat hatiku menjadi sedikit lega.
Akhirnya penjelasan yang sebenarnya memang aku inginkan, keluar langsung dari mulut beby tanpa aku minta sama sekalisekali.
Yaa... meskipun aku tidak tahu apakah penjelasan yang barusan keluar dari mulut beby itu benar atau tidak, dan juga, aku tidak tahu, apakah maksud sakti mengajak beby untuk bertemu sama dengan maksud beby untuk menerima ajakannya seperti yang barusan dia ceritakan.
Tapi melihat kondisi beby yang seperti sekarang aku merasa dia tidak sedang berbohong, dan apapun maksud dari sakti mengajak beby bertemuu........
Ah sudahlah, itu tidak terlalu penting sekarang, yang jelas sekarang aku sudah tahu bagaimana perasaan beby kepada sakti, dan aku rasa aku tidak perlu membesar-besarkan masalah ini.
Karena merasa kasihan dengan beby aku memutuskan untuk menarik beby kedalam pelukanku sambil mengusap-usap puncak kepalanya.
"Mbak, aku percaya kok, udah ya mbak, tenang aja, aku gak bakal ngejauhin mbak kok, kan aku udah janji"
Beby tidak merespon perkataanku, dia hanya mengusapkan wajahnya dibajuku untuk menghapus sisa sisa air matanya.
"Udah ah mbak nagisnya, malu sama umur, nangis terus perasaan dari kemaren"
Beby mendongkkan kepakanya untuk menatapku setelah mendengar kalimat terakhir yang keluar dari mulutku.
"Kenapa sih? , masa gak boleh aku nangis?"
Setelah mengucapkan pertanyaan tadi, beby kembali membenamkan wajahnya ke dadaku.
Aku hanya terkekeh melihat tingkah laku beby yang terlihat sangat manja seperti sekarang, rasanya ingin ku remas-remas wajah manjanya sat ini dengan tanganku.
"Ekheeeemmm......"
Karena menyadari viny yang ternyata sedari tadi sudah berdiri di depan kami, aku reflek mendorong tubuh beby menjauh untuk melepaskan pelukanku dengannya.
Viny: "misi mas, mbak, maaf ganggu waktu mesra-mesraannya, aku pamit lewat ya, mau nyari jajanan bentar keluar"
Aku: "e e ehh, i i iya mbak, lewat aja, sorry"
Viny: "silahkan di lanjutin deh, maaf ganggu"
Viny berbicara kepadaku sambil menahan tawa yang sepertinya akan pecah dari mulutnya, mungkin karena dia melihat adegan bak drama korea yang sedari tadi tersuguh langsung tepat di depan matanya.
.
.
.
Viny: "loh, kok gak dilanjutin, padahal aku seneng loh liatnya, so sweet banget, jadi iri deh"
Beby: "huh, dasar tukang ngintip!!!!"
Viny: "hehh!!!, aku berdiri didepan kalian udah lumayan lama, kalian aja yang keasyikan, sampe gak sadar, saking asyiknya aku jadi gak enak buat pamit tadi"
Sekarang aku, beby, dan viny sedang duduk ber 3 di sofa ruang tamu sambil menikmati jajanan yang baru saja dibawa oleh viny.
Viny: "nih, mending kita makan ini dulu, kue cubit favorit aku sama beby nih nat"
Aku: "iya mbak"
Akupun mengambil satu potong kue cubit yang baru saja disuguhkan kepadaku.
Viny: "gimana nat?"
Aku: "belinya dimana mbak?"
Viny: "itu lhoo, disamping lalapan yang biasa kita makan, upss"
Beby: "hmmm, tau deh, yang sering makan berdua"
Viny: "hehe, nathanya dipinjem bentar aja langsung sewot ih"
Beby: "huuuuu...., main belakang kamu vin, gak asyik ah"
Viny: "hehe, gak lagi deh beb, natha udah punya kamu sekarang"
Beby: "belum kok vin, kita gak pacaran"
Viny: "kode tuh naat!!!"
Aku yang sedari tadi asyik menikmati kue cubit yang dibeli oleh viny tidak lagi terlalu menghiraukan percakapan antara beby dan viny yang sekarang sedang berlangsung.
Viny: "yeee, malah asyik makan diaa"
Beby: "woy nat!!!!"
Suara yang cukup kencang dari beby berhasil kembali mengalihkan perhatianku kepada percakapan kami malam ini.
Aku: "haahhh??, kenapa kenapa?"
Beby: "iisshh, au ah"
Viny: "eleuuhh, enak banget ya nat?"
Aku: "hehe, iya mbak, apa lagi kalo posisinya kayak gini, berasa punya bini 2"
Pletaaaakkk........
Setelah kalimat terakhir keluar dari mulutku, jitakan yang berasal dari tangan beby dan viny sukses mendart di kepalaku secara bersamaan.
.
.
.
Diubah oleh akmal162 24-04-2020 13:47
Herisyahrian dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas
