- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#93
Spoiler for Part 36:
Part 36
"Makasih banyak ya, udah bantu aku sama beby selama penelitian disini"
Hari ini adalah hari terakhir beby dan viny melakukan kegiatan penelitian di lab kami.
Sekarang kami ber 7 sedang berada didekat mobil beby dan viny untuk mengantarkan kepulangan mereka.
Kali ini beby dan viny sedang berpamitan untuk yang terakhir kalinya kepada kami, yaaa... meskipun setelah ini sebenarnya kami bisa saja bertemu kembali jika memang kami ingin.
Mario: "iya vin, santai aja, kita juga seneng kok ada kalian disini"
Nabil: "yaahh, kamu ama beby gak kesini lagi dong ya mulai besok, sedih deh"
Plaaakk....
Mario: "yeee, sa ae lu monyet"
Nabil: "aduuhh..."
Viny: "iya bil, tapi nanti kalo kita mau nongkrong bareng kapan-kapan boleh kok, natha aja udah hampir tiap hari tuh main kerumah"
Viny mengucapkan kalimat terakhir sambil memasang senyum jahilnya.
Ckiiittt....
Viny: "adududu, ada yang marah tuh"
Beby: "kebiasaan vin, ember banget sih"
Viny: "hehe, piece"
Dyo: "ooohh, pantesan tu bocah kagak ada sedih-sedihnya"
Viny: "kalo kalian kapan-kapan mau kerumah juga boleh kok"
Mario: "iya vin, gampang mah kalo itu"
Beby: "oh iya, jumat depan dateng ya semhas aku sama viny"
Devan: "siap beb, lancar terus ya kalian skripsinya"
Beby: "iya van, kalian juga, sukses terus ya..."
Viny: "kalo gitu aku sama beby pulang dulu ya, kalo ada waktu kita ketemulagi yaa, daahh.."
Setelah kalimat terakhir yang keluar dari mulut viny, beby dan vinypun memilih untuk langsung memasuki mobil untuk pulang kerumah mereka.
Jika ditanya bagaimana perasaanku kali ini, jawabannya biasa saja.
Karena meskipun tidak bertemu di lab, aku masih bisa bertemu beby di rumahnya, akhir-akhir ini aku memang sering sekali berkunjung ke rumah beby.
Kalau biasanya aku berkunjung kesana karena permintaan beby, kemaren malam aku yang berinisiatif mengunjungi rumahnya.
Jadi aku rasa tidak ada masalah yang berarti jika beby dan viny sudah tidak lagi beraktivitas di labku.
.
.
.
"Sekian presentasi dari saya, kurang lebihnya mohon maaf, sekarang saya buka sesi tanya jawab"
Sekarang aku sedang berada di rumah beby dan viny, malam ini mereka memintaku untuk melihat mereka yang akan melakukan latihan presentasi untuk persiapan seminar hasil mereka yang akan diadakan besok lusa.
Beby: "gimana nat?, udah bagus belom?"
Aku: "ya bagus bagus aja sih mbak"
Beby: "seriuusss nat, ulang lagi deh sekali"
Aku: "mbak...., bagus kok, mbak udah 5 kali ngulang lhoo"
Dalam latihan presentasi kali ini beby sudah mengulang presentasinya kurang lebih sebanyak 5 kali.
Sejujurnya aku merasa presentasi yang disampaikan oleh beby sudah cukup bagus baik dari segi materi ataupun penyampaian, tapi entah kenapa beby selalu merasa tidak puas dengan penampilannya.
Beby: "tadi aku masih ada yang salah sebut"
Aku: "yaelah mbak, salah dikit, mbak viny aja tadi santai kok, banyakan dia malah salahnya"
Viny: "hihihi, jadi orang gak usah perfectionist perfectionist banget sih beb, kasian tuh natha dari tadi nontonin kamu presentasi doang"
Aku: "bener tuh kata mbak viny, santai aja kali, udah bagus kok"
Beby: "issh, gak asyik ah kalian"
Viny: "udah beb, mending kita istirahat dulu"
Sembari berkata seperti itu, viny beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju dapur.
Sepertinya viny ingin mengambil beberapa cemilan dan minuman untuk menemani waktu bersantai kami malam ini.
"Ini nat, beb, dimakan dulu, nih ada minuman juga kalo pada haus"
Viny kembali dengan membawa beberapa bungkus cemilan, 1 botol air putih dingin dan 3 buah gelas.
Aku: "mbak, besok lusa jam berapa semhasnya?"
Viny: "jam 2 nat, diruangan kemaren"
Aku: "oooohh, abis jumatan ya?"
Viny: "iya nat, eh, jangan lupa ajak temen-temen kamu ya"
Aku: "waduh, kangen siapa nih mbak?"
Aku bertanya kepada viny sambil menunjukkan senyum jahilku.
Viny: "ih, apaan sih nat, nggak kok, kan menghadiri sebagai temen doang"
Aku: "iya iya mbak, eh, btw dyo masih jomblo loh mbak"
Viny: "nathaaa, gakusah jodoh jodohin orang sembarangan ya"
Aku: "kali aja mbak mau, kan sama-sama jomblo tuh, baik kok mbak dia orangnya"
Viny: "heh, daripada jodoh-jodohin orang, mending kamu cari jodoh nat"
Aku: "udah ada kok nat disini"
Aku berkata seperti itu sambil menunjuk kearah beby, sebenarnya aku hanya ingin mencoba menghibur beby yang sepertinya lagi badmood karena tidak puas dengan percobaan presentasinya malam ini.
Viny: "eleeuuhh, iya iya nat, salah ngomong aku"
Beby: "ekhmmm"
Aku: "kenapa sih mbak, jangan cemberut terus dong, udah bagus banget kok tadi presentasinya"
Beby: "issh, tapi belum sempurna nat"
Beby menanggapi pernyataanku sambil uring-uringan.
"Mbak, kesempurnaan itu cuma milik allah, kita sebagai manusia cukup jadi bagus aja"
Dukk...
Viny: bawa-bawa tuhan lagi, jumaatan aja gak pernah"
Aku: "hehehe"
Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, viny kembali beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Kali ini tidak ada sama sekali respon dari beby mengenai kalimat terakhir yang keluar dari mulutku tadi. Dia hanya menunduk sambil sesekali memainkan jari-jari tangannya.
Akupun berinisiatif mengambil cemilan yang tadi dibawa oleh viny, lalu mengarahkan cemilan yang ada ditanganku kepada beby.
"Nih, mending mbak makan dulu, daripada stres"
Beby masih tidak mau merespon cemilan yang kusodorkan kearahnya, oleh karena itu aku memilih mendekatkan cemilan yang ada ditanganku ke mulut beby.
"Buka mulutnya, aaaaaa"
Ketika beby mulai membuka mulut untuk memakan cemilan yang kusodorkan, aku langsung menarik kembali tanganku, lalu memasukkan cemilan yang ada ditanganku tadi kemulutku.
Duukkkk......
Beby: "nyebeliiiiin....."
Aku: "hehehe, sabar mbak, orang sadar jidatnya lebar, eh"
Duuukkk.... Duuukkkk.... Duuukk....
Aku: "awww, issh, udah emosian, jidatnya lebar lagi, apalagi kalo sabar"
Beby: "nathaaaaaa......"
Duuukkk.... Duuuukk.... Duuukkk....
Aku: "aduuuhhh, ampun mbak, ampun..."
Beby: "rasain tuh"
Aku: "hehe, peaceee, damai kita mbak"
Setelah beby berhenti menghujami tubuhku dengan beberapa pukulan, matanya mulai berkaca-kaca, memandakan sebentar lagi tangis beby akan pecah.
Entah kenapa aku malah jadi ingin tertawa ketika melihat beby yang menangis kali ini.
"mbak, jangan nagis mbak, kan aku bercanda"
Aku mengucapkan kalimat itu sambil menahan tawa yang sudah sedari tadi kutahan.
"Wkwkwkwkwkwk, mbak, yaelah, gitu aja nangis"
Karena sudah tidak tahan lagi melihat beby yang menangis seperti anak kecil, tawa yang sedari tadi kutahan akhirnya keluar begitu saja dari mulutku.
Beby kembali menghujami tubuhku dengan beberpa pukulan pelan.
"kamu jahat nat, aku lagi bete malah dibecandain, hiks... hiks... hiks..."
Beby membalas perkataanku sambil menangis sesenggukan.
"Wkwkwkwkwk, udah mbak, malu ih, udah gede ah"
Beby yang sedang berbicara sambil menangis sesenggukan malah membuat dia terlihat semakin lucu, sehingga membuat tawaku menjadi semakin pecah.
Melihat keadaan beby yang seperti ini aku jadi teringat dengan adikku, yap, lala.
Aku sangat sering menjahili lala sampai dia menangis sesenggukan, persis seperti keadaan beby saat ini.
"Yaampun natha!!!, kok beby jadi nangis gini sih, kamu apain? "
Beby langsung memeluk viny yang baru saja datang dari kamar mandi.
Beby: "hiks... Hiks... Natha nyebelin vin"
Viny: "udah udah beb, naatha!!!, iseng banget sih jadi orang!!!"
Aku: "wkwkwkwk, sumpah mbak, aku cuma bercanda"
Viny: "heh, malah ketawa lagi!!!, tangung jawab!!!, minta maaf cepet!!!"
Aku: "hehehe, mbak beby, damai ya, aku bercanda doang"
Aku mengucapkan permintaan maaf kepada beby dengan sisa-sia tawa yang masih sesekali keluar.
Aku: "mbak, daripada meluk mbak viny, mending mbak meluk aku"
Viny: "heeehh!!!, minta maaf yang bener!!"
Aku: "hehe, udah tadi mbak, mbak bebynya diem aja"
Viny: "beb, udah ya nangisnya, itu nathanya udah minta maaf"
Viny mengucapkan kalimat terakhirnya sambil mengelus-elus kepala beby yang masih memeluknya dengan erat.
Setelah viny berkata seperti itu bebypun melepaskan pelukannya dari tubuh viny, lalu menghapus sisa-sia air mata dipipinya.
Aku: "mbak, maaf ya, hehe, udah dong, jangan nagis"
Beby: "gak maoooo"
Aku: "hehehe, mbak...."
Beby: "jangan ketawa!!!!"
Aku: "iya iya, ampun mbak, nih, udah gak ketawa"
Aku mengucapkan kalimat terakhirku sambil tersenyum karena masih menahan tawa.
Beby: "gakusah senyum senyum!!!!"
Aku: "iya iya, nih, manyun nih"
Karena beby melarangku untuk tersenyum, akupun menarik kedua sudut bibirku kebawah untuk mengikuti instruksi beby.
Duukkk.....
Aku: "awww"
Beby: "iihhh, muka kamu ngeseliiin!!!"
Aku: "katanya jangan senyum"
Beby: "ya jangan gitu juga mukanyaaa!!"
Aku: "iya iya mbak, buset dah, salah mulu"
Ckiitttt...
Viny: "udah udah, nathanya udah minta maaf beb, kamu juga natha!!, minta maafnya yang serius dong!!!"
Aku: "hehe, serius kok dari tadi mbak"
Viny: "udah udah, ayo baikan, salaman dulu"
Akupun menjulurkan tanganku kearah beby untuk bermaafan sesuai instruksi dari viny.
Selang beberapa detik kemudian beby menyambut uluran tanganku sambil sesekali sesenggukan karena masih ada sedikit sisa tangisnya.
Viny: "nahh, gitu dong, udah ah, kayak anak kecil aja kalian"
Aku: "hehehe, iya mbak, udahan kok ini, iya gak mbak?"
Beby: "enggak!!!, males nat aku ada kamu, pulang sana!!!"
Viny: "halah, kamu mah ngomongnya gitu, giliran besok natha gak disini uring-uringan"
Beby: "iissh, kok malah kamu sih vin yang nyebelin sekarang"
Viny: "hehe, pieceee beb"
.
.
.
"Makasih banyak ya, udah bantu aku sama beby selama penelitian disini"
Hari ini adalah hari terakhir beby dan viny melakukan kegiatan penelitian di lab kami.
Sekarang kami ber 7 sedang berada didekat mobil beby dan viny untuk mengantarkan kepulangan mereka.
Kali ini beby dan viny sedang berpamitan untuk yang terakhir kalinya kepada kami, yaaa... meskipun setelah ini sebenarnya kami bisa saja bertemu kembali jika memang kami ingin.
Mario: "iya vin, santai aja, kita juga seneng kok ada kalian disini"
Nabil: "yaahh, kamu ama beby gak kesini lagi dong ya mulai besok, sedih deh"
Plaaakk....
Mario: "yeee, sa ae lu monyet"
Nabil: "aduuhh..."
Viny: "iya bil, tapi nanti kalo kita mau nongkrong bareng kapan-kapan boleh kok, natha aja udah hampir tiap hari tuh main kerumah"
Viny mengucapkan kalimat terakhir sambil memasang senyum jahilnya.
Ckiiittt....
Viny: "adududu, ada yang marah tuh"
Beby: "kebiasaan vin, ember banget sih"
Viny: "hehe, piece"
Dyo: "ooohh, pantesan tu bocah kagak ada sedih-sedihnya"
Viny: "kalo kalian kapan-kapan mau kerumah juga boleh kok"
Mario: "iya vin, gampang mah kalo itu"
Beby: "oh iya, jumat depan dateng ya semhas aku sama viny"
Devan: "siap beb, lancar terus ya kalian skripsinya"
Beby: "iya van, kalian juga, sukses terus ya..."
Viny: "kalo gitu aku sama beby pulang dulu ya, kalo ada waktu kita ketemulagi yaa, daahh.."
Setelah kalimat terakhir yang keluar dari mulut viny, beby dan vinypun memilih untuk langsung memasuki mobil untuk pulang kerumah mereka.
Jika ditanya bagaimana perasaanku kali ini, jawabannya biasa saja.
Karena meskipun tidak bertemu di lab, aku masih bisa bertemu beby di rumahnya, akhir-akhir ini aku memang sering sekali berkunjung ke rumah beby.
Kalau biasanya aku berkunjung kesana karena permintaan beby, kemaren malam aku yang berinisiatif mengunjungi rumahnya.
Jadi aku rasa tidak ada masalah yang berarti jika beby dan viny sudah tidak lagi beraktivitas di labku.
.
.
.
"Sekian presentasi dari saya, kurang lebihnya mohon maaf, sekarang saya buka sesi tanya jawab"
Sekarang aku sedang berada di rumah beby dan viny, malam ini mereka memintaku untuk melihat mereka yang akan melakukan latihan presentasi untuk persiapan seminar hasil mereka yang akan diadakan besok lusa.
Beby: "gimana nat?, udah bagus belom?"
Aku: "ya bagus bagus aja sih mbak"
Beby: "seriuusss nat, ulang lagi deh sekali"
Aku: "mbak...., bagus kok, mbak udah 5 kali ngulang lhoo"
Dalam latihan presentasi kali ini beby sudah mengulang presentasinya kurang lebih sebanyak 5 kali.
Sejujurnya aku merasa presentasi yang disampaikan oleh beby sudah cukup bagus baik dari segi materi ataupun penyampaian, tapi entah kenapa beby selalu merasa tidak puas dengan penampilannya.
Beby: "tadi aku masih ada yang salah sebut"
Aku: "yaelah mbak, salah dikit, mbak viny aja tadi santai kok, banyakan dia malah salahnya"
Viny: "hihihi, jadi orang gak usah perfectionist perfectionist banget sih beb, kasian tuh natha dari tadi nontonin kamu presentasi doang"
Aku: "bener tuh kata mbak viny, santai aja kali, udah bagus kok"
Beby: "issh, gak asyik ah kalian"
Viny: "udah beb, mending kita istirahat dulu"
Sembari berkata seperti itu, viny beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju dapur.
Sepertinya viny ingin mengambil beberapa cemilan dan minuman untuk menemani waktu bersantai kami malam ini.
"Ini nat, beb, dimakan dulu, nih ada minuman juga kalo pada haus"
Viny kembali dengan membawa beberapa bungkus cemilan, 1 botol air putih dingin dan 3 buah gelas.
Aku: "mbak, besok lusa jam berapa semhasnya?"
Viny: "jam 2 nat, diruangan kemaren"
Aku: "oooohh, abis jumatan ya?"
Viny: "iya nat, eh, jangan lupa ajak temen-temen kamu ya"
Aku: "waduh, kangen siapa nih mbak?"
Aku bertanya kepada viny sambil menunjukkan senyum jahilku.
Viny: "ih, apaan sih nat, nggak kok, kan menghadiri sebagai temen doang"
Aku: "iya iya mbak, eh, btw dyo masih jomblo loh mbak"
Viny: "nathaaa, gakusah jodoh jodohin orang sembarangan ya"
Aku: "kali aja mbak mau, kan sama-sama jomblo tuh, baik kok mbak dia orangnya"
Viny: "heh, daripada jodoh-jodohin orang, mending kamu cari jodoh nat"
Aku: "udah ada kok nat disini"
Aku berkata seperti itu sambil menunjuk kearah beby, sebenarnya aku hanya ingin mencoba menghibur beby yang sepertinya lagi badmood karena tidak puas dengan percobaan presentasinya malam ini.
Viny: "eleeuuhh, iya iya nat, salah ngomong aku"
Beby: "ekhmmm"
Aku: "kenapa sih mbak, jangan cemberut terus dong, udah bagus banget kok tadi presentasinya"
Beby: "issh, tapi belum sempurna nat"
Beby menanggapi pernyataanku sambil uring-uringan.
"Mbak, kesempurnaan itu cuma milik allah, kita sebagai manusia cukup jadi bagus aja"
Dukk...
Viny: bawa-bawa tuhan lagi, jumaatan aja gak pernah"
Aku: "hehehe"
Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, viny kembali beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Kali ini tidak ada sama sekali respon dari beby mengenai kalimat terakhir yang keluar dari mulutku tadi. Dia hanya menunduk sambil sesekali memainkan jari-jari tangannya.
Akupun berinisiatif mengambil cemilan yang tadi dibawa oleh viny, lalu mengarahkan cemilan yang ada ditanganku kepada beby.
"Nih, mending mbak makan dulu, daripada stres"
Beby masih tidak mau merespon cemilan yang kusodorkan kearahnya, oleh karena itu aku memilih mendekatkan cemilan yang ada ditanganku ke mulut beby.
"Buka mulutnya, aaaaaa"
Ketika beby mulai membuka mulut untuk memakan cemilan yang kusodorkan, aku langsung menarik kembali tanganku, lalu memasukkan cemilan yang ada ditanganku tadi kemulutku.
Duukkkk......
Beby: "nyebeliiiiin....."
Aku: "hehehe, sabar mbak, orang sadar jidatnya lebar, eh"
Duuukkk.... Duuukkkk.... Duuukk....
Aku: "awww, issh, udah emosian, jidatnya lebar lagi, apalagi kalo sabar"
Beby: "nathaaaaaa......"
Duuukkk.... Duuuukk.... Duuukkk....
Aku: "aduuuhhh, ampun mbak, ampun..."
Beby: "rasain tuh"
Aku: "hehe, peaceee, damai kita mbak"
Setelah beby berhenti menghujami tubuhku dengan beberapa pukulan, matanya mulai berkaca-kaca, memandakan sebentar lagi tangis beby akan pecah.
Entah kenapa aku malah jadi ingin tertawa ketika melihat beby yang menangis kali ini.
"mbak, jangan nagis mbak, kan aku bercanda"
Aku mengucapkan kalimat itu sambil menahan tawa yang sudah sedari tadi kutahan.
"Wkwkwkwkwkwk, mbak, yaelah, gitu aja nangis"
Karena sudah tidak tahan lagi melihat beby yang menangis seperti anak kecil, tawa yang sedari tadi kutahan akhirnya keluar begitu saja dari mulutku.
Beby kembali menghujami tubuhku dengan beberpa pukulan pelan.
"kamu jahat nat, aku lagi bete malah dibecandain, hiks... hiks... hiks..."
Beby membalas perkataanku sambil menangis sesenggukan.
"Wkwkwkwkwk, udah mbak, malu ih, udah gede ah"
Beby yang sedang berbicara sambil menangis sesenggukan malah membuat dia terlihat semakin lucu, sehingga membuat tawaku menjadi semakin pecah.
Melihat keadaan beby yang seperti ini aku jadi teringat dengan adikku, yap, lala.
Aku sangat sering menjahili lala sampai dia menangis sesenggukan, persis seperti keadaan beby saat ini.
"Yaampun natha!!!, kok beby jadi nangis gini sih, kamu apain? "
Beby langsung memeluk viny yang baru saja datang dari kamar mandi.
Beby: "hiks... Hiks... Natha nyebelin vin"
Viny: "udah udah beb, naatha!!!, iseng banget sih jadi orang!!!"
Aku: "wkwkwkwk, sumpah mbak, aku cuma bercanda"
Viny: "heh, malah ketawa lagi!!!, tangung jawab!!!, minta maaf cepet!!!"
Aku: "hehehe, mbak beby, damai ya, aku bercanda doang"
Aku mengucapkan permintaan maaf kepada beby dengan sisa-sia tawa yang masih sesekali keluar.
Aku: "mbak, daripada meluk mbak viny, mending mbak meluk aku"
Viny: "heeehh!!!, minta maaf yang bener!!"
Aku: "hehe, udah tadi mbak, mbak bebynya diem aja"
Viny: "beb, udah ya nangisnya, itu nathanya udah minta maaf"
Viny mengucapkan kalimat terakhirnya sambil mengelus-elus kepala beby yang masih memeluknya dengan erat.
Setelah viny berkata seperti itu bebypun melepaskan pelukannya dari tubuh viny, lalu menghapus sisa-sia air mata dipipinya.
Aku: "mbak, maaf ya, hehe, udah dong, jangan nagis"
Beby: "gak maoooo"
Aku: "hehehe, mbak...."
Beby: "jangan ketawa!!!!"
Aku: "iya iya, ampun mbak, nih, udah gak ketawa"
Aku mengucapkan kalimat terakhirku sambil tersenyum karena masih menahan tawa.
Beby: "gakusah senyum senyum!!!!"
Aku: "iya iya, nih, manyun nih"
Karena beby melarangku untuk tersenyum, akupun menarik kedua sudut bibirku kebawah untuk mengikuti instruksi beby.
Duukkk.....
Aku: "awww"
Beby: "iihhh, muka kamu ngeseliiin!!!"
Aku: "katanya jangan senyum"
Beby: "ya jangan gitu juga mukanyaaa!!"
Aku: "iya iya mbak, buset dah, salah mulu"
Ckiitttt...
Viny: "udah udah, nathanya udah minta maaf beb, kamu juga natha!!, minta maafnya yang serius dong!!!"
Aku: "hehe, serius kok dari tadi mbak"
Viny: "udah udah, ayo baikan, salaman dulu"
Akupun menjulurkan tanganku kearah beby untuk bermaafan sesuai instruksi dari viny.
Selang beberapa detik kemudian beby menyambut uluran tanganku sambil sesekali sesenggukan karena masih ada sedikit sisa tangisnya.
Viny: "nahh, gitu dong, udah ah, kayak anak kecil aja kalian"
Aku: "hehehe, iya mbak, udahan kok ini, iya gak mbak?"
Beby: "enggak!!!, males nat aku ada kamu, pulang sana!!!"
Viny: "halah, kamu mah ngomongnya gitu, giliran besok natha gak disini uring-uringan"
Beby: "iissh, kok malah kamu sih vin yang nyebelin sekarang"
Viny: "hehe, pieceee beb"
.
.
.
Diubah oleh akmal162 24-04-2020 13:43
Herisyahrian dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Kutip
Balas
