- Beranda
- Stories from the Heart
AKHIR PENANTIANKU (JILID IV _ 2.0) [TRUE STORY]
...
TS
dissymmon08
AKHIR PENANTIANKU (JILID IV _ 2.0) [TRUE STORY]
SELAMAT DATANG AGAN SISTA
Halo! 
Selamat berjumpa kembali dengan gue dalam rangka melanjutkan JILID IV kemarin yang gue akhiri di tengah alias Mid-season Finale. Udah berasa kayak cerita series bule The Walking Dead, Nancy Drew, etcyak? Hahaha. Karena berbagai pertimbangan, gue memutuskan untuk menyelesaikan di sana. Hapunten ya agan sista! Semoga agan sista bisa memahaminya...
Ga pernah gue lupa untuk selalu ngucapin terima kasih atas dukungan dan apresiasi agan sista selama ini! Makin hari, makin bikin semangat gue aja untuk terus melanjutkan cerita gue ini yang (kayaknya) masih panjang. Hehehe.
Masih melanjutkan tema cerita di JILID IV gue sebelumnya, insya Alloh di JILID IV 2.0 ini gue akan menjawab bagaimana kondisi ibu gue, bagaimana hubungan gue dengan Bang Firzy, bagaimana pendidikan gue, bagaimana pekerjaan gue, dan banyak puzzle-puzzle lainnya yang belum terjawab. Dengan semangat 'tak boleh ada kentang di antara kita' yang tak hentinya diucapkan oleh agan sista, insya Alloh juga gue akan melanjutkan sampai selesai (semoga tanpa hambatan) di thread gue yang ini.
Kembali lagi gue ingatkan gaya menulis gue yang penuh strong language, absurd-nya hidup gue dan (kayaknya masih akan) beberapa kali nyempil ++-nya, jadi gue masih ga akan melepas rating 18+ di cerita lanjutan gue kali ini. Gue berharap semoga agan sista tetap suka dan betah mantengin thread ane ini sampe selesai!
Dengan segala kerendahan hati gue yang belajar dari thread sebelumnya, kali ini gue memohon agan sista untuk membaca juga peraturan mengenai thread ini yang kayaknya banyak di-skip (karena dinilai ga penting), terutama mengenai kepentingan privasi dan spoiler. Semoga dengan kerja sama semuanya, membuat thread ini semakin bikin nyaman dan betah untuk jadi tempat nongkrong agan sista semuanya

Selamat berjumpa kembali dengan gue dalam rangka melanjutkan JILID IV kemarin yang gue akhiri di tengah alias Mid-season Finale. Udah berasa kayak cerita series bule The Walking Dead, Nancy Drew, etcyak? Hahaha. Karena berbagai pertimbangan, gue memutuskan untuk menyelesaikan di sana. Hapunten ya agan sista! Semoga agan sista bisa memahaminya...
Ga pernah gue lupa untuk selalu ngucapin terima kasih atas dukungan dan apresiasi agan sista selama ini! Makin hari, makin bikin semangat gue aja untuk terus melanjutkan cerita gue ini yang (kayaknya) masih panjang. Hehehe.
Masih melanjutkan tema cerita di JILID IV gue sebelumnya, insya Alloh di JILID IV 2.0 ini gue akan menjawab bagaimana kondisi ibu gue, bagaimana hubungan gue dengan Bang Firzy, bagaimana pendidikan gue, bagaimana pekerjaan gue, dan banyak puzzle-puzzle lainnya yang belum terjawab. Dengan semangat 'tak boleh ada kentang di antara kita' yang tak hentinya diucapkan oleh agan sista, insya Alloh juga gue akan melanjutkan sampai selesai (semoga tanpa hambatan) di thread gue yang ini.
Kembali lagi gue ingatkan gaya menulis gue yang penuh strong language, absurd-nya hidup gue dan (kayaknya masih akan) beberapa kali nyempil ++-nya, jadi gue masih ga akan melepas rating 18+ di cerita lanjutan gue kali ini. Gue berharap semoga agan sista tetap suka dan betah mantengin thread ane ini sampe selesai!

Dengan segala kerendahan hati gue yang belajar dari thread sebelumnya, kali ini gue memohon agan sista untuk membaca juga peraturan mengenai thread ini yang kayaknya banyak di-skip (karena dinilai ga penting), terutama mengenai kepentingan privasi dan spoiler. Semoga dengan kerja sama semuanya, membuat thread ini semakin bikin nyaman dan betah untuk jadi tempat nongkrong agan sista semuanya

![AKHIR PENANTIANKU (JILID IV _ 2.0) [TRUE STORY]](https://s.kaskus.id/images/2019/12/26/10712020_20191226010201.jpg)
Spoiler for AKHIR PENANTIANKU (THE SERIES):
Spoiler for INDEX:
Spoiler for MULUSTRASI:
Spoiler for PERATURAN:
Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 37 suara
Kepikiran untuk mulai post JILID I... Setuju kah?
Boleh juga Mi dicoba.
49%
Nanti aja, Mi.
51%
Diubah oleh dissymmon08 15-09-2020 12:11
padasw dan 90 lainnya memberi reputasi
85
170.7K
2.1K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
dissymmon08
#587
KISAH TENTANG F: KELEMAHAN (PART 02)
“Hah? Apaan lagi sih ini? Ya Alloh… Pecah kepala gue lama-lama, asli.” gumam gue perlahan.
“Halo? Kenapa, Mi?” tanya Lydia dari seberang telepon.
“Ah iya, Lyd. Sori tadi gue kaget sama isi chatgue.”
“Chat? Dari Bang Ija ya?” Mendadak suara Lydia terdengar agak bergetar. Dia kayaknya keliatan takut kalau Bang Firzy yang chat gue, mungkin dia mikir Bang Firzy keganggu dengan telepon Lydia. “Kalau misalnya kamu mau bales dulu mah gapapa. Atau aku perlu tutup sekarang---”
“JANGAN! Bukan Bang Ija kok oke? Santai aja… Hmm. Ini…” Beri gue sesaat untuk ngeboong sama Lydia. Ah gue tau! “Ini bos gue. Lu tau kan dari status gue di Twitter kalau bos gue suka nanyain kerjaan di luar jam kerja. Hmm. Tadi dia nanyain kerjaan gue yang belum kelar. Udah jam berapa coba ini? Malesin banget ye kan?”
“Lu ga boong sama gue kan, Mi?”
“Lu emang lebih percaya kalau gue bilang itu Bang Ija, Lyd?”
“Ya semoga aja bukan Bang Ija ya… Hehehe.”
“Terus gimana? Ceritain sama gue. Gimana ceritanya si Debby bisa bikin gosip baru lagi? Kan kita semua udah pada lulus lho… Masih aja dah gosip di Kampus masa?”
“Hmm. Jadi kemaren ada anak 2012 ngehubungin aku. Dia dulu praktikan kita sih. Tapi karena kamu duluan kerja dan ga ke kampus-kampus lagi, aku jadi deket sama dia. Aku suka sharing tentang urusan Kampus gitu. Nah, dia beberapa minggu yang lalu kabarin aku---”
“BEBERAPA MINGGU YANG LALU? Itu SANGAT LAMA lho, Lyd!” Sebentar itu beberapa hari bukan? Ini BEBERAPA MINGGU LHO!
“Maaf, soalnya aku… Hmm. Aku coba konfirmasi dulu ke Wulan---”
“Wulan? Dwi, Depi, sama Sinta juga tau dong???”
“Jangan potong omongan sih, Mi.”
“Iya, maaf, Lyd. Abis aku ngerasa kayak dulu aja. Kalian nutup akses informasi ke aku. Hmm. Kalau Bimo?”
"Maafin kita ya, Mi. Kita ngerasa yang terbaik saat itu ya begitu..." Lydia terdiam sesaat. “Bimo mutusin buat ga ikut campur. Dia lagi fokus sama kerjaan dia.”
Gue tarik napas dalem-dalem. Sumpah, gue mendadak jadi keingetan kejadian di Kampus dulu. Tapi yaudahlah, gue lupain dulu untuk sekarang. Gue butuh dapet informasi lebih detail dari Lydia. “Terus?”
“Anak 2012 itu bilang gini ‘Kantornya Kak Debby kan nerima mahasiswa untuk penelitian, nah Kak Debby banyak bantu angkatan kami. Kak Debby juga kadang masih suka ke Kampus karena kayaknya kantornya banyak urusan sama Kampus kita. Jadi deh Kak Debby deket dan banyak cerita ke angkatan 2011 dan 2012 yang masih ataupun lagi penelitian. Kak Debby cerita kalau Kak Debby itu harusnya ada di posisi Kak Emi---”
“HARUSNYA ADA DI POSISI GUE??? JADI PACARNYA BANG IJA? Buset. Mesti tiga gitu pacar dia???” Gue kembali ingin dan merasa berhak buat berteriak plus emosi saat itu.
“Iya, dia bilang gitu. Aku aja kaget katanya Debby juga jadi deket sama Bang Teguh sekarang. Mi, Debby itu sedeket kayak kamu dan Bang Teguh dulu lho! Kaget aku.”
“Tau darimana?”
“Dikirimin foto dari dia kalau mereka berdua lagi rangkul-rangkulan di Laboratorium.”
“Fakkk!”
“Terus ya, Mi? Dia bilang kalau Bang Ija itu tadinya ngejar-ngejar Debby mati-matian. Tapi, maaf ya Mi, brengs*k-nya Bang Ija katanya karena ga bisa dapetin Debby yang notabene-nya ada Bang Irfan dan Bang Herman, makanya Bang Ija jadi berpaling ke kamu, Mi. Soalnya kamu saat itu jomblo dan galau mulu. Jadi gampang didapetin… Maafin aku, Mi.”
“GAMPANG DI DAPETIN??? BUSET!!! Rendahan banget gue!”
“Makanya aku coba tanya ke anak-anak… Aku ga percaya kamu segitu desperate-nya pas tau dideketin cowok kayak Bang Ija dan langsung nerima aja. Tapi aneh-nya, kan beberapa kali Debby ngotot kalau Bang Ija itu ga bener.”
“Terus kata anak-anak gimana?”
“Ga ada yang tau gimana cerita aslinya. Kamu ga pernah cerita sama siapapun kan. Udah mana di Kampus kan masih ada Dewi dan Nindy yang pada sakit hati sama Bang Ija. Mereka bersikap seakan bilang ‘Iya kali begitu’ kalau ada yang tanyain urusan begini…”
“Gue mau ngomong sama Debby. Kenapa dia begitu?”
“Apa karena dia mau bales dendam sama kamu, Mi?”
“Maksudnya?”
“Tapi please, jangan bilang kalau ini tau dari aku ya? Janji?”
“Kenapa? Takut banget sih sama Debby.”
“Ya aku ga mau dibilang sama anak-anak kalau aku jadi biang kerok yang pecah belah Crocodile cuman karena ini. Anak-anak udah ngewanti aku buat ga bilang ini semua ke kamu. Soalnya aku kan ga pernah bisa boong sama kamu, Mi. Makanya aku dilarang cerita.”
“Lu mau liat gue tersakiti karena gosip yang ga gue tau, Lyd? Lu tega liat gue difitnah terus?”
“Tapi kan ini urusannya Bang Ija, Mi. Palingan yang jelek namanya Bang Ija. Kamu ya kena sedikit...”
Iya juga sih… Bang Ija yang dikatain brengs*k mau ngerusak hubungan persahabatan gue dan Debby. Tapi ya gue disitu dibikin seolah desperate juga sampe mau aja nerima bekasannya Debby bukan? Ditambah Debby bilang kalau dia yang seharusnya ada di posisi gue? Berarti kan tujuan Debby bukan cuman Bang Firzy malah, tapi gue... Gue butuh penjelasan. “Anggep gue dan Bang Ija itu satu, Lyd. Kalau kamu sayang sama aku dan ga mau aku sedih, kamu pun harus bersikap demikian sama Bang Ija.” Walaupun saat ini kami udah pisah.
Ya. Bodoh banget, Emilya!
“Ini asumsi aku dan anak-anak ya. Mungkin Debby bales dendam karena dia ga bisa dapetin Bang Irfan dan Bang Herman sama sekali. Dia sekarang jomblo dan kerja sendiri di ujung Jakarta sana tanpa diperhatiin siapapun! Sedangkan kamu malah langgeng-langgeng aja sama Bang Ija di luar sana. Kamu udah kerja, terus disayang dan dijagain banget sama Bang Ija. Gimana dia ga iri sama kamu? Makanya dia mau kamu ngerasain penderitaan yang sama kayak dia. Ya semacem bales dendam jadinya...”
“Jadi intinya mah lebih ke nyakitin gue dong? Bukannya Bang Ija??? Terus dia pikir gue sengaja bales dendam begitu? Dia pikir gue sengaja pengen nyakitin dia? Dia yang bikin perkara di antara dua cowok sendiri, dia yang ditinggalin mereka, eh gue yang disalahin? Kok BAJINGAN banget jadi orang??? Masa dia diputusin terus jomblo, malah nyalahin gue dan Bang Ija??? Terus maunya gue yang jomblo dan ditinggalin sama siapapun pacar gue? Terus maunya dia yang bahagia sama Bang Ija??? Emang DIA MAU BERJUANG sama Bang Ija pas difitnah sama orang di Kampus dulu? Emang DIA MAU berjuang pertahanin Bang Ija dari semua cewek cantik nan sempurna di sekeliling Bang Ija? Emang DIA MAU berjuang untuk bersabar menghadapi Bang Ija yang KATANYA BRENGS*K itu? MAU? Apa mau enaknya aja disayang dan dijagain gitu doangan?”
“Mi… Jangan marah sama aku dong. Huhuhu. Kamu kok jadi emosinya sama aku…”
“Maaf, Lyd. Gue emosi banget asli. Kenapa jadi gue yang dirugiin begini. Nama gue ga pernah bener rasanya, sekarang gue dibilang kayak cewek desperate yang ngerebut PACAR SAHABAT gitu sih. ANJ*NG AMAT! Gue ga ngapa-ngapain dia lho!”
“Mau kita kumpul semua buat nyelesein ini?”
Wait, kumpul? Gue udah janji sama Bang Firzy untuk ga pernah kumpul lagi sama mereka. Masa iya gue jadinya kumpul dan ingkar janji? Tapi kan… Gue udah putus sama dia. Masih berlaku kah janji gue? “Gue coba selesein sendiri dulu ya, Lyd.”
“Selesein sendiri atau sendiri dalam artian berdua sama Bang Ija, Mi? Mi, please jangan bikin ribut---”
“Gue bikin ribut, Lyd? Jadi di mata kalian kalau gue berusaha nyelesein masalah ini, gue yang jadi biang masalah? Gue bikin masalah?”
“…” Lydia diem aja, ga jawab pertanyaan gue sama sekali. Hening.
“Kamu mikir biang masalah di Crocodile itu malah gue, Lyd?”
“…”
“Aku cuman ga mau Crocodile pecah belah karena urusan cowok, Mi. Aku, Dwi, dan Bimo berharap begitu…”
“Terus mau kalian gue ngalah, terima nasib, terima nama baik gue jelek, terima gue dikatain apapun sama Debby, dan terima kalau gue nanti dihina dina pas reunian di depan anak-anak berangkatan-angkatan? Iya?”
“Aku ga pernah bilang begitu.”
“TAPI KALAU LU MINTA GUE MUNDUR ATAU LEGOWO SAMA KELAKUAN DEBBY, YA GUE ARTINYA PASRAH! Denger ya, Lyd. Demi Tuhan, cerita itu boong! Bang Ija GA PERNAH NGEJAR-NGEJAR DEBBY kayak apa yang diceritain sama Debby bagaimanapun versinya dan GUE PERCAYA ITU! Bang Ija GA PERNAH ngejar gue karena alesan apapun yang Debby buat!” Oke air mata gue keluar dan suara gue mulai bergetar. “Bang Ija… Ya Alloh. Bang Ija sayang banget sama gue, Lyd. Bang Ija emang serius mau pacarin gue. Cuman ngejar gue. Dan gue pun akhirnya mau mempertahankan hubungan sama dia karena gue sayang sama dia, Lyd. Gue terima aturan Bang Ija yang ngelarang ini itu bahkan bikin kita jauh, gue sabar sama Bang Ija yang temperamen dan nyakitin gue beberapa kali. Tapi Bang Ija gue itu ga akan pernah punya niatan sejelek itu kayak apa yang Debby bilang. Gue percaya itu… Gue mohon, lu mau jadi orang yang percaya sama gue. Walaupun itu cuman lu, gue tetep lega. Banget…”
“Mi, aku, Dwi, dan Bimo ga pernah lepas kepercayaan dari kamu. Kami SELALU PERCAYA SAMA KAMU. SELALU! Ih aku nangis kan…”
“Makasih banyak, Lyd. Makasih. Makasih buat cerita dan semua informasi ini. Makasih udah selalu percaya sama gue. Dan makasih udah jujur ya… Makasih selalu mikirin gue sampe lu rela ngehubungin gue sekarang ini. Gue tau, lu sangat peduli sama gue. Tapi kali ini, gue mohon lu percaya sama gue kalau gue bisa coba ngomongin sama Debby baik-baik tanpa merusak Crocodile.”
“Aku percaya… Mi. Ya Alloh, iya aku percaya…” Gue yakin denger Lydia nangis di sebrang sana.
“Tapi hey… Dengerin ya, Lyd. Kalau ternyata nih… Kalau ternyata nanti. Ya Alloh…” Gue apus air mata gue yang ga berenti ngalir. Sumpah, rasanya lebih sakit dari diputusin sama Bang Firzy. “Kalau ternyata urusan gue dan Debby ga bisa diselesein baik-baik… Biarin gue yang mundur dari Crocodile oke? Jangan rusak silaturahmi kalian sama Debby di Crocodile. Titip jagain Bimo. Jangan sampe Bimo terus diledekin sama orang-orang karena tingkah laku dia. Lu juga jangan gampang percaya sama orang oke? Kalau lu mau hubungin gue, feel free. Tapi jangan sampe kalian ga berhubungan lagi karena gue keluar dari Crocodile oke? Sekarang gue cuman butuh penjelasan dari Debby, sebenernya mau dia apa...”
“Crocodile itu kan kamu yang buat---”
“Crocodile itu kita yang buat… Bukan gue doang. Tapi kita… Kalau ternyata gue yang ngerusak semuanya, kayak gimana gue ngerusak idup Debby, menurut si Debby. Biar gue yang mundur dan mengalah… Oke?”
“Mi…”
“Janji, Lyd?”
“Emi… Aku ga mau janji. Ya Alloh…”
“Lydia?”
“GA MAU!”
“LYDIA PLEASE! Demi gue dan Bimo… Janji ya? Biar Bimo tau yang seneng-seneng aja oke?”
“Mi…”
“Janji ya, Lyd?”
“I-iya, Mi… Aku boleh kan terus berhubungan sama kamu?”
“Kapanpun… Oke? Kapanpun hubungi gue. Jangan remove gue dari semua sosmed lu! Jangan apus nomor gue. Kapanpun hubungi gue saat lu butuh gue. Oke? Lagian kan gue belum pasti ninggalin lu. Atau ninggalin kalian.”
“Mi… Makasih. Makasih buat persahabatan ini… Makasih banyak banget, Mi.”
“Semangat ya, Lyd. Inget, gue sayang kalian semua. Gue sayang Crocodile. Gue ga akan mau Crocodile pecah gitu aja, apalagi sampe harus putus silaturahmi. Tapi kalau ternyata itu jalan terbaik… Gue bisa apa?”
“Kamu coba dulu aja ya… Mi.”
“Iya, Lyd. Udah ya… Istirahat ya? Jangan dipikirin. Besok semangat kerjanya oke? Jangan dipikirin urusan gue ini.”
“Ga bisa ga mikirin.”
“JANJI GA BOLEH MIKIRIN!”
“Iya… Mi. Huhuhu.”
“Oke… Tidur ya. Assalamualaikum, Lyd.”
“Waalaikumsalam… Mi. Gonna miss you so much.”
“Makasih ya…” Langsung gue tutup telepon gue dan Lydia yang penuh haru itu.
Jujur ya, saat itu gue bingung. Gue bengong ngeliat foto Crocodile yang gue pajang di atas lemari gue. Dulu kami sedeket itu. Cuman karena urusan satu cowok yang saat ini udah ninggalin gue, kami jadi kayak begini? Ya Alloh…
Sebentar! Tapi yang diomongin sama Debby itu fitnah! Boong! Dan kenapa dia bikin cerita aneh-aneh itu lagi di Kampus sana ketika gue udah ga punya urusan sama Debby? Masa dia ditinggalin sama Bang Irfan salah gue? Masa Bang Herman ga mau lagi balikan sama dia pun jadinya salah gue juga? Terus dia pengen gue nasibnya sama ditinggalin pacar gue juga, dengan dia bikin gosip biar Bang Firzy emosi dan mutusin gue gitu? Atau dia cuman pengen fitnah biar idup gue menderita dapet tatapan hina dari semua orang karena disebut perebut pacarnya sahabat? Apa sih untungnya dia begitu sama gue???
“Apa gue telepon aja Debby sekarang?”
“Halo? Kenapa, Mi?” tanya Lydia dari seberang telepon.
“Ah iya, Lyd. Sori tadi gue kaget sama isi chatgue.”
“Chat? Dari Bang Ija ya?” Mendadak suara Lydia terdengar agak bergetar. Dia kayaknya keliatan takut kalau Bang Firzy yang chat gue, mungkin dia mikir Bang Firzy keganggu dengan telepon Lydia. “Kalau misalnya kamu mau bales dulu mah gapapa. Atau aku perlu tutup sekarang---”
“JANGAN! Bukan Bang Ija kok oke? Santai aja… Hmm. Ini…” Beri gue sesaat untuk ngeboong sama Lydia. Ah gue tau! “Ini bos gue. Lu tau kan dari status gue di Twitter kalau bos gue suka nanyain kerjaan di luar jam kerja. Hmm. Tadi dia nanyain kerjaan gue yang belum kelar. Udah jam berapa coba ini? Malesin banget ye kan?”
“Lu ga boong sama gue kan, Mi?”
“Lu emang lebih percaya kalau gue bilang itu Bang Ija, Lyd?”
“Ya semoga aja bukan Bang Ija ya… Hehehe.”
“Terus gimana? Ceritain sama gue. Gimana ceritanya si Debby bisa bikin gosip baru lagi? Kan kita semua udah pada lulus lho… Masih aja dah gosip di Kampus masa?”
“Hmm. Jadi kemaren ada anak 2012 ngehubungin aku. Dia dulu praktikan kita sih. Tapi karena kamu duluan kerja dan ga ke kampus-kampus lagi, aku jadi deket sama dia. Aku suka sharing tentang urusan Kampus gitu. Nah, dia beberapa minggu yang lalu kabarin aku---”
“BEBERAPA MINGGU YANG LALU? Itu SANGAT LAMA lho, Lyd!” Sebentar itu beberapa hari bukan? Ini BEBERAPA MINGGU LHO!
“Maaf, soalnya aku… Hmm. Aku coba konfirmasi dulu ke Wulan---”
“Wulan? Dwi, Depi, sama Sinta juga tau dong???”
“Jangan potong omongan sih, Mi.”
“Iya, maaf, Lyd. Abis aku ngerasa kayak dulu aja. Kalian nutup akses informasi ke aku. Hmm. Kalau Bimo?”
"Maafin kita ya, Mi. Kita ngerasa yang terbaik saat itu ya begitu..." Lydia terdiam sesaat. “Bimo mutusin buat ga ikut campur. Dia lagi fokus sama kerjaan dia.”
Gue tarik napas dalem-dalem. Sumpah, gue mendadak jadi keingetan kejadian di Kampus dulu. Tapi yaudahlah, gue lupain dulu untuk sekarang. Gue butuh dapet informasi lebih detail dari Lydia. “Terus?”
“Anak 2012 itu bilang gini ‘Kantornya Kak Debby kan nerima mahasiswa untuk penelitian, nah Kak Debby banyak bantu angkatan kami. Kak Debby juga kadang masih suka ke Kampus karena kayaknya kantornya banyak urusan sama Kampus kita. Jadi deh Kak Debby deket dan banyak cerita ke angkatan 2011 dan 2012 yang masih ataupun lagi penelitian. Kak Debby cerita kalau Kak Debby itu harusnya ada di posisi Kak Emi---”
“HARUSNYA ADA DI POSISI GUE??? JADI PACARNYA BANG IJA? Buset. Mesti tiga gitu pacar dia???” Gue kembali ingin dan merasa berhak buat berteriak plus emosi saat itu.
“Iya, dia bilang gitu. Aku aja kaget katanya Debby juga jadi deket sama Bang Teguh sekarang. Mi, Debby itu sedeket kayak kamu dan Bang Teguh dulu lho! Kaget aku.”
“Tau darimana?”
“Dikirimin foto dari dia kalau mereka berdua lagi rangkul-rangkulan di Laboratorium.”
“Fakkk!”
“Terus ya, Mi? Dia bilang kalau Bang Ija itu tadinya ngejar-ngejar Debby mati-matian. Tapi, maaf ya Mi, brengs*k-nya Bang Ija katanya karena ga bisa dapetin Debby yang notabene-nya ada Bang Irfan dan Bang Herman, makanya Bang Ija jadi berpaling ke kamu, Mi. Soalnya kamu saat itu jomblo dan galau mulu. Jadi gampang didapetin… Maafin aku, Mi.”
“GAMPANG DI DAPETIN??? BUSET!!! Rendahan banget gue!”
“Makanya aku coba tanya ke anak-anak… Aku ga percaya kamu segitu desperate-nya pas tau dideketin cowok kayak Bang Ija dan langsung nerima aja. Tapi aneh-nya, kan beberapa kali Debby ngotot kalau Bang Ija itu ga bener.”
“Terus kata anak-anak gimana?”
“Ga ada yang tau gimana cerita aslinya. Kamu ga pernah cerita sama siapapun kan. Udah mana di Kampus kan masih ada Dewi dan Nindy yang pada sakit hati sama Bang Ija. Mereka bersikap seakan bilang ‘Iya kali begitu’ kalau ada yang tanyain urusan begini…”
“Gue mau ngomong sama Debby. Kenapa dia begitu?”
“Apa karena dia mau bales dendam sama kamu, Mi?”
“Maksudnya?”
“Tapi please, jangan bilang kalau ini tau dari aku ya? Janji?”
“Kenapa? Takut banget sih sama Debby.”
“Ya aku ga mau dibilang sama anak-anak kalau aku jadi biang kerok yang pecah belah Crocodile cuman karena ini. Anak-anak udah ngewanti aku buat ga bilang ini semua ke kamu. Soalnya aku kan ga pernah bisa boong sama kamu, Mi. Makanya aku dilarang cerita.”
“Lu mau liat gue tersakiti karena gosip yang ga gue tau, Lyd? Lu tega liat gue difitnah terus?”
“Tapi kan ini urusannya Bang Ija, Mi. Palingan yang jelek namanya Bang Ija. Kamu ya kena sedikit...”
Iya juga sih… Bang Ija yang dikatain brengs*k mau ngerusak hubungan persahabatan gue dan Debby. Tapi ya gue disitu dibikin seolah desperate juga sampe mau aja nerima bekasannya Debby bukan? Ditambah Debby bilang kalau dia yang seharusnya ada di posisi gue? Berarti kan tujuan Debby bukan cuman Bang Firzy malah, tapi gue... Gue butuh penjelasan. “Anggep gue dan Bang Ija itu satu, Lyd. Kalau kamu sayang sama aku dan ga mau aku sedih, kamu pun harus bersikap demikian sama Bang Ija.” Walaupun saat ini kami udah pisah.
Ya. Bodoh banget, Emilya!
“Ini asumsi aku dan anak-anak ya. Mungkin Debby bales dendam karena dia ga bisa dapetin Bang Irfan dan Bang Herman sama sekali. Dia sekarang jomblo dan kerja sendiri di ujung Jakarta sana tanpa diperhatiin siapapun! Sedangkan kamu malah langgeng-langgeng aja sama Bang Ija di luar sana. Kamu udah kerja, terus disayang dan dijagain banget sama Bang Ija. Gimana dia ga iri sama kamu? Makanya dia mau kamu ngerasain penderitaan yang sama kayak dia. Ya semacem bales dendam jadinya...”
“Jadi intinya mah lebih ke nyakitin gue dong? Bukannya Bang Ija??? Terus dia pikir gue sengaja bales dendam begitu? Dia pikir gue sengaja pengen nyakitin dia? Dia yang bikin perkara di antara dua cowok sendiri, dia yang ditinggalin mereka, eh gue yang disalahin? Kok BAJINGAN banget jadi orang??? Masa dia diputusin terus jomblo, malah nyalahin gue dan Bang Ija??? Terus maunya gue yang jomblo dan ditinggalin sama siapapun pacar gue? Terus maunya dia yang bahagia sama Bang Ija??? Emang DIA MAU BERJUANG sama Bang Ija pas difitnah sama orang di Kampus dulu? Emang DIA MAU berjuang pertahanin Bang Ija dari semua cewek cantik nan sempurna di sekeliling Bang Ija? Emang DIA MAU berjuang untuk bersabar menghadapi Bang Ija yang KATANYA BRENGS*K itu? MAU? Apa mau enaknya aja disayang dan dijagain gitu doangan?”
“Mi… Jangan marah sama aku dong. Huhuhu. Kamu kok jadi emosinya sama aku…”
“Maaf, Lyd. Gue emosi banget asli. Kenapa jadi gue yang dirugiin begini. Nama gue ga pernah bener rasanya, sekarang gue dibilang kayak cewek desperate yang ngerebut PACAR SAHABAT gitu sih. ANJ*NG AMAT! Gue ga ngapa-ngapain dia lho!”
“Mau kita kumpul semua buat nyelesein ini?”
Wait, kumpul? Gue udah janji sama Bang Firzy untuk ga pernah kumpul lagi sama mereka. Masa iya gue jadinya kumpul dan ingkar janji? Tapi kan… Gue udah putus sama dia. Masih berlaku kah janji gue? “Gue coba selesein sendiri dulu ya, Lyd.”
“Selesein sendiri atau sendiri dalam artian berdua sama Bang Ija, Mi? Mi, please jangan bikin ribut---”
“Gue bikin ribut, Lyd? Jadi di mata kalian kalau gue berusaha nyelesein masalah ini, gue yang jadi biang masalah? Gue bikin masalah?”
“…” Lydia diem aja, ga jawab pertanyaan gue sama sekali. Hening.
“Kamu mikir biang masalah di Crocodile itu malah gue, Lyd?”
“…”
“Aku cuman ga mau Crocodile pecah belah karena urusan cowok, Mi. Aku, Dwi, dan Bimo berharap begitu…”
“Terus mau kalian gue ngalah, terima nasib, terima nama baik gue jelek, terima gue dikatain apapun sama Debby, dan terima kalau gue nanti dihina dina pas reunian di depan anak-anak berangkatan-angkatan? Iya?”
“Aku ga pernah bilang begitu.”
“TAPI KALAU LU MINTA GUE MUNDUR ATAU LEGOWO SAMA KELAKUAN DEBBY, YA GUE ARTINYA PASRAH! Denger ya, Lyd. Demi Tuhan, cerita itu boong! Bang Ija GA PERNAH NGEJAR-NGEJAR DEBBY kayak apa yang diceritain sama Debby bagaimanapun versinya dan GUE PERCAYA ITU! Bang Ija GA PERNAH ngejar gue karena alesan apapun yang Debby buat!” Oke air mata gue keluar dan suara gue mulai bergetar. “Bang Ija… Ya Alloh. Bang Ija sayang banget sama gue, Lyd. Bang Ija emang serius mau pacarin gue. Cuman ngejar gue. Dan gue pun akhirnya mau mempertahankan hubungan sama dia karena gue sayang sama dia, Lyd. Gue terima aturan Bang Ija yang ngelarang ini itu bahkan bikin kita jauh, gue sabar sama Bang Ija yang temperamen dan nyakitin gue beberapa kali. Tapi Bang Ija gue itu ga akan pernah punya niatan sejelek itu kayak apa yang Debby bilang. Gue percaya itu… Gue mohon, lu mau jadi orang yang percaya sama gue. Walaupun itu cuman lu, gue tetep lega. Banget…”
“Mi, aku, Dwi, dan Bimo ga pernah lepas kepercayaan dari kamu. Kami SELALU PERCAYA SAMA KAMU. SELALU! Ih aku nangis kan…”
“Makasih banyak, Lyd. Makasih. Makasih buat cerita dan semua informasi ini. Makasih udah selalu percaya sama gue. Dan makasih udah jujur ya… Makasih selalu mikirin gue sampe lu rela ngehubungin gue sekarang ini. Gue tau, lu sangat peduli sama gue. Tapi kali ini, gue mohon lu percaya sama gue kalau gue bisa coba ngomongin sama Debby baik-baik tanpa merusak Crocodile.”
“Aku percaya… Mi. Ya Alloh, iya aku percaya…” Gue yakin denger Lydia nangis di sebrang sana.
“Tapi hey… Dengerin ya, Lyd. Kalau ternyata nih… Kalau ternyata nanti. Ya Alloh…” Gue apus air mata gue yang ga berenti ngalir. Sumpah, rasanya lebih sakit dari diputusin sama Bang Firzy. “Kalau ternyata urusan gue dan Debby ga bisa diselesein baik-baik… Biarin gue yang mundur dari Crocodile oke? Jangan rusak silaturahmi kalian sama Debby di Crocodile. Titip jagain Bimo. Jangan sampe Bimo terus diledekin sama orang-orang karena tingkah laku dia. Lu juga jangan gampang percaya sama orang oke? Kalau lu mau hubungin gue, feel free. Tapi jangan sampe kalian ga berhubungan lagi karena gue keluar dari Crocodile oke? Sekarang gue cuman butuh penjelasan dari Debby, sebenernya mau dia apa...”
“Crocodile itu kan kamu yang buat---”
“Crocodile itu kita yang buat… Bukan gue doang. Tapi kita… Kalau ternyata gue yang ngerusak semuanya, kayak gimana gue ngerusak idup Debby, menurut si Debby. Biar gue yang mundur dan mengalah… Oke?”
“Mi…”
“Janji, Lyd?”
“Emi… Aku ga mau janji. Ya Alloh…”
“Lydia?”
“GA MAU!”
“LYDIA PLEASE! Demi gue dan Bimo… Janji ya? Biar Bimo tau yang seneng-seneng aja oke?”
“Mi…”
“Janji ya, Lyd?”
“I-iya, Mi… Aku boleh kan terus berhubungan sama kamu?”
“Kapanpun… Oke? Kapanpun hubungi gue. Jangan remove gue dari semua sosmed lu! Jangan apus nomor gue. Kapanpun hubungi gue saat lu butuh gue. Oke? Lagian kan gue belum pasti ninggalin lu. Atau ninggalin kalian.”
“Mi… Makasih. Makasih buat persahabatan ini… Makasih banyak banget, Mi.”
“Semangat ya, Lyd. Inget, gue sayang kalian semua. Gue sayang Crocodile. Gue ga akan mau Crocodile pecah gitu aja, apalagi sampe harus putus silaturahmi. Tapi kalau ternyata itu jalan terbaik… Gue bisa apa?”
“Kamu coba dulu aja ya… Mi.”
“Iya, Lyd. Udah ya… Istirahat ya? Jangan dipikirin. Besok semangat kerjanya oke? Jangan dipikirin urusan gue ini.”
“Ga bisa ga mikirin.”
“JANJI GA BOLEH MIKIRIN!”
“Iya… Mi. Huhuhu.”
“Oke… Tidur ya. Assalamualaikum, Lyd.”
“Waalaikumsalam… Mi. Gonna miss you so much.”
“Makasih ya…” Langsung gue tutup telepon gue dan Lydia yang penuh haru itu.
Jujur ya, saat itu gue bingung. Gue bengong ngeliat foto Crocodile yang gue pajang di atas lemari gue. Dulu kami sedeket itu. Cuman karena urusan satu cowok yang saat ini udah ninggalin gue, kami jadi kayak begini? Ya Alloh…
Sebentar! Tapi yang diomongin sama Debby itu fitnah! Boong! Dan kenapa dia bikin cerita aneh-aneh itu lagi di Kampus sana ketika gue udah ga punya urusan sama Debby? Masa dia ditinggalin sama Bang Irfan salah gue? Masa Bang Herman ga mau lagi balikan sama dia pun jadinya salah gue juga? Terus dia pengen gue nasibnya sama ditinggalin pacar gue juga, dengan dia bikin gosip biar Bang Firzy emosi dan mutusin gue gitu? Atau dia cuman pengen fitnah biar idup gue menderita dapet tatapan hina dari semua orang karena disebut perebut pacarnya sahabat? Apa sih untungnya dia begitu sama gue???
“Apa gue telepon aja Debby sekarang?”
itkgid dan 23 lainnya memberi reputasi
24
Tutup
![AKHIR PENANTIANKU (JILID IV _ 2.0) [TRUE STORY]](https://s.kaskus.id/images/2019/10/10/10712020_20191010014133.jpg)

dan 
