Stay at home alias #dirumahaja yang sudah berjalan cukup lama ini bikin ane punya side job lain. Work from home jalan seperti biasanya, tapi ada tugas tambahan yang menanti yaitu bantuin ngurusin kambing. Lebih tepatnya tugas ane sekarang adalah sebagai petugas catering keluarga pak embek. Itung-itung #mumpungdirumah dan punya banyak waktu. Kambing ini sebenernya peliharaan bapak ane sih, tapi kalo dirumah dan banyak waktu senggang ane juga ikutan ngurusin. Ya gimana, berisik mulu ini kambing kalo makanannya habis. Belum berhenti mengembik kalo mulutnya belum ngunyah. 


sumber : dokumen pribadi

Bapak ane awalnya beli 2 kambing, yang betina dewasa sama anakan kecil. Eh, nggak lama kemudian si betina kok nunjukin tanda-tanda pengen kimpoi, akhirnya beli lagi 1 pejantan dewasa biar bisa kimpoi. Perkimpoian 2 sejoli tadi akhirnya dikaruniai 1 anak kambing yang imut tapi nyeremin kalo malem. Tau kenapa? Si kambing di bagian matanya ada lingkaran hitamnya jadi keliatan horror. Jadilah rumah ane rame sama paduan suara 4 kambing tersebut yang setia jadi backsound ane sehari-hari.


sumber : dokumen pribadi

Memelihara kambing cukup mudah sih, yang terpenting makanannya terpenuhi. Kali ini giliran ane cariin mereka camilan dedaunan yang ada di sekitar karena udah berisik laporan perutnya laper. Yang mereka doyan sih biasanya daun singkong, daun gamal, daun bunga sepatu, daun rambutan, daun mangga, daun nangka dan lain sebagainya. Nah kali ini adanya daun nangka dan mereka makan dengan lahapnya.


sumber : dokumen pribadi

Biasanya kambing-kambing ini dikasih makan rumput segar yang ada di sekitar. Karena daerah ane tinggal masih pedesaan, jadi mudah buat nyari rumput dipinggir sawah atau di lapangan. Ane sih nggak bisa merumput atau ngarit (di daerah ane, bahasa kerennya cari rumput dan memangkasnya menggunakan sabit adalah “ngarit”) jadi suami ane yang kali ini kebagian jatah. Ya, itung-itung biar dia refreshing mumpung stay at home. Soalnya suami juga biasanya berangkat kerja pagi, pulang sore dan nggak ada waktu buat ikutan ngurusin kambing.


sumber : dokumen pribadi

Kalo dilihat 1 kantong rumput itu udah cukup banyak ya. Tapi jangan salah, sebanyak itu paling juga habis dalam 1 hari atau paling lama 2 hari. Maklum aja ya, yang makan 4 ekor soalnya jadi harus rajin-rajin cari rumputnya. Lihat deh betapa bahagianya mereka saat melihat rumput-rumput segar ditaruh di tempat makannya. Selera makannya langsung membuncah, sibuk ngunyah dan yang pasti udah nggak berisik lagi.


sumber : dokumen pribadi

Selain itu ane juga biasanya kasih makanan selingan berupa cereal (gaya bener ya makan cereal segala). Makanan ini biasanya terdiri dari bekatul yang dicampur dengan garam krokos (garam kasar) yang berfungsi untuk menyimpan air dan memberi mineral dalam tubuh. Bekatul ini biasanya ane beli dari tempat penggilingan padi atau di toko pakan ternak. Habis itu tinggal dicampur pake air, diaduk rata dan disajikan ke para kambing.


sumber : dokumen pribadi

Kebersihan kandang juga dijaga dengan membersihkan kotorannya secara rutin. Kotoran ini nggak di buang gitu aja karena bisa dijadikan sebagai pupuk yang bikin tanaman sayuran dan buah di kebun ane subur. Nikmat sekali ya hidup di desa, di sela-sela waktu yang bikin stress harus stay at home karena virus corona ane masih bisa sedikit berefreshing bersama para kambing. Di balik semua cobaan pasti ada hikmahnya karena ane jadi tahu banyak tentang dunia perkambingan ini. Kambing-kambing ini juga ikutan di karantina dan nggak boleh main diluar dulu. Biasanya mereka suka diajak keluar merumput di pinggir sawah biar bisa lari-larian dan happy. Sabar ya, semoga pandemi ini segera berakhir dan  semua bisa kembali normal seperti sedia kala.