H+8 in Yogyakarta

8 May 2022

05:00

Lanud Adisucipto

Sudah hari ke 8 wabah virus Sentry menjangkit wilayah Jabodetabek dan seluruh wilayah Jawa Barat, kudengar Presiden Republik Indonesia membentuk pemerintahan darurat di Kota Yogyakarta. Aku pun membaca berita penutupan perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Timur dan Jawa Tengah oleh TNI dengan banyak ranjau darat termasuk ranjau anti tank pada H+7 kemarin di website Kedaulatan Rakyat, Bisa dimaklumi mereka hanya ingin mencegah Mayat masuk wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah (sambil meminum kopi tubruk tentunya).

"Bung, apa kau melihat berita penutupan perbatasan Jabar dengan Jatim dan Jateng?" tanya salah satu personel TNI-AU padaku

"Baru saja kulihat beritanya di KR"

"Wah, bagaimana kalau personel kami yang tidak terinfeksi virus Sentry dalam arti menjadi Mayat melewati perbatasan dan kena ranjau kan gawat"

Aku mengerti kekhawatiran personel TNI-AU lalu aku pun berkata "Sudahlah Bung, mereka sudah dengan cermat dan hati hati dalam menempatkan ranjau, lagipula ada pesawat angkut & pesawat tempur jika ingin ke wilayah zona merah"

"Oh iya Bung"

Lalu aku menghabiskan kopi tubruk sampai ke ampas ampasnya walaupun pahit tapi membuatku segar, ya tidak setiap hari minum kopi pada pagi harinya.

Aku berjalan santai di kamp pengungsi lalu duduk sambil menyalakan sebatang rokok Gudang Garam pemberian personel TNI-AU di tempat khusus merokok, rasanya nikmat tapi aku hanya sesekali merokok.

Aku lalu memasak dua bungkus mie instan Indomie pedas yang kubawa dari Bandung karena aku tidak ingin memakan jatah ransum T2P untuk pengungsi.

09:00

Aku mendengar keributan di dekat Kamp Pengungsi, segera kusandang AK-47 yang diberikan oleh personel TNI-AU dan berlari bersama personel TNI AU dan siswa pelatihan menembak. sesampainya di kamp Pengungsi kami memasuki mimpi kelam berberapa orang pengungsi berubah jadi Mayat dan memakan habis adik salah satu siswa pelatihan menembak, kami segera melepaskan tembakan di kepala Mayat, Raditya Dika selaku keluarga korban pun menangis "Kenapa mereka jadi kayak gini Pak???!!!, Mereka keluarga saya pak!"

Aku tak menyangka hal mengerikan di Bandung terjadi lagi di Lanud Adisucipto, Teman teman Raditya Dika pun berupaya menenangkan yang bersangkutan.

19:30

Komandan Pangkalan Lanud Adisucipto berpangkat Kolonel dan aku terdiam sejak 5 menit lalu, Ia pun mengutarakan rasa penyesalannya padaku "Kita kecolongan, ternyata keluarga Raditya Dika sudah terinfeksi karena mengunjungi Pondok Indah Mall yang sudah diserang kelompok bioterorisme Frost Sick pada H+1 dengan memasukkan gas seperti freon berisi...."

"Virus Sentry?"

"Ya, pada orang tertentu masa inkubasi virus bisa 1-2 hari pada umumnya 5 hari serta paling lama 7 hari sebelum menginfeksi korbannya, gejalanya demam tinggi lalu tidak sadarkan diri atau meninggal dan akhirnya menjadi Mayat yang ganas"

Oh Tuhanku... Aku pun terdiam lagi, ternyata wabah virus ini adalah ulah teroris yang memakai senjata biologi. Mudah mudahan kelompok jahanam itu dihukum berat! (Maaf aku sangat marah ketika menulis bagian ini), aku kasihan melihat tangis Raditya Dika yang keluarganya menjadi Mayat dan memakan adik terakhirnya pada pagi yang kelam tadi.

MIKKO LEPPILAMPI