Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Iqiramadan21Avatar border
TS
Iqiramadan21
Don't Call Me Fakkboii! (Part 1)
Hai Gan, kembali lagi di thread Ane. Hari ini Ane lumaya gabut hehe, karena akhirnya Ane udah menyelesaikan semua rangkaian Ujian di Sekolah tinggal nunggu hasilnya. Do'ain semoga diberi yang terbaik yah Aamin ....

Gak tahu kenapa Ane tersirat di kepala buat bikin cerita pendek, kalau mau sih bisa ada kelanjutannya. mungkin ini masuk ke genre Song Fiction kali yah, eh ada genre itukah? Ah entahlah. Yang penting Ane mau bercerita aja dah, selamat membaca emoticon-Toastemoticon-Toastemoticon-Toast

Dont Call Me Fakkboii (Part 1)

Don't Call Me Fakkboii! (Part 1)
Gambar Hanya Contoh | Sumber foto :

"Nasi udah jadi bubur," ujar Dendi kepada Desi.

"Tapi sayang, aku bener-bener nyesel, aku janji gak bakal ngulangi lagi, kamu tahu Allah saja maha pemaaf masa kamu nggak."

     Dendi bingung apa yang harus ia lakukan, sebenarnya Dendi masih punya perasaan kepada Desi.

"Oke, tapi coba yakinkan aku untuk bisa memaafkanmu?" tanya Dendi.

"Aku mau nikah sama kamu," ucap Desi meyakinkan Dendi.

"Yaudah aku maafin kamu, tapi janji yah." Dendi mengaitkan jari kelingkingnya ke jari milik Desi.

"Janji."

"Hahaha, bisa aja dikibulin nih cowo, jelas enak lah nikah sama dia, orang tua nya kan kaya," kata Desi dalam hatinya.

"Yaudah sayang, aku mau pulang dulu yah, udah sore nih mamah pasti udah nunggu di depan pintu." Desi pamit kepada Dendi.

**  **

Jam istirahat.

"Dendi ...."

     Suara perempuan terdengar di koridor, Dendi yakin itu pasti Desi yang mau ngajak makan bareng di kantin.

"Eh ... kamu Sal, ada apa yah, mana Desi, tumben kamu gak bareng," tanya Dendi kepada Salma teman Desi.

"Sini deh...." Salma menarik tangan Dendi dengan kencang.

"Ehh ... mau kemana ini." Dendi bingung dengan Salma yang membawanya ke belakang kelas.

     Tiba-tiba, seseorang datang dan mengejutkan mereka berdua.

"Oh ... jadi kamu Sal. Dendi, ternyata kamu main cinta juga yah dibelakangku."

"Siap ..."

"Nggak Des, aku gak ada hubungan apa-apa sama Dendi." Salma memotong perkataan dendi.

"Okeeeeh .... gak ada hubungan apa-apa yah, terus ngapain berduaan disini, dasar penghianat. aku pikir kamu teman yang baik Sal, ternyata kau munafik, mulai detik ini kita bukan teman lagi, ngerti kamu?"

"Jangan asal ngomong Desi, dia itu teman kamu," Bentak Dendi.

"Ooh ... keliatan kan, gak mungkin kamu belain Salma daripada aku," Sanggah Desi.

"Stopp!" Desi mengheningkan suasana.

     Mendengar teriakan itu, orang-orang dikelas berbondong-bondong melihat perdebatan itu, ada yang ngintip di dalam kelas, ada yang keluar, bahkan ada juga yang nge-Live perdebatan mereka. Secara Dendi adalah laki-laki ganteng sekaligus pintar di sekolah itu.

"Desi, kalau emang kamu udah nganggap aku bukan teman lagi, gak papa kok," ucap Salma sambil menangis.

"Oke," jawab Desi dengan sinis.

     Kemudian Salma terlihat sedang mengambil sesuatu didalam sakunya, orang-orang semakin heran dan greget.

"Ngapain kamu ngambil hand phone butut itu," ledek Desi.

     Salma terlihat marah mendengar ledekan itu, tapi ia terus fokus mengotak-ngatik hand phonenya, entah apa yang dia cari, dan ...

"Aku gak peduli, mau hand phone butut atau nggak yang penting hand phone.  Yang terpenting hand phone bisa berguna dan bisa digunakan dengan baik. Sebenernya Dendi, aku manggil kamu mau ngeliatin ini."

     Salma menyodorkan hand phone nya kehadapan Dendi, Dendi terkejut dengan apa yang ia lihat di hand phone Salma.

"Kamu keterlaluan Desi, mulai detik ini kita putus, SELAMANYA!" Dendi membentak Desi dan menekankan perkataannya pada kata 'SELAMANYA'

"Loh, apa-apan sih kamu sayang, emangnya ada apa."

     Kemudian Desi meraih hand phone itu dan mencoba melihat apa yang Dendi lihat.

"Lepas, kamu gak boleh ngambil hand phone butut ini, yang jelas hand phone butut ini berguna buat Dendi," Ujar Salma dengan mimik puas.

"Desi, Foto di hand phone itu gak mungkin editan, itu terlihat di tanggal dan jaket yang kamu pake kemarin. Kamu keterlaluan, bisa-bisanya yah kamu bohongi aku, sejauh apapun kebohongan tetap akan terungkap, kamu bilang kamu mau pulang kemarin, buktinya kamu berduaan sama Jerry ditaman. Dasar cewe murahan." Dendi membentak Desi yang terlihat menunduk.

"Ini semua gara-gara kamu Salma."

"Plakk!"  Desi menampar salma.

"Aaww ..." Salma kesakitan dan pergi meninggalkan mereka berdua dengan tangisannya.

"Woy .... Berani-beraninya kamu yah. Dengan sikapmu seperti itu, aku semakin yakin kalau kamu bukan cewe baik-baik." tunjuk Dendi.

"Sayang ...." Desi memeluk tubuh Dendi.

"Lepasin," Dendi mendorong Desi dari tubuhnya sampai terjatuh.

"Aduh.... Sayang, kamu kasar banget sama aku, jangan marah dong nanti gantengnya ilang, tadi itu aku cuma kelepasan hantu aja, aku gak bermaksud ingin menampar Salma."

     Kemudian Dendi berjalan perlahan meninggalkan Desi dan Desi pun mengejarnya.

"Sayang, jawab dong aku ngomong loh, jangan-pura pura gak denger dong, emangnya kamu mau gak denger beneran, kaya nenek Suni itu. Hahaha lucu kan, aku yakin didalam hati kamu ketawa,"
rayu Desi.

"Gak lucu," jawab Dendi sambil berhenti dan menoleh kebelakang.

     Kemudian, Desi meraih tangan Dendi dan menempelkan pipinya di tangannya, tapi Dendi tidak merespon apa-apa atau bahkan melepaskan pegangan itu.

"Iya deh aku ngaku, aku nyesel, aku minta maaf yah, mulai sekarang aku bener-bener janji sama kamu, kalau mau sekarang aku udah siap nerima tawaran kamu untuk datang kerumah kamu, nanti pulang sekolah kamu kenalin aku yah ke ibu kamu, aku calon istri kamu."

"Lepas, jijik gue, kamu mau ngomong apapun aku gak peduli, aku gak akan pernah dengerin lagi omongan kamu," tukas Dendi.

"Loh kok, kamu jadi beda gini, kamu gak kaya dulu lagi sih."

"Kamu tau, dulu aku patuh sama kamu, cinta banget sama kamu, tapi itu dulu.  Dan sekarang jika aku disuruh memilih, lebih baik aku memilh Salma. Ngerti kamu!"

"Loh kok gitu, dia kan gak cantik kaya ak-" Dendi memotong perkataan Desi.

"Diam bodoh, sekarang kamu pergi sekarang juga, atau aku akan menamparmu!" bentak Dendi dengan mimik yang marah semarah marahnya.

     Desi pun diam membiarkan Dendi pergi meninggalkannya. Ia menangis dan terlihat menyesal.

     Kemudian teedengar suara orang-orang mengejek Desi.

"Huuuuh...."

"Woy kita nyanyi Tulus yu, biar tau rasa dia."

"Ayook"

     Kemudian orang-orang bernyanyi bersama, menyanyikan lagu Tulus yang berjudul Baru.



Tak perlu kau ajak aku bicara
Tak akan pernah ku mendengarnya
Ini aku, yang dulu bahkan tak dapat
sebelah dengar dari telingamu

Tak perlu bersolek pewangi bunga
Tak akan mampu luluhkan hatiku
Ini aku, yang dulu bahkan tak dapat
Sebelah mata dari pandanganmu

Nikmatilah kejutanku
Ini aku yang baru
Nikmatilah rasa rindu
Tak lagi di kuasamu

Tak perlu gelitik aku tertawa
Tak lagi kulihat ada yang lucu
Ini aku yang dulu namanya terus
Jadi sisipan tiap leluconmu

Nikmatilah kejutanku
Ini aku yang baru
Nikmatilah rasa rindu
Tak lagi di kuasamu

Dari dulu kamu tahu
Patuh aku demi kamu
Dulu lalu tinggal dulu
Inilah aku yang baru

Nikmatilah kejutanku
Ini aku yang baru
Nikmatilah rasa rindu
Tak lagi di kuasamu

Hmmm gimana GanSis ceritanya? Ada yang baper kah? Tulis pendapat kalain di komentar Yah.... kalau misalkan kalian akhirnya suka Ane akan berusaha lanjutin nih ceritanya, semoga suka ya emoticon-Jempolemoticon-Jempolemoticon-Jempol
Diubah oleh Iqiramadan21 12-04-2020 05:38
4iinch
NadarNadz
nona212
nona212 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
1.4K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.7KThread43.1KAnggota
Tampilkan semua post
makanjajanjalanAvatar border
makanjajanjalan 
#3
lanjutin gans
Iqiramadan21
Iqiramadan21 memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.