Kaskus

Story

cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
Bab 4 : Kontrak kerja (A Little Cupid)
A Little Cupid Bab 4 : Kontrak Kerja

🌸🌸🌸

"Kontrak Kerja : 2 tahun. Gaji : Rp. 5 juta Rupiah. Libur : Minggu. Jika ingin cuti harus izin 3 bulan sebelumnya, jika melanggar kontrak denda 100 juta rupiah."

🤨"...Gajinya boleh dinaikin nggak Bos. Jarak kontrakan saya ke rumah ini memakan waktu 1 jam dan belum lagi ongkosnya pulang pergi. Naik Ojol bahkan hampir 100 ribu sehari. Untuk ongkos jalan saja bisa menghabiskan  hampir 3 juta sebulan. Rugi saya."

".....". "Pindah kontrakan!."

Lily memonyongkan mulutnya. "Kontrakan disana itu tahunan Bos, dan saya udah bayar untuk setengah tahun, itu uang nggak bisa ditarik, nyari kontrakan di Jakarta yang mau dibayar setengah itu susah. Naikin 2 juta lagi napa, pelit amat!!."

"....."

"Atau....saya boleh tinggal disini, kan ada kamar kosong, jadi saya nggak terlalu merasa rugi....

"Orang luar nggak diizinkan tinggal disini!."

Jawaban super dingin dan menyebalkan itu lagi. Dasar orang kaya pelit😒.

"Kalau gitu naikin 2 juta."

"Enggak!!!."

"....kalau gitu aku nggak mau kerja disini. Gaji di cafetaria emang cuman 3 juta, tapi nggak pakai ongkos jalan, makan juga gratis dari cafetaria."

"....."😐

Lily sudah tersenyum karena berpikir kalau Varo pasti setuju. Tapi jawaban pria itu akhirnya membuatnya sedikit kesal.

"4 juta, supir antar jemput kamu, makan gratis."

Kenapa malah gajinya berkurang. "5 juta supir antar jemput, makan gratis." Tawar Lily lagi, dan pria itu mengangguk.

"Oke!. Tanda tangan!."

Lily terdiam sebelum akhirnya kembali mengajukan tambahan persyaratan. "Kecuali keadaan mendesak, seperti ada keluarga yang sakit, aku diperbolehkan minta cuti 2 minggu."

Varo berpikir sejenak sebelum akhirnya menetapkan , "5 hari atau nggak sama sekali."

"....Oke!." jawab Lily lesu.

"Dan kalau keadaan mendesak, hari minggu kamu tetap harus bekerja."

Lily mendengus sebelum akhirnya menandatangani kontrak kerja itu. Kalau bukan karena ia terlanjur sayang pada Arion, ia pasti menolak dan memilih tetap bekerja di cafetaria.

Begitu penandatanganan kontrak selesai, Lily langsung mengajak Arion bermain, sementara Varo menyibukkan diri membaca diruang tamu.

Lily baru ingat kalau hari ini hari minggu dan ia merasa sedikit aneh dengan adanya pria itu dirumah. Tapi karena pria itu juga tak terlalu memperdulikan keberadaan Lily, jadi gadis itu memutuskan untuk pergi memasak sesuatu di dapur sambil tetap bermain bersama Arion.

Aneh untuk tidak melihat adanya pekerja dirumah itu pada hari minggu. Lily pernah bertanya pada Bik Seli kalau Varo lebih suka hari libur bekerjanya ia habiskan dirumah sendirian bersama Arion, jadi akhirnya Lily mengerti kenapa Arion tidak merasa canggung bersama dengan Varo, karena ternyata pria itu benar-benar mengkhususkan hari minggu untuk keponakan kecilnya itu.

Lily membuatkan bubur tim kentang-dada ayam dan buah semangka untuk Arion. Selesai membuat makanan untuk si kecil itu, Lily melirik kearah ruang tamu, bimbang antara memasak makanan untuk dirinya sendiri, atau memasak juga untuk Varo.

"Baiklah setidaknya, kalau dia tidak mau makanannya bisa disimpan, atau aku bawa pulang." Gumam gadis itu.

Bau pindang udang tercium harum sampai keruang tamu. Membuat Varo yang memang kelaparan akhirnya pergi ke arah dapur.

Ia sedikit takjub melihat hidangan sederhana diatas meja. Pindang udang satang, ikan nila goreng, kangkung balacan, tempe goreng, perkedel jagung dan sambal terasi, hanya itu. Tapi Varo benar-benar ingin memakannya.

"Mau....makan sama-sama?." Lily tersenyum setelah meletakkan nasi di piring Varo. Pria itu bahkan tidak sadar kalau sudah duduk menunggu nasinya terhidang di atas meja.

Dan begitu saja, Varo mulai memikirkan bagaimana cara agar membuat Lily kembali memasak untuknya. Mungkin menambah poin tambahan di kontrak kerja yang mereka sepakati tadi.

🌺🌺

"Kapan Rion bisa jalan??."

Pertanyaan itu muncul dari mulut pria yang asyik makan ice cream di sampingnya.

Ini pertama kalinya Varo berinisiatif menemani Lily belanja di mall. Mereka sekarang sedang istirahat di ruang permainan anak-anak yang tersedia di mall itu. Sementara Lily menyuapi Arion makan, pria disampingnya sudah menghabiskan 2 cup ice cream coklat.

"Nggak tau, kalau di perhatikan 3 hari ini dia udah bisa berdiri sendiri, tapi itu agak merepotkan juga setelah Rion bisa merangkak dan berdiri. Aku benar-benar cemas pagi tadi, dia tiba-tiba menghilang dari ruang bermainnya dan mencoba naik tangga. Seseorang yang harusnya menjaganya, malah tertidur pulas di sofa."😒

"....." Tangan Varo terhenti dari membuka cup ice cream yang ketiga ketika mendengar sindiran itu.

Selesai menyuapi Rion, Lily membiarkan si kecil itu bermain bersama bayi-bayi lainnya yang juga berada disana. Kedua orang itu kini sama-sama makan ice cream sambil sesekali memperhatikan Arion.

"Sebaiknya...pasang pagar pembatas di depan tangga, dan di depan setiap pintu. Aku takut Rion tiba-tiba menghilang lagi. Dia sudah tidak mau duduk diam di satu tempat, bahkan jika aku mengalihkannya dengan makanan."

Varo mendadak menyunggingkan senyum ketika sesuatu yang lucu terlintas di pikirannya. "Aku akan sangat senang mendapati tangan kecil itu tiba-tiba datang ke kamarku dan menepuk wajahku disuatu pagi."

😐. Lily menatap pria itu sedikit terkejut. Bukan soal senyuman yang jarang terlihat itu, tapi soal khayalan gila pria itu. Kamar Varo berada di lantai 2 dan pria itu malah berkhayal Arion merangkak sampai kesana.
Lily benar-benar ketakutan tentang si kecil yang mencoba naik tangga.

"Pagarnya harus sudah di pasang siang ini!!."

Nada bicara Lily tegas dan itu adalah perintah.

😒

"Dan tolong ketika kamu jagain dia, itu berarti jagain, ajak main. Bukan sibuk sama tablet iPhone kamu. Dia udah kejedot 2 kali pagi tadi. Untungnya nggak bengkak."

"😒 Rion juga nggak nangis."

"...itu nggak berarti nggak sakit😡."

"Kalau gitu kamu yang jagain!."

"Kalau gitu nggak usah nyuruh bikin sarapan!."

"...aku nggak nyuruh. Itu kan tugas kamu."

😡😡

"Ma'af....

Seorang ibu menginterupsi pertengkaran kecil itu. "Anaknya...nangis, mainannya diambil anak saya."

"...."

"...."

"Mama~~😭😭."

🌺🌺

Lily meletakkan Arion di kamar bayi. Gadis itu hendak pulang ketika melihat Varo duduk di ruang tamu sambil menonton video Arion merangkak. Pria itu sepertinya sangat menyukai video itu.

"Nanti...rekam juga ketika Rion pertama kali melangkah." Ucap pria itu ketika melihat Lily juga memperhatikan Arion di layar TV.

"Lebih bagus lagi kalau kamu menyaksikannya langsung. Aku rasa...nggak akan lama lagi dia udah bisa jalan."

"Nanti aku akan mengajaknya berjalan keliling rumah."

Lily tanpa sadar tersenyum mendengar ide itu. "Dia sekarang juga sudah membuntutimu keliling rumah🙂."

Sudut bibir pria itu terangkat sedikit. "Letakkan Rion di kamar ku, mulai sekarang dia tidur di kamarku!." Perintah pria itu.

"Nanti kebiasaan loh. Dia jadi nggak bisa tidur sendirian."

"Aku mungkin akan ke luar kota minggu depan, setidaknya biarkan kami tidur bersama seminggu ini."

Oke..

Lily mengangguk dan akhirnya kembali ke kamar bayi, menggendong Arion lalu pergi ke kamar Varo, meletakkannya di tempat tidur pria itu.

"Jadi mulai besok kamu harus membangunkan ku juga."

"....."Apa!!

Varo yang ternyata mengikuti Lily ke kamar pria itu berkata santai sambil berjalan menuju tempat tidur.

"Itu...akan jadi tambahan di kontrak kerja kita. Nah...tolong tutup pintunya." Varo kembali tersenyum, lalu mengusir Lily.

"....."Dia...kenapa jadi sering tersenyum??.Aneh!!😕
 

🌸🌸🌸

Bab selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...9b171d383086ef
Diubah oleh cicimasni 12-04-2020 12:42
Gimi96Avatar border
tafakoerAvatar border
anwarMUAvatar border
anwarMU dan 90 lainnya memberi reputasi
89
1.7K
0
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
cicimasniAvatar border
TS
cicimasni
#1
Bab 4 : Kontrak kerja (A Little Cupid)
A Little Cupid Bab 4 : Kontrak Kerja

🌸🌸🌸

"Kontrak Kerja : 2 tahun. Gaji : Rp. 5 juta Rupiah. Libur : Minggu. Jika ingin cuti harus izin 3 bulan sebelumnya, jika melanggar kontrak denda 100 juta rupiah."

🤨"...Gajinya boleh dinaikin nggak Bos. Jarak kontrakan saya ke rumah ini memakan waktu 1 jam dan belum lagi ongkosnya pulang pergi. Naik Ojol bahkan hampir 100 ribu sehari. Untuk ongkos jalan saja bisa menghabiskan  hampir 3 juta sebulan. Rugi saya."

".....". "Pindah kontrakan!."

Lily memonyongkan mulutnya. "Kontrakan disana itu tahunan Bos, dan saya udah bayar untuk setengah tahun, itu uang nggak bisa ditarik, nyari kontrakan di Jakarta yang mau dibayar setengah itu susah. Naikin 2 juta lagi napa, pelit amat!!."

"....."

"Atau....saya boleh tinggal disini, kan ada kamar kosong, jadi saya nggak terlalu merasa rugi....

"Orang luar nggak diizinkan tinggal disini!."

Jawaban super dingin dan menyebalkan itu lagi. Dasar orang kaya pelit😒.

"Kalau gitu naikin 2 juta."

"Enggak!!!."

"....kalau gitu aku nggak mau kerja disini. Gaji di cafetaria emang cuman 3 juta, tapi nggak pakai ongkos jalan, makan juga gratis dari cafetaria."

"....."😐

Lily sudah tersenyum karena berpikir kalau Varo pasti setuju. Tapi jawaban pria itu akhirnya membuatnya sedikit kesal.

"4 juta, supir antar jemput kamu, makan gratis."

Kenapa malah gajinya berkurang. "5 juta supir antar jemput, makan gratis." Tawar Lily lagi, dan pria itu mengangguk.

"Oke!. Tanda tangan!."

Lily terdiam sebelum akhirnya kembali mengajukan tambahan persyaratan. "Kecuali keadaan mendesak, seperti ada keluarga yang sakit, aku diperbolehkan minta cuti 2 minggu."

Varo berpikir sejenak sebelum akhirnya menetapkan , "5 hari atau nggak sama sekali."

"....Oke!." jawab Lily lesu.

"Dan kalau keadaan mendesak, hari minggu kamu tetap harus bekerja."

Lily mendengus sebelum akhirnya menandatangani kontrak kerja itu. Kalau bukan karena ia terlanjur sayang pada Arion, ia pasti menolak dan memilih tetap bekerja di cafetaria.

Begitu penandatanganan kontrak selesai, Lily langsung mengajak Arion bermain, sementara Varo menyibukkan diri membaca diruang tamu.

Lily baru ingat kalau hari ini hari minggu dan ia merasa sedikit aneh dengan adanya pria itu dirumah. Tapi karena pria itu juga tak terlalu memperdulikan keberadaan Lily, jadi gadis itu memutuskan untuk pergi memasak sesuatu di dapur sambil tetap bermain bersama Arion.

Aneh untuk tidak melihat adanya pekerja dirumah itu pada hari minggu. Lily pernah bertanya pada Bik Seli kalau Varo lebih suka hari libur bekerjanya ia habiskan dirumah sendirian bersama Arion, jadi akhirnya Lily mengerti kenapa Arion tidak merasa canggung bersama dengan Varo, karena ternyata pria itu benar-benar mengkhususkan hari minggu untuk keponakan kecilnya itu.

Lily membuatkan bubur tim kentang-dada ayam dan buah semangka untuk Arion. Selesai membuat makanan untuk si kecil itu, Lily melirik kearah ruang tamu, bimbang antara memasak makanan untuk dirinya sendiri, atau memasak juga untuk Varo.

"Baiklah setidaknya, kalau dia tidak mau makanannya bisa disimpan, atau aku bawa pulang." Gumam gadis itu.

Bau pindang udang tercium harum sampai keruang tamu. Membuat Varo yang memang kelaparan akhirnya pergi ke arah dapur.

Ia sedikit takjub melihat hidangan sederhana diatas meja. Pindang udang satang, ikan nila goreng, kangkung balacan, tempe goreng, perkedel jagung dan sambal terasi, hanya itu. Tapi Varo benar-benar ingin memakannya.

"Mau....makan sama-sama?." Lily tersenyum setelah meletakkan nasi di piring Varo. Pria itu bahkan tidak sadar kalau sudah duduk menunggu nasinya terhidang di atas meja.

Dan begitu saja, Varo mulai memikirkan bagaimana cara agar membuat Lily kembali memasak untuknya. Mungkin menambah poin tambahan di kontrak kerja yang mereka sepakati tadi.

🌺🌺

"Kapan Rion bisa jalan??."

Pertanyaan itu muncul dari mulut pria yang asyik makan ice cream di sampingnya.

Ini pertama kalinya Varo berinisiatif menemani Lily belanja di mall. Mereka sekarang sedang istirahat di ruang permainan anak-anak yang tersedia di mall itu. Sementara Lily menyuapi Arion makan, pria disampingnya sudah menghabiskan 2 cup ice cream coklat.

"Nggak tau, kalau di perhatikan 3 hari ini dia udah bisa berdiri sendiri, tapi itu agak merepotkan juga setelah Rion bisa merangkak dan berdiri. Aku benar-benar cemas pagi tadi, dia tiba-tiba menghilang dari ruang bermainnya dan mencoba naik tangga. Seseorang yang harusnya menjaganya, malah tertidur pulas di sofa."😒

"....." Tangan Varo terhenti dari membuka cup ice cream yang ketiga ketika mendengar sindiran itu.

Selesai menyuapi Rion, Lily membiarkan si kecil itu bermain bersama bayi-bayi lainnya yang juga berada disana. Kedua orang itu kini sama-sama makan ice cream sambil sesekali memperhatikan Arion.

"Sebaiknya...pasang pagar pembatas di depan tangga, dan di depan setiap pintu. Aku takut Rion tiba-tiba menghilang lagi. Dia sudah tidak mau duduk diam di satu tempat, bahkan jika aku mengalihkannya dengan makanan."

Varo mendadak menyunggingkan senyum ketika sesuatu yang lucu terlintas di pikirannya. "Aku akan sangat senang mendapati tangan kecil itu tiba-tiba datang ke kamarku dan menepuk wajahku disuatu pagi."

😐. Lily menatap pria itu sedikit terkejut. Bukan soal senyuman yang jarang terlihat itu, tapi soal khayalan gila pria itu. Kamar Varo berada di lantai 2 dan pria itu malah berkhayal Arion merangkak sampai kesana.
Lily benar-benar ketakutan tentang si kecil yang mencoba naik tangga.

"Pagarnya harus sudah di pasang siang ini!!."

Nada bicara Lily tegas dan itu adalah perintah.

😒

"Dan tolong ketika kamu jagain dia, itu berarti jagain, ajak main. Bukan sibuk sama tablet iPhone kamu. Dia udah kejedot 2 kali pagi tadi. Untungnya nggak bengkak."

"😒 Rion juga nggak nangis."

"...itu nggak berarti nggak sakit😡."

"Kalau gitu kamu yang jagain!."

"Kalau gitu nggak usah nyuruh bikin sarapan!."

"...aku nggak nyuruh. Itu kan tugas kamu."

😡😡

"Ma'af....

Seorang ibu menginterupsi pertengkaran kecil itu. "Anaknya...nangis, mainannya diambil anak saya."

"...."

"...."

"Mama~~😭😭."

🌺🌺

Lily meletakkan Arion di kamar bayi. Gadis itu hendak pulang ketika melihat Varo duduk di ruang tamu sambil menonton video Arion merangkak. Pria itu sepertinya sangat menyukai video itu.

"Nanti...rekam juga ketika Rion pertama kali melangkah." Ucap pria itu ketika melihat Lily juga memperhatikan Arion di layar TV.

"Lebih bagus lagi kalau kamu menyaksikannya langsung. Aku rasa...nggak akan lama lagi dia udah bisa jalan."

"Nanti aku akan mengajaknya berjalan keliling rumah."

Lily tanpa sadar tersenyum mendengar ide itu. "Dia sekarang juga sudah membuntutimu keliling rumah🙂."

Sudut bibir pria itu terangkat sedikit. "Letakkan Rion di kamar ku, mulai sekarang dia tidur di kamarku!." Perintah pria itu.

"Nanti kebiasaan loh. Dia jadi nggak bisa tidur sendirian."

"Aku mungkin akan ke luar kota minggu depan, setidaknya biarkan kami tidur bersama seminggu ini."

Oke..

Lily mengangguk dan akhirnya kembali ke kamar bayi, menggendong Arion lalu pergi ke kamar Varo, meletakkannya di tempat tidur pria itu.

"Jadi mulai besok kamu harus membangunkan ku juga."

"....."Apa!!

Varo yang ternyata mengikuti Lily ke kamar pria itu berkata santai sambil berjalan menuju tempat tidur.

"Itu...akan jadi tambahan di kontrak kerja kita. Nah...tolong tutup pintunya." Varo kembali tersenyum, lalu mengusir Lily.

"....."Dia...kenapa jadi sering tersenyum??.Aneh!!😕
 

🌸🌸🌸

Bab selanjutnya :

https://www.kaskus.co.id/show_post/5...9b171d383086ef
Diubah oleh cicimasni 12-04-2020 12:42
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.