6 May 2022

Kini kami memasuki hari keenam di Tegal pada pukul 3 pagi, Pak Iko dan rombongannya sedang mengambil senapan M16A1 dan Pindad SS1-V2 serta amunisinya untuk Jason dan rombongannya di markas Koramil yang para tentaranya tewas dicabik mayat itu sampai tak tersisa.

Kami pun melihat Pak Iko dan rombongannya kembali dengan enam pucuk senapan Pindad SS1-V2 dan 4 pucuk M16A1, dua diantaranya terpasang peluncur granat M203, Pak Iko pun mengajariku menggunakan peluncur granat dengan memperagakannya "Zendaya, cara menggunakan peluncur granat ini adalah buka dulu breechnya lalu masukkan granatnya serta tutup breechnya, selanjutnya kau atur elevasinya lalu tembak jika kau menemui rombongan makhluk itu"

"Ya Pak" jawabku sendu

"Jangan khawatir, selama kau ikuti instruksi pacarmu kau akan selamat" tutup Iko sambil tersenyum

Pukul 5 pagi, kami tiba di kamp pengungsian yang ramai, salah satu teman Pak Iko (Very Try Yulisman) melihat kami "Hoi, Iko datang!"

Dalam waktu tidak lebih dari 1 detik teman teman Pak Iko pun memeluknya "Syukurlah lu selamat Ko"

"Keluarga kami tidak selamat, mereka terkena virus itu" ucap Pak Iko, Pak Abim dan Pak Joe berbarengan

"Ya Tuhan..... Turut berduka untuk keluarga kalian"

15 menit kemudian tiba tiba terdengar teriakan salah satu pengungsi "Tolong, Julie dan Chelsea jadi mayat!"

Tanpa dikomando lagi semua pengungsi pun berlarian, Kami semua membidikkan senjata ketika melihat Julie Estelle dan Chelsea Islan telah menjadi makhluk ganas sedang berjalan untuk menerkam anak kecil yang tersandung, Watson dan Roberts serta Stone segera melepaskan tembakan dari M16A3 yang sudah mereka bidikkan ke kepala Julie dan Chelsea, setelah itu mereka menembak lagi Julie dan Chelsea di kepala untuk memastikan tidak bergerak lagi.

Setelah keadaan terkendali Tom menginterogasi Dokter dan Perawat kamp pengungsi "Sudah beberapa lama mereka terkena virus itu?"

"Mereka demam pada pukul 12 malam, kami sudah berusaha merawat mereka"

"Apa kalian tidak tahu mereka terkena virus yang mengubah orang menjadi makhluk ganas?"

"Tidak, kami tidak tahu. Kami pikir mereka terkena demam biasa jadi kami kasih Panadol"

"Baiklah, terima kasih atas jawaban kalian"

Tom pun menemui Pak Iko yang terpukul karena kejadian tadi dengan hati hati pacarku berkata "Pak, aku sudah interogasi dokter dan perawat, mereka tidak tahu soal virus itu"

"Aku tahu Tom, mereka belum paham soal virus itu"

Lalu kami meninggalkan pengungsian bersama teman teman Pak Iko yang masih sehat ketika kami tiba di Rumah Dinas Walikota Tegal yang sudah kosong kami jadikan markas dalam tempo 9 jam.

Kami berharap wabah ini berakhir meskipun entah sampai kapan.

PS: Jika kalian sampai di Tegal dalam keadaan sehat kunjungi markas kami, kami akan mengizinkan kalian tinggal di markas kami

ZENDAYA