- Beranda
- Stories from the Heart
(Kisah Nyata) Rumah Dinas
...
TS
kagurovenommq
(Kisah Nyata) Rumah Dinas

Quote:
Quote:
Quote:

RUMAH DINAS
BAGIAN SATU - PERKENALAN
Tahun 2007... tepatnya saat aku berumur 10 tahun dan disaat itu juga aku sedang menempuh jenjang pendidikan sekolah dasar kelas 5 di salah satu sekolah swasta yang ada di kotaku, Padang, Sumatera Barat. Sebelumnya aku tinggal bersama keluargaku yang terdiri dari Mamaku, Papaku dan adik perempuanku yang rumahnya berada di pinggiran kota. Ya, memang rumahku pada saat itu cukup jauh dari kantor papaku dan sekolahku yang berada di pusat kota. Untuk perjalanannya saja bisa-bisa menempuh satu sampai satu setengah jam itupun kalau tidak macet. Bagiku untuk kota kecil seperti ini, satu jam itu sudah terasa cukup lama untuk berada di mobil tua ini. Karena bosannya, terkadang aku menyempatkan waktu berhargaku untuk menyambung mimpiku di mobil itu, hingga saat aku terbangun dari mimpi itu, aku tidak sadar sudah sampai di sekolah saja.
Tapi saat-saat membosankan itu tidak lah berlangsung lama, karena oomku yang dari Bandung membawa berita baik untukku dan keluargaku. Beliau mengatakan bahwa senin lusa dia akan pergi ke Padang seorang diri untuk urusan dinasnya, dan beliau juga meminta kepada keluargaku untuk menemaninya selama dia di Padang, mengingat rumah dinas yang beliau tempati saat itu sangat besar bagiku. Awalnya keluargaku lumayan berat untuk menerimanya, karena kalau rumah ini ditinggalkan, siapa yang akan mengurusnya? Namun keluargaku juga ada pertimbangan-pertimbangan lainnya, yaitu rumah dinas oomku itu ternyata berada di pusat kota yang sangat dekat dengan kantor papaku dan juga sekolahku. Setelah perdebatan batin yang cukup lama, pada akhirnya keluargaku menyanggupi untuk tinggal sementara bersama oomku di rumah dinasnya kurang lebih selama 3 tahun lamanya.
Esoknya... aku dan keluargaku bersiap-siap untuk berkemas, dan membuat sebuah spanduk yang cukup besar lalu menempelkannya di depan rumah dengan bertuliskan"Rumah Ini Dikontrakan, hubungi nomor ini untuk info lebih lanjut.." Setelah itu kami pun meninggalkan rumah itu dengan cukup berat hati. Namun tidak dengan mamaku, beliau terlihat senang karena bebannya (mungkin?) cukup berkurang. Bagaimana tidak, lingkungan rumahku ini menurut mamaku kurang baik untukku karena selama aku tinggal disini, aku sangat suka keluyuran keluar rumah hingga matahari terbenam, yang terkadang hal itu membuat mamaku risau. Ya bagaimana tidak, seumuran aku dulu kalau pulang larut maghrib pasti sudah dicari-cari oleh orang tuanya kan. "Anak kecil mana ada yang masih keluyuran maghrib-maghrib, yang ada nanti diculik sama hantu!" Begitulah kira-kira ancaman orang tua jaman dulu untuk menakut-nakuti anaknya jika pulangnya telat.
Aku bukanlah tipe anak yang percaya akan hal-hal berbau mistis seperti itu, tapi semua mindsetku itu berubah seketika, ketika aku dan adik perempuanku telah benar-benar mengalaminya sendiri. Bukan, bukan hanya aku dan adik perempuanku saja yang mengalaminya. Aku yakin.. mama dan papaku pasti juga menyadari akan hal itu. Namun, sepertinya mereka mencoba untuk tidak memperdulikan hal itu? atau mencoba untuk merahasiakannya dari kami agar kami tidak ketakutan pada saat itu? Entahlah.. Dan inilah awal kisah nyataku berawal, bagaimana aku dan adik perempuanku mencoba untuk survive dari hal-hal ghaib yang menganggu kami selama satu tahun lamanya.
Akhirnya kami pun tiba di rumah dinas oomku dan seketika itu aku takjub melihat rumah dinas ini, karena jauh sangat berbeda dari rumah yang biasa aku tinggali. Rumah dinas ini begitu besar dari bayanganku, perkarangan depannya yang luas, terdapat rumput-rumput, tanaman lidah buaya serta tanaman-tanaman berukuran sedang yang menghiasi perkarangan tersebut, pagar yang berukuran kecil minimalis namun tetap terlihat elegan, dan di depan perkarangan tersebut dikelilingi pohon-pohon beringin yang begitu besar seakan menghalangi cahaya matahari masuk ke rumah tersebut. Tidak sampai disitu saja, setelah aku dan keluargaku masuk ke dalam rumah, aku masih tidak henti-hentinya untuk takjub! ternyata di dalam ini jauh lebih terlihat besar daripada apa yang terlihat dari luar. Kesan pertama yang aku dapatkan dari rumah ini adalah mewah namun diselimuti oleh kehampaan yang sangat mendalam.
Entah mengapa, dirumah yang sebesar ini aku merasa sangat-sangat hampa. "Apa karena sepi? atau apa karena sunyi? atau mungkin karena aku masih belum terbiasa dengan suasana rumah yang sebesar ini?", gumamku dalam hati. Tapi.. sampai saat ini.. hari pertamaku di dalam rumah ini, tidak ada hal-hal yang aneh yang aku rasakan. Benar, tidak ada.. sampai dimana pada hari itu datang, hari dimana sepupu laki-lakiku datang secara diam-diam. Keesokan harinya, aku mulai menjelajahi rumah ini seorang diri, namun hanya setengah bagiannya saja. Yang aku tahu pada saat itu, dirumah dinas oomku ini ada enam ruangan utama, yaitu satu ruang tamu, dua kamar tidur yang ditempati oleh oomku, satu kamar tidur lagi yang ditempati oleh kami sekeluarga dan satu lagi kamar tidur kosong. Kamar tidur disini begitu besar, hingga kami berempat pun masih terasa lapang.
Di bagian belakang terdapat satu ruang dapur minimalis ala-ala bar gitu, disamping dapur terdapat satu kamar tidur untuk pembantu dan jika kita berjalan ke belakangnya lagi terdapat satu ruangan dapur lagi yang lumayan besar namun tidak terpakai lagi. Itu terbukti karena ruangan dapur ini sangat-sangat kotor dan berdebu, sarang laba-laba menyelimuti dapur ini. Dan jika kita berjalan lagi terus ke belakangnya, terdapat satu pintu yang terkunci rapat lengkap dengan gemboknya yang lumayan besar. Pada saat itu, aku belum tahu ruangan apa itu dan aku pun pada saat itu tidak ingin mencari tahunya, karena suasana disini saja menurutku sudah lumayan menyeramkan. Walau begitu, aku tetap saja tidak terlalu memperdulikan hal itu, dan ketika itu aku kembali lagi menjelajahi bagian belakang samping rumah tersebut. Ternyata, dibagian belakang samping rumah ini juga terdapat halaman perkarangan yang begitu luas, bahkan lebih luas dari perkarangan yang ada di depan.
Di halaman belakang ini terdapat satu pohon beringin yang sangat besar, disamping pohon beringin itu juga terdapat satu ayunan yang jika dilihat pada malam hari menjadi sangat menyeramkan, ayunannya seperti bergoyang-goyang dengan sendirinya karena pada malam pertamaku disana aku mendengar suara ayunan tersebut. Diseberang pohon beringin tersebut, juga terdapat kolam ikan buatan yang berukuran tidak terlalu besar lengkap dengan ikan-ikan hiasnya. Oomku itu ketika hari liburnya selalu memberikan makanan-makanan ikan tersebut dengan pelet ikan yang dibelinya. Sekilas membuat suasana dirumah yang seram ini menjadi berkurang. Tidak sampai disitu saja, jika kita berjalan lagi ke belakang perkarangan ini, kita akan menemukan satu lapangan tennis dan diseberangnya terdapat gudang yang berisi dokumen-dokumen yang tak terpakai lagi.
Dan disamping gudang itu, lagi-lagi aku menemukan sebuah pintu yang dikunci rapat lengkap dengan gembok yang lumayan besar. Tapi aku tidak ingin mencari tahu, apa yang ada di dibalik pintu itu. Oh iya, aku tidak tahu apakah rumah dinas ini termasuk ke dalam kompleks perumahan atau bukan karena sepertinya rumah dinas ini berdiri sendiri tidak seperti komplek-komplek perumahan pada umumnya. Benar, disamping rumah ini juga terdapat rumah-rumah besar lainnya namun dengan pagar yang tinggi-tinggi, tidak seperti dengan rumah ini yang pagarnya pendek padahal rumahnya sangat besar. Dari segi keamanan menurutku ini sangat-sangat kurang. Satpam pun disini tidak ada, padahal lingkungan disini sangat-sangat sepi hampir tidak ada mobil atau motorpun yang melintasi lingkungan ini. Maling pun pasti akan senang berkeliaran di sekitar sini.
Bagian satu, selesai..
Diubah oleh kagurovenommq 27-06-2021 16:24
anwaranwar93 dan 51 lainnya memberi reputasi
50
36K
123
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kagurovenommq
#46
BAGIAN KEDELAPAN - GAMBAR YANG MENYERAMKAN
Updated: 08/04/2020 pada 20.07
"Tadi itu.. siapa yang mengetuk..?"
Bulu kudukku berdiri, badanku pun bergetar tetapi aku berusaha untuk tetap tenang agar mamaku tidak curiga padaku mengapa aku sangat ketakutan begini. Sembari itu aku terus melahap makanan yang telah terhidang ini dengan perlahan, aku berpikir "Masa iya ada hantu siang-siang begini?" tak lama setelah itu aku pun mencoba untuk menanyakan kembali kepada diriku dan mengingat-ingat apa yang pernah tlah terjadi, "Kalau bukan hantu pasti bang ewo, hanya dua pilihan itu sih.." gumamku. "Tapi, kalau itu memang bang ewo kenapa dia kesini lagi? apa belum kapok ya kena marah papa waktu itu?" pikirku lagi. Masih ada kemungkinan bahwa bang ewo lah yang mengetuk pintu itu guna untuk menakut-nakutiku, karena selama ini bang ewo itu memang terkenal suka menjahiliku. Tapi aku pun tidak ingin terlalu menuduh bang ewo lah pelakunya sebelum aku benar-benar melihatnya dengan mataku sendiri. "Besok, aku harus sekolah dan menanyakan hal ini kepada khalil." pungkasku dalam hati.
Siang pun berlalu, dan malam ini merupakan malam jum'at yang mana sebagian orang mempercayai bahwa hantu-hantu banyak yang keluar pada malam ini. Namun, tidak dengan hantu dirumah ini. Setelah sekian lama hantu-hantu ini menakut-nakutiku dengan suara-suara yang mereka buat pada malam-malam biasanya, hantu itu selalu tidak menampakkan dirinya ketika malam jum'at telah datang. "Apa mereka ini benar-benar hantu ya? tapi kok rasanya berbeda dengan hantu-hantu yang dibicarakan kebanyakan orang?". Tapi, aku sungguh beruntung karena aku tahu mereka tidak akan muncul pada malam ini, setidaknya aku bisa tidur terlelap dengan tenang. Walau begitu, aku tetap masih penasaran dengan ketukan tadi siang itu, dan halhasil itu membuatku menjadi kepikiran hingga larut malam. Besoknya, aku pun memutuskan untuk pergi sekolah, walau orangtuaku masih menyuruhku untuk beristirahat dirumah, tetapi rasa penasaranku lebih besar daripada egoku untuk tetap mengambil libur.
Sesampainya di sekolah, aku pun langsung berjalan menuju ke kelas dengan cepatnya sembari melihat ke arah kanan dan ke kiri, "mana khalil? belum datang ya kayaknya.." tanyaku dalam hati. Melihat khalil yang ternyata belum datang, aku pun mengambil posisi dudukku sembari menunggu kedatangan khalil tersebut. Menit demi menit pun berlalu sampai bel sekolah pun berbunyi yang pertanda bahwa mata pelajaran pertama akan segera dimulai. "Lah, gak biasanya khalil terlambat seperti ini.." risauku. Lalu aku pun berbisik ke anak kelas yang ada disampingku, "eh no, tumben khalil telat ya?" tanyaku. "Telat? gak lah val, dia kan udah beberapa hari ini gak hadir.." aku pun terkejut mendengar pernyataan dari anak kelasku itu. "Waktu kamu gak sekolah, dia juga udah gak sekolah hari itu val.." tambahnya lagi. "Kira-kira kenapa ya si khalil gak sekolah?" tanyaku guna memastikan bahwa khalil baik-baik saja. "Guru sih bilang sakitnya kambuh lagi.."
Seperti yang telah aku ceritakan sebelumnya, bahwa kondisi khalil itu memang dari dulu tidaklah sehat, ketahanan tubuhnya lebih rendah daripada kebanyakan orang pada umumnya. Aku pun cukup sedih mendengarnya sehingga aku pun melupakan kepentinganku itu sejenak dan berusaha untuk mendoakan yang terbaik untuknya. "Semoga cepat sembuh lil.." ucapku dalam hati. Aku sempat berpikir, apakah sakitnya itu ada hubungannya dengan hantu-hantu yang pernah bertemu dengannya ya? karena seperti apa yang telah dia ucapkan sebelumnya, "..kalau kamu menceritakan kejadian hantu kepada orang lain, hantu itu pasti akan mendatangimu dan bisa-bisa mencelakaimu serta orang-orang yang mendengarkannya.." sekilas aku pun terdiam akan pikiranku itu. Entah kapan semua ini akan berakhir, semua teror-teror ini, pikiran-pikiranku yang sudah mulai kacau ini, karena hantu-hantu itu membuat psikis-ku menjadi kacau pada saat itu. Apa yang aku alami pasti sedikit-sedikit akan aku kaitkan dengan hal-hal yang berbau mistis.
Hari pun sudah menunjukkan pukul empat sore dan bel sekolah pun telah berbunyi yang menandakan bahwa sudah waktunya untuk pulang kerumah. Tapi sayangnya hari ini aku tidak bisa pulang cepat karena kebetulan hari ini adalah jadwal piketku. "Le, aku ijin gak piket ya hari ini? kakiku masih sakit.." ucapku dengan harapan aku bisa pulang cepat dengan alasan itu. "Yah, gak bisa gitu lah.. ke sekolah aja udah bisa, masa' piket gak bisa? mending gak usah ke sekolah tadi val.. Lagian yang piket juga kita berdua." ucapnya, sungguh perkataan yang menusuk. Aku yang sudah agak badmood itu terpaksa menjalankan tugas piket itu. Bangku demi bangku aku susun dengan rapi, dan satu per satu isi dalam meja aku keluarkan agar si Le itu bisa menyapunya dengan bersih. "Ketauan kali anak-anak disini piketnya gak bener, masa sisa-sisa sampah dari minggu kemarin masih aja numpuk." kesalku sembari melihat tumpukan sampah yang ada di bawah mejaku minggu lalu masih ada disana. Disaat aku sedang mengeluarkan isi yang ada dibawah meja itu, terlihat pada meja khalil ada sebuah coretan yang membuatku penasaran untuk membukanya.
Pasalnya kertas itu dilipat dengan rapi dan diatasnya terdapat tulisan, "Bagi yang mengerti tolong dibuka.." awalnya aku kira itu hanyalah sebuah surat cinta yang ditunjukkannya untuk gadis yang dia sukai dikelas, tapi ternyata bukan. Terdapat coretan dan juga gambar-gambar aneh yang dia buat dikertas itu, sungguh pada saat itu aku tidak mengerti gambar apa yang dia buat pada saat itu. Terlihat seperti teka-teki dan juga sepertinya surat itu ditunjukkan bagi seseorang yang mengerti akan hal itu dengan harapan bisa memecahkannya. Jujur, aku sama sekali tidak mengerti apa yang digambar oleh khalil itu, mungkin surat itu tidak ditunjukkan bukan lah untukku, melainkan untuk orang lain, gumamku pada saat itu. "Kalau itu untuk orang lain sepertinya juga tidak mungkin. Kertas ini dibuat pasti dari sebelum dia sakit, dan itu sudah dari beberapa hari yang lalu. Tapi sampai sekarang belum ada yang menyentuh apalagi membaca surat ini selain diriku. Karena kalau sudah ada yang menyentuh surat ini pasti akan dibawanya pulang.." analisisku pada saat itu. Lagipula, gambar itu cukup menyeramkan untuk dia berikan kepada orang lain.
Bagian kedelapan, selesai.
Updated: 08/04/2020 pada 20.07
"Tadi itu.. siapa yang mengetuk..?"
Bulu kudukku berdiri, badanku pun bergetar tetapi aku berusaha untuk tetap tenang agar mamaku tidak curiga padaku mengapa aku sangat ketakutan begini. Sembari itu aku terus melahap makanan yang telah terhidang ini dengan perlahan, aku berpikir "Masa iya ada hantu siang-siang begini?" tak lama setelah itu aku pun mencoba untuk menanyakan kembali kepada diriku dan mengingat-ingat apa yang pernah tlah terjadi, "Kalau bukan hantu pasti bang ewo, hanya dua pilihan itu sih.." gumamku. "Tapi, kalau itu memang bang ewo kenapa dia kesini lagi? apa belum kapok ya kena marah papa waktu itu?" pikirku lagi. Masih ada kemungkinan bahwa bang ewo lah yang mengetuk pintu itu guna untuk menakut-nakutiku, karena selama ini bang ewo itu memang terkenal suka menjahiliku. Tapi aku pun tidak ingin terlalu menuduh bang ewo lah pelakunya sebelum aku benar-benar melihatnya dengan mataku sendiri. "Besok, aku harus sekolah dan menanyakan hal ini kepada khalil." pungkasku dalam hati.
Siang pun berlalu, dan malam ini merupakan malam jum'at yang mana sebagian orang mempercayai bahwa hantu-hantu banyak yang keluar pada malam ini. Namun, tidak dengan hantu dirumah ini. Setelah sekian lama hantu-hantu ini menakut-nakutiku dengan suara-suara yang mereka buat pada malam-malam biasanya, hantu itu selalu tidak menampakkan dirinya ketika malam jum'at telah datang. "Apa mereka ini benar-benar hantu ya? tapi kok rasanya berbeda dengan hantu-hantu yang dibicarakan kebanyakan orang?". Tapi, aku sungguh beruntung karena aku tahu mereka tidak akan muncul pada malam ini, setidaknya aku bisa tidur terlelap dengan tenang. Walau begitu, aku tetap masih penasaran dengan ketukan tadi siang itu, dan halhasil itu membuatku menjadi kepikiran hingga larut malam. Besoknya, aku pun memutuskan untuk pergi sekolah, walau orangtuaku masih menyuruhku untuk beristirahat dirumah, tetapi rasa penasaranku lebih besar daripada egoku untuk tetap mengambil libur.
Sesampainya di sekolah, aku pun langsung berjalan menuju ke kelas dengan cepatnya sembari melihat ke arah kanan dan ke kiri, "mana khalil? belum datang ya kayaknya.." tanyaku dalam hati. Melihat khalil yang ternyata belum datang, aku pun mengambil posisi dudukku sembari menunggu kedatangan khalil tersebut. Menit demi menit pun berlalu sampai bel sekolah pun berbunyi yang pertanda bahwa mata pelajaran pertama akan segera dimulai. "Lah, gak biasanya khalil terlambat seperti ini.." risauku. Lalu aku pun berbisik ke anak kelas yang ada disampingku, "eh no, tumben khalil telat ya?" tanyaku. "Telat? gak lah val, dia kan udah beberapa hari ini gak hadir.." aku pun terkejut mendengar pernyataan dari anak kelasku itu. "Waktu kamu gak sekolah, dia juga udah gak sekolah hari itu val.." tambahnya lagi. "Kira-kira kenapa ya si khalil gak sekolah?" tanyaku guna memastikan bahwa khalil baik-baik saja. "Guru sih bilang sakitnya kambuh lagi.."
Seperti yang telah aku ceritakan sebelumnya, bahwa kondisi khalil itu memang dari dulu tidaklah sehat, ketahanan tubuhnya lebih rendah daripada kebanyakan orang pada umumnya. Aku pun cukup sedih mendengarnya sehingga aku pun melupakan kepentinganku itu sejenak dan berusaha untuk mendoakan yang terbaik untuknya. "Semoga cepat sembuh lil.." ucapku dalam hati. Aku sempat berpikir, apakah sakitnya itu ada hubungannya dengan hantu-hantu yang pernah bertemu dengannya ya? karena seperti apa yang telah dia ucapkan sebelumnya, "..kalau kamu menceritakan kejadian hantu kepada orang lain, hantu itu pasti akan mendatangimu dan bisa-bisa mencelakaimu serta orang-orang yang mendengarkannya.." sekilas aku pun terdiam akan pikiranku itu. Entah kapan semua ini akan berakhir, semua teror-teror ini, pikiran-pikiranku yang sudah mulai kacau ini, karena hantu-hantu itu membuat psikis-ku menjadi kacau pada saat itu. Apa yang aku alami pasti sedikit-sedikit akan aku kaitkan dengan hal-hal yang berbau mistis.
Hari pun sudah menunjukkan pukul empat sore dan bel sekolah pun telah berbunyi yang menandakan bahwa sudah waktunya untuk pulang kerumah. Tapi sayangnya hari ini aku tidak bisa pulang cepat karena kebetulan hari ini adalah jadwal piketku. "Le, aku ijin gak piket ya hari ini? kakiku masih sakit.." ucapku dengan harapan aku bisa pulang cepat dengan alasan itu. "Yah, gak bisa gitu lah.. ke sekolah aja udah bisa, masa' piket gak bisa? mending gak usah ke sekolah tadi val.. Lagian yang piket juga kita berdua." ucapnya, sungguh perkataan yang menusuk. Aku yang sudah agak badmood itu terpaksa menjalankan tugas piket itu. Bangku demi bangku aku susun dengan rapi, dan satu per satu isi dalam meja aku keluarkan agar si Le itu bisa menyapunya dengan bersih. "Ketauan kali anak-anak disini piketnya gak bener, masa sisa-sisa sampah dari minggu kemarin masih aja numpuk." kesalku sembari melihat tumpukan sampah yang ada di bawah mejaku minggu lalu masih ada disana. Disaat aku sedang mengeluarkan isi yang ada dibawah meja itu, terlihat pada meja khalil ada sebuah coretan yang membuatku penasaran untuk membukanya.
Pasalnya kertas itu dilipat dengan rapi dan diatasnya terdapat tulisan, "Bagi yang mengerti tolong dibuka.." awalnya aku kira itu hanyalah sebuah surat cinta yang ditunjukkannya untuk gadis yang dia sukai dikelas, tapi ternyata bukan. Terdapat coretan dan juga gambar-gambar aneh yang dia buat dikertas itu, sungguh pada saat itu aku tidak mengerti gambar apa yang dia buat pada saat itu. Terlihat seperti teka-teki dan juga sepertinya surat itu ditunjukkan bagi seseorang yang mengerti akan hal itu dengan harapan bisa memecahkannya. Jujur, aku sama sekali tidak mengerti apa yang digambar oleh khalil itu, mungkin surat itu tidak ditunjukkan bukan lah untukku, melainkan untuk orang lain, gumamku pada saat itu. "Kalau itu untuk orang lain sepertinya juga tidak mungkin. Kertas ini dibuat pasti dari sebelum dia sakit, dan itu sudah dari beberapa hari yang lalu. Tapi sampai sekarang belum ada yang menyentuh apalagi membaca surat ini selain diriku. Karena kalau sudah ada yang menyentuh surat ini pasti akan dibawanya pulang.." analisisku pada saat itu. Lagipula, gambar itu cukup menyeramkan untuk dia berikan kepada orang lain.
Bagian kedelapan, selesai.
Quote:
jenggalasunyi dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Tutup