Kaskus

Story

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3
Selamat Datang di Thread Gue 
(私のスレッドへようこそ)


Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3


TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI YANG TELAH GANSIS READERBERIKAN DI DUA TRIT GUE SEBELUMNYA. SEMOGA DI TRIT SELANJUTNYA INI, GUE DAPAT MENUNJUKKAN PERFORMA TERBAIK GUE DALAM PENULISAN DAN PACKAGING CERITA AGAR SEMUA READER YANG BERKUNJUNG DISINI SELALU HAPPY DAN TERHIBUR

Spoiler for Season 1 dan Season 2:


Last Season, on Muara Sebuah Pencarian - Season 2 :
Quote:




INFORMASI TERKAIT UPDATE TRIT ATAU KEMUNGKINAN KARYA LAINNYA BISA JUGA DI CEK DI IG: @yanagi92055 SEBAGAI ALTERNATIF JIKA NOTIF KASKUS BERMASALAH


Spoiler for INDEX SEASON 3:


Spoiler for LINK BARU PERATURAN & MULUSTRASI SEASON 3:



Quote:


Quote:

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 83 suara
Perlukah Seri ini dilanjutkan?
Perlu
99%
Tidak Perlu
1%
Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 10:25
sehat.selamat.Avatar border
JabLai cOYAvatar border
al.galauwiAvatar border
al.galauwi dan 142 lainnya memberi reputasi
133
342.8K
4.9K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.8KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#1920
Beres Dua
Yulia sudah mulai menanyakan akan dibawa kemana hubungan antara gue dan dia. gue tentu aja nggak jawab apapun karena memang nggak akan kemana-mana hubungannya. Dari titik itu pula gue mulai mengurangi intensitas hubungan gue dengan Yulia.

Semakin kesini pun bahasannya semakin nggak asyik seperti dulu. Sepertinya gue dan Yulia sudah mulai kehabisan bahasan karena memang pada dasarnya nggak ada benang merah yang banyak untuk dijadikan bahasan. Tidak seperti gue dengan Emi. tapi gue juga lagi mengurangi intensitas dengan Emi karena gue mulai terserang rasa bosan.

Anehnya, walaupun gue mulai merasa bosan, gue nggak pernah benar-benar ingin berhenti untuk chat dengan Emi. Selalu ada bahasan di tiap chat, tapi memang sepertinya Emi juga curiga kalau gaya berkomunikasi gue di chat menjadi agak lain dan tidak seperti biasanya.
Seiring dengan semakin jarangnya gue berkomunikasi dengan Yulia, gue perhatikan ada perubahan sikap juga yang terbaca oleh gue dari pergerakan Emi. kalau begini, Emi biasanya sudah tahu sesuatu yang telah lama gue sembunyikan, atau setidaknya dia melihat fakta entah dari mana.

Gue nggak berusaha untuk menanyakan macam-macam, apalagi dalam waktu dekat kami akan manggung lagi. Ada dua panggungan yang akan kami laksanakan. Pada waktu ini pula gue dan Drian berada dalam puncak kekesalan dengan sikap Arko.

Arko berulah seperti sebelum-sebelumnya. dia dengan seenaknya membatalkan atau bilang nggak bisa untuk latihan bahkan manggung. Semua informasinya itu dia sampaikan ke Emi selalu ketika seminggu sebelum hari H manggung, atau beberapa jam sebelum latihan. Rahman dan Vino yang kalem pun sempat berbicara dengan Emi mengenai kekecewaan mereka terhadap sikap Arko yang menjadi sangat labil dan seperti nggak bisa menentukan prioritas.

Band ini sepakat untuk mendahulukan urusan keluarga. Tapi semua sesuai dengan kesepakatan bersama, dan bisa dibicarakan terlebih dahulu. Kalau memang dari awal nggak bisa, bilang bisa. Kalau tidak, ya dari awal bilang nggak bisa, biar Emi bisa cari solusi untuk pengganti, atau panggungan lainnya.

“Brengsek juga nih lama-lama si Arko. jadi seenaknya gini, mentang-mentang semuanya udah selalu beres diurus sama Emi.” kata Drian sehabis latihan jelang manggung.

“Lama-lama nggak akan maju band kita kalau dia begini terus. Nyari drumer itu susah banget. pas udah nemu yang jago, apa mereka mau nyesuaiin sama lagu-lagu yang kita mainin? Kan nggak segampang itu.” Ujar gue.

“Lagian dia itu kenapa sih? Takut banget sama bininya? Kan dia kepala keluarga. Dia yang nentuin semua keputusan. Tapi kenapa malah apa-apa bilang istri? Oke diskusi, tapi keputusan ditangan dia. dan kalau emang nggak bisa, ya dari awal bilang nggak bisa. Kebiasaan banget kayak gini. Nama kita jadi jelek di panitia kan jadinya. batalin sepihak dan susah cari pengganti.” Sambung Drian sangat ketus.

“Mungkin dia itu nggak enak sama kita, dan nggak bilang sama istrinya ketika dia udah bikin keputusan disini. Makanya dia jadinya tetep milih istri karena keluarga prioritas.” Kata Vino kalem.

“Ya tapi nggak bisa gitu lah. Kan disini kepentingannya nggak cuma dia doang. Tapi ada 5 orang lainnya.” Kata gue.

“Iya emang sih. Kayak gue udah jauh-jauh dari rumah, harus naik angkutan umum nyambung-nyambung, tapi nggak maksimal latihannya emang nggak enak. Tapi mau gimana, kalau udah berkeluarga pasti akan lain pola pikirnya.” Vino kembali menenangkan.

“Udah gini aja, nanti aku ngomong lagi sama Bang Arko, kalau aku mau cari pengganti tetap ketika dia nggak bisa. Biar semuanya beres ya abang-abang. Karena kita nggak akan bisa mundur untuk panggungan kali ini. Aku udah nggak enak banget sama panitia.” Kata Emi menyela obrolan.

“Iya deh, mending lo ngomong dulu Mi. kalau kita mau pakai additional tetap, jaga-jaga kalau dia angot nggak jelas dan ngerugiin kita semua kayak gini. Gue kasian sama lo Mi udah capek-capek nyariin panggungan, sekalinya dapet malah seenaknya gini nggak bisa manggung.” Sahut Drian.

“Chemistry emang susah banget ya. salut gue dan senang banget bisa gabung disini. Nggak gampang gonta ganti personil.” Rahman berbicara sejak dari tadi diam saja.

“Karena kita disini nggak cuman ngeband doang Man, tapi kita disini juga kan keluarga.” Kata Drian.

“Nah bener kata Drian itu udah.” Timpal gue.

Begitulah, Arko semakin kesini semakin nggak jelas. Dia juga seringkali maunya ngeband tapi bawain lagunya yang sesuai dengan kemauannya. Sedangkan konsep band gue saat ini adalah membawakan lagu yang di request oleh orang-orang. Itulah pembeda band gue dengan band lainnya dikomunitas ini. Jadi bisa dibilang, band gue bisa mengcover lagu-lagu apapun dari segala macam genre.

Hal ini yang membuat Emi menjadi sedikit kesulitan untuk mendapatkan panggungan. Saingan banyak, tapi Arko menjadi satu-satunya orang yang nggak sepenuhnya mau menerima perubahan yang ada dan mengikuti arus perkembangan jaman. Penonton sudah berubah seleranya, kalau kita memaksakan lagu-lagu yang kita mau, yang mana itu lagu-lagu lama semua, akan menjadi percuma saja.

Ketika kita bisa mendapatkan banyak penonton karena memainkan lagu yang mereka mau, kenapa harus tetap idealis dengan memaksakan lagu-lagu sesuai dengan kata hati tapi hanya ditonton segelintir orang? Inilah prinsip dasar yang berbeda antara Arko dan semuanya diband. Arko berpikir yang penting ngeband sesuai keinginan hati. Memang tidak salah. tapi kita harus melihat kepada pasar yang ada sekarang. Pasar nggak mau seperti itu.

Ongkos untuk latihan, waktu, tenaga yang terbuang untuk persiapan manggung itu akan terasa sia-sia ketika kita nggak mendapatkan banyak penonton kalau menurut kami semua, kecuali Arko. dia nggak masalah kalau yang nonton dikit, asal bisa membawakan lagu yang dia mau. Hal ini juga yang akhirnya membuat track record band gue sedikit tercemar.

Karena seolah nggak bisa mengikuti pasar yang ada, maka panitia seperti enggan untuk mengontak atau bekerjasama kembali dengan band gue. ini yang membuat Emi sangat frustrasi. Terlebih lagi, ada yang ditutupi oleh Emi dari gue sehingga diskusi tentang keadaan band selalu berakhir dengan keributan yang sebenarnya tidak perlu.

Efeknya, hal profesional menjadi terbawa ke ranah personal gue dan Emi, seperti sebelum-sebelumnya. gue jadi berpikir ulang untuk mengganti Emi dengan yang lain daripada hubungan gue dan dia yang jadi korban pada akhirnya. Tetapi anak-anak nggak pernah mau Emi diganti karena dia sudah cukup mumpuni bahkan dibanding Ara sekalipun. Apalagi Emi sukses membuat suasana kekeluargaan diband ini sangat erat, terlepas dari keadaan terkini Arko.

Dia juga berhasil membuat hubungan dengan band-band lain berjalan sangat baik, sehingga nggak sulit untuk menemukan pemain berskill sesuai standar band gue. tapi kembali lagi kepada chemistry. Ini adalah permasalahan besar band ini.

Belum lagi isu terkini yang juga nggak kalah hebat adalah, Rahman yang semakin keteteran mengulik materi yang diberikan. Alasannya banyak sekali kalau belum lancar memainkan satu lagu. Terlebih lagi anak ini nggak disiplin waktu sama sekali. ketika dia terlambat datang, selalu aja ada alasan. Rahman beberapa waktu belakangan ini selalu datang terlambat, bahkan beberapa kali tidak datang sama sekali.

Setelah ditelusuri Emi, uang menjadi kendala. Padahal diband ini uang nggak boleh jadi penghambat. Ada yang kurang, ya di cover sama yang lain. Itu udah jadi kesepakatan dari awal. Tapi sepertinya memang Rahman cari alasan menggunakan uang sebagai dalihnya untuk menutupi ketidakdisiplinannya.

--

Hari H manggung kali ini sudah tiba. Posisi Arko dan Rahman digantikan oleh kawan kami. Andi diposisi drumer, dan Adityo alias Tyo tetangga gue menjadi bassist. Pada saat ini pula Yulia katanya mau janjian ketemu gue dan bertemu gue. Gue memang sudah lama menghilang dan hanya beberapa kali aja membalas chat dia. sepertinya dia mau menanyakan kejelasan. Ya jelas, gue hanya mau sama Emi, bukan Yulia.

Persiapan di backstage sudah oke, kemudian kami berdoa dan akhirnya naik kepanggung dengan dua orang additional. Tapi seperti yang sudah gue bilang, chemistry antara personil itu sangat berpengaruh. Memang kami bisa memainkan semua lagu request dari penonton dengan baik, salah satunya lagu rumit milik BabyMetal, tapi ada yang kurang. Gue merasa kayak robot manggungnya. Kayak ada yang hilang sebagian jiwa dari band ini.

BabyMetal - Road to Resistance


Emi yang ada dibawah dan mengabadikan panggungan kami ke video melalui kamera ponsel gue pun merasa ada yang kurang, padahal hampir semua orang termasuk panitia sangat berterima kasih atas aksi panggung kami yang menarik dan menghibur.

Setelah kembali ke backstage, gue ngomong sebentar dengan Drian, sementara Emi keluar. Gue nggak terlalu memperhatikan Emi karena memang kami sedang menjaga jarak, ngomong juga seperlunya aja.

“Kayaknya Rahman emang perlu kita ganti Ja. gue udah ngerasa enak banget dan klop main bareng si Tyo. Apalagi ternyata dia satu kampus lagi sama gue dulu, jadi adik kelas gue. Jadi makin banyak bahasan. Terus dia kan punya band metal juga, kita jadi nggak susah kalau mau mainin lagu metal di skena metal kedepannya.” Kata Drian.

“Haha iya, sama lo pemikirannya sama gue bro. gue juga maunya gitu. Jadi mending gini deh nanti. Gue mau kita kumpul semua dirumah gue, termasuk Arko. Kita omongin baik-baik kalau si Rahman bakal kita depak. Mudah-mudahan sih dia menerima ya, karena gue udah siapin semua track record negatif dia selama gabung di band ini. Semoga aja itu bisa jadi alasan kuat untuk ngeganti Rahman dengan Tyo. Dengan catatan, Tyonya juga mau. Kalau nggak, ya jadi additional tetap aja. gimana menurut lo?” Usul gue.

“Hmm. Iya gitu aja deh. Gue udah capek banget kalau sama orang yang nggak komit kayak gitu Ja. yah kita dulu bisa kesana kemari bahkan sampai manggung diluar negeri kan karena kita semua komit, padahal kuliah kita beda-beda semua dulu lokasinya. Tapi nggak ada alasan buat nggak komit kalau udah buat kesepakatan.”

“Iya makanya itu. Semuanya bisa diatur kalau emang mau dan niat Dri. Hahaha.”

Gue kemudian keluar dan mencari Emi. tapi ketika gue melihat Emi diluar, pemandangan yang sangat nggak enak ada dihadapan gue. Gue sebelumnya datang ke event ini nggak bareng dengan Emi. gue dan dia berangkat sendiri-sendiri.

Emi sedang bersimpuh didepan Yulia dan dua orang cowok yang entah siapa gue nggak kenal. Tapi kayaknya ini sih orang-orang fans clubnya OOR kayaknya. Gue sangat marah melihat pemandangan ini. Marah ke Emi karena ternyata dia sudah janjian ketemu dengan Yulia, entah apa yang diobrolin sebelumnya, tapi malah kejadianya dia bersimpuh seperti memohon.

Harga diri seorang Emi yang seperti diinjak ini membuat gue semakin marah. Gue sangat nggak terima Emi seperti itu. Gue memang menyakiti Emi, tapi gue tetap menyayangi dia dan gue nggak mau orang yang gue sayang seperti ini keadaanya. Memohon-mohon ke cewek yang kayaknya juga lebih muda dari Emi. sekarang gue mulai tau perubahan sikap Emi yang hampir bersamaan dengan berkurangnya chat gue dengan Yulia ini disebabkan karena Emi dan Yulia telah menjalin komunikasi.

Gue juga yakin Yulia udah cerita semua. Entah ada bumbunya atau nggak, yang jelas gue sedikit lega karena memang nggak terjadi apa-apa antara gue dan Yulia.

“LO MALU-MALUIN AJA ANJ*NG!!!” bentak gue, seraya menarik lengan Emi yang sudah kembali berdiri dengan kasar.

Ketika gue berbalik dan menggandeng Emi berjalan menjauhi Yulia, tiba-tiba pipi kiri gue dipukul. Sungguh nggak jantan sama sekali memukul orang dari belakang dalam keadaan nggak siap seperti itu. Lumayan sakit juga lagi pukulannya.

Gue otomatis menoleh dan memberikan bogem mentah ke muka cowok tersebut dan seketika dia langsung jatuh tersungkur. Terlihat ada darah sedikit keluar dari mulutnya, sementara gue merasa nggak ada darah dari dalam mulut gue.

“KALAU LO NGGAK TAU APA-APA NGGAK USAH SOK JADI PAHLAWAN! NGERTI!!!” bentak gue sambil menunjuk ke cowok yang jatuh tersebut.

Cowok yang satu lagi sepertinya nggak terima dan untungnya gue langsung ngeh bakalan ada serangan dadakan kedua, jadinya gue reflek dengan cepat ketika menarik kaos gue untuk menghindar. Sayangnya Emi sempat terdorong ke tembok yang ada dibelakangnya.

Gue menghindari pukulan cowok yang kedua ini kesamping kanannya dan kemudian gue memukul perut sebelah kirinya. Ketika dia bersimpuh dikedua lututnya, gue memegang mukanya dan melayangkan empat pukulan beruntun ke mukanya, sampai hidungnya mengeluarkan darah.

“JANGAN SOK IKUT CAMPUR URUSAN ORANG BANGS*T! APALAGI LO NGGAK TAU GIMANA JALAN CERITANYA SAMPAI KAYAK BEGINI! DAN JANGAN PERNAH LO BERANI LAGI NGEHINA ATAU NYAKITIN EMI! AWAS LO BERANI-BERANI LAGI DEKET-DEKET SAMA DIA! ANJ*NG!” gue bentak cowok yang kena pukulan berulang gue, lalu menengok kembali ke Yulia.

Gue langsung tarik Emi kembali ke backstage. Kami membereskan barang-barang kami dan gue pamit duluan sama anak-anak yang masih beristirahat di backstage. Sepanjang jalan pun gue nggak berbicara sama sekali dengan Emi. Di titik ini pula gue menyudahi hubungan gue dengan Yulia.

khodzimzz
caporangtua259
itkgid
itkgid dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.