- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#60
Spoiler for Part 29:
Part 29
"Udah masuk semua kan?, ada lagi gak?"
Hari ini aku dan teman-temanku akan berangkat untuk liburan kepantai dalam rangka refreshing sekaligus perayaan kecil-kecilan karena telah melalui ujian tengah semester selama 2 minggu kemaren.
Oh iya, sesuai janji mereka, viny dan beby juga ikut dalam liburan kami kali ini.
Aku: "udah semua mar"
Mario: "yaudah yuk, yang cewek-cewek, sini masuk ke mobil abang"
Nabil: "tai lu mar"
Devan: "hoki lu monyet"
Hari ini kami memutuskan untuk berangkat menggunakan 1 mobil, yaitu mobil mario dan 2 motor, motorku dan motor dyo.
Beby dan viny akan ikut dengan mario menggunakan mobil, sedangkan aku, nabil, dyo dan devan akan berboncengan menggunakan motor.
Sebenarnya kami semua ingin berangkat menggunakan motor karena akses jalan menuju pantai agak sedikit sulit jika menggunakan mobil, tapi mengingat barang bawaan yang kami bawa cukup banyak karena membawa peralatan camping, dan juga ada 2 perempuan yang ikut dengan kami, maka kami memutuskan untuk membawa 1 mobil.
Mario: "yeee, santai doongg, gak usah marah-marah"
Dyo: "udah udah, mending kita langsung berangkat aja, supaya nyampenya gak kesorean"
Viny: "iya, bener tuh, kan kita harus diriin tenda dulu"
Mario: "dengerin tuh lu pada, ayodah kita cabut"
Kami pun memutuskan untuk berangkat, untuk perjalanan kali ini, aku membonceng nabil, sedangkan dyo membonceng devan, sedangkan beby dan viny akan ikut naik mobil bersama mario.
Oh iya, setelah kejadian dimana aku melihat beby yang baru pulang setelah jalan berdua dengan sakti kemaren, aku tetap mencoba sebisaku untuk bersikap santai seperti biasa agar beby tidak mengira bahwa aku cemburu dengan sakti.
Setelah kejadian itu, malamnya beby mengirimkan pesan balasan kepadaku.
Yap, balasan dari pesan yang sudah kukirim ke beby pada saat ujianku hari itu selesai.
Aku membalas pesan dari beby seperti biasa, seolah-olah tidak terjadi apa-apa diantara kami, dan selama 2 hari terakhir ini, aku dan beby juga selalu berkirim pesan satu sama lain, meskipun intensitasnya agak berkurang dari sebelumnya.
Yaaa.... mungkin bedanya setelah kejadian itu aku jadi tidak bisa menikmati hubunganku dengan beby seperti sebelumnya.
Seperti ada rasa bersalah, kesal, minder mungkin juga rasa cemburu yang selalu merasuki diriku ketika aku saling berkirim pesan dengan beby karena terbayang-bayang kejadian siang itu.
Efeknya aku menjadi tidak terlalu aktif lagi untuk memulai bahasan ataupun pembicaraan saat kami berdua saling berkirim pesan, tidak seperti sebelumnya dimana aku akan selalu berfikir keras untuk memulai pembicaraan.
Aku hanya akan mengirim pesan kepada beby, jika dia mengirimkan pesan kepadaku terlebih dahulu.
.
.
.
Devan: "Bil, yang bener dong lu bangun tendanya"
Nabil: "yang bener gimana lagi babi, ini gue udah usaha"
Devan: "liat tuh tenda yang lu bangun, mencong sana mencong sini"
Nabil: "yeee, gimana lagi, gue gak terlalu bisa"
Dyo: "minggir lu bil, biar gue benerin"
Nabil: "nahh, gitu dong kaya si dio van, lu marah-marah doang"
Aku: "buseet dah, ini bangun tenda aja ribut bener"
Mario: "tau, bangun tenda doang ributnya udah kayak bangun rumah aja lu pada"
Untuk liburan kali ini kami membawa 3 tenda. Kami membawa 1 tenda milik devan, dan 2 tenda lagi yang memang kami sewa.
Dyo: "naahh, akhirnya kelar juga"
Aku: "yaudah, mending kita ambil barang-barang kita di mobil mario, langsung masukin dalam tenda masing-masing aja"
Kami ber 5 pun bergotong-royong untuk mengangkat 1 persatu barang bawaan kami di mobil mario untuk dimasukkan kedalam tenda kami masing-masing.
Untuk masalah pembagian tenda, 1 tenda ditempati ber 2 oleh beby dan viny, sedangkan kami ber 5 akan menempati 2 tenda yang tersisa.
"Kalian kalo udah bangun tenda angkat-angkatnya langsung kesini aja ya, mie nya udah jadi"
Oh iya, selama kami membangun tenda dan mengangkat barang-barang kami, beby dan viny merebus beberapa cup mie instan sebagai pengganjal perut sekaligus makan siang kami kali ini.
Devan: "oke beb, ini tinggal bgambil punya ku sama dyo"
Beby: "oke van, cepetan ya, keburu dingin ntar"
.
.
.
"Jam berapa nih?"
Sekarang kami sudah selesai menikmati makan siang kami sambil duduk melingkar didekat tenda yang kami bangun.
Aku: "jam 1 van"
Mario: "kita istirahat dulu kali ya, masih panas banget nih, ntar sore jam 4 an kita baru dah maen air"
Viny: "iya nih, mending istirahat aja, apalagi kalian yang abis bawa motor sama nyetir mobil pasti capek banget"
Dyo: "iyadeh, tidur dulu aja, gue juga capek banget ini"
Beby: "ehh, bekas sampahnya masukin sini"
Beby menyodorkan kantong plastik kepada kami untuk membuang sampah sisa makan siang kami kali ini.
Nabil: "yaelah, baru gitu doang udah capek lu pada"
Dyo: "eh bego, lu enak tadi duduk doang, tangan gue pegel nih megangin setang motor"
Nabil: "lu kira kaki gue gak pegel duduk?"
Dyo: "lu kira gue bawa motor rebahan?"
Nabil: "hehehe, iya sih"
Beby: "udah udah, istirahat aja yuk, daripada debat terus, nyar sore kita seru-seruan deh sampe malem"
Aku: "dengerin tuh woy"
Nabil: "cieee, kompak banget nih yang baru jadian"
Pletaaak...
Aku: "sembarangan lu"
Nabil: "hehe"
.
.
.
Puukk...
Aku terbangun dari tidur siangku karena telapak tangan nabil yang saat ini sedang tidur disebelahku mengenai wajahku.
"Yeee, dasar monyet, tidur gak bisa diem"
Kali ini tendaku diisi oleh 3 orang, aku, nabil dan dyo. Karena kaki dan tangan nabil yang sedang tidur disampingku kesana-kemari sehingga membuat tenda yang kami tempati sekarang menjadi sempit, aku memilih untuk keluar dari tenda, lalu merogoh saku celanaku untuk mengambil handphoneku.
Ternyata sekarang waktu sudah menunjukan pukul setengah 4 sore.
Tanpa berniat membangunkan teman-temanku yang lain, aku masuk kembali ke dalam tenda untuk meletakan handphoneku ke dalam tas, lalu berjalan menghampiri bibir pantai untuk melihat laut lebih dekat.
Setelah sampai, akupun memutuskan untuk duduk sambil menikmati deburan ombak yang menerpa sebagian kakiku dan juga hembusan angin laut sore hari ini yang membuat suasana kali ini terasa sangat nyaman.
Suasana pantai sore hari ini bisa dibilang cukup sepi, hanya ada beberapa kelompok wisatawan yang sedang berkunjung kesini sekarang. Dan diantara beberapa wisatawan yang sekarang berkunjung kesini, hanya kami yang mendirikan tenda untuk menginap disini.
Sreeekkk...
Aku dikagetkan dengan beby yang tiba-tiba mengambil tempat untuk disampingku.
1 menit.... 2 menit.... 3 menit.... 10 menit....
Setelah mengambil tempat untuk duduk disampingku beby hanya diam sambil mengarahkan pandangannya ke arah laut yang sekarang ada didepan kami.
Kerasnya suara hembusan angin laut dan deburan ombak seakan-akan semakin menegaskan kesunyian diantara kami saat ini.
Kepalaku sesekali mencuri pandang menoleh ke arah beby untuk melihat cantiknya wajah samping beby yang terkena pantulan sinar matahari sore.
Hmmmm.....
Rasanya ingin sekali aku mengambil tangannya untuk menemaniku menikmati nyamannya suasana pantai sore ini. Seperti malam minggu kemaren, ada tangannyaa yang ku genggam untuk menikmati suasana pasar malam saat itu.
Wkwkwkwkwkwkwkwk
Aku hanya bisa menertawakan diriku sendiri dalam hati.
Tentu itu hanya akan menjadi angan-angan. Aku yakin, laki-laki itu, yang sudah mengisi hatinya selama bertahun-tahun, tidak mungkin bisa pergi begitu saja dari hatinya.
Aku merasa..... mungkin momen-momen yang kami lalui akhir-akhir ini hanya pelampiasan sesaat dari beby yang memang baru mengakhiri kisah cintanya belum lama ini.
Mungkin aku hanya sebagai tempat pelampiasan.
Aku harus sadar diri, aku baru mengenalnya 2 bulan terakhir ini. Aku yakin, aku bukan orang yang cukup istimewa untuk mengisi hatinya hanya dalam jangka waktu 2 bulan.
Kalau iya aku memang istimewa, kenapa dia harus jalan dengan sakti siang itu, kenapa dia tidak berbicara kepadaku kalau dia ingin keluar dengan sakti saat itu.
Arrrrrggggghhhhh, yasudah lah, tidak seharusnya aku berpikiran seperti ini, kembali lagi, aku harus sadar diri dengan posisiku saat ini.
Yaaaa meskipun perasaan yang belum lama ini muncul tidak mungkin bisa hilang begitu saja.
Wkwkwkwkwkwk
Lagi-lagi aku menertawakan diriku sendiri.
Ini salahku. Yap, salahku yang selama ini terlalu percaya diri, salahku yang dengan beraninya membuat momen untuk menimbulkan perasaan ini.
Huuuuhhhhh....
Aku minta maaf beb, maaf karena aku sudah suka padamu, maaf karena aku sudah sayang padamu.
Jika kamu tahu isi hatiku sekarang, aku yakin kamu akan sangat terganggu, jadi tolong.... maafkan aku yang sudah menganggumu dengan perasaan ini.
.
.
.
"Cowok yang kemaren itu mantan aku nat"
Degggg.....
Beby yang tiba-tiba beby buka suara memecah keheningan yang sedari tadi menyelimuti kami.
"Kita baru putus, baru sekitar 2 bulanan"
"Kita udah hampir 7 tahun pacaran"
Karena masih sedikit terkejut akibat beby yang mulai bercerita tentang hububgannya dan sakti, aku hanya mendengarkan kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut beby tanpa berniat untuk memberi tanggapan.
"Kemaren dia ada dinas di solo, jadi mau sekalian ke jogja buat ngajak ketemuan"
"Aku nggak enak buat nolak"
"Dia udah bela-belain jemput aku ke rumah"
Aku menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya pelan-pelan sebelum mencoba menanggapi beby yang sedari tadi berbicara.
Aku: "ya gak masalah kali mbak, toh kasian dia udah mau jauh-jauh dari solo ke jogja buat jemput mbak"
Tiba-tiba kepala beby menengok kearahku, lalu menatapku.
Beby: "kamu bohong nat, gak usah sok-sokan, seolah kamu gak ngerasain apa-apa"
Akupun menolehkan kepalaku kearah beby untuk membalas tatapan beby.
Aku: "ya gimana lagi mbak, aku cuma sadar diri aja"
Beby: "kenapa kamu langsung nyerah?"
Aku: "apa yang harus aku lakuin?"
Beby: "apa susahnya sih bilang cemburu?, apa susahnya sih bilang suka, apa susahnya bilang sayang?"
Aku: "gak semudah itu mbak"
Beby: "kenapa?"
Duuukkkk....
Tiba-tiba sebuah bola pasir mengenai punggungku, akupun langsung menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang melemparnya.
Aku melihat wajah devan yang sedang menyeringai ke arahku.
Devan: "cieeee, berduaan aja niih"
Mario: "uhuy, pantai serasa milik berdua ya"
Viny: "hihihi, ketahuan deehh"
Ternyata bukan hanya devan, nabil, dyo, mario dan viny sudah berada dibelakangku entah sejak kapan.
Aku: "tai lu van"
Akupun langsung mengambir pasir basah dibawahku, lalu ku bentuk menjadi sebuah bola untuk membalas perbuatan devan.
Duuukkk....
Bola pasir yang kulempar berhasil dihindari oleh devan, tapi naasnya bola pasir itu mengenai kepala mario.
Mario: "waaahh, ngajak perang nih"
Duuukkkk....
Viny melemparkan gumpalan bola pasir kearah beby.
Viny: "bales sini beb kalo berani"
Lemparan demi lemparan bola pasir mulai kami lemparkan kesegala arah, sambil tertawa lepas, kami semuapun lari berhamburan untuk menghindari lemparan bola pasir yang siap menerjang kami.
Tidak hanya saling melempar bola pasir, devan dan mario mulai sesekali berenang ke tengah menjauhi bibir pantai, sedangkan aku, nabil, dyo, beby dan viny hany berendam dipinggir pantai karena tidak terlalu pandai berenang.
Karena merasa lelah akibat perang bola pasir yang sedari tadi kami lakukan, kamipu memilih beristirahat dengan duduk berendam dipinggir pantai untuk menikmati matahari terbenam yang tentu akan menyajikan pemandangan yang sangat indah, sambil ditemani deburan ombak yang mulai membasahi tubuh kami.
"Udah masuk semua kan?, ada lagi gak?"
Hari ini aku dan teman-temanku akan berangkat untuk liburan kepantai dalam rangka refreshing sekaligus perayaan kecil-kecilan karena telah melalui ujian tengah semester selama 2 minggu kemaren.
Oh iya, sesuai janji mereka, viny dan beby juga ikut dalam liburan kami kali ini.
Aku: "udah semua mar"
Mario: "yaudah yuk, yang cewek-cewek, sini masuk ke mobil abang"
Nabil: "tai lu mar"
Devan: "hoki lu monyet"
Hari ini kami memutuskan untuk berangkat menggunakan 1 mobil, yaitu mobil mario dan 2 motor, motorku dan motor dyo.
Beby dan viny akan ikut dengan mario menggunakan mobil, sedangkan aku, nabil, dyo dan devan akan berboncengan menggunakan motor.
Sebenarnya kami semua ingin berangkat menggunakan motor karena akses jalan menuju pantai agak sedikit sulit jika menggunakan mobil, tapi mengingat barang bawaan yang kami bawa cukup banyak karena membawa peralatan camping, dan juga ada 2 perempuan yang ikut dengan kami, maka kami memutuskan untuk membawa 1 mobil.
Mario: "yeee, santai doongg, gak usah marah-marah"
Dyo: "udah udah, mending kita langsung berangkat aja, supaya nyampenya gak kesorean"
Viny: "iya, bener tuh, kan kita harus diriin tenda dulu"
Mario: "dengerin tuh lu pada, ayodah kita cabut"
Kami pun memutuskan untuk berangkat, untuk perjalanan kali ini, aku membonceng nabil, sedangkan dyo membonceng devan, sedangkan beby dan viny akan ikut naik mobil bersama mario.
Oh iya, setelah kejadian dimana aku melihat beby yang baru pulang setelah jalan berdua dengan sakti kemaren, aku tetap mencoba sebisaku untuk bersikap santai seperti biasa agar beby tidak mengira bahwa aku cemburu dengan sakti.
Setelah kejadian itu, malamnya beby mengirimkan pesan balasan kepadaku.
Yap, balasan dari pesan yang sudah kukirim ke beby pada saat ujianku hari itu selesai.
Aku membalas pesan dari beby seperti biasa, seolah-olah tidak terjadi apa-apa diantara kami, dan selama 2 hari terakhir ini, aku dan beby juga selalu berkirim pesan satu sama lain, meskipun intensitasnya agak berkurang dari sebelumnya.
Yaaa.... mungkin bedanya setelah kejadian itu aku jadi tidak bisa menikmati hubunganku dengan beby seperti sebelumnya.
Seperti ada rasa bersalah, kesal, minder mungkin juga rasa cemburu yang selalu merasuki diriku ketika aku saling berkirim pesan dengan beby karena terbayang-bayang kejadian siang itu.
Efeknya aku menjadi tidak terlalu aktif lagi untuk memulai bahasan ataupun pembicaraan saat kami berdua saling berkirim pesan, tidak seperti sebelumnya dimana aku akan selalu berfikir keras untuk memulai pembicaraan.
Aku hanya akan mengirim pesan kepada beby, jika dia mengirimkan pesan kepadaku terlebih dahulu.
.
.
.
Devan: "Bil, yang bener dong lu bangun tendanya"
Nabil: "yang bener gimana lagi babi, ini gue udah usaha"
Devan: "liat tuh tenda yang lu bangun, mencong sana mencong sini"
Nabil: "yeee, gimana lagi, gue gak terlalu bisa"
Dyo: "minggir lu bil, biar gue benerin"
Nabil: "nahh, gitu dong kaya si dio van, lu marah-marah doang"
Aku: "buseet dah, ini bangun tenda aja ribut bener"
Mario: "tau, bangun tenda doang ributnya udah kayak bangun rumah aja lu pada"
Untuk liburan kali ini kami membawa 3 tenda. Kami membawa 1 tenda milik devan, dan 2 tenda lagi yang memang kami sewa.
Dyo: "naahh, akhirnya kelar juga"
Aku: "yaudah, mending kita ambil barang-barang kita di mobil mario, langsung masukin dalam tenda masing-masing aja"
Kami ber 5 pun bergotong-royong untuk mengangkat 1 persatu barang bawaan kami di mobil mario untuk dimasukkan kedalam tenda kami masing-masing.
Untuk masalah pembagian tenda, 1 tenda ditempati ber 2 oleh beby dan viny, sedangkan kami ber 5 akan menempati 2 tenda yang tersisa.
"Kalian kalo udah bangun tenda angkat-angkatnya langsung kesini aja ya, mie nya udah jadi"
Oh iya, selama kami membangun tenda dan mengangkat barang-barang kami, beby dan viny merebus beberapa cup mie instan sebagai pengganjal perut sekaligus makan siang kami kali ini.
Devan: "oke beb, ini tinggal bgambil punya ku sama dyo"
Beby: "oke van, cepetan ya, keburu dingin ntar"
.
.
.
"Jam berapa nih?"
Sekarang kami sudah selesai menikmati makan siang kami sambil duduk melingkar didekat tenda yang kami bangun.
Aku: "jam 1 van"
Mario: "kita istirahat dulu kali ya, masih panas banget nih, ntar sore jam 4 an kita baru dah maen air"
Viny: "iya nih, mending istirahat aja, apalagi kalian yang abis bawa motor sama nyetir mobil pasti capek banget"
Dyo: "iyadeh, tidur dulu aja, gue juga capek banget ini"
Beby: "ehh, bekas sampahnya masukin sini"
Beby menyodorkan kantong plastik kepada kami untuk membuang sampah sisa makan siang kami kali ini.
Nabil: "yaelah, baru gitu doang udah capek lu pada"
Dyo: "eh bego, lu enak tadi duduk doang, tangan gue pegel nih megangin setang motor"
Nabil: "lu kira kaki gue gak pegel duduk?"
Dyo: "lu kira gue bawa motor rebahan?"
Nabil: "hehehe, iya sih"
Beby: "udah udah, istirahat aja yuk, daripada debat terus, nyar sore kita seru-seruan deh sampe malem"
Aku: "dengerin tuh woy"
Nabil: "cieee, kompak banget nih yang baru jadian"
Pletaaak...
Aku: "sembarangan lu"
Nabil: "hehe"
.
.
.
Spoiler for Theme song:
Puukk...
Aku terbangun dari tidur siangku karena telapak tangan nabil yang saat ini sedang tidur disebelahku mengenai wajahku.
"Yeee, dasar monyet, tidur gak bisa diem"
Kali ini tendaku diisi oleh 3 orang, aku, nabil dan dyo. Karena kaki dan tangan nabil yang sedang tidur disampingku kesana-kemari sehingga membuat tenda yang kami tempati sekarang menjadi sempit, aku memilih untuk keluar dari tenda, lalu merogoh saku celanaku untuk mengambil handphoneku.
Ternyata sekarang waktu sudah menunjukan pukul setengah 4 sore.
Tanpa berniat membangunkan teman-temanku yang lain, aku masuk kembali ke dalam tenda untuk meletakan handphoneku ke dalam tas, lalu berjalan menghampiri bibir pantai untuk melihat laut lebih dekat.
Setelah sampai, akupun memutuskan untuk duduk sambil menikmati deburan ombak yang menerpa sebagian kakiku dan juga hembusan angin laut sore hari ini yang membuat suasana kali ini terasa sangat nyaman.
Suasana pantai sore hari ini bisa dibilang cukup sepi, hanya ada beberapa kelompok wisatawan yang sedang berkunjung kesini sekarang. Dan diantara beberapa wisatawan yang sekarang berkunjung kesini, hanya kami yang mendirikan tenda untuk menginap disini.
Sreeekkk...
Aku dikagetkan dengan beby yang tiba-tiba mengambil tempat untuk disampingku.
1 menit.... 2 menit.... 3 menit.... 10 menit....
Setelah mengambil tempat untuk duduk disampingku beby hanya diam sambil mengarahkan pandangannya ke arah laut yang sekarang ada didepan kami.
Kerasnya suara hembusan angin laut dan deburan ombak seakan-akan semakin menegaskan kesunyian diantara kami saat ini.
Kepalaku sesekali mencuri pandang menoleh ke arah beby untuk melihat cantiknya wajah samping beby yang terkena pantulan sinar matahari sore.
Hmmmm.....
Rasanya ingin sekali aku mengambil tangannya untuk menemaniku menikmati nyamannya suasana pantai sore ini. Seperti malam minggu kemaren, ada tangannyaa yang ku genggam untuk menikmati suasana pasar malam saat itu.
Wkwkwkwkwkwkwkwk
Aku hanya bisa menertawakan diriku sendiri dalam hati.
Tentu itu hanya akan menjadi angan-angan. Aku yakin, laki-laki itu, yang sudah mengisi hatinya selama bertahun-tahun, tidak mungkin bisa pergi begitu saja dari hatinya.
Aku merasa..... mungkin momen-momen yang kami lalui akhir-akhir ini hanya pelampiasan sesaat dari beby yang memang baru mengakhiri kisah cintanya belum lama ini.
Mungkin aku hanya sebagai tempat pelampiasan.
Aku harus sadar diri, aku baru mengenalnya 2 bulan terakhir ini. Aku yakin, aku bukan orang yang cukup istimewa untuk mengisi hatinya hanya dalam jangka waktu 2 bulan.
Kalau iya aku memang istimewa, kenapa dia harus jalan dengan sakti siang itu, kenapa dia tidak berbicara kepadaku kalau dia ingin keluar dengan sakti saat itu.
Arrrrrggggghhhhh, yasudah lah, tidak seharusnya aku berpikiran seperti ini, kembali lagi, aku harus sadar diri dengan posisiku saat ini.
Yaaaa meskipun perasaan yang belum lama ini muncul tidak mungkin bisa hilang begitu saja.
Wkwkwkwkwkwk
Lagi-lagi aku menertawakan diriku sendiri.
Ini salahku. Yap, salahku yang selama ini terlalu percaya diri, salahku yang dengan beraninya membuat momen untuk menimbulkan perasaan ini.
Huuuuhhhhh....
Aku minta maaf beb, maaf karena aku sudah suka padamu, maaf karena aku sudah sayang padamu.
Jika kamu tahu isi hatiku sekarang, aku yakin kamu akan sangat terganggu, jadi tolong.... maafkan aku yang sudah menganggumu dengan perasaan ini.
.
.
.
"Cowok yang kemaren itu mantan aku nat"
Degggg.....
Beby yang tiba-tiba beby buka suara memecah keheningan yang sedari tadi menyelimuti kami.
"Kita baru putus, baru sekitar 2 bulanan"
"Kita udah hampir 7 tahun pacaran"
Karena masih sedikit terkejut akibat beby yang mulai bercerita tentang hububgannya dan sakti, aku hanya mendengarkan kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut beby tanpa berniat untuk memberi tanggapan.
"Kemaren dia ada dinas di solo, jadi mau sekalian ke jogja buat ngajak ketemuan"
"Aku nggak enak buat nolak"
"Dia udah bela-belain jemput aku ke rumah"
Aku menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya pelan-pelan sebelum mencoba menanggapi beby yang sedari tadi berbicara.
Aku: "ya gak masalah kali mbak, toh kasian dia udah mau jauh-jauh dari solo ke jogja buat jemput mbak"
Tiba-tiba kepala beby menengok kearahku, lalu menatapku.
Beby: "kamu bohong nat, gak usah sok-sokan, seolah kamu gak ngerasain apa-apa"
Akupun menolehkan kepalaku kearah beby untuk membalas tatapan beby.
Aku: "ya gimana lagi mbak, aku cuma sadar diri aja"
Beby: "kenapa kamu langsung nyerah?"
Aku: "apa yang harus aku lakuin?"
Beby: "apa susahnya sih bilang cemburu?, apa susahnya sih bilang suka, apa susahnya bilang sayang?"
Aku: "gak semudah itu mbak"
Beby: "kenapa?"
Duuukkkk....
Tiba-tiba sebuah bola pasir mengenai punggungku, akupun langsung menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang melemparnya.
Aku melihat wajah devan yang sedang menyeringai ke arahku.
Devan: "cieeee, berduaan aja niih"
Mario: "uhuy, pantai serasa milik berdua ya"
Viny: "hihihi, ketahuan deehh"
Ternyata bukan hanya devan, nabil, dyo, mario dan viny sudah berada dibelakangku entah sejak kapan.
Aku: "tai lu van"
Akupun langsung mengambir pasir basah dibawahku, lalu ku bentuk menjadi sebuah bola untuk membalas perbuatan devan.
Duuukkk....
Bola pasir yang kulempar berhasil dihindari oleh devan, tapi naasnya bola pasir itu mengenai kepala mario.
Mario: "waaahh, ngajak perang nih"
Duuukkkk....
Viny melemparkan gumpalan bola pasir kearah beby.
Viny: "bales sini beb kalo berani"
Lemparan demi lemparan bola pasir mulai kami lemparkan kesegala arah, sambil tertawa lepas, kami semuapun lari berhamburan untuk menghindari lemparan bola pasir yang siap menerjang kami.
Tidak hanya saling melempar bola pasir, devan dan mario mulai sesekali berenang ke tengah menjauhi bibir pantai, sedangkan aku, nabil, dyo, beby dan viny hany berendam dipinggir pantai karena tidak terlalu pandai berenang.
Karena merasa lelah akibat perang bola pasir yang sedari tadi kami lakukan, kamipu memilih beristirahat dengan duduk berendam dipinggir pantai untuk menikmati matahari terbenam yang tentu akan menyajikan pemandangan yang sangat indah, sambil ditemani deburan ombak yang mulai membasahi tubuh kami.
Diubah oleh akmal162 08-04-2020 15:15
agungvanjj dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Kutip
Balas
