- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#53
Spoiler for Part 27:
Part 27
Sekarang aku sedang rebahan didalam ruang asisten sambil terus memandangi layar handphone ku untuk menunggu pesan balasan dari seseorang. Yap, siapa lagi kalau bukan beby.
Sudah 2 jam lamanya pesan yang ku kirim kepada beby belum mendapatkan respon sama sekali. Aku mengirimkan pesan kepada beby tepat jam 12 siang setelah ujian ku hari ini berakhir, dan sekarang waktu sudah menunjukan pukul 2 siang.
Tapi yasudahlah, mungkin dia lagi sibuk, aku rasa masalah sepele seperti ini tidak seharusnya membuat ku khawatir berlebihan.
Aku: "van, main yuk"
Aku memanggil devan untuk mengajaknya bermain game pes di komputer.
Devan: "hehe, masih berani nantang gue?, kemaren aja kalah mulu lu nat"
Aku: "gak usah banyak bacot, cepetan ambil kursi sana, biar stick ama gamenya gue yang siapin"
Devan: "wkwkwkwk, siaaap"
Devan pun mengambil kursi, lalu meletakannya disamping kursiku.
Sedangkan aku menyiapkan komputer dan stick untuk kami bermain.
Devan: "ayo nat, lama banget lu, takut ya?"
Aku: "sabar babi, ini lagi loading"
Devan: "wkwkwkwk, gakusah emosi gitu lah nat, belum juga kalah"
Aku: "wkwkwkwk, abis ini elu yang gue bikin emosi van"
Kami berdua pun larut dalam permainan, memang 2 hari sebelumnya, entah kenapa setiap kali bermain game ini aku selalu kalah dengan devan, padahal sebelum-sebelumnya tidak pernah seperti ini, oleh karena itu 2 hari ini aku terus menerima ledekan dari devan karena kekalahanku di permainan terakhir kami, dan karena itu juga aku harus merelakan 1 kotak surya 12 untuk kuberikan kepada devan karena kalah taruhan. Dan hari ini aku ingin membalasnya, wkwkwkwkwk.
Ting
Aku: "eh van, bentar, ada yang nge chat"
Devan: "yaelaah"
Dering handphoneku yang tiba-tiba berbunyi membuatku memilih menjeda pertandingan yang sedang berlangsung antara aku dan devan untuk membuka handphone dan melihat pesan baru yang masuk, siapa tau pesan yang baru masuk ini merupakan pesab balasan dari beby.
"Nat, sibuk gak?"
Begitulah kira-kira pesan viny yang baru saja masuk ke handphoneku.
Yap, pesan yang barusan masuk ke handphoneku ternyata pesan dari viny, bukan balasan dari beby.
Tanpa berpikir panjang aku langsung membalas pesan yang dikirim oleh viny.
Aku: "kenapa mbak?"
Viny: "bisa minta tolong jemput aku di gedung psikologi gak, abis itu anterin pulang ke rumah, hehe"
Aku: "sekarng mbak?"
Viny: "iya nat, eh, tapi kalo kamu sibuk gakpapa, aku naik ojek aja"
Aku: "enggak kok mbak, UTS udah selesai juga hari ini"
Viny: "yaudah nat, aku tunggu didepan gedung persis ya"
Aku: "oke mbak"
Viny: "tenang nat, aku udah minta izin beby kok, hehehe"
Tanpa membalas pesan dari viny aku memilih langsung mengambil kunci motor untuk menjemput viny digedubg fakultasnya.
Devan: "wooy, kemana lu??"
Aku: "ada urusan bentar"
Devan: "ini kurang 1 game lagi woy"
Aku: "gue lah yang menang, kan udah 2 kali match"
Devan: "weey, kemaren kita main 3 match ya, gak adil"
Aku: "udah ah, gampang, lanjut ntar"
Devan: "yeee, setaan"
Karena aku akan mengantarkan viny pulang, akupun memutuskan untuk mengambil helm dyo yang terletak tidak jauh dari ruang asisten untuk dipakai viny selama perjalanan kami nanti.
Aku: "eh, ini helm dyo gue pinjem dulu, bilangin ke dyo van, bentar doang kok"
Devan: "weh anjir, mau jemput siapa lu"
Tanpa menghiraukan perkataan devan, akupun berjalan keluar dari ruang asisten lalu menghampiri motorku untuk menjemput viny dan mengantarkannya ke rumah.
Setelah kunjunganku ke rumah beby hari selasa kemaren, hampir setiap hari aku selalu berkunjung ke rumah beby, dan setiap aku berkunjung kesana aku selalu bertemu dan berinteraksi dengan viny. Sehingga aku dan viny menjadi semakin akrab.
Jadi tidak heran jika viny sudah tidak sungkan lagi meminta bantuan kepadaku untuk menjemputnnya di gedung fakultasnnya dan mengantarkannya pulang seperti sekarang.
.
.
.
Aku: "udah naik mbak?"
Viny: "udah nat, aku udah naik dari tadi malahan
Aku: "hehehe, gak berasa mbak, aku kira belum naik"
Viny: "yaialah, langsing gini, ayo, cepetan, jalan"
Akupun melajukan motorku kearah rumah beby untuk mengantarkan viny pulang.
.
.
.
Viny: "ini nat helmnya, makasih ya"
Aku: "btw ngapain mbak ke kampus?"
Viny: "ngurus persiapan seminar hasil ku sama beby nat"
Aku: "wiih, cepet banget, padahal sempro baru minggu lalu"
Viny: "hehehe, kan ngurus administrasi doang nat"
Aku: "oh iya, btw kok mbak sendirian?, mbak bebynya kemana?"
Viny: "mmmmm, gak tau juga aku nat, tadi sih katanya mau ketemu temen"
Aku: "oooohhh, dijemput sama temennya"
Aku berasumsi seperti itu karena melihat mobil yang biasa beby gunakan terparkir rapi dihalaman depan rumah mereka.
Viny: "kayaknya iya deh nat"
Aku: "oooooh, eh, btw sabtu kalian jadi kan ikut ke pantai?"
Viny: "jadi kok nat, kan kita udah bilang kemaren ke devan"
Aku: "siiip, kalo gitu nanti sabtu pagi kumpul aja dulu mbak di lab"
Viny: "gampang mah kalo itu, oh iya, jadinya kita ke pantai mana?"
Aku: "kalo kata nabil kan kemaren didaerah gunung kidul, nah katanya sih yang paling bagus pantai ngrumput, kayaknya disana aja deh"
Viny: "kita ngecamp jadinya?"
Aku: "iya mbak, tenang, kalo tenda-tenda, kita yang siapin kok"
Viny: "wiiihh, bagus deh kalo gitu"
Saat aku akan menyalakan motor untuk pulang ke kampus, tiba-tiba sebuah sedan putih berhenti didekat aku dan viny yang sedang asyik berbicara.
Salah satu pintu sedan putih itupun terbuka, keluarlah seorang laki-laki, kemudian laki-laki itu berjalan memutari sedan putihnya untuk membuka pintu penumpang yang berada disampingnya, dan mempersilahkan penumpang yang sedang duduk disampingnya untuk keluar.
Yap, yang sekarang keluar dari sedan putih tersebut adalah beby, dan si pengemudi sedan putih itu adalah sakti.
Sakti: "hai vin, baru pulang"
Viny: "hai kak, iya nih, hehe"
Sakti: "btw sorry ya bebynya aku bawa keluar, jadi gak bisa nemenin kamu ke kampus tadi"
Viny: "oohh, gakpapa kok kak, santai aja"
Saat sakti sedang berbincang-bincang dengan viny, tatapan mataku dan mata beby sempat bertemu.
Akupun berinisiatif untuk memberikan senyuman dan sedikit anggukan ramah kepada beby. Namun beby tidak membalasnya.
Entah lah, aku tidak dapat mengartikan raut wajah dan tatapan beby kepadaku saat ini.
Sakti: "kamu dianter pulang siapa?"
Viny: "ini kak, sama natha"
Saktipun melirikku setelah menyadari keberadaanku diantara kami.
Sakti: "oooohh"
Aku: "maas.."
Saat tatapanku dan sakti bertemu akupun juga memberi anggukan dan senyuman ramah kepada sakti sambil menyapanya.
Sakti: "oohh, iya mas"
Sakti juga membalas sapaanku dengan senyuman yang tidak kalah ramahnya.
Karena merasa keberadaanku disini agak sedikit menganggu, akupun memilih untuk pamit pulang kepada mereka.
Aku: "mas, mbak, aku pamit pulang dulu yaa"
Viny: "oooh, iya nat, hati-hati ya"
Sakti: "iya mas, hati-hati"
Tanpa menunggu lama akupun menyalakan motorku dan langsung menyalakannya untuk berlalu dari rumah beby dan viny.
.
.
.
Hahaha, kukira apa yang telah kulalui dengan beby akhir-akhir ini sangat istimewa.
Tapi ternyata aku salah.
Jika kalian bertanya apakah aku cemburu?, jawabannya IYA.
Tapi.... aku rasa aku tidak berhak merasakan rasa itu.
Memangnya aku siapa?, sudah berjasa apa untuk hidupnya?.
Tidak ada.
Huuuhhh...
Ini salahku, seharusnya aku tidak boleh berharap lebih dengan dia, seharusnya aku sadar, sudah ada orang lain yang jauh lebih lama mengisi hatinya, dan seharusnya aku sadar, aku adalah orang baru diantara mereka.
.
.
.
Sekarang aku sedang rebahan didalam ruang asisten sambil terus memandangi layar handphone ku untuk menunggu pesan balasan dari seseorang. Yap, siapa lagi kalau bukan beby.
Sudah 2 jam lamanya pesan yang ku kirim kepada beby belum mendapatkan respon sama sekali. Aku mengirimkan pesan kepada beby tepat jam 12 siang setelah ujian ku hari ini berakhir, dan sekarang waktu sudah menunjukan pukul 2 siang.
Tapi yasudahlah, mungkin dia lagi sibuk, aku rasa masalah sepele seperti ini tidak seharusnya membuat ku khawatir berlebihan.
Aku: "van, main yuk"
Aku memanggil devan untuk mengajaknya bermain game pes di komputer.
Devan: "hehe, masih berani nantang gue?, kemaren aja kalah mulu lu nat"
Aku: "gak usah banyak bacot, cepetan ambil kursi sana, biar stick ama gamenya gue yang siapin"
Devan: "wkwkwkwk, siaaap"
Devan pun mengambil kursi, lalu meletakannya disamping kursiku.
Sedangkan aku menyiapkan komputer dan stick untuk kami bermain.
Devan: "ayo nat, lama banget lu, takut ya?"
Aku: "sabar babi, ini lagi loading"
Devan: "wkwkwkwk, gakusah emosi gitu lah nat, belum juga kalah"
Aku: "wkwkwkwk, abis ini elu yang gue bikin emosi van"
Kami berdua pun larut dalam permainan, memang 2 hari sebelumnya, entah kenapa setiap kali bermain game ini aku selalu kalah dengan devan, padahal sebelum-sebelumnya tidak pernah seperti ini, oleh karena itu 2 hari ini aku terus menerima ledekan dari devan karena kekalahanku di permainan terakhir kami, dan karena itu juga aku harus merelakan 1 kotak surya 12 untuk kuberikan kepada devan karena kalah taruhan. Dan hari ini aku ingin membalasnya, wkwkwkwkwk.
Ting
Aku: "eh van, bentar, ada yang nge chat"
Devan: "yaelaah"
Dering handphoneku yang tiba-tiba berbunyi membuatku memilih menjeda pertandingan yang sedang berlangsung antara aku dan devan untuk membuka handphone dan melihat pesan baru yang masuk, siapa tau pesan yang baru masuk ini merupakan pesab balasan dari beby.
"Nat, sibuk gak?"
Begitulah kira-kira pesan viny yang baru saja masuk ke handphoneku.
Yap, pesan yang barusan masuk ke handphoneku ternyata pesan dari viny, bukan balasan dari beby.
Tanpa berpikir panjang aku langsung membalas pesan yang dikirim oleh viny.
Aku: "kenapa mbak?"
Viny: "bisa minta tolong jemput aku di gedung psikologi gak, abis itu anterin pulang ke rumah, hehe"
Aku: "sekarng mbak?"
Viny: "iya nat, eh, tapi kalo kamu sibuk gakpapa, aku naik ojek aja"
Aku: "enggak kok mbak, UTS udah selesai juga hari ini"
Viny: "yaudah nat, aku tunggu didepan gedung persis ya"
Aku: "oke mbak"
Viny: "tenang nat, aku udah minta izin beby kok, hehehe"
Tanpa membalas pesan dari viny aku memilih langsung mengambil kunci motor untuk menjemput viny digedubg fakultasnya.
Devan: "wooy, kemana lu??"
Aku: "ada urusan bentar"
Devan: "ini kurang 1 game lagi woy"
Aku: "gue lah yang menang, kan udah 2 kali match"
Devan: "weey, kemaren kita main 3 match ya, gak adil"
Aku: "udah ah, gampang, lanjut ntar"
Devan: "yeee, setaan"
Karena aku akan mengantarkan viny pulang, akupun memutuskan untuk mengambil helm dyo yang terletak tidak jauh dari ruang asisten untuk dipakai viny selama perjalanan kami nanti.
Aku: "eh, ini helm dyo gue pinjem dulu, bilangin ke dyo van, bentar doang kok"
Devan: "weh anjir, mau jemput siapa lu"
Tanpa menghiraukan perkataan devan, akupun berjalan keluar dari ruang asisten lalu menghampiri motorku untuk menjemput viny dan mengantarkannya ke rumah.
Setelah kunjunganku ke rumah beby hari selasa kemaren, hampir setiap hari aku selalu berkunjung ke rumah beby, dan setiap aku berkunjung kesana aku selalu bertemu dan berinteraksi dengan viny. Sehingga aku dan viny menjadi semakin akrab.
Jadi tidak heran jika viny sudah tidak sungkan lagi meminta bantuan kepadaku untuk menjemputnnya di gedung fakultasnnya dan mengantarkannya pulang seperti sekarang.
.
.
.
Aku: "udah naik mbak?"
Viny: "udah nat, aku udah naik dari tadi malahan
Aku: "hehehe, gak berasa mbak, aku kira belum naik"
Viny: "yaialah, langsing gini, ayo, cepetan, jalan"
Akupun melajukan motorku kearah rumah beby untuk mengantarkan viny pulang.
.
.
.
Viny: "ini nat helmnya, makasih ya"
Aku: "btw ngapain mbak ke kampus?"
Viny: "ngurus persiapan seminar hasil ku sama beby nat"
Aku: "wiih, cepet banget, padahal sempro baru minggu lalu"
Viny: "hehehe, kan ngurus administrasi doang nat"
Aku: "oh iya, btw kok mbak sendirian?, mbak bebynya kemana?"
Viny: "mmmmm, gak tau juga aku nat, tadi sih katanya mau ketemu temen"
Aku: "oooohhh, dijemput sama temennya"
Aku berasumsi seperti itu karena melihat mobil yang biasa beby gunakan terparkir rapi dihalaman depan rumah mereka.
Viny: "kayaknya iya deh nat"
Aku: "oooooh, eh, btw sabtu kalian jadi kan ikut ke pantai?"
Viny: "jadi kok nat, kan kita udah bilang kemaren ke devan"
Aku: "siiip, kalo gitu nanti sabtu pagi kumpul aja dulu mbak di lab"
Viny: "gampang mah kalo itu, oh iya, jadinya kita ke pantai mana?"
Aku: "kalo kata nabil kan kemaren didaerah gunung kidul, nah katanya sih yang paling bagus pantai ngrumput, kayaknya disana aja deh"
Viny: "kita ngecamp jadinya?"
Aku: "iya mbak, tenang, kalo tenda-tenda, kita yang siapin kok"
Viny: "wiiihh, bagus deh kalo gitu"
Saat aku akan menyalakan motor untuk pulang ke kampus, tiba-tiba sebuah sedan putih berhenti didekat aku dan viny yang sedang asyik berbicara.
Salah satu pintu sedan putih itupun terbuka, keluarlah seorang laki-laki, kemudian laki-laki itu berjalan memutari sedan putihnya untuk membuka pintu penumpang yang berada disampingnya, dan mempersilahkan penumpang yang sedang duduk disampingnya untuk keluar.
Yap, yang sekarang keluar dari sedan putih tersebut adalah beby, dan si pengemudi sedan putih itu adalah sakti.
Sakti: "hai vin, baru pulang"
Viny: "hai kak, iya nih, hehe"
Sakti: "btw sorry ya bebynya aku bawa keluar, jadi gak bisa nemenin kamu ke kampus tadi"
Viny: "oohh, gakpapa kok kak, santai aja"
Saat sakti sedang berbincang-bincang dengan viny, tatapan mataku dan mata beby sempat bertemu.
Akupun berinisiatif untuk memberikan senyuman dan sedikit anggukan ramah kepada beby. Namun beby tidak membalasnya.
Entah lah, aku tidak dapat mengartikan raut wajah dan tatapan beby kepadaku saat ini.
Sakti: "kamu dianter pulang siapa?"
Viny: "ini kak, sama natha"
Saktipun melirikku setelah menyadari keberadaanku diantara kami.
Sakti: "oooohh"
Aku: "maas.."
Saat tatapanku dan sakti bertemu akupun juga memberi anggukan dan senyuman ramah kepada sakti sambil menyapanya.
Sakti: "oohh, iya mas"
Sakti juga membalas sapaanku dengan senyuman yang tidak kalah ramahnya.
Karena merasa keberadaanku disini agak sedikit menganggu, akupun memilih untuk pamit pulang kepada mereka.
Aku: "mas, mbak, aku pamit pulang dulu yaa"
Viny: "oooh, iya nat, hati-hati ya"
Sakti: "iya mas, hati-hati"
Tanpa menunggu lama akupun menyalakan motorku dan langsung menyalakannya untuk berlalu dari rumah beby dan viny.
.
.
.
Hahaha, kukira apa yang telah kulalui dengan beby akhir-akhir ini sangat istimewa.
Tapi ternyata aku salah.
Jika kalian bertanya apakah aku cemburu?, jawabannya IYA.
Tapi.... aku rasa aku tidak berhak merasakan rasa itu.
Memangnya aku siapa?, sudah berjasa apa untuk hidupnya?.
Tidak ada.
Huuuhhh...
Ini salahku, seharusnya aku tidak boleh berharap lebih dengan dia, seharusnya aku sadar, sudah ada orang lain yang jauh lebih lama mengisi hatinya, dan seharusnya aku sadar, aku adalah orang baru diantara mereka.
.
.
.
Diubah oleh akmal162 06-04-2020 05:49
agungvanjj dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Kutip
Balas
