- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#52
Spoiler for Part 26:
Part 26
"Mbak masih maju dosen?"
Setelah mengirimkan pesan kepada beby aku kembali menyimpan handphone kedalam kantongku dan memilih untuk kembali fokus dalam bahasan rapat hari ini. Sekarang aku dan teman-temanku sedang mengadakan rapat untuk membahas persiapan kegiatan presentasi yang merupakan agenda lanjutan dari praktikum di lab ku semester ini.
Ting
Beby: "baru selesai nat, ini mau makan siang dulu, UTS mu hari ini udah kelar?"
Aku: "udah selesai mbak"
Beby: "berarti sekarang di lab?"
Aku: "iya mbak, ni lagi rapat"
Beby: "ishh, rapat dulu sana, jangan main HP terus"
Aku: "hehe, iya mbak"
"Woy nat, dari kemaren gua liat-liat lu sering banget buka HP, chat2an sama siapa lu?"
Sontak teguran dari nabil membuat fokus ku dari layar handphone kembali teralihkan.
Aku: "ehh, enggak kok, ni orang tua gue nge chat"
Devan: "iyasih, gue perhatiin lu 2 hari ini jadi lebih sering buka HP nat"
Aku: "yeee, sok tau lu pada, ayodah lanjut rapatnya"
Mario: "yeeee, lanjut lanjut, lu aja dari tadi main HP bodoh"
Aku: "hehehe, iya iya, sorry, ayo deh lanjut"
Setelah aku pergi berdua dengan beby untuk menghabiskan malam minggu kemaren, aku dan beby jadi lebih sering saling bertukar kabar dan saling mengirim pesan lewat chat.
Ya meskipun tidak bisa dibilang sering juga, tidak seperti zaman ku pada saat sekolah dulu.
Dulu aku kalau sudah chat-chatan sama gebetan bisa seharian penuh, non-stop.
Tapi jika dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya yang dimana kami hanya saling mengirim pesan jika ada keperluan, intensitas komunikasi antara aku dan beby jauh lebih meningkat.
.
.
.
"Udah selesai nih mbak rapatnya"
Setelah rapat hari ini selesai aku kembali mengirimkan pesan kepada beby. Rapat hari ini berakhir tepat pukul 2 siang. Sekarang aku dan teman-temanku memilih untuk melanjutkan aktivitas kami masing-masing sebelum nanti malam kami akan mengadakan kegiatan belajar bersama untuk persiapan ujian besok.
Beby: "abis ini ngapain nat?"
Aku: "lagi santai-santai aja sih mbak, ntar malem rencananya mau belajar bareng kayak biasa"
Beby: "ooohhh"
Aku: "mbak udah balik ke rumah?"
Beby: "udaah dari tadi kok"
Aku: "enggak ke lab?"
Beby: "wkwkwkwk, ngapain, orang gak ada kerjaan kok"
Aku: "hehe, iya juga sih"
Beby: "kenapaa?"
Aku: "nanya doang"
Beby: "kalo pengen ketemu, sini, main aja ke rumah"
Aku dibuat tersenyum setelah membaca pesan terakhir yang dikirimkan oleh beby.
Aku: "gak usah GR mbak, nanya doang"
Beby: "ooohh, yaudah, gakusah lagi kesini kalo gitu, gakusah juga chat aku lagi"
Aku: "hehehe, ampun mbak, bercanda, pieceee"
Beby: "yaudah, mau kesini nggak?"
Aku: "boleh nih mbak?"
Beby: "pake nanya lagi"
Aku: "ada mbak viny gak?"
Beby: "emang kenapa kalo enggak ada viny, mau mesum kamu?"
Aku: "enggak lah mbaak -_-"
Beby: "teruus?"
Aku: "males diledekin aja"
Beby: "ooohh, udah sih, santai aja, viny doang kok"
Aku: "yaudah mbak, otw"
Aku langsung beranjak dari duduk ku untuk bersiap-siap menuju rumah beby.
Untuk pertama kalinya tujuan ku mengunjungi rumah beby hanya untuk bertemu tanpa ada keperluan atau membuat janji sebelumnya.
Sebelum berangkat aku memilih untuk oamit dulu kepada teman-temanku di lab.
Aku: "eh, gue keluar dulu ya?"
Devan: "tumben, mau kemana lu?"
Aku: "ketemu temen"
Mario: "temen lu yang kemaren lagi?"
Aku: "bukan"
Mario: "lah, temen yang mana berarti?"
Dyo: "temen apa temen?"
Aku: "adalaah, gue berangkat dulu ya"
Tanpa menghiraukan teman-temanku yang terus bertanya aku akan pergi kemana, aku langsung berjalan keluar ruang asisten untuk berangkat ke rumah beby menggunakan motorku.
.
.
.
"Halo mbak, aku udah didepan"
Aku memutuskan untuk menelfon beby ketika aku sudah sampai didepan rumahnya.
Cklek....
Beby: "motornya masukin aja nat"
Aku: "iya mbak"
Sesuai instruksi beby, akupun membuka pagar, lalu memasukkan motorku kedalam halaman rumah beby, lalu mengikuti beby yang berjalan masuk kedalam rumah.
Viny: "eh ada natha, mau ngapain kesini, tumben banget"
Aku: "hehe, main aja mbak"
Karena merasa canggung aku menjawab pertanyaan viny sambil menggaruk kepala ku yang sebenarnya tidak terasa gatal.
Viny: "cieeee, ngapelin pacar nih ceritanya"
Aku: "enggak kok mbak, main aja, bosen di lab terus"
Viny: "halaaah, bisa aja kamu nat, yaudah, duduk dulu"
Setelah viny menyuruhku untuk duduk, dia berjalan untuk kembali menuju dapur. Sedangkan aku memilih duduk disofa yang terletak diruang tamu rumah beby.
Tidak lama setelah aku duduk, terlihat beby dengan baju piyamanya berjalan dari arah dapur untuk menghampiriku lalu mengambil tempat untuk duduk tepat disebelahku.
Setelah duduk beby hanya diam sambil mengotak-ngatik handphone yang ada ditangannya.
1 menit.... 2 menit.... 5 menit....
Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami, sehingga membuat suasana diruang tamu beby kali ini menjadi sangat hening.
Sekarang, yang terdengar hanya suara detik jarum jam dan juga suara motor kendaraan yang sesekali lewat didepan rumah beby.
Karena faktor pengalamanku yang minim didunia perwanitaan, jujur sekarang aku menjadi bingung, harus bagaimana aku memulai pembicaraan dengan beby kali ini.
Selain itu, aku tidak punya tujuan apa-apa untuk datang kerumah beby hari ini selain hanya untuk bertemu dengan beby, oleh karena itu aku bingung menentukan topik apa yang bisa ku gunakan untuk memulai obrolan dengan beby hari ini.
Biasanya beby lah yang lebih aktif untuk memulai obrolan dengan melemparkan suatu topik ataupun pertanyaan kepadaku saat kami sedang dalam posisi seerti ini.
Sedangkan aku hanya menjawab pertanyaan dari beby, dan juga bertanya balik kepada beby dengan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan beby sebelumnya.
Apalagi sekarang tujuan ku ke rumah beby hanya untuk bertemu saja, oleh karena itu aku tidak tahu topik apa yang sesuai untuk memulai obrolan kali ini.
Beby: "kamu kesini cuma mau duduk sama diem-dieman doang kayak gini nat?"
Perkataan yang keluar dari mulut beby memecah suasana hening yang sedari tadi menyelimuti kami.
Aku: "e e ehh, enggak kok mbak, hehe"
Beby: "oh, kirain, dari tadi diem aja"
Aku: "hehe, bingung mbak, mau ngomong apa"
Beby: "yaa ngomong apa kek, tanya apa kek gitu"
Aku: "hehehe"
Beby: "issshh, payah"
Huuhh, iya, kalo dipikir-pikir bener kata beby, aku emang payah, dimana-mana kan cowok yang harusnya punya inisiatif lebih buat ngajak ngobrol.
Aku: "yaudah deh, aku ngomong nih"
Beby: "mau ngomong aja pake bilang"
Beby berkata seperti itu sambil kembali fokus dengan handphonenya.
Aku: "mbak lagi ngapain?"
Beby: "klasik"
Aku: "katanya tadi disuruh nanya, gimana sih"
Beby: "isshh, nyebelin banget sihh"
Aku: "looh, kok nyebekin?"
Beby: "au ah"
"Hey hey, kok malah berantem sih kalian"
Viny datang dengan membawa 1 loyang kue bolu yang sepertinya baru matang, lalu meletakannya dihadapanku dan beby.
Viny: "dicobain nat kuenya, mumpung masih anget, baru mateng soalnya"
Aku: "waah, iya mbak, aku ambil 1 ya"
Viny: "iya nat"
Akupun mengambil 1 potong kue bolu yang diberikan oleh viny, lalu memakannya.
Viny: "gimana nat, enak gak kue nya?"
Aku: "ini yang bikin siapa mbak?"
Viny: "ini yang bikin beby nat, dia lagi belajar bikin kue sama aku, tapi hari ini aku suruh dia coba bikin sendiri"
Mendengar jawaban dari viny, rasanya aku jadi ingin menjahili beby, hehehe.
Aku: "emmmm, bentar ya mbak, aku coba 1 gigitan lagi"
Akupun kembali menggingit kue bolu buatan beby yang ada ditanganku.
Setelah itu aku memasang wajah seperti seseorang yang sedang berpikir.
Aku: "emmm, kok asin ya mbak"
Mendengar jawabanku, beby langsung menyambar kue bolu yang ada ditanganku, lalu memakannya.
Beby: "enggaaak asin koook, bohong kamu nat"
Aku: "ihh, beneran asin kok"
Beby: "vin, emang asin ya?"
Aku mengedipkan sebelah mataku kepada viny. Viny yang paham dengan apa yang kumaksud hanya meresponnya dengan anggukan kecil.
Viny: "bentar ya, aku cobain nih"
Viny pun menggigit sepotong kue bolu yang ada ditangannya.
Viny: "emmmmm, garemnya kebanyakan beb, gulanya juga kedikitan ini"
Beby: "masa sih, padahal udah sesuai resep yang kamu kasih vin"
Dengan wajah cemberutnya beby kembali mengambil sepotong kue bolu yang ada diloyang, lalu menggigitnya.
Beby: "gak asin kok, enak ini, kalian mau bohongin aku ya"
Aku: "huuu, yailah, dia yang bikin, masa bilang gak enak"
Beby langsung meletakkan kembali potongan kue bolu yang ada ditangannya kedalam loyang.
Beby: "isssh, tau ah, males aku bikin-bikin kue lagi"
Mendengar jawaban dariku, beby hanya tertunduk lesu dan kembali memainkan handphonenya.
Viny: "hayoo nat, ngambek tuh, aku bercanda kok beb, ini udah enak kok, tadi disuruh sama natha bilang gak enak"
Beby: "tau ah, males"
Aku: "yeee, ngambek, hehe, enak kokk mbak, nih, aku makan lagi 1 potong"
Akupun mengambil 1 potong kue bolu lagi untuk kumakan.
Sedangkan beby hanya diam dan terus mengotak-ngatik ponselnya.
"mbaak, bercanda ih, ini bolunya enak kook"
"mbaaak, jangan ngambek dooong"
Viny: "hayo loh nat, tangung jawab kamu, aku ke kamar aja deh, males nontonin orang pacaran berantem, hehehe, daah"
Vinypun langsung masuk kedalam kamar meninggalkan aku dan beby yang masih duduk di ruang tamu.
Entah dapat keberanian darimana, jari telunjuk ku menusuk-nusuk bagian lesung pipi beby yang biasanya akan terlihat ketika dia sedang tersenyum.
Aku: "mbaaak, seriusan, ini enaak, aku bercanda doang tadi"
Beby: "gakusah pegang-pegang"
Aku: "jangan ngambek dong mbak, nanti aku bingung harus ngasih kado apa lagi"
Mendengar jawabanku bibir beby membentuk seutas senyum.
Beby: "apaan sih, aneh-aneh aja kamu nat"
Aku: "kok aneeh?, kan supaya mbak gak ngambek lagi aku harus ngasih hadiah lagi kayak kemaren"
Beby: "issh, aku bukan cewek matre ya, dikit-dikit minta hadiah, aku kan gak minta kemaren"
Aku: "tapi kan mbak baru maafin aku habis dikasih hadiah"
Beby: "aku udah gak marah kok kemaren-kemarennya, kamu aja yang gak mau ngajak aku ngomong duluan"
Aku: "katanya pas itu gak mau ngomong lagi sama aku, inget gak, pas aku kesini, kamu duduknya disana"
Aku menunjuk sebuah sofa yang berada diseberang kami.
Buuuk...
Tiba-tiba beby memukul bahuku.
Beby: "kan pas malem itu doaaaang nathaaa, gak peka banget sih"
Aku: "lah, mana aku tau mbak, mbak gak ngomong"
Beby: "issshhh, kamu ini ya, jadi cowok pekaan dikit dong, kamu kalo gak ditanya diem-diem aja, gak pernah ngajak ngobrol duluan, mungkin kalo pas itu aku gak datengin kamu ke gazebo, kamu pasti ngira aku masih marah sama kamu sampai sekarang, pantesan aja kamu jomblo sampe sekarang"
Aku: "iya iya deh mbak, aku emang payah, cupu, nggak pekaan"
Beby: "emaaang, tadi aja kalo aku gak ngajak ngomong paling sampe sekarang masih kita diem-dieman"
Aku bingung harus bagaimana lagi menjawab pernyataan yang keluar dari mulut beby, semua yang dikatakan oleh beby kurasa benar adanya.
Beby: "mmmm, tapi aku suka kok nat"
Sontak aku terkejut setelah mendengar kalimat terakhir dari beby.
Apalagi ditambah dengan wajahnya yang tersenyum manis kearahku sebagai penutup kalimat terakhirnya tadi.
Beby: "Wkwkwkwkwkwk, nat nat, kamu dari dulu gini-gini aja ya, gak berubah, baru digituin aja mukamu langsung cengo gitu, langsung jadi merah juga, hihihi.
Aku: " Apaan sih mbak"
Beby: "ututututu, natha nya ngambeeek, nih, aaaa, makan kue dulu biar gak ngambek"
Beby mengambil 1 potong kue bolu, lalu menyuapkannya kemulutku.
Beby: "makanya, jangan sok-sokan ngerjain aku deh kamu nat, aku kerjain balik baru tau rasa kan"
Huuhh, lagi-lagi aku kena jebakan beby. Sebenarnya sudah sangat sering sekali beby menggodaku dengan cara yang sama seperti sekarang.
Tapi entah kenapa, meskipun aku tahu beby hanya bercanda, sku selalu berhasil dibuat deg-degan dengan candaan seperti itu.
Yaaa mungkin.... karena aku memang selalu berharap, apa yang dikatakan oleh beby tadi bukan hanya sebuah candaan, wkwkwkwkwkwk.
"Mbak masih maju dosen?"
Setelah mengirimkan pesan kepada beby aku kembali menyimpan handphone kedalam kantongku dan memilih untuk kembali fokus dalam bahasan rapat hari ini. Sekarang aku dan teman-temanku sedang mengadakan rapat untuk membahas persiapan kegiatan presentasi yang merupakan agenda lanjutan dari praktikum di lab ku semester ini.
Ting
Beby: "baru selesai nat, ini mau makan siang dulu, UTS mu hari ini udah kelar?"
Aku: "udah selesai mbak"
Beby: "berarti sekarang di lab?"
Aku: "iya mbak, ni lagi rapat"
Beby: "ishh, rapat dulu sana, jangan main HP terus"
Aku: "hehe, iya mbak"
"Woy nat, dari kemaren gua liat-liat lu sering banget buka HP, chat2an sama siapa lu?"
Sontak teguran dari nabil membuat fokus ku dari layar handphone kembali teralihkan.
Aku: "ehh, enggak kok, ni orang tua gue nge chat"
Devan: "iyasih, gue perhatiin lu 2 hari ini jadi lebih sering buka HP nat"
Aku: "yeee, sok tau lu pada, ayodah lanjut rapatnya"
Mario: "yeeee, lanjut lanjut, lu aja dari tadi main HP bodoh"
Aku: "hehehe, iya iya, sorry, ayo deh lanjut"
Setelah aku pergi berdua dengan beby untuk menghabiskan malam minggu kemaren, aku dan beby jadi lebih sering saling bertukar kabar dan saling mengirim pesan lewat chat.
Ya meskipun tidak bisa dibilang sering juga, tidak seperti zaman ku pada saat sekolah dulu.
Dulu aku kalau sudah chat-chatan sama gebetan bisa seharian penuh, non-stop.
Tapi jika dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya yang dimana kami hanya saling mengirim pesan jika ada keperluan, intensitas komunikasi antara aku dan beby jauh lebih meningkat.
.
.
.
"Udah selesai nih mbak rapatnya"
Setelah rapat hari ini selesai aku kembali mengirimkan pesan kepada beby. Rapat hari ini berakhir tepat pukul 2 siang. Sekarang aku dan teman-temanku memilih untuk melanjutkan aktivitas kami masing-masing sebelum nanti malam kami akan mengadakan kegiatan belajar bersama untuk persiapan ujian besok.
Beby: "abis ini ngapain nat?"
Aku: "lagi santai-santai aja sih mbak, ntar malem rencananya mau belajar bareng kayak biasa"
Beby: "ooohhh"
Aku: "mbak udah balik ke rumah?"
Beby: "udaah dari tadi kok"
Aku: "enggak ke lab?"
Beby: "wkwkwkwk, ngapain, orang gak ada kerjaan kok"
Aku: "hehe, iya juga sih"
Beby: "kenapaa?"
Aku: "nanya doang"
Beby: "kalo pengen ketemu, sini, main aja ke rumah"
Aku dibuat tersenyum setelah membaca pesan terakhir yang dikirimkan oleh beby.
Aku: "gak usah GR mbak, nanya doang"
Beby: "ooohh, yaudah, gakusah lagi kesini kalo gitu, gakusah juga chat aku lagi"
Aku: "hehehe, ampun mbak, bercanda, pieceee"
Beby: "yaudah, mau kesini nggak?"
Aku: "boleh nih mbak?"
Beby: "pake nanya lagi"
Aku: "ada mbak viny gak?"
Beby: "emang kenapa kalo enggak ada viny, mau mesum kamu?"
Aku: "enggak lah mbaak -_-"
Beby: "teruus?"
Aku: "males diledekin aja"
Beby: "ooohh, udah sih, santai aja, viny doang kok"
Aku: "yaudah mbak, otw"
Aku langsung beranjak dari duduk ku untuk bersiap-siap menuju rumah beby.
Untuk pertama kalinya tujuan ku mengunjungi rumah beby hanya untuk bertemu tanpa ada keperluan atau membuat janji sebelumnya.
Sebelum berangkat aku memilih untuk oamit dulu kepada teman-temanku di lab.
Aku: "eh, gue keluar dulu ya?"
Devan: "tumben, mau kemana lu?"
Aku: "ketemu temen"
Mario: "temen lu yang kemaren lagi?"
Aku: "bukan"
Mario: "lah, temen yang mana berarti?"
Dyo: "temen apa temen?"
Aku: "adalaah, gue berangkat dulu ya"
Tanpa menghiraukan teman-temanku yang terus bertanya aku akan pergi kemana, aku langsung berjalan keluar ruang asisten untuk berangkat ke rumah beby menggunakan motorku.
.
.
.
"Halo mbak, aku udah didepan"
Aku memutuskan untuk menelfon beby ketika aku sudah sampai didepan rumahnya.
Cklek....
Beby: "motornya masukin aja nat"
Aku: "iya mbak"
Sesuai instruksi beby, akupun membuka pagar, lalu memasukkan motorku kedalam halaman rumah beby, lalu mengikuti beby yang berjalan masuk kedalam rumah.
Viny: "eh ada natha, mau ngapain kesini, tumben banget"
Aku: "hehe, main aja mbak"
Karena merasa canggung aku menjawab pertanyaan viny sambil menggaruk kepala ku yang sebenarnya tidak terasa gatal.
Viny: "cieeee, ngapelin pacar nih ceritanya"
Aku: "enggak kok mbak, main aja, bosen di lab terus"
Viny: "halaaah, bisa aja kamu nat, yaudah, duduk dulu"
Setelah viny menyuruhku untuk duduk, dia berjalan untuk kembali menuju dapur. Sedangkan aku memilih duduk disofa yang terletak diruang tamu rumah beby.
Tidak lama setelah aku duduk, terlihat beby dengan baju piyamanya berjalan dari arah dapur untuk menghampiriku lalu mengambil tempat untuk duduk tepat disebelahku.
Setelah duduk beby hanya diam sambil mengotak-ngatik handphone yang ada ditangannya.
1 menit.... 2 menit.... 5 menit....
Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami, sehingga membuat suasana diruang tamu beby kali ini menjadi sangat hening.
Sekarang, yang terdengar hanya suara detik jarum jam dan juga suara motor kendaraan yang sesekali lewat didepan rumah beby.
Karena faktor pengalamanku yang minim didunia perwanitaan, jujur sekarang aku menjadi bingung, harus bagaimana aku memulai pembicaraan dengan beby kali ini.
Selain itu, aku tidak punya tujuan apa-apa untuk datang kerumah beby hari ini selain hanya untuk bertemu dengan beby, oleh karena itu aku bingung menentukan topik apa yang bisa ku gunakan untuk memulai obrolan dengan beby hari ini.
Biasanya beby lah yang lebih aktif untuk memulai obrolan dengan melemparkan suatu topik ataupun pertanyaan kepadaku saat kami sedang dalam posisi seerti ini.
Sedangkan aku hanya menjawab pertanyaan dari beby, dan juga bertanya balik kepada beby dengan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan beby sebelumnya.
Apalagi sekarang tujuan ku ke rumah beby hanya untuk bertemu saja, oleh karena itu aku tidak tahu topik apa yang sesuai untuk memulai obrolan kali ini.
Beby: "kamu kesini cuma mau duduk sama diem-dieman doang kayak gini nat?"
Perkataan yang keluar dari mulut beby memecah suasana hening yang sedari tadi menyelimuti kami.
Aku: "e e ehh, enggak kok mbak, hehe"
Beby: "oh, kirain, dari tadi diem aja"
Aku: "hehe, bingung mbak, mau ngomong apa"
Beby: "yaa ngomong apa kek, tanya apa kek gitu"
Aku: "hehehe"
Beby: "issshh, payah"
Huuhh, iya, kalo dipikir-pikir bener kata beby, aku emang payah, dimana-mana kan cowok yang harusnya punya inisiatif lebih buat ngajak ngobrol.
Aku: "yaudah deh, aku ngomong nih"
Beby: "mau ngomong aja pake bilang"
Beby berkata seperti itu sambil kembali fokus dengan handphonenya.
Aku: "mbak lagi ngapain?"
Beby: "klasik"
Aku: "katanya tadi disuruh nanya, gimana sih"
Beby: "isshh, nyebelin banget sihh"
Aku: "looh, kok nyebekin?"
Beby: "au ah"
"Hey hey, kok malah berantem sih kalian"
Viny datang dengan membawa 1 loyang kue bolu yang sepertinya baru matang, lalu meletakannya dihadapanku dan beby.
Viny: "dicobain nat kuenya, mumpung masih anget, baru mateng soalnya"
Aku: "waah, iya mbak, aku ambil 1 ya"
Viny: "iya nat"
Akupun mengambil 1 potong kue bolu yang diberikan oleh viny, lalu memakannya.
Viny: "gimana nat, enak gak kue nya?"
Aku: "ini yang bikin siapa mbak?"
Viny: "ini yang bikin beby nat, dia lagi belajar bikin kue sama aku, tapi hari ini aku suruh dia coba bikin sendiri"
Mendengar jawaban dari viny, rasanya aku jadi ingin menjahili beby, hehehe.
Aku: "emmmm, bentar ya mbak, aku coba 1 gigitan lagi"
Akupun kembali menggingit kue bolu buatan beby yang ada ditanganku.
Setelah itu aku memasang wajah seperti seseorang yang sedang berpikir.
Aku: "emmm, kok asin ya mbak"
Mendengar jawabanku, beby langsung menyambar kue bolu yang ada ditanganku, lalu memakannya.
Beby: "enggaaak asin koook, bohong kamu nat"
Aku: "ihh, beneran asin kok"
Beby: "vin, emang asin ya?"
Aku mengedipkan sebelah mataku kepada viny. Viny yang paham dengan apa yang kumaksud hanya meresponnya dengan anggukan kecil.
Viny: "bentar ya, aku cobain nih"
Viny pun menggigit sepotong kue bolu yang ada ditangannya.
Viny: "emmmmm, garemnya kebanyakan beb, gulanya juga kedikitan ini"
Beby: "masa sih, padahal udah sesuai resep yang kamu kasih vin"
Dengan wajah cemberutnya beby kembali mengambil sepotong kue bolu yang ada diloyang, lalu menggigitnya.
Beby: "gak asin kok, enak ini, kalian mau bohongin aku ya"
Aku: "huuu, yailah, dia yang bikin, masa bilang gak enak"
Beby langsung meletakkan kembali potongan kue bolu yang ada ditangannya kedalam loyang.
Beby: "isssh, tau ah, males aku bikin-bikin kue lagi"
Mendengar jawaban dariku, beby hanya tertunduk lesu dan kembali memainkan handphonenya.
Viny: "hayoo nat, ngambek tuh, aku bercanda kok beb, ini udah enak kok, tadi disuruh sama natha bilang gak enak"
Beby: "tau ah, males"
Aku: "yeee, ngambek, hehe, enak kokk mbak, nih, aku makan lagi 1 potong"
Akupun mengambil 1 potong kue bolu lagi untuk kumakan.
Sedangkan beby hanya diam dan terus mengotak-ngatik ponselnya.
"mbaak, bercanda ih, ini bolunya enak kook"
"mbaaak, jangan ngambek dooong"
Viny: "hayo loh nat, tangung jawab kamu, aku ke kamar aja deh, males nontonin orang pacaran berantem, hehehe, daah"
Vinypun langsung masuk kedalam kamar meninggalkan aku dan beby yang masih duduk di ruang tamu.
Entah dapat keberanian darimana, jari telunjuk ku menusuk-nusuk bagian lesung pipi beby yang biasanya akan terlihat ketika dia sedang tersenyum.
Aku: "mbaaak, seriusan, ini enaak, aku bercanda doang tadi"
Beby: "gakusah pegang-pegang"
Aku: "jangan ngambek dong mbak, nanti aku bingung harus ngasih kado apa lagi"
Mendengar jawabanku bibir beby membentuk seutas senyum.
Beby: "apaan sih, aneh-aneh aja kamu nat"
Aku: "kok aneeh?, kan supaya mbak gak ngambek lagi aku harus ngasih hadiah lagi kayak kemaren"
Beby: "issh, aku bukan cewek matre ya, dikit-dikit minta hadiah, aku kan gak minta kemaren"
Aku: "tapi kan mbak baru maafin aku habis dikasih hadiah"
Beby: "aku udah gak marah kok kemaren-kemarennya, kamu aja yang gak mau ngajak aku ngomong duluan"
Aku: "katanya pas itu gak mau ngomong lagi sama aku, inget gak, pas aku kesini, kamu duduknya disana"
Aku menunjuk sebuah sofa yang berada diseberang kami.
Buuuk...
Tiba-tiba beby memukul bahuku.
Beby: "kan pas malem itu doaaaang nathaaa, gak peka banget sih"
Aku: "lah, mana aku tau mbak, mbak gak ngomong"
Beby: "issshhh, kamu ini ya, jadi cowok pekaan dikit dong, kamu kalo gak ditanya diem-diem aja, gak pernah ngajak ngobrol duluan, mungkin kalo pas itu aku gak datengin kamu ke gazebo, kamu pasti ngira aku masih marah sama kamu sampai sekarang, pantesan aja kamu jomblo sampe sekarang"
Aku: "iya iya deh mbak, aku emang payah, cupu, nggak pekaan"
Beby: "emaaang, tadi aja kalo aku gak ngajak ngomong paling sampe sekarang masih kita diem-dieman"
Aku bingung harus bagaimana lagi menjawab pernyataan yang keluar dari mulut beby, semua yang dikatakan oleh beby kurasa benar adanya.
Beby: "mmmm, tapi aku suka kok nat"
Sontak aku terkejut setelah mendengar kalimat terakhir dari beby.
Apalagi ditambah dengan wajahnya yang tersenyum manis kearahku sebagai penutup kalimat terakhirnya tadi.
Beby: "Wkwkwkwkwkwk, nat nat, kamu dari dulu gini-gini aja ya, gak berubah, baru digituin aja mukamu langsung cengo gitu, langsung jadi merah juga, hihihi.
Aku: " Apaan sih mbak"
Beby: "ututututu, natha nya ngambeeek, nih, aaaa, makan kue dulu biar gak ngambek"
Beby mengambil 1 potong kue bolu, lalu menyuapkannya kemulutku.
Beby: "makanya, jangan sok-sokan ngerjain aku deh kamu nat, aku kerjain balik baru tau rasa kan"
Huuhh, lagi-lagi aku kena jebakan beby. Sebenarnya sudah sangat sering sekali beby menggodaku dengan cara yang sama seperti sekarang.
Tapi entah kenapa, meskipun aku tahu beby hanya bercanda, sku selalu berhasil dibuat deg-degan dengan candaan seperti itu.
Yaaa mungkin.... karena aku memang selalu berharap, apa yang dikatakan oleh beby tadi bukan hanya sebuah candaan, wkwkwkwkwkwk.
agungvanjj dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Kutip
Balas
