- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#47
Spoiler for Part 25 (Bonus):
Part 25 (BONUS)
.
.
.
Beby: "nat, sebelum kita pulang naik bianglala yuk"
Aku: "ayo aja kalo aku mbak"
Beby: "takut gak kamu?"
Aku: "mbak, udah berapa kali sih aku bilang, enggak"
Beby: "hehe, kali aja kan kamu takut ketinggian, yaudah yuk cepetan, keberu tutup"
Beby mempercepat langkahnya, karena tangan beby dan tanganku masih saling bergandengan, akupun terpaksa mempercepat langkah karena ditarik oleh beby.
Aku: "mbaak, pelan-pelan kali, masih jam setengah 9 juga"
Beby: "isshh, udah diem"
.
.
.
Sekarang aku dan beby sudah duduk berhadapan disalah satu bilik, entah kebetulan atau apa, dibilik tempat aku dan beby duduk, hanya ada kami berdua.
Tentu dengan hal itu akan membuat aku dan beby bisa puas menikmati momen kali ini, kami bisa bebas berinteraksi satu sama lain tanpa ada gangguan dari siapapun.
Beby: "huuh, capek juga ya nat"
Aku: "ya capek lah mbak, dari tadi kita keliling-keliling"
Beby: "ih, cowok kok ngeluh"
Aku: "kan mbak yang ngeluh duluan"
Beby: "kan aku cuma bilang capek"
Aku: "itu namanya ngeluh kali mbaak"
Buuk..
Beby meukul pelan lenganku.
Beby: "ihh, gakmau ngalah banget sih sama cewek"
Aku: "aduh, kok aku dipukul?"
Beby: "yeee, pelan itu nat, gakusah manja deh"
Aku: "hehehe"
Beby kembali mengambil kamera dari tasnya, lalu mengarahkannya kearahku.
Beby: "say hi nat"
Aku: "ishh, gak ah"
Beby: "huuu, kaku banget kamu nat"
Sekaran beby menyorotkaan kamera kearah wajahnya dan mulai merekam dirinya sendiri yang sedang berbicara.
"Sekarang aku lagi naik bianglala nih"
"Tapi ini kita masih dibawah, belum naik"
"Oh iya, yang didepan ini temen aku, namanya natha, natha, ayo dong say hi"
Aku: "h hai"
"Nah, gitu dong, tadi kita berdua udah naik kora-kora sama ontang anting"
"Pas tadi naik kora-kora, aku ngerekam mukanya natha pas lagi ketakutan, kalian harus liat, jelek banget, iya gak nat?, wkwkwkwk"
Ngeeeet...
Bianglala yang kami naiki mulai berputar.
"Yeaayy, bianglalanya udah naik"
"Gimana natha perasaannya hari ini?, seneng nggak?"
Ketika beby mengarahkan kamrenya dan melontarkan pertanyaan kepadaku, aku hanya menunduk sambil sesekali melirik ke kamera.
"Wkwkwk, nathanya masih malu-malu nih, yaudah deh, aku aja yang jawab pertanyaannya"
"Malem ini aku seneeeeeeng banget ada yang nemenin malem mingguin, ya siapa lagi orangnya, nihhhh"
Beby kembali mengarahkan kameranya kearahku, lalu beby kembali mengarahkan kamera untuk menyorotnya.
"Sebenarnya yang ngajak jalan malem ini itu dia, kalian tau gak dia ngajaknya gimana?"
"Dia ngajak aku jalan lewat surat, sekalian minta maaf, Wkwkwkwwk, lucu banget kan?"
"Padahal minggu lalu kita masih berantem, iya gak sih nat?"
Aku: "i iya mbak"
"Nih, gara-gara dia nih kita berantem, tapi aku lega, sekarang kita udah baikan"
"Nat, ayooo ngomong doong"
Aku langsung menutup wajahku dengan 1 tanganku ketika beby kembali menyorotkan kameranya ke arah ku.
"Isshh, gak asyik ahhh"
"Yaudah deh kalo gitu, nathanya masih malu, kita udahan dulu yaa, daaah"
"Oh iya, nat, dadah kesini nat"
Beby kembali menyorotkan kameranya kearahku.
Aku: "d d daahh"
Akhirnya bebypun mematikan kameranya, lalu memasukkannya kembali kedalam tas.
Beby: "isshh, gak asyik kamu nat"
Aku: "maaf mbak, aku bingung aja mau ngomong apa"
Beby: "ih natha, ini tuh buat seru-seruan aja, cuma dokumentasi pribadi kok"
Aku: "mbak emang seneng bawa-bawa kamera sambil ngerekam-rekam gitu ya?"
Beby: "mmmmmm, enggak juga sih nat, buat momen yang menurutku spesial-spesial aja"
Degggg...
Aku: "e e emang malem ini spesial mbak?"
Beby: "menurut kamu?"
Aku: "mmmm, g g gak tau sih mbak, kalo menurut mbak?"
Beby: "mmmm, karena kamu belum tau jawabannya, aku juga gak mau ngasih tau"
Keadaan sempat hening sejenak setelah beby menjawab pertanyaanku.
Beby: "spesial atau enggaknya biar dijawab masing-masing aja nat"
Aku: "kalo gitu bantu aku buat cari tau jawabannya mbak"
Aku membalas perkataan beby sambil menatap matanya, lalu mendekatkan wajahku ke wajahnya, sehingga jarak wajah kami hanya tinggal beberapa centi lagi.
Beby: "emang kamu perlu bantuan aku nat?"
Aku: "aku gak bisa jawab pertanyaan ini sendiri mbak"
Keadaan kembali hening.
Tatapan mata kami yang sedari tadi sudah bertemu, enggan untuk berpisah, seakan-akan tidak ada puas-puasnya berinteraksi untuk saling menggali informasi satu sama lain.
Aku mengambil satu lagi tangan beby untuk ku genggam, lalu.......
Cuuuupppppsss......
Jika pertanyaannya apakah malam ini, malam yang sepesial?
Sejujurnya menurutku malam ini sangat spesial.
Malam ini aku bisa menggenggam tangannya sambil memandangi keindahan wajah dan senyumnya, malam ini aku bisa berkeliling pasar malam sambil menggenggam tangannya, bahkan sampai sekarang aku masih menggenggamnya, malam ini aku bisa membuatnya tertawa lepas selama bersamaku, dan yang paling spesial.....
Huuhhh
Tapi aku tidak ingin menghilangkan tanda tanya dihatiku dengan sebuah asumsi semu.
Biarlah nanti kamu dan waktu yang memberi tahu.
Sekarang aku hanya ingin menikmati rasa yang abu-abu ini bersamamu.
Jika rasa ini aku ibaratkan seperti sebuah gambar seorang wanita, aku tidak bisa mendeskrpsikan wanita pada gambar ini dengan jelas kepadamu .
Yang aku tahu hanya bagaimana bentuk matanya, bentuk hidungnya, bentuk telinganya, bentuk rambutnya, bentuk wajahnya.
Tapi aku belum tahu apa warna rambutnya?, warna kulitnya?, warna bola matanya?, warna bibirnya?.
Dan aku yakin itu juga yang menjadi pertanyaan mu.
Tapi kita bisa saling membantu, aku akan memberi warna pada gambarmu, dan begitu juga sebaliknya, kamu memberi warna pada gambarku.
Dan nanti jika waktunya sudah tiba, kita bisa mendeskripsikan gambar kita masing-masing dengan tanda seru, bukan tanda tanya seperti sekarang yang serba abu-abu.
.
.
.
Beby.... You should pain't my love
.
.
.
Beby: "nat, sebelum kita pulang naik bianglala yuk"
Aku: "ayo aja kalo aku mbak"
Beby: "takut gak kamu?"
Aku: "mbak, udah berapa kali sih aku bilang, enggak"
Beby: "hehe, kali aja kan kamu takut ketinggian, yaudah yuk cepetan, keberu tutup"
Beby mempercepat langkahnya, karena tangan beby dan tanganku masih saling bergandengan, akupun terpaksa mempercepat langkah karena ditarik oleh beby.
Aku: "mbaak, pelan-pelan kali, masih jam setengah 9 juga"
Beby: "isshh, udah diem"
.
.
.
Spoiler for Theme song:
Sekarang aku dan beby sudah duduk berhadapan disalah satu bilik, entah kebetulan atau apa, dibilik tempat aku dan beby duduk, hanya ada kami berdua.
Tentu dengan hal itu akan membuat aku dan beby bisa puas menikmati momen kali ini, kami bisa bebas berinteraksi satu sama lain tanpa ada gangguan dari siapapun.
Beby: "huuh, capek juga ya nat"
Aku: "ya capek lah mbak, dari tadi kita keliling-keliling"
Beby: "ih, cowok kok ngeluh"
Aku: "kan mbak yang ngeluh duluan"
Beby: "kan aku cuma bilang capek"
Aku: "itu namanya ngeluh kali mbaak"
Buuk..
Beby meukul pelan lenganku.
Beby: "ihh, gakmau ngalah banget sih sama cewek"
Aku: "aduh, kok aku dipukul?"
Beby: "yeee, pelan itu nat, gakusah manja deh"
Aku: "hehehe"
Beby kembali mengambil kamera dari tasnya, lalu mengarahkannya kearahku.
Beby: "say hi nat"
Aku: "ishh, gak ah"
Beby: "huuu, kaku banget kamu nat"
Sekaran beby menyorotkaan kamera kearah wajahnya dan mulai merekam dirinya sendiri yang sedang berbicara.
"Sekarang aku lagi naik bianglala nih"
"Tapi ini kita masih dibawah, belum naik"
"Oh iya, yang didepan ini temen aku, namanya natha, natha, ayo dong say hi"
Aku: "h hai"
"Nah, gitu dong, tadi kita berdua udah naik kora-kora sama ontang anting"
"Pas tadi naik kora-kora, aku ngerekam mukanya natha pas lagi ketakutan, kalian harus liat, jelek banget, iya gak nat?, wkwkwkwk"
Ngeeeet...
Bianglala yang kami naiki mulai berputar.
"Yeaayy, bianglalanya udah naik"
"Gimana natha perasaannya hari ini?, seneng nggak?"
Ketika beby mengarahkan kamrenya dan melontarkan pertanyaan kepadaku, aku hanya menunduk sambil sesekali melirik ke kamera.
"Wkwkwk, nathanya masih malu-malu nih, yaudah deh, aku aja yang jawab pertanyaannya"
"Malem ini aku seneeeeeeng banget ada yang nemenin malem mingguin, ya siapa lagi orangnya, nihhhh"
Beby kembali mengarahkan kameranya kearahku, lalu beby kembali mengarahkan kamera untuk menyorotnya.
"Sebenarnya yang ngajak jalan malem ini itu dia, kalian tau gak dia ngajaknya gimana?"
"Dia ngajak aku jalan lewat surat, sekalian minta maaf, Wkwkwkwwk, lucu banget kan?"
"Padahal minggu lalu kita masih berantem, iya gak sih nat?"
Aku: "i iya mbak"
"Nih, gara-gara dia nih kita berantem, tapi aku lega, sekarang kita udah baikan"
"Nat, ayooo ngomong doong"
Aku langsung menutup wajahku dengan 1 tanganku ketika beby kembali menyorotkan kameranya ke arah ku.
"Isshh, gak asyik ahhh"
"Yaudah deh kalo gitu, nathanya masih malu, kita udahan dulu yaa, daaah"
"Oh iya, nat, dadah kesini nat"
Beby kembali menyorotkan kameranya kearahku.
Aku: "d d daahh"
Akhirnya bebypun mematikan kameranya, lalu memasukkannya kembali kedalam tas.
Beby: "isshh, gak asyik kamu nat"
Aku: "maaf mbak, aku bingung aja mau ngomong apa"
Beby: "ih natha, ini tuh buat seru-seruan aja, cuma dokumentasi pribadi kok"
Aku: "mbak emang seneng bawa-bawa kamera sambil ngerekam-rekam gitu ya?"
Beby: "mmmmmm, enggak juga sih nat, buat momen yang menurutku spesial-spesial aja"
Degggg...
Aku: "e e emang malem ini spesial mbak?"
Beby: "menurut kamu?"
Aku: "mmmm, g g gak tau sih mbak, kalo menurut mbak?"
Beby: "mmmm, karena kamu belum tau jawabannya, aku juga gak mau ngasih tau"
Keadaan sempat hening sejenak setelah beby menjawab pertanyaanku.
Beby: "spesial atau enggaknya biar dijawab masing-masing aja nat"
Aku: "kalo gitu bantu aku buat cari tau jawabannya mbak"
Aku membalas perkataan beby sambil menatap matanya, lalu mendekatkan wajahku ke wajahnya, sehingga jarak wajah kami hanya tinggal beberapa centi lagi.
Beby: "emang kamu perlu bantuan aku nat?"
Aku: "aku gak bisa jawab pertanyaan ini sendiri mbak"
Keadaan kembali hening.
Tatapan mata kami yang sedari tadi sudah bertemu, enggan untuk berpisah, seakan-akan tidak ada puas-puasnya berinteraksi untuk saling menggali informasi satu sama lain.
Aku mengambil satu lagi tangan beby untuk ku genggam, lalu.......
Cuuuupppppsss......
Jika pertanyaannya apakah malam ini, malam yang sepesial?
Sejujurnya menurutku malam ini sangat spesial.
Malam ini aku bisa menggenggam tangannya sambil memandangi keindahan wajah dan senyumnya, malam ini aku bisa berkeliling pasar malam sambil menggenggam tangannya, bahkan sampai sekarang aku masih menggenggamnya, malam ini aku bisa membuatnya tertawa lepas selama bersamaku, dan yang paling spesial.....
Huuhhh
Tapi aku tidak ingin menghilangkan tanda tanya dihatiku dengan sebuah asumsi semu.
Biarlah nanti kamu dan waktu yang memberi tahu.
Sekarang aku hanya ingin menikmati rasa yang abu-abu ini bersamamu.
Jika rasa ini aku ibaratkan seperti sebuah gambar seorang wanita, aku tidak bisa mendeskrpsikan wanita pada gambar ini dengan jelas kepadamu .
Yang aku tahu hanya bagaimana bentuk matanya, bentuk hidungnya, bentuk telinganya, bentuk rambutnya, bentuk wajahnya.
Tapi aku belum tahu apa warna rambutnya?, warna kulitnya?, warna bola matanya?, warna bibirnya?.
Dan aku yakin itu juga yang menjadi pertanyaan mu.
Tapi kita bisa saling membantu, aku akan memberi warna pada gambarmu, dan begitu juga sebaliknya, kamu memberi warna pada gambarku.
Dan nanti jika waktunya sudah tiba, kita bisa mendeskripsikan gambar kita masing-masing dengan tanda seru, bukan tanda tanya seperti sekarang yang serba abu-abu.
.
.
.
Beby.... You should pain't my love
Diubah oleh akmal162 02-04-2020 08:53
agungvanjj dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas
