- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#40
Spoiler for Part 22:
Part 22
"Karena sesi tanya jawab kali ini sudah selesai, saya putuskan seminar proposal kali ini selesai"
Setelah mendengar kalimat terakhir yang disampaikan oleh salah satu dosen, riuh suara tepuk tangan langsung memenuhi ruangan yang ku tempati sekarang.
Aku, devan, dyo, mario dan nabil juga ikut memberikan tepuk tangan untuk beby dan viny yang sudah melewati seminar proposal hari ini dengan sangat baik.
Satu persatu para audience maju kedepan untuk menghampiri beby dan viny untuk mengucapkan selamat, dan ada beberapa audience yang memberi hadiah dan berfoto bersama mereka untuk mengabadikan momen ini.
Karena memang bukan mahasiswa jurusan psikologi aku dan teman-temanku memimilih mengalah untuk menunggu para audience lain memberikan selamat kepada mereka.
Setelah kondisi didalam ruangan sudah agak sedikit sepi kami ber 5 memutuskan maju kedepan untuk memberikan selamat kepada beby dan viny.
Devan: "hai vin, beb, selamat ya kalian
Viny: "Haii kalian, makasih banyak ya udah dateng"
Mario: "wihh, udah sepertiga S.Psi nihh"
Beby: "hehehe, makasih mar"
Nabil: "oh iya, ini hadiah dari kita"
Kami memang menyiapkan hadiah berupa satu bucket snack. Hadiah ini memang cukup umum untuk diberikan kepada mahasiswa yang sudah melewati tahapan-tahapan skripsi dikampus kami.
Viny: "wiih, makasih yaa, oh iya, abis ini aku sama beby ke lab ya, mau syukuran kecil-kecilan"
Nabil: "asyiiik, makan siang gratis nih"
Viny: "iya iya, tenag aja kalo itu"
Devan: "yeee, dasar lu bil, makan siang aja cepet lu"
"Hai beby, selamat yaa"
Suara seorang laki-laki yang memanggil nama beby menghentikan obrolan kami.
Laki-laki itu memgucapkan selamat kepada beby lalu memberikan sebucket bunga yang tidak terlalu besar.
Melihat laki-laki itu, membuatku mengurungkan niatku yang awalnya ingin menyerahkan hadiah yang sudah aku siapkan kemaren malam dan sudah kubawa didalam tas yang ku gendong sekarang.
Jujur aku merasa minder melihat tampilan dari laki-laki itu. Bagaimana tidak, melihat wajahnya yang bisa dibilang tampan, dengan kulit putih bersih, dan bentuk tubuhnya yang ideal (BUKAN BERARTI GUE HOMO), ditambah lagi dengan pakaiannya yang terbilang sangat rapi khas orang kantoran dan beberapa aksesoris mahal yang dia kenakan.
Beby: "makasih kak bunganya dan makasih juga udah mau jauh-jauh ke jogja"
"Oh iya, hai, sakti"
Laki-laki itu memperkenalkan dirinya dan menjabat tangan kami satu persatu. Sambil menjabat tangan sakti, masing-masing dari kami juga memperkenalkan diri.
Sakti: "oh iya vin, selamat juga ya"
Viny: "hehe, iya kak makasih ya"
Sakti: "oh iya, beb, habis ini kosong gak?"
Beby: "mmm, maaf kak, habis ini kita mau ada acara dulu bentar, tapi nanti agak sorean kosong kok"
Sakti: "oohh, kalo gitu nanti sore aku jemput kamu dimana?"
Beby: "digedung teknik perminyakan aja, acara kita disitu, buat alamat lengkapnya nanti aku chat kakak aja"
Sakti: "oke beb, oh iya, silahkan kalau kalian mau ada acara dulu, saya pamit pulang dulu ya"
Setelah percakapan itu sakti memilih undur diri terlebih dahulu untuk mempersilahkan beby dan viny melanjutkan acara yang setelah ini akan berlangsung di lab.
Jika dilihat dari gestur tubuh dan tutur katanya yang sopan saat berbicara dengan kami, aku sangat yakin bahwa sakti adalah laki-laki yang baik.
Huuuhhh, jika kalian bertanya apakah aku cemburu dengan sakti?
"Mungkin iya"
Jujur aku merasa sedikit iri dengan sakti, tapi bukan karena pakaiannya yang high class ataupun wajahnya yang tampan.
Aku iri dengan sakti yang kelihatannya sangat akrab dengan beby, bahkan jika dilihat dari obrolan beby dan sakti sebelumnya setelah ini mereka akan pergi bersama.
Tapi aku berusaha untuk bersikap seperti biasa dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Mau ditaruh dimana mukaku jika viny, beby ataupun teman-temanku mengetahuinya?.
.
.
.
Sekarang kami ber 7 sudah duduk bersama diruang asisten. Kami bersiap untuk menyantap makanan cepat saji yang sengaja dibawa beby dan viny untuk kami ber 5 sebagai ucapan terimakasih kepada kami karena telah membantu mereka dalam proses pengerjaan skripsi.
Ya meskipun setelah ini mereka masih melakukan beberapa kali pengambilan data lagi di lab ini untuk melengkapi data-data mereka yang akan dibawa ke seminar hasil nanti.
Setelah acara makan siang bersama kami ber 7 melanjutkannya dengan berbincang-bincang seperti biasa.
Hari ini masih sama seperti kemaren. Belum ada interaksi yang muncul anatara aku dan beby. Sedangkan beby bisa berbicar dan berinteraksi seperti biasa kepada teman-temanku yang lain.
Mungkin karena dari aku sendiri tidak mencoba memulai pembicaraan dengan beby. Tapi jujur aku masih sangat sungkan untuk melakukan itu.
Hal ini membuat rasa minderku untuk memberikan hadiah kepada beby menjadi semakin bertambah besar.
Ting
Handphone ku berbunyi pertanda ada pesan yang masuk. Akupun memutuskan untuk langsung membuka handphoneku, lalu membaca, dan membalasnya.
Viny: "nathaaa, cepet kasih kadonya"
Aku: "bentar mbak"
Viny: "keburu si sakti kesini nanti, dia udah dijalan"
Akupun memutuskan tidak membalas pesan terakhir dari viny. Sebenarnya aku dan viny berada disatu ruangan yang sama. Tapi mungkin agar beby tidak tahu isi percakapan kami viny memilih menghubungiku dengan cara mengirimkan pesan.
Beberapa kali pandanganku dan viny sempat bertemu. Dan setiap kali pandangan kami bertemu, viny dengan wajah garang yang dibuat-buat selalu memberi kode kepadaku agar cepat memberikan hadiah yang sudah kusiapkan kepada beby.
Beby: "eh vin, aku kan abis ini diajak sakti jalan, dia udah otw naik taksi, jadi kemungkinan aku sana dia nanti jalannya naik mobilku, kamu nuggu disini gakpapa?"
Viny: "jahat ih, mentang-mentang mau jalan berdua aku ditinggalin"
Devan: "ehh, tenang aja beb, vin, nanti kalo viny mau pulang biar salah satu dari kita aja yang nganterin"
Beby: "ooohhh, gimana vin?
Viny: " Yaudah deh, gakpapa "
Ting Ting Ting Ting
Sedari tadi handphone ku terus-menerus berbunyi. Apalagi penyebabnya kalu bukan pesan dari viny yang berkali-kali masuk ke handphoneku. Sebenarnya, tanpa aku membaca isi pesan yang dikirimkan oleh viny, aku sudah tau apa isinya, jadi aku memutuskan untuk mengabaikannya dan memilih fokus mengumpulkan niat dan keberanian untuk memberikan hadiah yang sudah kusiapkan kepada beby
1 menit...
2 menit...
5 menit...
10 menit...
15 menit...
Waktu semakin tipis. Mungkin setelah ini beby dan viny tidak akan melakukan penelitian di lab ini hingga ujian tengah semester berakhir sabtu depan.
Itu karena, memang pada saat ujian tengah semester, kegiatan pendampingan ditidiakan sementara, dan utuk kegiatan pengujian sampel juga belum tentu ada, karena memang sampai sekarang belum ada sampel baru yang masuk.
Itu berarti, kemungkinan besar aku baru bisa bertemu kembali dengan beby paling cepat ya sabtu minggu depan. Itupun jika beby dan viny jadi ikut kami untuk liburan ke pantai.
Viny sepertinya sudah menyerah membujukku untuk segera menyerahkan hadiah yang sudah kusiapkan kepada beby.
Tidak ada lagi pesan yang masuk dari viny ke handphoneku. Sekarang viny hanya menatapku dengan tatapan kesal.
Beby: "eh, ini sakti udah nunggu didepan, aku pulang duluan ya. Oh iya vin, kalo kamu masih disini pas acara ku sama sakti udah kelar, langsung telpon aja, biar gak ngerepotin"
Devan: "iya beb, hati-hati ya"
Viny: "iiissshh, udah sana, tinggalin aja aku"
Beby: "hehehe, sekali-sekali vin"
Beby pun akhirnya beranjak keluar dari ruang asisten untuk menghampiri sakti yang sudah menunggu didepan.
Huuuuhhhh
Mungkin the power of kepepet itu memang benar adanya.
Contohnya seperti yang terjadi padaku sekarang.
Sesaat setelah beby berjalan keluar dari ruan asiaten, aku langsung menyambar kado yang berada didalam tas gendongku yang tergeletak didekat pintu ruang asisten, lalu dengan langkah cepat dan agak sedikit tergesa-gesa, aku langsung menghampiri beby yang sekarang sedang berbicara dengan sakti digazebo depan lab.
"mbaaaak"
Tanpa memperdulikan keberadaan sakti, aku langsung menyodorkan kotak kado yang akan kuberikan kepada beby.
Beby yang sedari tadi sedang berbicara dengan sakti langsung menoleh kearahku setelah aku memanggilnya.
Beby menatapku dengan tatapan bingung ketika melihatku yang sedang berdiri didepannya sambil menyodorkan sebuah kado. Tidak jauh beda dengan beby, sakti juga terlihat bingung setelah dia melihat perbuatanku
Beby: "a a ada apa nat?"
Aku: "ini hadiah buat mbak?"
Beby: "hah, buat aku?"
Aku: "iya mbak, ini, ambil"
Beby pun mengambil kado yang kusodorkan kearahnya.
Dia masih terlihat agak sedikit terkejut dengan perbuatanku.
Beby: "i iya nat, makasih ya"
Aku: "yaudah mbak, semoga suka sama isinya, aku masuk lagi ya"
Beby: "i iya nat"
Setelah menyerahkan hadiah itu kepada beby aku memimilih untuk langsung masuk kedalam, meninggalkan beby dan sakti untuk kembali menuju ruang asisten.
.
.
.
"GILAAAAAA LU NAT"
"Karena sesi tanya jawab kali ini sudah selesai, saya putuskan seminar proposal kali ini selesai"
Setelah mendengar kalimat terakhir yang disampaikan oleh salah satu dosen, riuh suara tepuk tangan langsung memenuhi ruangan yang ku tempati sekarang.
Aku, devan, dyo, mario dan nabil juga ikut memberikan tepuk tangan untuk beby dan viny yang sudah melewati seminar proposal hari ini dengan sangat baik.
Satu persatu para audience maju kedepan untuk menghampiri beby dan viny untuk mengucapkan selamat, dan ada beberapa audience yang memberi hadiah dan berfoto bersama mereka untuk mengabadikan momen ini.
Karena memang bukan mahasiswa jurusan psikologi aku dan teman-temanku memimilih mengalah untuk menunggu para audience lain memberikan selamat kepada mereka.
Setelah kondisi didalam ruangan sudah agak sedikit sepi kami ber 5 memutuskan maju kedepan untuk memberikan selamat kepada beby dan viny.
Devan: "hai vin, beb, selamat ya kalian
Viny: "Haii kalian, makasih banyak ya udah dateng"
Mario: "wihh, udah sepertiga S.Psi nihh"
Beby: "hehehe, makasih mar"
Nabil: "oh iya, ini hadiah dari kita"
Kami memang menyiapkan hadiah berupa satu bucket snack. Hadiah ini memang cukup umum untuk diberikan kepada mahasiswa yang sudah melewati tahapan-tahapan skripsi dikampus kami.
Viny: "wiih, makasih yaa, oh iya, abis ini aku sama beby ke lab ya, mau syukuran kecil-kecilan"
Nabil: "asyiiik, makan siang gratis nih"
Viny: "iya iya, tenag aja kalo itu"
Devan: "yeee, dasar lu bil, makan siang aja cepet lu"
"Hai beby, selamat yaa"
Suara seorang laki-laki yang memanggil nama beby menghentikan obrolan kami.
Laki-laki itu memgucapkan selamat kepada beby lalu memberikan sebucket bunga yang tidak terlalu besar.
Melihat laki-laki itu, membuatku mengurungkan niatku yang awalnya ingin menyerahkan hadiah yang sudah aku siapkan kemaren malam dan sudah kubawa didalam tas yang ku gendong sekarang.
Jujur aku merasa minder melihat tampilan dari laki-laki itu. Bagaimana tidak, melihat wajahnya yang bisa dibilang tampan, dengan kulit putih bersih, dan bentuk tubuhnya yang ideal (BUKAN BERARTI GUE HOMO), ditambah lagi dengan pakaiannya yang terbilang sangat rapi khas orang kantoran dan beberapa aksesoris mahal yang dia kenakan.
Beby: "makasih kak bunganya dan makasih juga udah mau jauh-jauh ke jogja"
"Oh iya, hai, sakti"
Laki-laki itu memperkenalkan dirinya dan menjabat tangan kami satu persatu. Sambil menjabat tangan sakti, masing-masing dari kami juga memperkenalkan diri.
Sakti: "oh iya vin, selamat juga ya"
Viny: "hehe, iya kak makasih ya"
Sakti: "oh iya, beb, habis ini kosong gak?"
Beby: "mmm, maaf kak, habis ini kita mau ada acara dulu bentar, tapi nanti agak sorean kosong kok"
Sakti: "oohh, kalo gitu nanti sore aku jemput kamu dimana?"
Beby: "digedung teknik perminyakan aja, acara kita disitu, buat alamat lengkapnya nanti aku chat kakak aja"
Sakti: "oke beb, oh iya, silahkan kalau kalian mau ada acara dulu, saya pamit pulang dulu ya"
Setelah percakapan itu sakti memilih undur diri terlebih dahulu untuk mempersilahkan beby dan viny melanjutkan acara yang setelah ini akan berlangsung di lab.
Jika dilihat dari gestur tubuh dan tutur katanya yang sopan saat berbicara dengan kami, aku sangat yakin bahwa sakti adalah laki-laki yang baik.
Huuuhhh, jika kalian bertanya apakah aku cemburu dengan sakti?
"Mungkin iya"
Jujur aku merasa sedikit iri dengan sakti, tapi bukan karena pakaiannya yang high class ataupun wajahnya yang tampan.
Aku iri dengan sakti yang kelihatannya sangat akrab dengan beby, bahkan jika dilihat dari obrolan beby dan sakti sebelumnya setelah ini mereka akan pergi bersama.
Tapi aku berusaha untuk bersikap seperti biasa dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Mau ditaruh dimana mukaku jika viny, beby ataupun teman-temanku mengetahuinya?.
.
.
.
Sekarang kami ber 7 sudah duduk bersama diruang asisten. Kami bersiap untuk menyantap makanan cepat saji yang sengaja dibawa beby dan viny untuk kami ber 5 sebagai ucapan terimakasih kepada kami karena telah membantu mereka dalam proses pengerjaan skripsi.
Ya meskipun setelah ini mereka masih melakukan beberapa kali pengambilan data lagi di lab ini untuk melengkapi data-data mereka yang akan dibawa ke seminar hasil nanti.
Setelah acara makan siang bersama kami ber 7 melanjutkannya dengan berbincang-bincang seperti biasa.
Hari ini masih sama seperti kemaren. Belum ada interaksi yang muncul anatara aku dan beby. Sedangkan beby bisa berbicar dan berinteraksi seperti biasa kepada teman-temanku yang lain.
Mungkin karena dari aku sendiri tidak mencoba memulai pembicaraan dengan beby. Tapi jujur aku masih sangat sungkan untuk melakukan itu.
Hal ini membuat rasa minderku untuk memberikan hadiah kepada beby menjadi semakin bertambah besar.
Ting
Handphone ku berbunyi pertanda ada pesan yang masuk. Akupun memutuskan untuk langsung membuka handphoneku, lalu membaca, dan membalasnya.
Viny: "nathaaa, cepet kasih kadonya"
Aku: "bentar mbak"
Viny: "keburu si sakti kesini nanti, dia udah dijalan"
Akupun memutuskan tidak membalas pesan terakhir dari viny. Sebenarnya aku dan viny berada disatu ruangan yang sama. Tapi mungkin agar beby tidak tahu isi percakapan kami viny memilih menghubungiku dengan cara mengirimkan pesan.
Beberapa kali pandanganku dan viny sempat bertemu. Dan setiap kali pandangan kami bertemu, viny dengan wajah garang yang dibuat-buat selalu memberi kode kepadaku agar cepat memberikan hadiah yang sudah kusiapkan kepada beby.
Beby: "eh vin, aku kan abis ini diajak sakti jalan, dia udah otw naik taksi, jadi kemungkinan aku sana dia nanti jalannya naik mobilku, kamu nuggu disini gakpapa?"
Viny: "jahat ih, mentang-mentang mau jalan berdua aku ditinggalin"
Devan: "ehh, tenang aja beb, vin, nanti kalo viny mau pulang biar salah satu dari kita aja yang nganterin"
Beby: "ooohhh, gimana vin?
Viny: " Yaudah deh, gakpapa "
Ting Ting Ting Ting
Sedari tadi handphone ku terus-menerus berbunyi. Apalagi penyebabnya kalu bukan pesan dari viny yang berkali-kali masuk ke handphoneku. Sebenarnya, tanpa aku membaca isi pesan yang dikirimkan oleh viny, aku sudah tau apa isinya, jadi aku memutuskan untuk mengabaikannya dan memilih fokus mengumpulkan niat dan keberanian untuk memberikan hadiah yang sudah kusiapkan kepada beby
1 menit...
2 menit...
5 menit...
10 menit...
15 menit...
Waktu semakin tipis. Mungkin setelah ini beby dan viny tidak akan melakukan penelitian di lab ini hingga ujian tengah semester berakhir sabtu depan.
Itu karena, memang pada saat ujian tengah semester, kegiatan pendampingan ditidiakan sementara, dan utuk kegiatan pengujian sampel juga belum tentu ada, karena memang sampai sekarang belum ada sampel baru yang masuk.
Itu berarti, kemungkinan besar aku baru bisa bertemu kembali dengan beby paling cepat ya sabtu minggu depan. Itupun jika beby dan viny jadi ikut kami untuk liburan ke pantai.
Viny sepertinya sudah menyerah membujukku untuk segera menyerahkan hadiah yang sudah kusiapkan kepada beby.
Tidak ada lagi pesan yang masuk dari viny ke handphoneku. Sekarang viny hanya menatapku dengan tatapan kesal.
Beby: "eh, ini sakti udah nunggu didepan, aku pulang duluan ya. Oh iya vin, kalo kamu masih disini pas acara ku sama sakti udah kelar, langsung telpon aja, biar gak ngerepotin"
Devan: "iya beb, hati-hati ya"
Viny: "iiissshh, udah sana, tinggalin aja aku"
Beby: "hehehe, sekali-sekali vin"
Beby pun akhirnya beranjak keluar dari ruang asisten untuk menghampiri sakti yang sudah menunggu didepan.
Huuuuhhhh
Mungkin the power of kepepet itu memang benar adanya.
Contohnya seperti yang terjadi padaku sekarang.
Sesaat setelah beby berjalan keluar dari ruan asiaten, aku langsung menyambar kado yang berada didalam tas gendongku yang tergeletak didekat pintu ruang asisten, lalu dengan langkah cepat dan agak sedikit tergesa-gesa, aku langsung menghampiri beby yang sekarang sedang berbicara dengan sakti digazebo depan lab.
"mbaaaak"
Tanpa memperdulikan keberadaan sakti, aku langsung menyodorkan kotak kado yang akan kuberikan kepada beby.
Beby yang sedari tadi sedang berbicara dengan sakti langsung menoleh kearahku setelah aku memanggilnya.
Beby menatapku dengan tatapan bingung ketika melihatku yang sedang berdiri didepannya sambil menyodorkan sebuah kado. Tidak jauh beda dengan beby, sakti juga terlihat bingung setelah dia melihat perbuatanku
Beby: "a a ada apa nat?"
Aku: "ini hadiah buat mbak?"
Beby: "hah, buat aku?"
Aku: "iya mbak, ini, ambil"
Beby pun mengambil kado yang kusodorkan kearahnya.
Dia masih terlihat agak sedikit terkejut dengan perbuatanku.
Beby: "i iya nat, makasih ya"
Aku: "yaudah mbak, semoga suka sama isinya, aku masuk lagi ya"
Beby: "i iya nat"
Setelah menyerahkan hadiah itu kepada beby aku memimilih untuk langsung masuk kedalam, meninggalkan beby dan sakti untuk kembali menuju ruang asisten.
.
.
.
"GILAAAAAA LU NAT"
agungvanjj dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Kutip
Balas
Tutup
