- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#39
Spoiler for Part 21:
Part 21
Sekarang aku sedang duduk dikasur kamar kos sambil berkutat didepan layar handondphone untuk mengirim pesan kepada seseorang.
Berhubung besok aku dan teman-temanku tidak ada jadwal ujian sama sekali, dan juga untuk semua sampel pengujian sudah kami selesaikan semua kemaren, setelah ujian hari ini yang sudah selesai jam 11 siang tadi, aku memutuskan untuk langsung kembali pulang ke kos.
Aku: "mbak"
Viny: "iya?"
Aku: "mbaak, mau tanya-tanya"
Viny: "lah, tumben, kenapa nat?"
Aku: "besok mbak viny sama mbak beby sempro ya?"
Viny: "iyaa nat, nanti dateng yaaaa"
Aku: "iya mbak"
Viny: "kamunnge chat aku mau nanya gitu doang?"
Aku: "enggak sih mbak"
Viny: "nanya apa lagi?"
Aku berpikir sejenak untuk membalas pesan terakhir dari viny.
Sebenarnya aku ingin bertanya tentang masalah hadiah yang ingin aku berikan kepada beby untuk seminar proposal besok sekaligus sebagai permintaan maaf.
Yap, setelah ku pikir-pikir, saran yang diberikan devan tidak terlalu buruk, meskipun aku sangat tidak yakin cara ini akan berhasil, entah lah, rasa pesimisku terlalu besar.
Tapi daripada aku hanya berdiam diri dan tidak melakukan usaha apapun untuk memperbaiki hubunganku dengan beby, aku lebih memimilih mengikuti saran devan.
Dan sekarang yang menjadi kebingunganku adalah, bagaimana cara menjelaskannya kepada viny agar dia tidak curiga kalau aku ingin memberikan sesuatu kepada beby.
"Ahh, bodo amat lah, dia tau juga gakpapa"
Akupun memutuskan untuk mengirim pesan balasan kepada viny.
Aku: "mbak, kalo boleh tau mbak beby lagi butuh apa?"
Viny: "hahhh, maksudnya?"
Aku: "jadi mbak beby ada butuh sesuatu barang gak, yang dia belom punya?"
Viny: "ya mana aku tau nat, emang buat apaansih?"
Aku: "yaudah, gakjadi deh mbak, aku kira mbak tau"
Viny: "kamu aneh banget nat, sumpah"
Aku: "yaudah mbak, gitu aja deh, sorry ganggu waktu mbak"
Melihat pesan terakhir dari viny membuatku sedikit putus asa. Padahal, aku berharap ada informasi dari viny yang bisa membantuku untuk memilih hadiah apa yang tepat untuk aku berikan kepada beby.
Setelah selesai membalas pesan terakhir dari viny akupun memutuskan untuk melanjutkan kegiatan bermain game ku yang sempat terhenti tadi.
Ting
Ketika aku sedang asyik bermain game tiba-tiba muncul notifikasi pesan baru yang masuk di handphoneku. Akupun memutuskan untuk langsung membacanya. Setelah kulihat itu ternyata pesan dari viny.
Viny: "oalah, nat nat, kamu mau ngasih beby hadiah ya?"
Aku: "hehe, sebenarnya iya mbak"
Viny: "terus kamu mau nanya apa?"
Aku: "sebenarnya hadiah ini selain hadiah buat sempro juga jadi hadiah sebagai permintaan maaf dari aku juga mbak, menurut mbak gimana?"
Viny: "wkwkwkwk, kok kamu jadi bisa kepikiran gitu sih, tapi boleh juga nat"
Aku: "nah, sekarang menurut mbak aku harus ngasih hadiah apa?"
Viny: "mmmmmm, kamu kosong gak sekarang?"
Aku: "iya mbak, kenapa"
Viny: "jemput aku didepan komplek"
Aku: "mau ngapain mbak?"
Viny: "mau aku bantuin gak nyari hadiah?"
Aku: "mbak bukannya harus belajar ya buat besok?"
Viny: "udah, tenang aja, aku udah belajar tiap hari, pokoknya jemput aku sekarang didepan komplek"
Aku: "serius mbak?"
Viny: "cepeeet, jangan sampai aku berubah pikiran"
Aku: "otw mbak"
Tanpa pikir panjang akupun langsung mengambil jaket, mengganti celana pendekku dengan celana jeans, mengambil dompet, lalu langsung meluncur untuk menjemput viny dan pergi menuju rumah viny.
.
.
.
Viny: "lama banget sih"
Aku: "hehe, maaf mbak, tadi siap-siap dulu, ini mbak, helmnya"
Viny: "oke nat"
Setelah memaikai helm yang kuberikan, viny langsung naik ke boncengan motorku.
Aku: "kita kemana mbak?"
Viny: "kita ke gramedia yang deket sini aja"
AkuAku: "oke mbak"
Sesuai instruksi viny, akupun melajukan motorku untuk menuju ke salah satu toko buku dan alat tulis yang namanya cukup terkenal di indonesia.
.
.
.
Aku: "emang kita mau beliin mbak beby apa?"
Viny: "mmmmm, ikutin aku dulu deh"
Aku: "i iya mbak"
Akupun mengikuti viny yang sudah berjalan lebih dulu untuk memasuki toko buku dan alat tulis yang merupakan tempat yang kami pilih untuk membeli hadiah untuk beby.
Viny: "kamu punya budget berapa nat?"
Aku: "emmm, tunjukin barangnya aja dulu mbak"
Viny: "seriusan nih?"
Aku: "mmmmm, yaudah mbak, tunjukin aja dulu"
Viny pun membawa ku ke rak buku yang berisi deretan buku novel.
Viny: "beby itu dari duku seneng banget ngikutin cerita harry potter, kayaknya kalo ngasih yang langsung 1 paket kayak gini dia seneng deh"
Akupun mencoba melihat price tag dari 1 paket novel dengan 7 jilid buku didalamnya yang ditunjukan oleh viny padaku.
"Anjir lah, 900 ribu"
Sejujurnya aku cukup terkejut setelah mengetahui harganya. Aku tidak tahu bahwa 1 paket novel harry potter ini dibanderol dengan harga yang cukup tinggi.
Maklum, aku baru mempunyai hobi membaca buku ataupun novel baru 1 tahun terakhir ini, itu juga awalnya karena aku sering mengunjungi kaskus untuk membaca cerita-cerita diforum SFTH yang memang sedang naik-naiknya pada saat itu . Dan aku juga tidak terlalu menyukai jenis novel fantasi seperti yang barusan ditunjukkan oleh viny.
Dan juga biasanya kalau aku ingin membeli buku atau novel aku akan mencarinya ditoko buku bekas didaerah taman pintar hanya dengan mengeluarkan uang sebesar 20-40 ribu.
Aku: "hehehe, kalo yang itu aku gak bisa mbak"
Viny: "tuh kaann, sok sokan sih"
Aku: "mmmm, maaf mbak, ada saran lain gak?"
Viny: "mmmm, atau kamu beli satuan aja dulu yang chapter 1"
Aku: "boleh, mana mbak bukunya?"
Viny pun mengambil salah satu buku yang berada di rak lalu menyerahkannya kepada ku.
Setelah ku lihat harganya ternyata masih lumayan menguras kantong juga. Buku yang ditunjukkan viny tadi dibanderol dengan harga 190 ribu.
Tapi tidakpapalah, kehilangan 190 ribu demi memperbaiki hubunganku dengan beby ku rasa cukup worth it. Toh aku masih memiliki tabungan yang berasal dari uang jajan ku tiap bulannya. Yaaa meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak.
Aku: "yaudah mbak, boleh deh"
Viny: "yaudah, ini yaa"
Viny pun memanggil mas-mas yang sedang berjaga disana, lalu menyerahkan buku yang tadi sudah kami pilih.
Viny: "nat, aku mau liat-liat buku juga nih, temenin yaaa"
Aku: "santai kali mbak, ayoo"
Aku dan viny pun berjalan untuk menuju ke tempat buku yang sedang dicari oleh viny.
Viny mengambil 1 buku yang dikarang oleh tan malaka.
Kalau dilihat dari bacaannya sepertinya viny adalah seorang wanita yang cerdas. Aku pernah sekali mencoba membaca buku dari pengarang yang sama dengan buku yang viny beli sekarang.
Tapi berhubung kaoasitas otakku rendah karena kebanykan COLI aku agak kesulitan menangkap maksud yang disampaikan dari buku itu.
Selain karena tata bahasanya yang menurutku tidak umum, buku karangan tan malaka memang menuntut pembacanya untuk memahami pemahaman-pemahaman yang sebenarnya sangat global dan mendasar, tapi dibutuhkan logika yang baik dan konsentrasi yang tinggi untuk memahami maksudnya.
Viny: "ini mau kamu kasih bungkus kado gak nat?"
Aku: "bener juga, boleh mbak"
Viny: "oh iya, sama kartu ucapan juga nat"
Aku: "mmmm, alay gak sih mbak kalo gitu?"
Viny: "ihhh, alay darimannaya, beby itu suka kalo dikasih kata-kata yang bagus atau puitis gitu"
Aku: "lagian aku gak bisa bikin gituan mbak"
Viny: "issh, usaha lah nat"
Aku: "yaudah deh, beli aja dulu"
Aku dan viny pun kembali berjalan untuk mencari kotak kado dan kartu ucapan.
Kami sekarang sedang mengantri di kasir untuk membayar dan mengambik buku yang sudah kami beli.
Mbak-mbak kasir: totalnya 400.000 mas
Aku mengambil 4 lembar uang 100 ribuan dari dompetku lalu memberikannya ke mbak-mbak kasir.
Mbak-mbak kasir: "ini mas kembaliannya, terimakasih sudah datang"
Setelah transaksi pembelian buku selesai kamipun keluar dari antrian.
Viny: "nat, ini uang buat bayar buku ku tadi, ada kembalian 60.000 gak?"
Viny menyodorkan 2 lembar uang 100 ribuan kearahku.
Aku: "gakusah mbak, santai"
Viny: "jangan deh nat, bukunya beby aja udah 190.000, belom lagi kertas kado sama kartu ucapannya, besok mau makan apa kamu?"
Aku: "enggak usah mbak, ini sebagai ucapan terimakasih aja mbak udah bantuin aku"
Viny: "ihh, santai kali, aku kan sekalian nyari buku juga"
Aku: "gakusah mbak, aku masih ada tabungan, anggep aja ini hadiahku buat mbak yang besok sempro"
Viny: "mmmm, serius?"
Aku: "duarius"
Viny: "hehe, makasih ya nat"
Aku: "yaelah, santai aja mbak, ayo, ini helmnya pake"
Viny menerima helm yang kuberikan, kemudian memakainya, lalu naik ke boncenganku.
Viny: "nat, udah makan siang belom?"
Aku: "belum sih mbak, mau makan dulu?"
Viny: "ayuk, diwarung pecel samping lalapan yang kita makan kemaren aja, mau gak?"
Aku: "okee mbak, aku bebas sih"
Viny: "okee"
.
.
.
Sekarang kami sudah duduk berhadapan dengan 2 nasi pecel dengan beberapa lauk yang sudah tersaji didepan kami.
Tanpa banyak bicara kami langsung memakan nasi pecel yang ada di hadapan kami.
Sekarang 2 piring yang ada dihadapan kami sudah sama-sama kosong.
Akupun beranjak dari tempat duduk karena ingin keluar warung untuk merokok.
Aku: "mbak, aku keluar dulu ya, mu rokokan bentar"
Viny: "isshh, ngerokok terus kamu nat"
Aku: "hehe, sorry mbak, kalo aku abis makan wajib banget ngerokok"
Viny: "yaudah, disini aja, masa aku ditinggalin sendiri. Tapi asepnya jangan diarahin ke aku.
Aku: " Mmm, yaudah deh mbak, gak jadi"
Akupun membatalkan niat ku untuk keluar dan memilih untuk tidak merokok didepan viny.
Jujur aku sangat anti jika harus merokok didepan perempuan. Sebenarnya hanya untuk menghargai perempuan yang aku yakin pasti akan merasa tidak nyaman jika terkena paparan asap rokok.
Viny: "nahh, gitu dong, daripada duit kamu abis buat rokok mending buat kamu makan enak"
Aku: "iya mbak"
Viny: "eh, sorry nat, aku gak maksud ngatur kmu, itu cuma saran"
Aku: "hehe, iya mbak, santai"
Viny: "nanti kamu marah lagi, kayak ke beby semalem"
Aku: "ishh, nyindir nih ceritanya"
Viny: "mmmm, gimana ya, kayaknya iya deh
"
Aku: "iya iya mbak, aku emang salah kemaren"
Viny: "tuh tauuu, lagian ya kata-kata kamu pas itu nyakitin banget, apalagi kamu bilangnya ke cewek yang suka sama kamu"
Aku: "e e ehh, maksudnya g gimana mbak?"
"Wkwkwkwkwkwkwk"
Tiba-tiba suara tawa yang cukup keras keliar dari mulut viny.
Viny: "nat nat, digituin doang muka kamu langsung merah gitu"
Aku: "ya terooosss, terus aja bikin aku malu"
Viny: "yeee, ngambeeek"
Aku: "gak ngambek"
Tiba-tiba viny mencubit pipi kiriku dengan tangan kirinya.
Viny: "utututu, dedek nathanya ngambek nih"
Aku: "isshh mbak, maluuuuu, diliatin orang tuh"
Akupun mengambil tangan viny untuk melepaskan pipiku dari cubitan viny.
Viny: "hihihi, abis aku gemes nat"
Aku: "apaan sih mbak, aku bukan anak kecil"
Viny: "hehehe, iya iya, becanda ihh"
Kami pun melanjutkan obrolan kami yang sebelumnya sempat terhenti. Selama obrolan kami berlangsung viny tidak henti-hentinya mengukir senyuman diwajahnha.
Senyuman viny menurutku punya pesona tersendiri, ke 2 matanya yang sama-sama tertarik kesamping membuat matanya seolah-olah tersenyum mengikuti 2 sudut bibirnya yang terangkat keatas.
Obrolan kami berisi tentang buku yang dibeli viny barusan, dari obrolan ini aku jadi tahu, ternyata dia sudah pernah menamatkan beberapa buku yang karangan tan malaka. Viny juga memberi tahuku beberapa buku lain yang pernah iya baca. Sepertinya viny memang suka membaca buku-buku klasik.
Huuhhh, benar-benar perempuan istimewa.
Pada saat kami akan membayar nasi pecel yang kami makan, sempat terjadi sedikit perdebatan antara aku dan viny. Viny memaksaku untuk membayar makanan yang kami makan, awalnya aku tidak menyetujuinya. Tapi akhirnya viny yang mentraktir ku makan kali ini, viny tetap bersikeras membayar semuanya dengan alasan karena aku sudah mengeluarkan banyak uang hari ini.
Karena waktu sudah semakin sore aku dan viny memutuskan untuk pulang, aku mengantarkan viny hingga gerbang depan rumah beby dan viny.
Viny turun dari motorku dan mengembalikan helm yang kuberikan tadi kepadaku.
Viny: "makasih ya nat bukunya"
Aku: "iya mbak, sama-sama"
Viny: "mau masuk gak?"
Aku: "langsung aja deh mbak"
Viny: "okedeh, semoga berhasil ya nat, bikin kata-katanya yang bagus"
Aku: "iyaaa mbak, semangat juga sempronya besok"
Viny: "iya nat"
Aku: "oh iya, besok jam berapa mbak acaranya?"
Viny: "jam 1 siang nat, dateng lo yaaa, awas gak dateng
Aku: "iya mbak, gak mungkin lupa, btw aku pulang dulu ya mbak"
Viny: "iya nat, hati-hati, jangan ngebut, daaahh"
Aku: "dahhh"
.
.
.
Sekarang aku sedang duduk dikasur kamar kos sambil berkutat didepan layar handondphone untuk mengirim pesan kepada seseorang.
Berhubung besok aku dan teman-temanku tidak ada jadwal ujian sama sekali, dan juga untuk semua sampel pengujian sudah kami selesaikan semua kemaren, setelah ujian hari ini yang sudah selesai jam 11 siang tadi, aku memutuskan untuk langsung kembali pulang ke kos.
Aku: "mbak"
Viny: "iya?"
Aku: "mbaak, mau tanya-tanya"
Viny: "lah, tumben, kenapa nat?"
Aku: "besok mbak viny sama mbak beby sempro ya?"
Viny: "iyaa nat, nanti dateng yaaaa"
Aku: "iya mbak"
Viny: "kamunnge chat aku mau nanya gitu doang?"
Aku: "enggak sih mbak"
Viny: "nanya apa lagi?"
Aku berpikir sejenak untuk membalas pesan terakhir dari viny.
Sebenarnya aku ingin bertanya tentang masalah hadiah yang ingin aku berikan kepada beby untuk seminar proposal besok sekaligus sebagai permintaan maaf.
Yap, setelah ku pikir-pikir, saran yang diberikan devan tidak terlalu buruk, meskipun aku sangat tidak yakin cara ini akan berhasil, entah lah, rasa pesimisku terlalu besar.
Tapi daripada aku hanya berdiam diri dan tidak melakukan usaha apapun untuk memperbaiki hubunganku dengan beby, aku lebih memimilih mengikuti saran devan.
Dan sekarang yang menjadi kebingunganku adalah, bagaimana cara menjelaskannya kepada viny agar dia tidak curiga kalau aku ingin memberikan sesuatu kepada beby.
"Ahh, bodo amat lah, dia tau juga gakpapa"
Akupun memutuskan untuk mengirim pesan balasan kepada viny.
Aku: "mbak, kalo boleh tau mbak beby lagi butuh apa?"
Viny: "hahhh, maksudnya?"
Aku: "jadi mbak beby ada butuh sesuatu barang gak, yang dia belom punya?"
Viny: "ya mana aku tau nat, emang buat apaansih?"
Aku: "yaudah, gakjadi deh mbak, aku kira mbak tau"
Viny: "kamu aneh banget nat, sumpah"
Aku: "yaudah mbak, gitu aja deh, sorry ganggu waktu mbak"
Melihat pesan terakhir dari viny membuatku sedikit putus asa. Padahal, aku berharap ada informasi dari viny yang bisa membantuku untuk memilih hadiah apa yang tepat untuk aku berikan kepada beby.
Setelah selesai membalas pesan terakhir dari viny akupun memutuskan untuk melanjutkan kegiatan bermain game ku yang sempat terhenti tadi.
Ting
Ketika aku sedang asyik bermain game tiba-tiba muncul notifikasi pesan baru yang masuk di handphoneku. Akupun memutuskan untuk langsung membacanya. Setelah kulihat itu ternyata pesan dari viny.
Viny: "oalah, nat nat, kamu mau ngasih beby hadiah ya?"
Aku: "hehe, sebenarnya iya mbak"
Viny: "terus kamu mau nanya apa?"
Aku: "sebenarnya hadiah ini selain hadiah buat sempro juga jadi hadiah sebagai permintaan maaf dari aku juga mbak, menurut mbak gimana?"
Viny: "wkwkwkwk, kok kamu jadi bisa kepikiran gitu sih, tapi boleh juga nat"
Aku: "nah, sekarang menurut mbak aku harus ngasih hadiah apa?"
Viny: "mmmmmm, kamu kosong gak sekarang?"
Aku: "iya mbak, kenapa"
Viny: "jemput aku didepan komplek"
Aku: "mau ngapain mbak?"
Viny: "mau aku bantuin gak nyari hadiah?"
Aku: "mbak bukannya harus belajar ya buat besok?"
Viny: "udah, tenang aja, aku udah belajar tiap hari, pokoknya jemput aku sekarang didepan komplek"
Aku: "serius mbak?"
Viny: "cepeeet, jangan sampai aku berubah pikiran"
Aku: "otw mbak"
Tanpa pikir panjang akupun langsung mengambil jaket, mengganti celana pendekku dengan celana jeans, mengambil dompet, lalu langsung meluncur untuk menjemput viny dan pergi menuju rumah viny.
.
.
.
Viny: "lama banget sih"
Aku: "hehe, maaf mbak, tadi siap-siap dulu, ini mbak, helmnya"
Viny: "oke nat"
Setelah memaikai helm yang kuberikan, viny langsung naik ke boncengan motorku.
Aku: "kita kemana mbak?"
Viny: "kita ke gramedia yang deket sini aja"
AkuAku: "oke mbak"
Sesuai instruksi viny, akupun melajukan motorku untuk menuju ke salah satu toko buku dan alat tulis yang namanya cukup terkenal di indonesia.
.
.
.
Aku: "emang kita mau beliin mbak beby apa?"
Viny: "mmmmm, ikutin aku dulu deh"
Aku: "i iya mbak"
Akupun mengikuti viny yang sudah berjalan lebih dulu untuk memasuki toko buku dan alat tulis yang merupakan tempat yang kami pilih untuk membeli hadiah untuk beby.
Viny: "kamu punya budget berapa nat?"
Aku: "emmm, tunjukin barangnya aja dulu mbak"
Viny: "seriusan nih?"
Aku: "mmmmm, yaudah mbak, tunjukin aja dulu"
Viny pun membawa ku ke rak buku yang berisi deretan buku novel.
Viny: "beby itu dari duku seneng banget ngikutin cerita harry potter, kayaknya kalo ngasih yang langsung 1 paket kayak gini dia seneng deh"
Akupun mencoba melihat price tag dari 1 paket novel dengan 7 jilid buku didalamnya yang ditunjukan oleh viny padaku.
"Anjir lah, 900 ribu"
Sejujurnya aku cukup terkejut setelah mengetahui harganya. Aku tidak tahu bahwa 1 paket novel harry potter ini dibanderol dengan harga yang cukup tinggi.
Maklum, aku baru mempunyai hobi membaca buku ataupun novel baru 1 tahun terakhir ini, itu juga awalnya karena aku sering mengunjungi kaskus untuk membaca cerita-cerita diforum SFTH yang memang sedang naik-naiknya pada saat itu . Dan aku juga tidak terlalu menyukai jenis novel fantasi seperti yang barusan ditunjukkan oleh viny.
Dan juga biasanya kalau aku ingin membeli buku atau novel aku akan mencarinya ditoko buku bekas didaerah taman pintar hanya dengan mengeluarkan uang sebesar 20-40 ribu.
Aku: "hehehe, kalo yang itu aku gak bisa mbak"
Viny: "tuh kaann, sok sokan sih"
Aku: "mmmm, maaf mbak, ada saran lain gak?"
Viny: "mmmm, atau kamu beli satuan aja dulu yang chapter 1"
Aku: "boleh, mana mbak bukunya?"
Viny pun mengambil salah satu buku yang berada di rak lalu menyerahkannya kepada ku.
Setelah ku lihat harganya ternyata masih lumayan menguras kantong juga. Buku yang ditunjukkan viny tadi dibanderol dengan harga 190 ribu.
Tapi tidakpapalah, kehilangan 190 ribu demi memperbaiki hubunganku dengan beby ku rasa cukup worth it. Toh aku masih memiliki tabungan yang berasal dari uang jajan ku tiap bulannya. Yaaa meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak.
Aku: "yaudah mbak, boleh deh"
Viny: "yaudah, ini yaa"
Viny pun memanggil mas-mas yang sedang berjaga disana, lalu menyerahkan buku yang tadi sudah kami pilih.
Viny: "nat, aku mau liat-liat buku juga nih, temenin yaaa"
Aku: "santai kali mbak, ayoo"
Aku dan viny pun berjalan untuk menuju ke tempat buku yang sedang dicari oleh viny.
Viny mengambil 1 buku yang dikarang oleh tan malaka.
Kalau dilihat dari bacaannya sepertinya viny adalah seorang wanita yang cerdas. Aku pernah sekali mencoba membaca buku dari pengarang yang sama dengan buku yang viny beli sekarang.
Tapi berhubung kaoasitas otakku rendah karena kebanykan COLI aku agak kesulitan menangkap maksud yang disampaikan dari buku itu.
Selain karena tata bahasanya yang menurutku tidak umum, buku karangan tan malaka memang menuntut pembacanya untuk memahami pemahaman-pemahaman yang sebenarnya sangat global dan mendasar, tapi dibutuhkan logika yang baik dan konsentrasi yang tinggi untuk memahami maksudnya.
Viny: "ini mau kamu kasih bungkus kado gak nat?"
Aku: "bener juga, boleh mbak"
Viny: "oh iya, sama kartu ucapan juga nat"
Aku: "mmmm, alay gak sih mbak kalo gitu?"
Viny: "ihhh, alay darimannaya, beby itu suka kalo dikasih kata-kata yang bagus atau puitis gitu"
Aku: "lagian aku gak bisa bikin gituan mbak"
Viny: "issh, usaha lah nat"
Aku: "yaudah deh, beli aja dulu"
Aku dan viny pun kembali berjalan untuk mencari kotak kado dan kartu ucapan.
Kami sekarang sedang mengantri di kasir untuk membayar dan mengambik buku yang sudah kami beli.
Mbak-mbak kasir: totalnya 400.000 mas
Aku mengambil 4 lembar uang 100 ribuan dari dompetku lalu memberikannya ke mbak-mbak kasir.
Mbak-mbak kasir: "ini mas kembaliannya, terimakasih sudah datang"
Setelah transaksi pembelian buku selesai kamipun keluar dari antrian.
Viny: "nat, ini uang buat bayar buku ku tadi, ada kembalian 60.000 gak?"
Viny menyodorkan 2 lembar uang 100 ribuan kearahku.
Aku: "gakusah mbak, santai"
Viny: "jangan deh nat, bukunya beby aja udah 190.000, belom lagi kertas kado sama kartu ucapannya, besok mau makan apa kamu?"
Aku: "enggak usah mbak, ini sebagai ucapan terimakasih aja mbak udah bantuin aku"
Viny: "ihh, santai kali, aku kan sekalian nyari buku juga"
Aku: "gakusah mbak, aku masih ada tabungan, anggep aja ini hadiahku buat mbak yang besok sempro"
Viny: "mmmm, serius?"
Aku: "duarius"
Viny: "hehe, makasih ya nat"
Aku: "yaelah, santai aja mbak, ayo, ini helmnya pake"
Viny menerima helm yang kuberikan, kemudian memakainya, lalu naik ke boncenganku.
Viny: "nat, udah makan siang belom?"
Aku: "belum sih mbak, mau makan dulu?"
Viny: "ayuk, diwarung pecel samping lalapan yang kita makan kemaren aja, mau gak?"
Aku: "okee mbak, aku bebas sih"
Viny: "okee"
.
.
.
Sekarang kami sudah duduk berhadapan dengan 2 nasi pecel dengan beberapa lauk yang sudah tersaji didepan kami.
Tanpa banyak bicara kami langsung memakan nasi pecel yang ada di hadapan kami.
Sekarang 2 piring yang ada dihadapan kami sudah sama-sama kosong.
Akupun beranjak dari tempat duduk karena ingin keluar warung untuk merokok.
Aku: "mbak, aku keluar dulu ya, mu rokokan bentar"
Viny: "isshh, ngerokok terus kamu nat"
Aku: "hehe, sorry mbak, kalo aku abis makan wajib banget ngerokok"
Viny: "yaudah, disini aja, masa aku ditinggalin sendiri. Tapi asepnya jangan diarahin ke aku.
Aku: " Mmm, yaudah deh mbak, gak jadi"
Akupun membatalkan niat ku untuk keluar dan memilih untuk tidak merokok didepan viny.
Jujur aku sangat anti jika harus merokok didepan perempuan. Sebenarnya hanya untuk menghargai perempuan yang aku yakin pasti akan merasa tidak nyaman jika terkena paparan asap rokok.
Viny: "nahh, gitu dong, daripada duit kamu abis buat rokok mending buat kamu makan enak"
Aku: "iya mbak"
Viny: "eh, sorry nat, aku gak maksud ngatur kmu, itu cuma saran"
Aku: "hehe, iya mbak, santai"
Viny: "nanti kamu marah lagi, kayak ke beby semalem"
Aku: "ishh, nyindir nih ceritanya"
Viny: "mmmm, gimana ya, kayaknya iya deh
"Aku: "iya iya mbak, aku emang salah kemaren"
Viny: "tuh tauuu, lagian ya kata-kata kamu pas itu nyakitin banget, apalagi kamu bilangnya ke cewek yang suka sama kamu"
Aku: "e e ehh, maksudnya g gimana mbak?"
"Wkwkwkwkwkwkwk"
Tiba-tiba suara tawa yang cukup keras keliar dari mulut viny.
Viny: "nat nat, digituin doang muka kamu langsung merah gitu"
Aku: "ya terooosss, terus aja bikin aku malu"
Viny: "yeee, ngambeeek"
Aku: "gak ngambek"
Tiba-tiba viny mencubit pipi kiriku dengan tangan kirinya.
Viny: "utututu, dedek nathanya ngambek nih"
Aku: "isshh mbak, maluuuuu, diliatin orang tuh"
Akupun mengambil tangan viny untuk melepaskan pipiku dari cubitan viny.
Viny: "hihihi, abis aku gemes nat"
Aku: "apaan sih mbak, aku bukan anak kecil"
Viny: "hehehe, iya iya, becanda ihh"
Kami pun melanjutkan obrolan kami yang sebelumnya sempat terhenti. Selama obrolan kami berlangsung viny tidak henti-hentinya mengukir senyuman diwajahnha.
Senyuman viny menurutku punya pesona tersendiri, ke 2 matanya yang sama-sama tertarik kesamping membuat matanya seolah-olah tersenyum mengikuti 2 sudut bibirnya yang terangkat keatas.
Obrolan kami berisi tentang buku yang dibeli viny barusan, dari obrolan ini aku jadi tahu, ternyata dia sudah pernah menamatkan beberapa buku yang karangan tan malaka. Viny juga memberi tahuku beberapa buku lain yang pernah iya baca. Sepertinya viny memang suka membaca buku-buku klasik.
Huuhhh, benar-benar perempuan istimewa.
Pada saat kami akan membayar nasi pecel yang kami makan, sempat terjadi sedikit perdebatan antara aku dan viny. Viny memaksaku untuk membayar makanan yang kami makan, awalnya aku tidak menyetujuinya. Tapi akhirnya viny yang mentraktir ku makan kali ini, viny tetap bersikeras membayar semuanya dengan alasan karena aku sudah mengeluarkan banyak uang hari ini.
Karena waktu sudah semakin sore aku dan viny memutuskan untuk pulang, aku mengantarkan viny hingga gerbang depan rumah beby dan viny.
Viny turun dari motorku dan mengembalikan helm yang kuberikan tadi kepadaku.
Viny: "makasih ya nat bukunya"
Aku: "iya mbak, sama-sama"
Viny: "mau masuk gak?"
Aku: "langsung aja deh mbak"
Viny: "okedeh, semoga berhasil ya nat, bikin kata-katanya yang bagus"
Aku: "iyaaa mbak, semangat juga sempronya besok"
Viny: "iya nat"
Aku: "oh iya, besok jam berapa mbak acaranya?"
Viny: "jam 1 siang nat, dateng lo yaaa, awas gak dateng
Aku: "iya mbak, gak mungkin lupa, btw aku pulang dulu ya mbak"
Viny: "iya nat, hati-hati, jangan ngebut, daaahh"
Aku: "dahhh"
.
.
.
Diubah oleh akmal162 31-03-2020 15:41
agungvanjj dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Kutip
Balas
