Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

gmc.yukonAvatar border
TS
gmc.yukon
Soal Lockdown, Pemerintah Harus Ikuti Saran Ahli Kesehatan dan Tenaga Medis
Ekonom Senior INDEF Dradjad Wibowo, menengaskan tidak perlu mendebatkan lagi wacana lockdown, melainkan pemerintah pusat dan daerah harus bergandengan tangan agar wabah virus corona Covid-19 ini tidak menyebar.

“Jika ingin menyelamatkan ekonomi pemerintah dan daerah harus all out agar wabah tidak menyebar, tidak harus ada perdebatan lockdown, tidak perlu didiskusikan lagi, ketika menurut para dokter dan ahli kesehatan lainnya, suatu daerah itu harus lockdown ya lockdown,” kata Drajad dalam Press Conference “Meracik Vaksin Ekonomi Hadapi Pandemi”, di Jakarta, Selasa (14/3/2020).

Maksudnya keputusan lockdown tidak boleh diputuskan oleh pemerintah, ekonom, dan pihak lainnya. Melainkan pemerintah harus mengikuti usulan dan keputusan dari pihak ahli kesehatan seperti dokter, ahli paru-paru, dan ahli kesehatan lainnya.


Drajad mengatakan jangan sampai memasukan pertimbangan politik untuk memutuskan lockdown. Karena ahli kesehatan lebih tahu bagaimana cara mencegah agar virus corona tidak menyebar.

Pemerintah dan pihak lainnya hanya sebagai jembatan untuk mewujudkan keputusan lockdown, jika memang itu efektif mampu mencegah virus corona tidak menyebar lagi.

“Indonesia harus memilih bagaimana dalam menangani covid-19 ini. wacana pilihan antara menyelamatkan ekonomi atau mencegah wabah,” katanya.


Belajar dari China

Jika melihat China yang melakukan lockdown, tentu saja China mengalami kemerosotan ekonomi secara signifikan, namun wabahnya relative berhenti.
Menurut Drajad, pelajaran yang bisa diambil jika Indonesia gagal mencegah wabah virus corona covid-19 ini, maka ekonomi akan jauh berkurang, tidak ada lagi sisi ekonomi yang bisa diselamatkan.

“saran kita untuk pemerintah harus kita cegah, penyelamatan yang bagus itu adalah mencegah, Jakarta kasusnya tinggi yang terdeteksi, bahkan kasus yang tidak terdeteksi tidak tahu, kita belum punya sistem surveillance (pengawasan), kita termasuk negara yang tidak punya surveillance yang tepat,” pungkasnya.


https://www.liputan6.com/bisnis/read...n-tenaga-medis

serahkan pd ahlinya



anasabila
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1K
19
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.5KAnggota
Tampilkan semua post
dr4gn3tAvatar border
dr4gn3t
#5
Kapan mau dilockdown, masih ngeyel juga? Percuma nyari positif corona di jakarta untuk diisolasi kalo yg lain masih bebas keluar masuk, bakal kayak nimba air laut. Begitupun daerah yg lain.

udahlah ngomong mau mengikuti korsel yg tidak lockdown, korsel itu negara ring 1 dari negeri tiongkok, sejak awal kasus merebak di china mereka sudah siaga, pintu masuk diperketat, obat2an siap, test kit cukup, intinya mereka sudah siap, cuma karena apes aja ada kecolongan si super spreader. Lah kita? Musuh udah menyerang masuk rumah, kita baru pesen senjata via online, mati duluanlah.
Sweetjulia01
Sweetjulia01 memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.