- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#38
Spoiler for Part 20:
Part 20
Dari kejauhan aku melihat beby dan viny yang sedang duduk di gazebo depan lab. Sekarang aku dan teman-temanku yang baru selesai santap siang didepan bi idah sedang berjalan untuk kembali menuju lab. Dari kejauhan aku dalat melihat beby dan viny yang sedang menunggu kami di gazebo depan.
Baru saja hilang satu beban pikiranku karena sudah berbaikan dengan devan dan nabil.
Rasa kehilangan mulai kembali merasuki hati dan pikiranku ketika melihat beby yang hanya menunjukan wajah datarnya ketika mataku dan matanya bertemu.
Viny: "haiii, abis makan siang ya??"
Nabil: "ehh, halo vin, enggak sih, habis UTS kita tadi, tapi tadi ke warung bi idah bentar"
Viny: "oohhh, iya ya, sekarang lagi pada UTS"
Mario: "iyalah vin, mentang-mentang udah skripsian"
Viny: "hehehe, gimana lagi mar, orang udah gakada kelas"
Beby: "oh iya, hari ini kegiatan kalian pengujian doang?"
Devan: "iya beb, selama UTS gak ada pendampingan"
Beby: "yaahh, berarti mulainya malem dong?"
Nabil: "enggak kok, kita mau mulai kok bentar lagi, supaya ntar malem bisa belajar buat UTS besok"
Beby: "oooohh, bagus deh, kalo gitu kan aku sama viny jadi gakperlu bolak balik"
Devan: "kalian kira sekarang ada pendampingan ya"
Beby: "iyaa, aku sama viny ngira kayak biasa"
Dyo: "sorry beb, nat, kita juga lupa ngabarin"
Viny: "santaii lah, toh kan aku sama beby sekarang liat yang pengujian aja"
Sekarang pertemuan pertamaku dengan beby setelah kejadian jumat malam kemaren.
Oleh karena itu pertemuan kami kali ini jadi terasa canggung. Eh, bukan kami lebih tepatnya. Hanya aku yang canggung kali ini. Beby terlihat santai dan tanpa beban ketika berinteraksi dengan teman-teman ku yang lain.
Karena merasa tidak nyaman akupun memilih untuk membuka kunci pintu lab agar kami bisa masuk.
Setelah pintu terbuka devan mengajak beby dan viny untuk masuk dan melanjutkan obrolan diruang asisten.
Nabil: "beb, vin, mulainya jam 1 aja ya, supaya gak kepotong makan siang"
Viny: "santai bil, kita berdua gak buru-buru kok, santai aja dulu disini sambil ngobrol-ngobrol"
Devan: "ohhh, iya, hampir lupa, btw kita sabtu minggu depan habis UTS mau ngecamp dipantai nih, kalian mau ikut gak beb, vin?"
Beby: "waahh, asyik tuh, boleh kayaknya"
Viny: "boleehhh, dipantai mana dulu tapi?"
Nabil: "daerah gunung kidul vin, banyak pantai yang bagus buat dijadiin tempat ngecamp disana, ada beberapa pilihan sih"
Beby: "gimana vin?"
Viny: "hmmmmm, boleh sih, tapi ini ber 7 aja kan berarti?"
Mario: "lu gak mau ngajak gaby bil?"
Nabil: "alaaah, lu pasti mau ngajak okta kan mar?"
Devan: "apa gue ngajak veranda juga yaa?"
Nabil: "dasar lu van, gue cium tangan lo kalo veranda mau ikut"
Devan: "yeeee, udah gue bilangin sari tadi bil, gue pasti dapetin ve"
Dyo: "udah aah, gak asik banget lu pada bawa-bawa pacar, gak kasian liat gue ama natha"
"Wkwkwkwkwk"
Sontak tawa kami pecah mendengar celetukan dyo.
Nabil: "makanya, cari yoo, gak usah sok alim lu"
Dyo: "yeee, sabar napa, nanti pada waktunya gue pasti punya cewek kok"
Mario: "alesan aja lu jomblo"
Huuhhh, untung saja di obrolan kami kali ini mereka tidak membahas topik comblang-comblangan antara aku dan beby seperti yang biasa mereka lakukan ketika kami sedang ngobrol bersama seperti sekarang.
Mungkin baik itu teman-teman ku yang lain maupun viny paham bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk membicarakan itu.
Jika topik itu dibicarakan sudah pasti aku dan mungkin juga beby akan sangat tidak nyaman, mengingat 2 pertemuan terakhir ku dengan beby yang berakhir tidak baik.
Karena rasa canggung dan rasa bosan yang kurasakan semakin menjadi-jadi, akupun memilih pamit keluar dengan alasan ingin merokok.
Hhhhhh, melihat beby yang bersikap biasa-biasa saja ke teman-teman ku, membuat ku menjadi agak sedikit lega.
setidaknya masalah ku dan beby tidak berdampak kepada hubungan beby dengan yang lain. Beby hanya berusaha meminimalisir kontak dengan ku, tidak dengan yang lain
Tidak seperti kejadian beberapa hari sebelumnya dimana beby seolah-olah berusaha meminmalisir kontak dengan kami semua.
Akupun membakar rokok ku, lalu menghisap nya sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang bertiup siang hari ini.
Aku menghisap rokok ku dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.
Huuuuhhhh, berada diposisi seperti ini justru malah membuat ku benar-benar merasakan, bahwa ada sesuatu yang hilang.
Biasanya jika aku sedang duduk di gazebo ini sambil menikmati rokok ku, beby pasti akan menghampiri ku untuk mengajak ku berbicara banyak hal.
Sebenarnya, sebelum kehadiran beby dan viny di lab ini, aku memang sudah terbiasa menyendiri di tempat ini untuk menikmati rokok sambil mendengar musik ataupun membaca buku.
Tapi akhir-akhir ini alasanku berada ditempat ini, sudah tidak sama lagi dengan sebelumnya. Aku jadi lebih sering ke tempat ini, terutama jika beby dan viny sedang melaksanakan kegiatan penelitiannya di lab. Tujuan ku tak lain tak bukan agar aku bisa memiliki waktu berbicara ber 2 lebih banyak dengan beby.
Sebenarnya aku tidak pernah mengajak beby secara langsung untuk duduk di gazebo dan berbicara empat mata denganku.
Tapi kebisaan ini mengalir begitu saja.
Aku yang pamit keluar untuk merokok kepada yang lain, seolah-olah seperti menjadi ajakan ku kepada beby untuk ngobrol ber 2 diluar.
Seperti ada sinyal yang hanya dipahami oleh aku dan beby. Kami sama-sama paham dengan kode yang kami sampaikan satu sama lain, meskipun baik aku atapun beby tidak pernah mengatakannya secara langsung.
Arrrggghhhh, Tapi sepertinya...... Momen seperti itu tidak akan pernah terulang lagi.
.
.
.
Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 1 siang. Aku dan teman-temanku mulai melakukan kegiatan pengujian untuk hari ini. Sebenarnya sekarang hanya tersisa 5 sampel. 5 sampel lainnya sudah diselesaikan oleh teman-temanku tadi malam.
Agar cepat selesai, kami ber 5 pun langsung memulai kegiatan pengujian hari ini. Seperti biasa selama kegiatan kami, selalu beby dan viny yang setia menemani kami untuk melakukan pengamatan.
.
.
.
Jam sudah menunjukan pukul 6 sore. Sekarang di lab hanya tersisa aku dan devan yang sedang duduk di gazebo depan lab dengan rokok yang terselip diantara jari telunjuk dan jari tengah kami masing-masing .
Beby dan viny memilih untuk pamit pulang 2 jam yang lalu karena memang kegiatan hari ini sudah selesai. Kalau mario dan nabil sedang menjadi supir dan ojek pribadi untuk pacar mereka masing-masing.
Sedangkan dyo sedang melaksanakan sholat maghrib berjamaah di mesjid.
Devan: "lu lagi ada masalah sama beby ya nat"
Aku: "lu pasti udah tau dari kejadian kita hampir berantem kemaren van"
Devan: "ditambah lagi beby yang gak nyusulin lu waktu lu ke gazebo tadi siang"
Aku hanya merespon kalimat terakhir devan dengan kekehan kecil.
Devan: "wkwkwk, nat natt, lu pikir gue akhir-akhir ini gak merhatiin lu berdua"
Aku: "merhatiin apaan?"
Devan: "merhatiin kebiasaan lu sama beby nongkrong ber 2 di gazebo lah"
Aku: "hehe, kebetulan itu van"
Devan: "wkwkwk, lu kira gue bego nat, kebetulan gak mungkin kejadian terus tiap hari nat"
Aku menarik menghisap rokok ku dalam-dalam, lalu menghembuskan nya dengan agak sedikit kasar tanpa menanggapi kalimat terakhir dari devan.
Devan: "gue gak pengen tau apa masalah lu sama beby, tapi gue cuma mau ngasih info yang mungkin bisa bantu lu"
Aku: "info apaan emang?"
Devan: "tadi pas keluar, viny ngasih tau kita, besok lusa hari rabu, beby sama viny seminar proposal"
Aku: "anjir lah, gue kira info apaan, gak penting sama sekali van"
Devan: "eeeiittttsss, bentar dulu nat, pikiran lu pendek bangett sih"
Aku: "maksudnya gimana sih van?"
Devan: "gue mau ngasih saran ke lu, mending lu kasih sesuatu gitu ke beby hari rabu nanti buat hadiah dan ucapan selamat"
Aku: "buat apa?"
Devan: "ya mungkin dengan lu ngasih hadiah ke beby bisa jadi salah satu cara buat memperbaiki hubungan lu sama dia"
Aku: "sok tau lu van"
Devan: "eiitsss, jangan ngeremehin gue lu nat, cara ini berhasil bikin veranda yang lagi marah karena gue gak ngabarin dia seharian mau maafin gue"
Aku: "ya itu masalah sepele bego, beda van, masalah gue sama beby gak bisa dibilang sepele"
Devan: "yeee, bukan masalah sepele apa enggak nya nat, coba aja dulu, daripada lu cuma uring-uringan dan gakada usaha sama sekali mending lu coba cara ini"
Aku: "ahhh, gak bener saran lu van, mending gue cari cara lain, ntar dia ngira gue suka sama dia lagi"
Devan: "bukannya lu emang suka?"
Aku; "kaga lahh"
Devan: "yaelah nat nat, gengsi lu ketinggian, ngakuin gitu aja susah bener"
Aku: "lah, emang gue gak suka"
Devan: "wkwkwk, gue iyain aja deh, percuma ngomong sama orang denial kayak lu"
Aku: "yeee, sok tau lu, udah lah,gue gak bakal make saran lu, noraakkk"
Devan: "yeee, terserah, udah gue kasih saran yang bagus juga"
Keadaan pun menjadi hening setelah kalimat terakhir dari mulut devan. Kami larut dengan lamunan kami masing-masing.
Braaaakkkk
"Anjiiiinggg"
Nabil: "buset dah lu bedua, maghrib maghrip pada diluar diem-dieman, gue kira lu berdua kesambet genderuwo dibawah pohon sono"
Devan: "tai lu bil, udah tau orang lagi ngelamun main pukul-pukul meja aja, udah kelar lu nganterin majikan"
Nabil: "buset, yang bener tuh mulut, gaby pacar gue, bukan majikan gue, lu kira gue pembantu"
Aku: "emang bukan pembantu bil, tapi lu ojeknya si gaby kan"
Nabil: "ini lagi satu"
"Weeyy, udah pada makan malem belom?, makan yuk"
Kedatangan mario membuat obrolan aku, devan dan nabil terhenti.
Devan: "nah, kalo yang ini pak sopirnya si okta nih"
Mario: "tai lu van, lu sama aja, jadi sopirnya si ve, lah gue masih mending, okta pacar gue, lah lu?"
Devan: "calon pacar gue mar"
Mario: "van van, lu aja digantung terus ama si ve, dia cuma mau hemat van, lumayan gak keluar ongkos pulang pergi"
Wkwkwkwkwkwkwk
Tawa mami ber 4 pecah mendengar kalimat terakhir dari mario.
Sejujurnya aku juga sangat prihatin dengan hubungan devan dan veranda. Mereka sudah dekat semenjak 1 tahun yang lalu. Tapi sampai sekarang veranda masih enggan memberikan kejelasan status pada hubungan mereka.
Aku: "wey mar, jadi gak, katanya mau makan"
Devan: "tungguin dyo lah bentar"
Nabil: "nahh, tu bocahnya"
Dyo turun dari motornya dan berjalan menghampiri kami.
Mario: "nah, udah lengkap nih, langsung dah, supaya habis ini langsung belajar aja"
Devan: "cari makan dimana nih?"
Nabil: "keluar aja deh, bosen yang deket-deket sini mulu"
Aku: "boleh deh, keluar dulu aja, ntar pikir dijalan aja mau makan apa, pakai mobil lu ya mar, hehe"
Mario: "yee, mobil gue lagi yang jadi korban"
Nabil: "yaelah mar, cari makan doang"
Mario: "yaudah, ayoi"
Kami pun pergi berburu makan malam dengan menggunakan mobil mario. Rencananya setelah acara makan malam, kami akan melaksanakan kegiatan belajar bersama untuk ujian besok.
Dari kejauhan aku melihat beby dan viny yang sedang duduk di gazebo depan lab. Sekarang aku dan teman-temanku yang baru selesai santap siang didepan bi idah sedang berjalan untuk kembali menuju lab. Dari kejauhan aku dalat melihat beby dan viny yang sedang menunggu kami di gazebo depan.
Baru saja hilang satu beban pikiranku karena sudah berbaikan dengan devan dan nabil.
Rasa kehilangan mulai kembali merasuki hati dan pikiranku ketika melihat beby yang hanya menunjukan wajah datarnya ketika mataku dan matanya bertemu.
Viny: "haiii, abis makan siang ya??"
Nabil: "ehh, halo vin, enggak sih, habis UTS kita tadi, tapi tadi ke warung bi idah bentar"
Viny: "oohhh, iya ya, sekarang lagi pada UTS"
Mario: "iyalah vin, mentang-mentang udah skripsian"
Viny: "hehehe, gimana lagi mar, orang udah gakada kelas"
Beby: "oh iya, hari ini kegiatan kalian pengujian doang?"
Devan: "iya beb, selama UTS gak ada pendampingan"
Beby: "yaahh, berarti mulainya malem dong?"
Nabil: "enggak kok, kita mau mulai kok bentar lagi, supaya ntar malem bisa belajar buat UTS besok"
Beby: "oooohh, bagus deh, kalo gitu kan aku sama viny jadi gakperlu bolak balik"
Devan: "kalian kira sekarang ada pendampingan ya"
Beby: "iyaa, aku sama viny ngira kayak biasa"
Dyo: "sorry beb, nat, kita juga lupa ngabarin"
Viny: "santaii lah, toh kan aku sama beby sekarang liat yang pengujian aja"
Sekarang pertemuan pertamaku dengan beby setelah kejadian jumat malam kemaren.
Oleh karena itu pertemuan kami kali ini jadi terasa canggung. Eh, bukan kami lebih tepatnya. Hanya aku yang canggung kali ini. Beby terlihat santai dan tanpa beban ketika berinteraksi dengan teman-teman ku yang lain.
Karena merasa tidak nyaman akupun memilih untuk membuka kunci pintu lab agar kami bisa masuk.
Setelah pintu terbuka devan mengajak beby dan viny untuk masuk dan melanjutkan obrolan diruang asisten.
Nabil: "beb, vin, mulainya jam 1 aja ya, supaya gak kepotong makan siang"
Viny: "santai bil, kita berdua gak buru-buru kok, santai aja dulu disini sambil ngobrol-ngobrol"
Devan: "ohhh, iya, hampir lupa, btw kita sabtu minggu depan habis UTS mau ngecamp dipantai nih, kalian mau ikut gak beb, vin?"
Beby: "waahh, asyik tuh, boleh kayaknya"
Viny: "boleehhh, dipantai mana dulu tapi?"
Nabil: "daerah gunung kidul vin, banyak pantai yang bagus buat dijadiin tempat ngecamp disana, ada beberapa pilihan sih"
Beby: "gimana vin?"
Viny: "hmmmmm, boleh sih, tapi ini ber 7 aja kan berarti?"
Mario: "lu gak mau ngajak gaby bil?"
Nabil: "alaaah, lu pasti mau ngajak okta kan mar?"
Devan: "apa gue ngajak veranda juga yaa?"
Nabil: "dasar lu van, gue cium tangan lo kalo veranda mau ikut"
Devan: "yeeee, udah gue bilangin sari tadi bil, gue pasti dapetin ve"
Dyo: "udah aah, gak asik banget lu pada bawa-bawa pacar, gak kasian liat gue ama natha"
"Wkwkwkwkwk"
Sontak tawa kami pecah mendengar celetukan dyo.
Nabil: "makanya, cari yoo, gak usah sok alim lu"
Dyo: "yeee, sabar napa, nanti pada waktunya gue pasti punya cewek kok"
Mario: "alesan aja lu jomblo"
Huuhhh, untung saja di obrolan kami kali ini mereka tidak membahas topik comblang-comblangan antara aku dan beby seperti yang biasa mereka lakukan ketika kami sedang ngobrol bersama seperti sekarang.
Mungkin baik itu teman-teman ku yang lain maupun viny paham bahwa sekarang bukan waktu yang tepat untuk membicarakan itu.
Jika topik itu dibicarakan sudah pasti aku dan mungkin juga beby akan sangat tidak nyaman, mengingat 2 pertemuan terakhir ku dengan beby yang berakhir tidak baik.
Karena rasa canggung dan rasa bosan yang kurasakan semakin menjadi-jadi, akupun memilih pamit keluar dengan alasan ingin merokok.
Hhhhhh, melihat beby yang bersikap biasa-biasa saja ke teman-teman ku, membuat ku menjadi agak sedikit lega.
setidaknya masalah ku dan beby tidak berdampak kepada hubungan beby dengan yang lain. Beby hanya berusaha meminimalisir kontak dengan ku, tidak dengan yang lain
Tidak seperti kejadian beberapa hari sebelumnya dimana beby seolah-olah berusaha meminmalisir kontak dengan kami semua.
Akupun membakar rokok ku, lalu menghisap nya sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang bertiup siang hari ini.
Aku menghisap rokok ku dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.
Huuuuhhhh, berada diposisi seperti ini justru malah membuat ku benar-benar merasakan, bahwa ada sesuatu yang hilang.
Biasanya jika aku sedang duduk di gazebo ini sambil menikmati rokok ku, beby pasti akan menghampiri ku untuk mengajak ku berbicara banyak hal.
Sebenarnya, sebelum kehadiran beby dan viny di lab ini, aku memang sudah terbiasa menyendiri di tempat ini untuk menikmati rokok sambil mendengar musik ataupun membaca buku.
Tapi akhir-akhir ini alasanku berada ditempat ini, sudah tidak sama lagi dengan sebelumnya. Aku jadi lebih sering ke tempat ini, terutama jika beby dan viny sedang melaksanakan kegiatan penelitiannya di lab. Tujuan ku tak lain tak bukan agar aku bisa memiliki waktu berbicara ber 2 lebih banyak dengan beby.
Sebenarnya aku tidak pernah mengajak beby secara langsung untuk duduk di gazebo dan berbicara empat mata denganku.
Tapi kebisaan ini mengalir begitu saja.
Aku yang pamit keluar untuk merokok kepada yang lain, seolah-olah seperti menjadi ajakan ku kepada beby untuk ngobrol ber 2 diluar.
Seperti ada sinyal yang hanya dipahami oleh aku dan beby. Kami sama-sama paham dengan kode yang kami sampaikan satu sama lain, meskipun baik aku atapun beby tidak pernah mengatakannya secara langsung.
Arrrggghhhh, Tapi sepertinya...... Momen seperti itu tidak akan pernah terulang lagi.
.
.
.
Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 1 siang. Aku dan teman-temanku mulai melakukan kegiatan pengujian untuk hari ini. Sebenarnya sekarang hanya tersisa 5 sampel. 5 sampel lainnya sudah diselesaikan oleh teman-temanku tadi malam.
Agar cepat selesai, kami ber 5 pun langsung memulai kegiatan pengujian hari ini. Seperti biasa selama kegiatan kami, selalu beby dan viny yang setia menemani kami untuk melakukan pengamatan.
.
.
.
Jam sudah menunjukan pukul 6 sore. Sekarang di lab hanya tersisa aku dan devan yang sedang duduk di gazebo depan lab dengan rokok yang terselip diantara jari telunjuk dan jari tengah kami masing-masing .
Beby dan viny memilih untuk pamit pulang 2 jam yang lalu karena memang kegiatan hari ini sudah selesai. Kalau mario dan nabil sedang menjadi supir dan ojek pribadi untuk pacar mereka masing-masing.
Sedangkan dyo sedang melaksanakan sholat maghrib berjamaah di mesjid.
Devan: "lu lagi ada masalah sama beby ya nat"
Aku: "lu pasti udah tau dari kejadian kita hampir berantem kemaren van"
Devan: "ditambah lagi beby yang gak nyusulin lu waktu lu ke gazebo tadi siang"
Aku hanya merespon kalimat terakhir devan dengan kekehan kecil.
Devan: "wkwkwk, nat natt, lu pikir gue akhir-akhir ini gak merhatiin lu berdua"
Aku: "merhatiin apaan?"
Devan: "merhatiin kebiasaan lu sama beby nongkrong ber 2 di gazebo lah"
Aku: "hehe, kebetulan itu van"
Devan: "wkwkwk, lu kira gue bego nat, kebetulan gak mungkin kejadian terus tiap hari nat"
Aku menarik menghisap rokok ku dalam-dalam, lalu menghembuskan nya dengan agak sedikit kasar tanpa menanggapi kalimat terakhir dari devan.
Devan: "gue gak pengen tau apa masalah lu sama beby, tapi gue cuma mau ngasih info yang mungkin bisa bantu lu"
Aku: "info apaan emang?"
Devan: "tadi pas keluar, viny ngasih tau kita, besok lusa hari rabu, beby sama viny seminar proposal"
Aku: "anjir lah, gue kira info apaan, gak penting sama sekali van"
Devan: "eeeiittttsss, bentar dulu nat, pikiran lu pendek bangett sih"
Aku: "maksudnya gimana sih van?"
Devan: "gue mau ngasih saran ke lu, mending lu kasih sesuatu gitu ke beby hari rabu nanti buat hadiah dan ucapan selamat"
Aku: "buat apa?"
Devan: "ya mungkin dengan lu ngasih hadiah ke beby bisa jadi salah satu cara buat memperbaiki hubungan lu sama dia"
Aku: "sok tau lu van"
Devan: "eiitsss, jangan ngeremehin gue lu nat, cara ini berhasil bikin veranda yang lagi marah karena gue gak ngabarin dia seharian mau maafin gue"
Aku: "ya itu masalah sepele bego, beda van, masalah gue sama beby gak bisa dibilang sepele"
Devan: "yeee, bukan masalah sepele apa enggak nya nat, coba aja dulu, daripada lu cuma uring-uringan dan gakada usaha sama sekali mending lu coba cara ini"
Aku: "ahhh, gak bener saran lu van, mending gue cari cara lain, ntar dia ngira gue suka sama dia lagi"
Devan: "bukannya lu emang suka?"
Aku; "kaga lahh"
Devan: "yaelah nat nat, gengsi lu ketinggian, ngakuin gitu aja susah bener"
Aku: "lah, emang gue gak suka"
Devan: "wkwkwk, gue iyain aja deh, percuma ngomong sama orang denial kayak lu"
Aku: "yeee, sok tau lu, udah lah,gue gak bakal make saran lu, noraakkk"
Devan: "yeee, terserah, udah gue kasih saran yang bagus juga"
Keadaan pun menjadi hening setelah kalimat terakhir dari mulut devan. Kami larut dengan lamunan kami masing-masing.
Braaaakkkk
"Anjiiiinggg"
Nabil: "buset dah lu bedua, maghrib maghrip pada diluar diem-dieman, gue kira lu berdua kesambet genderuwo dibawah pohon sono"
Devan: "tai lu bil, udah tau orang lagi ngelamun main pukul-pukul meja aja, udah kelar lu nganterin majikan"
Nabil: "buset, yang bener tuh mulut, gaby pacar gue, bukan majikan gue, lu kira gue pembantu"
Aku: "emang bukan pembantu bil, tapi lu ojeknya si gaby kan"
Nabil: "ini lagi satu"
"Weeyy, udah pada makan malem belom?, makan yuk"
Kedatangan mario membuat obrolan aku, devan dan nabil terhenti.
Devan: "nah, kalo yang ini pak sopirnya si okta nih"
Mario: "tai lu van, lu sama aja, jadi sopirnya si ve, lah gue masih mending, okta pacar gue, lah lu?"
Devan: "calon pacar gue mar"
Mario: "van van, lu aja digantung terus ama si ve, dia cuma mau hemat van, lumayan gak keluar ongkos pulang pergi"
Wkwkwkwkwkwkwk
Tawa mami ber 4 pecah mendengar kalimat terakhir dari mario.
Sejujurnya aku juga sangat prihatin dengan hubungan devan dan veranda. Mereka sudah dekat semenjak 1 tahun yang lalu. Tapi sampai sekarang veranda masih enggan memberikan kejelasan status pada hubungan mereka.
Aku: "wey mar, jadi gak, katanya mau makan"
Devan: "tungguin dyo lah bentar"
Nabil: "nahh, tu bocahnya"
Dyo turun dari motornya dan berjalan menghampiri kami.
Mario: "nah, udah lengkap nih, langsung dah, supaya habis ini langsung belajar aja"
Devan: "cari makan dimana nih?"
Nabil: "keluar aja deh, bosen yang deket-deket sini mulu"
Aku: "boleh deh, keluar dulu aja, ntar pikir dijalan aja mau makan apa, pakai mobil lu ya mar, hehe"
Mario: "yee, mobil gue lagi yang jadi korban"
Nabil: "yaelah mar, cari makan doang"
Mario: "yaudah, ayoi"
Kami pun pergi berburu makan malam dengan menggunakan mobil mario. Rencananya setelah acara makan malam, kami akan melaksanakan kegiatan belajar bersama untuk ujian besok.
Herisyahrian dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas
