- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#37
Spoiler for Part 19:
PART 19
Devan: "nahhh, udah ada yang ngirimin contoh soalnya nih"
Nabil: "anjir lah, itu kan kelasnya pak surya, yang kelas pak budi belom nih"
Mario: "daripada nungguin mending kita yang nyari bil ke bank soal di web"
Dyo: "yaudah, gue buka bentar"
Devan menghampiri ku yang sedang berbaring di belakang lemari.
Devan: "wey nat, kelas kita udah ada yang ngirimin contoh soal nih"
Aku: "iya van"
Devan: "kalo diliat gak terlalu susah sih"
Aku: "ooohhh"
Devan kembali sibuk dengan handphone nya.
Devan: "anjiirrr, jawabannya juga ada yang ngirim, wkwkwkwk"
Nabil: "gak usah sombong lu van, belum tentu soalnya besok sama kayak yang tahun lalu"
Devan: "syirik aja lu bil"
Devan kembali menggoyangkan tubuhku.
Devan: "wooyyy nat, ini udah ada contoh soal sama jawabannya, ayo belajar"
Aku: "lo aja deh van"
Devan: "lu kenapa nat, lemes banget"
Aku: "kaga van, lagi males aja"
Devan: "ooohh, gue tau, lo lagi kangen sama beby ya, yaelah, baru 4 hari gak ketemu, besok udah senen, mereka udah kesini lagi"
Mendengar devan bercanda dengan membawa-bawa nama ku dan beby membuat emosi ku naik.
Setelah kepulangan ku dari rumah beby 2 hari yang lalu membuat ku menjadi sedikit lebih sensitif. Apalagi devan kali ini mengajakku bercanda tentang beby.
Aku: "sok tau banget lu van"
Aku mengucapkannya dengan nada tinggi.
Devan: "wey, wey, santai nat, lu kok jadi marah, gue cuma becanda kayak biasa"
Aku: "tau ah, gue balik aja"
Nabil, mario dan dyo pun menghampiri ku yang sedang bersiap-siap untuk pulang.
Mario: "lu kenapa sih nat?"
Aku tetap melanjutkan kegiatanku tanpa menghiraukan panggilan dari mario.
Nabil: "woy monyet, kalo ditanya jawab"
Sreeeettttt....
Aku mengangkat kerah baju nabil.
Aku: "kalo mau berantem ama gue ngomong anjinggg, gak usah banyak bacot"
Nabil: "ayoooo baik, gue gak takut"
Slappp.......
Ketika tanganku sudah siap untuk mengayunkan tinju ke wajah nabil, tiba-tiba tangan devan menahan tanganku, sedangkan dyo dan mario menarik nabil agar menjauh dariku.
Aku hanya diam dan menatap devan. Tanpa sepatah katapun aku menarik tanganku dengan kasar dari cengkraman tangan devan.
Akupun langsung mengambil tas yang tadi sudah kusiapkan dan berjalan melalui nabil, dyo dan mario tanpa berbicara apapun.
Aku langsung menaiki motorku, memakai helm dan memacu motor ku pergi meninggalkan lab untuk pulang ke kos.
.
.
.
Sudah 2 jam aku berbaring di kos. Yang kulakukan hanya bermain game dan mendengar lagu di handphone ku. Aku sama sekali tidak menyentuh buku untuk persiapan ulangan tengah semester besok. Jangankan buku, contoh soal dan jawaban yang tadi sudah dikirim oleh devan juga tidak kubuka.
Sekarang aku jadi tidak enak dengan devan. Meskipun tadi devan medapat perlakuan yang tidak mengenakan dariku, dia tetap mau membantuku dengan mengirim contoh soal dan jawaban yang dia dapat tanpa aku memintanya.
Aku sudah tisak peduli ujian besok. Semenjak kejadian kemaren lusa aku seakan kehilangan gairah untuk hidup, tapi bukan berarti aku ingin bunuh diri.
Aku hanya kehilangan semangat untuk melakukan apapun. Entah itu belajar atapun kegiatan lab.
Rencananya tadi sore kami akan belajar bersama untuk ujian teknik reservoir II besok, lalu dilanjutkan dengan mengambil data dari sampel yang baru masuk.
Tapi semua itu gagal karena ulahku tadi. Entah mereka disana tetap melanjutkan rencana kegiatan kami atau tidak, yang jelas, aku belum bisa peduli dengan hal-hal seperti itu untuk sekarang.
Tidak terasa waktu sekarang sudah menunjukan pukul 9 malam, entah kenapa aku sudah merasakan kantuk yang amat sangat. Biasanya kebanyakan aktivitas malam ku berakhir jam 3 atau 4 pagi. Memang setelah kejadian itu jam tidur ku juga bertambah daripada biasanya. Tanpa pikir panjang akupun memilih untuk langsung tidur tanpa persiapan sama sekali untuk ujian besok.
.
.
.
Aku terbangun oleh dering alarm dari handohone ku. Akupun mengambil handohone ku yang masih berdering, lalu mematikannya. Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 8 pagi, akupun memilih langsung mandi dan bersiap-siap mengingat ujian ku yang akan dimulai jam 9 pagi.
.
.
.
Sekarang aku sudah duduk dimeja ujian. Aku hanya diam melamun sambil memainkan pulpen yang ada ditanganku. Yap, aku tidak bisa menjawab 1 pun dari 5 soal yang diberikan oleh pak surya.
Padahal suasana ujian di kelas ku sekarang sedang sangat gaduh oleh mahasiswa yang bertukar jawaban 1 sama lain akibat dosen pengawas yang meninggalkan kami tanpa pengawasan. Sebenarnya aku tidak peduli, bahkan jika nilai ku kosong pun aku tidak peduli.
Puk...
Tiba-tiba sebuah gumpalan kertas yang datang entah dari mana mengenai tanganku.
Karena penasaran aku pun mengambil gumpalan kertas tersebut untuk melihat isinya.
Ternyata kertas tersebut berisi jawaban untuk soal ujian kali ini. Lengkap dari nomor 1 sampai nomor 5.
Aku sangat mengenal tulisan siapa ini. Yap, ini tulisan devan. Devan lah yang memberikan gumpalan kertas berisi jawaban ini kepadaku.
Huhhhhh, dia memang teman yang sangat baik, tidak seharusnya aku bersikap seperti itu kepadanya kemaren.
Tapi untuk bantuan dari devan kali ini, aku tidak bisa menerimanya. Aku harus terima mendapat nilai jelek karena memang tidak belajar kemaren.
Bukannya sok suci. Bukan berarti aku tidak pernah menyontek. Aku akan terdorong untuk menyontek apabila aku sudah belajar sebelumnya, tapi aku lupa dengan apa yang sudah kupelajari saat ujian sedang berlangsung. Sistuasi seperti ini biasanya membuatku sangat kesal dan geregetan.
Beda kondisinya dengan sekarang. Aku tidak mengeluarkan effort apapun tadi malam untuk ujian kali ini. aku tidak peduli dengan nilaiku untuk mata kuliah ini, toh nanti masih ada tugas-tugas dan ujian akhir semeseter. Jadi aku tidak terdorong sama sekali untuk menyalin jawaban yang devan berikan.
Karena bosan, aku mencoba menjawab soal sebisa ku agar jawabannya tidak kosong, tidak enak saja rasanya jika dilihat oleh dosen pengawas. Setelah aku mengisi kertas lembar jawabanku, akupun memilih untuk langsung mengumpulkan lembar jawabanku. Tidak tahan rasanya berdiam diri tanpa melakukan apa-apa di ruang ujian.
Setelah mengumpulkan lembar jawaban, akupun memilih untuk langsung keluar kelas menuju warung bi idah.
Aku menjadi orang pertama yang mengumpulkan lembar jawaban pada saat ujian tadi. Mungkin orang-orang yang ada disana terkagum-kagum melihatku yang bisa menyelesaikan soal essay teknik reservoir II dalam waktu cepat. Wkwkwkwkwkwk, mereka tidak tahu saja kejadian sebenarnya seperti apa.
.
.
.
Sesampainya di warung bi idah akupun memesan segelas es teh untuk menemani kegiatan merokok ku.
Bi idah: "tumben masnya sendirian, temen-temennya mana?"
Aku: "kayak masih ujian bi"
Bi idah: "oooohhh, ini mas, es tehnya"
Aku: "makasih bi"
Setelah mengambil es teh pesananku, aku pun memilih langsung mengambil tempat untuk duduk dibagian paling pojok dari warung bi idah.
Setelah itu aku langsung menyumpal telingaku dengan headset dan membakar 1 batang surya yang kubawa.
Saking asyiknya aku menikmati musik yang kudengar, aku tidak menyadari devan yang sedari tadi sudah mengambik tempat untuk duduk disampingku.
Untuk menghargai keberadaan devan aku melepas sebelah headsetku tanpa menengok kearahnya.
Devan: "lu gak nyalin jawaban dari gue nat"
Aku: "sorry van, lu pasti tau alesannya"
Devan: "wkwkwkwk, iya iya, tapi lu bodoh sih, tinggal nyalin padahal"
Aku: "yaudah lah, udah lewat juga"
Kami berdua kembali terdiam, larut dengan lamunan kami masing-masing.
Devan: "lu kalo ada masalah cerita ke gue nat, gue temen lu"
Aku: "sorry van, gue lagi males bahas masalah gue"
Devan: "yaudah nat, sorry, gue gak maksa"
Aku: "santai van"
Keadaan kembali hening.
Devan: "tapi lo mesti tau nat, kapan pun lu mau cerita, gue siap dengerin kok"
Aku: "iya van, sorry gue gak bisa cerita sekarang"
Devan: "tapi besok lo kalo bisa jangan kayak tadi lagi nat, emang lu mau nikai UTS lu ancur semua semester ini abis itu ngulang di semester 8?"
Aku: "iya van, makasih juga lu udah ngingetin gue"
Devan: "itu gunanya temen nat"
Aku menghisap dalam-dalam rokok ku yang sudah hampir habis, lalu kutekan pungtung rokok ku ke asbak.
Aku: "oh iya van, gue minta maaf soal yang kemaren, dan gue mau bilang terimakasih lagi atas usaha lu bantuin gue buat ujian hari ini"
Devan: "wkwkwkwk, gak usah lu pikirin, gak penting nat, kayak sama siapa aja lu"
"Weeeeyy, jangan homoan aja lu berdua, mentang-mentang baru baikan"
Suara mario menghentikan perbincangan ku dengan devan.
Mario datang bersama dyo dan nabil.
Devan: "babi lu marr, ngagetin aja"
Mario: "lu ya setres gara-gara belum diterima ya sama si ve, malah jadi deketin natha sekarang"
Devan: "yeee, tai lu mar, gue bakal buktiin, seorang bidadari bernama veranda bakal jatuh ke pelukan seorang devan"
Dyo: "wkwkwkwk, awas ya kalau sampe kagak"
Devan: "kalo gue dapetin ve lu harus minum AM satu botol yo"
Mario: "nah, gue setuju tuh"
Dyo: "buset, dosa jangan ngajak-ngajak van, jadi dobel dosa lu"
Mario: "mampus lu van, diceramahin pak ustad dyo"
"Wkwkwkwkwkwkwk"
Mario: "ehhh, btw yang hampir pukul-pukulan kemaren diem-diem aje nih"
Sontak perkataan mario membuat aku dan nabil salah tingkah.
Kalian pasti paham kan bagaimana rasanya, hampir baku hantam dengan salah satu temn akrab kalian. Yap, begitulah yang aku dan nabil rasakan. Masih ada tembok gengsi yang menjulang tinggi diantara kami berdua.
Devan: "ceilahhh, pada salting, biasanya pada tuker2an bokep lu berdua"
Sontak celetukan dari devan membuat kami semua tertawa. Bahkan aku dan nabil yang awalnya diam pun ikut tertawa, meskipun agak sedikit canggung.
Dyo: "yeee, akhirnya ketawa juga lu berdua, wkwkwkwk, udah sana, mending maafan"
Karena ingin cepat-cepat mengakhiri suasana canggung seperti sekarang, akupun memutuskan untuk meminta maaf terlebih dahulu kepada nabil.
Aku: "bil, gue minta maaf kemaren gue hampir mukul lo"
Mario: "cieee, bil, jawab tuh"
Devan: "woy bil, ada yang minta maaf tuh"
Huhhh, ya seperti inilah jika minta maaf dengan teman baik kalian didepan teman baik kalian lainnya. Disinilah puncak dari rasa canggung yang ku rasakan.
Nabil: "jijik lu nat, iya, gue maafin, daripada asupan video gue berkurang"
"Wkwkwkwkwkwkwk"
Tawa kami kembali pecah mendengar jawaban dari nabil atas permintaan ku.
Nabil: "udah tuh, puassss lu semuaa ngetawain gue"
Mario: "wkwkwkwk, lo sama natha canggung banget dari tadi soalnya"
Aku: "diem lu mar"
Nabil: "gara-gara lu nat, marah-marah gak jelas"
Aku: "lu tiba-tiba manggil gue monyet"
Nabil: "yeeee, emang elu kayak monyet"
Aku: "awas lu, gak gue kirimin bokep skandal mahasiswi U**
Nabil: "anjirrrrr, janganlah, abis ini kirim"
"Wkwkwkwkwkwk"
Tawa kami lagi-lagi pecah untuk kesekian kalinya.
Nabil: "lu sih nat, kalo ada masalah cerita ke kita, siapa tau kita bisa bantu, jangan kayak kemaren, kita bingung"
Aku: "iye sorry bil, gue kelepasan kemaren"
Devan: "tapi lu juga tai bil, gak bisa baca suasana, wkwkwkwk"
Nabil: "hehehehe"
Dyo: "udah-udah, intinya kalo merasa ada punya masalah bisa cerita satu sama lain, biar bisa saling dukung. Yang lain juga kalo ada temennya yang punya masalah jangan tambah dipancing emosinya"
Aku: "udah ah, jijik gue, gakusah pada menye-menye kayak cewek dah"
"Wkwkwkwkwkwkwk"
Tawa kami pun pecah kembali.
Devan: "iyasih, kalo dipikir-pikir jijik juga"
Mario: "dasar homo lu semua anjeeenggg"
Nabil: "udah ah, balik yuk, belum jam makan siang ini"
Kami semua akhirnya memilih berlalu dari warung bi idah untuk kembali ke lab dikarenakan sekarang memang belum waktunya jam makan siang.
Huhhh, lega rasanya, 1 masalah baru yang kemaren ku buat sudah selesai.
Setidaknya meskipun keadaan hati ku masih belum baik sepenuhnya, aku masih memiliki mereka untuk tempat bersenang-senang dan tempat berkeluh kesah.
Dan mereka orang-orang yang selalu memberi ku dukungan dalam setiap masalah apapun yang sedang ku hadapi
Devan: "nahhh, udah ada yang ngirimin contoh soalnya nih"
Nabil: "anjir lah, itu kan kelasnya pak surya, yang kelas pak budi belom nih"
Mario: "daripada nungguin mending kita yang nyari bil ke bank soal di web"
Dyo: "yaudah, gue buka bentar"
Devan menghampiri ku yang sedang berbaring di belakang lemari.
Devan: "wey nat, kelas kita udah ada yang ngirimin contoh soal nih"
Aku: "iya van"
Devan: "kalo diliat gak terlalu susah sih"
Aku: "ooohhh"
Devan kembali sibuk dengan handphone nya.
Devan: "anjiirrr, jawabannya juga ada yang ngirim, wkwkwkwk"
Nabil: "gak usah sombong lu van, belum tentu soalnya besok sama kayak yang tahun lalu"
Devan: "syirik aja lu bil"
Devan kembali menggoyangkan tubuhku.
Devan: "wooyyy nat, ini udah ada contoh soal sama jawabannya, ayo belajar"
Aku: "lo aja deh van"
Devan: "lu kenapa nat, lemes banget"
Aku: "kaga van, lagi males aja"
Devan: "ooohh, gue tau, lo lagi kangen sama beby ya, yaelah, baru 4 hari gak ketemu, besok udah senen, mereka udah kesini lagi"
Mendengar devan bercanda dengan membawa-bawa nama ku dan beby membuat emosi ku naik.
Setelah kepulangan ku dari rumah beby 2 hari yang lalu membuat ku menjadi sedikit lebih sensitif. Apalagi devan kali ini mengajakku bercanda tentang beby.
Aku: "sok tau banget lu van"
Aku mengucapkannya dengan nada tinggi.
Devan: "wey, wey, santai nat, lu kok jadi marah, gue cuma becanda kayak biasa"
Aku: "tau ah, gue balik aja"
Nabil, mario dan dyo pun menghampiri ku yang sedang bersiap-siap untuk pulang.
Mario: "lu kenapa sih nat?"
Aku tetap melanjutkan kegiatanku tanpa menghiraukan panggilan dari mario.
Nabil: "woy monyet, kalo ditanya jawab"
Sreeeettttt....
Aku mengangkat kerah baju nabil.
Aku: "kalo mau berantem ama gue ngomong anjinggg, gak usah banyak bacot"
Nabil: "ayoooo baik, gue gak takut"
Slappp.......
Ketika tanganku sudah siap untuk mengayunkan tinju ke wajah nabil, tiba-tiba tangan devan menahan tanganku, sedangkan dyo dan mario menarik nabil agar menjauh dariku.
Aku hanya diam dan menatap devan. Tanpa sepatah katapun aku menarik tanganku dengan kasar dari cengkraman tangan devan.
Akupun langsung mengambil tas yang tadi sudah kusiapkan dan berjalan melalui nabil, dyo dan mario tanpa berbicara apapun.
Aku langsung menaiki motorku, memakai helm dan memacu motor ku pergi meninggalkan lab untuk pulang ke kos.
.
.
.
Sudah 2 jam aku berbaring di kos. Yang kulakukan hanya bermain game dan mendengar lagu di handphone ku. Aku sama sekali tidak menyentuh buku untuk persiapan ulangan tengah semester besok. Jangankan buku, contoh soal dan jawaban yang tadi sudah dikirim oleh devan juga tidak kubuka.
Sekarang aku jadi tidak enak dengan devan. Meskipun tadi devan medapat perlakuan yang tidak mengenakan dariku, dia tetap mau membantuku dengan mengirim contoh soal dan jawaban yang dia dapat tanpa aku memintanya.
Aku sudah tisak peduli ujian besok. Semenjak kejadian kemaren lusa aku seakan kehilangan gairah untuk hidup, tapi bukan berarti aku ingin bunuh diri.
Aku hanya kehilangan semangat untuk melakukan apapun. Entah itu belajar atapun kegiatan lab.
Rencananya tadi sore kami akan belajar bersama untuk ujian teknik reservoir II besok, lalu dilanjutkan dengan mengambil data dari sampel yang baru masuk.
Tapi semua itu gagal karena ulahku tadi. Entah mereka disana tetap melanjutkan rencana kegiatan kami atau tidak, yang jelas, aku belum bisa peduli dengan hal-hal seperti itu untuk sekarang.
Tidak terasa waktu sekarang sudah menunjukan pukul 9 malam, entah kenapa aku sudah merasakan kantuk yang amat sangat. Biasanya kebanyakan aktivitas malam ku berakhir jam 3 atau 4 pagi. Memang setelah kejadian itu jam tidur ku juga bertambah daripada biasanya. Tanpa pikir panjang akupun memilih untuk langsung tidur tanpa persiapan sama sekali untuk ujian besok.
.
.
.
Aku terbangun oleh dering alarm dari handohone ku. Akupun mengambil handohone ku yang masih berdering, lalu mematikannya. Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 8 pagi, akupun memilih langsung mandi dan bersiap-siap mengingat ujian ku yang akan dimulai jam 9 pagi.
.
.
.
Sekarang aku sudah duduk dimeja ujian. Aku hanya diam melamun sambil memainkan pulpen yang ada ditanganku. Yap, aku tidak bisa menjawab 1 pun dari 5 soal yang diberikan oleh pak surya.
Padahal suasana ujian di kelas ku sekarang sedang sangat gaduh oleh mahasiswa yang bertukar jawaban 1 sama lain akibat dosen pengawas yang meninggalkan kami tanpa pengawasan. Sebenarnya aku tidak peduli, bahkan jika nilai ku kosong pun aku tidak peduli.
Puk...
Tiba-tiba sebuah gumpalan kertas yang datang entah dari mana mengenai tanganku.
Karena penasaran aku pun mengambil gumpalan kertas tersebut untuk melihat isinya.
Ternyata kertas tersebut berisi jawaban untuk soal ujian kali ini. Lengkap dari nomor 1 sampai nomor 5.
Aku sangat mengenal tulisan siapa ini. Yap, ini tulisan devan. Devan lah yang memberikan gumpalan kertas berisi jawaban ini kepadaku.
Huhhhhh, dia memang teman yang sangat baik, tidak seharusnya aku bersikap seperti itu kepadanya kemaren.
Tapi untuk bantuan dari devan kali ini, aku tidak bisa menerimanya. Aku harus terima mendapat nilai jelek karena memang tidak belajar kemaren.
Bukannya sok suci. Bukan berarti aku tidak pernah menyontek. Aku akan terdorong untuk menyontek apabila aku sudah belajar sebelumnya, tapi aku lupa dengan apa yang sudah kupelajari saat ujian sedang berlangsung. Sistuasi seperti ini biasanya membuatku sangat kesal dan geregetan.
Beda kondisinya dengan sekarang. Aku tidak mengeluarkan effort apapun tadi malam untuk ujian kali ini. aku tidak peduli dengan nilaiku untuk mata kuliah ini, toh nanti masih ada tugas-tugas dan ujian akhir semeseter. Jadi aku tidak terdorong sama sekali untuk menyalin jawaban yang devan berikan.
Karena bosan, aku mencoba menjawab soal sebisa ku agar jawabannya tidak kosong, tidak enak saja rasanya jika dilihat oleh dosen pengawas. Setelah aku mengisi kertas lembar jawabanku, akupun memilih untuk langsung mengumpulkan lembar jawabanku. Tidak tahan rasanya berdiam diri tanpa melakukan apa-apa di ruang ujian.
Setelah mengumpulkan lembar jawaban, akupun memilih untuk langsung keluar kelas menuju warung bi idah.
Aku menjadi orang pertama yang mengumpulkan lembar jawaban pada saat ujian tadi. Mungkin orang-orang yang ada disana terkagum-kagum melihatku yang bisa menyelesaikan soal essay teknik reservoir II dalam waktu cepat. Wkwkwkwkwkwk, mereka tidak tahu saja kejadian sebenarnya seperti apa.
.
.
.
Spoiler for Theme song:
Sesampainya di warung bi idah akupun memesan segelas es teh untuk menemani kegiatan merokok ku.
Bi idah: "tumben masnya sendirian, temen-temennya mana?"
Aku: "kayak masih ujian bi"
Bi idah: "oooohhh, ini mas, es tehnya"
Aku: "makasih bi"
Setelah mengambil es teh pesananku, aku pun memilih langsung mengambil tempat untuk duduk dibagian paling pojok dari warung bi idah.
Setelah itu aku langsung menyumpal telingaku dengan headset dan membakar 1 batang surya yang kubawa.
Saking asyiknya aku menikmati musik yang kudengar, aku tidak menyadari devan yang sedari tadi sudah mengambik tempat untuk duduk disampingku.
Untuk menghargai keberadaan devan aku melepas sebelah headsetku tanpa menengok kearahnya.
Devan: "lu gak nyalin jawaban dari gue nat"
Aku: "sorry van, lu pasti tau alesannya"
Devan: "wkwkwkwk, iya iya, tapi lu bodoh sih, tinggal nyalin padahal"
Aku: "yaudah lah, udah lewat juga"
Kami berdua kembali terdiam, larut dengan lamunan kami masing-masing.
Devan: "lu kalo ada masalah cerita ke gue nat, gue temen lu"
Aku: "sorry van, gue lagi males bahas masalah gue"
Devan: "yaudah nat, sorry, gue gak maksa"
Aku: "santai van"
Keadaan kembali hening.
Devan: "tapi lo mesti tau nat, kapan pun lu mau cerita, gue siap dengerin kok"
Aku: "iya van, sorry gue gak bisa cerita sekarang"
Devan: "tapi besok lo kalo bisa jangan kayak tadi lagi nat, emang lu mau nikai UTS lu ancur semua semester ini abis itu ngulang di semester 8?"
Aku: "iya van, makasih juga lu udah ngingetin gue"
Devan: "itu gunanya temen nat"
Aku menghisap dalam-dalam rokok ku yang sudah hampir habis, lalu kutekan pungtung rokok ku ke asbak.
Aku: "oh iya van, gue minta maaf soal yang kemaren, dan gue mau bilang terimakasih lagi atas usaha lu bantuin gue buat ujian hari ini"
Devan: "wkwkwkwk, gak usah lu pikirin, gak penting nat, kayak sama siapa aja lu"
"Weeeeyy, jangan homoan aja lu berdua, mentang-mentang baru baikan"
Suara mario menghentikan perbincangan ku dengan devan.
Mario datang bersama dyo dan nabil.
Devan: "babi lu marr, ngagetin aja"
Mario: "lu ya setres gara-gara belum diterima ya sama si ve, malah jadi deketin natha sekarang"
Devan: "yeee, tai lu mar, gue bakal buktiin, seorang bidadari bernama veranda bakal jatuh ke pelukan seorang devan"
Dyo: "wkwkwkwk, awas ya kalau sampe kagak"
Devan: "kalo gue dapetin ve lu harus minum AM satu botol yo"
Mario: "nah, gue setuju tuh"
Dyo: "buset, dosa jangan ngajak-ngajak van, jadi dobel dosa lu"
Mario: "mampus lu van, diceramahin pak ustad dyo"
"Wkwkwkwkwkwkwk"
Mario: "ehhh, btw yang hampir pukul-pukulan kemaren diem-diem aje nih"
Sontak perkataan mario membuat aku dan nabil salah tingkah.
Kalian pasti paham kan bagaimana rasanya, hampir baku hantam dengan salah satu temn akrab kalian. Yap, begitulah yang aku dan nabil rasakan. Masih ada tembok gengsi yang menjulang tinggi diantara kami berdua.
Devan: "ceilahhh, pada salting, biasanya pada tuker2an bokep lu berdua"
Sontak celetukan dari devan membuat kami semua tertawa. Bahkan aku dan nabil yang awalnya diam pun ikut tertawa, meskipun agak sedikit canggung.
Dyo: "yeee, akhirnya ketawa juga lu berdua, wkwkwkwk, udah sana, mending maafan"
Karena ingin cepat-cepat mengakhiri suasana canggung seperti sekarang, akupun memutuskan untuk meminta maaf terlebih dahulu kepada nabil.
Aku: "bil, gue minta maaf kemaren gue hampir mukul lo"
Mario: "cieee, bil, jawab tuh"
Devan: "woy bil, ada yang minta maaf tuh"
Huhhh, ya seperti inilah jika minta maaf dengan teman baik kalian didepan teman baik kalian lainnya. Disinilah puncak dari rasa canggung yang ku rasakan.
Nabil: "jijik lu nat, iya, gue maafin, daripada asupan video gue berkurang"
"Wkwkwkwkwkwkwk"
Tawa kami kembali pecah mendengar jawaban dari nabil atas permintaan ku.
Nabil: "udah tuh, puassss lu semuaa ngetawain gue"
Mario: "wkwkwkwk, lo sama natha canggung banget dari tadi soalnya"
Aku: "diem lu mar"
Nabil: "gara-gara lu nat, marah-marah gak jelas"
Aku: "lu tiba-tiba manggil gue monyet"
Nabil: "yeeee, emang elu kayak monyet"
Aku: "awas lu, gak gue kirimin bokep skandal mahasiswi U**
Nabil: "anjirrrrr, janganlah, abis ini kirim"
"Wkwkwkwkwkwk"
Tawa kami lagi-lagi pecah untuk kesekian kalinya.
Nabil: "lu sih nat, kalo ada masalah cerita ke kita, siapa tau kita bisa bantu, jangan kayak kemaren, kita bingung"
Aku: "iye sorry bil, gue kelepasan kemaren"
Devan: "tapi lu juga tai bil, gak bisa baca suasana, wkwkwkwk"
Nabil: "hehehehe"
Dyo: "udah-udah, intinya kalo merasa ada punya masalah bisa cerita satu sama lain, biar bisa saling dukung. Yang lain juga kalo ada temennya yang punya masalah jangan tambah dipancing emosinya"
Aku: "udah ah, jijik gue, gakusah pada menye-menye kayak cewek dah"
"Wkwkwkwkwkwkwk"
Tawa kami pun pecah kembali.
Devan: "iyasih, kalo dipikir-pikir jijik juga"
Mario: "dasar homo lu semua anjeeenggg"
Nabil: "udah ah, balik yuk, belum jam makan siang ini"
Kami semua akhirnya memilih berlalu dari warung bi idah untuk kembali ke lab dikarenakan sekarang memang belum waktunya jam makan siang.
Huhhh, lega rasanya, 1 masalah baru yang kemaren ku buat sudah selesai.
Setidaknya meskipun keadaan hati ku masih belum baik sepenuhnya, aku masih memiliki mereka untuk tempat bersenang-senang dan tempat berkeluh kesah.
Dan mereka orang-orang yang selalu memberi ku dukungan dalam setiap masalah apapun yang sedang ku hadapi
Diubah oleh akmal162 27-03-2020 05:48
Herisyahrian dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas
