- Beranda
- Stories from the Heart
Kompilasi Misteri 4 in 1
...
TS
vigojinggo
Kompilasi Misteri 4 in 1
Quote:
Thread ini berisi 4 cerita horor ketengan yang ditulis untuk event Kaskus Mitos & Mistis pada tanggal 16 - 31 Maret 2020
Stories list :
OJOL BONCENG POCONG
KUNTILANAK MAMPIR ANGKRINGAN
POCONG NGEBAND
RUMAH ANGKER DI GARUM BLITAR
by VIGOVAMP
Quote:
Diubah oleh vigojinggo 09-04-2022 20:48
indrag057 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
5K
Kutip
16
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.4KAnggota
Tampilkan semua post
TS
vigojinggo
#5
Rumah Angker di Garum Blitar
Quote:
Kisah ini merupakan pengalaman asli seorang pria bernama Priono yang mencoba untuk ngalap berkah di sebuah rumah angker yang terletak di daerah Garum kabupaten Blitar.
Inilah kisahnya......
Sehari hari Priono sibuk mengurusi toko ikan hias yang menjadi tempatnya mengais rejeki , mulai pagi sampai sore ia terus berkutat dengan pekerjaannya mengurusi ikan dan peralatan aquarium yang ia jual , tetapi saat malam hari ia sering keluyuran ke berbagai tempat wingit yang ada di kabupaten Blitar , mulai dari sendang , petilasan , rumah sakit angker , hingga kuburan pendekar sakti pernah ia datangi demi tujuan tujuan tertentu , maklum Priono memang dikenal sebagai orang yang gemar lelaku ngelmu dan terobsesi dengan hal hal klenik yang dirasa ada manfaat bagi dirinya , tidaklah mengherankan kalau ia punya benda benda keramat seperti batu mustika , jimat semar , jenglot hingga tali pocong perawan , semua benda klenik itu ia dapatkan dari tempat tempat wingit yang pernah ia datangi di seantero Blitar.
Pada suatu ketika Priono bingung mau mendatangi tempat wingit yang mana lagi , maklum tempat tempat wingit di seantero Blitar sudah ia datangi semua sehingga ia kebingungan mencari cari informasi mengenai tempat wingit yang belum pernah ia ketahui , hingga akhirnya ada seorang tetangga yang memberi info mengenai rumah angker yang berada di daerah Garum , katanya rumah itu sudah lama kosong dan sering terjadi penampakan makhluk gaib yang biasanya menghantui warga setempat.
Setelah mendapat informasi Priono akhirnya berangkat ke rumah angker di daerah Garum itu , sambil melihat petunjuk Google map ia terus mencari cari rute menuju rumah angker yang letaknya belum ia ketahui secara pasti , hingga saat tiba di daerah Garum ia mulai bertanya pada sejumlah warga yang mengarahkannya pada area persawahan yang cukup luas dan gelap , ternyata rumah angker yang ia cari cari itu berada di sana.
Sekitar jam 10 malam Priono akhirnya tiba di rumah angker yang ia cari , letak rumah ini dikelilingi area persawahan yang cukup luas sehingga suasananya terasa sepi dan gelap saat malam hari , sementara halaman rumah ini dipenuhi tanaman labu yang sengaja dibudi daya oleh pemilik rumah , memang rumah ini ada pemiliknya tapi entah kenapa malah dibiarkan mangkrak tak terurus , bisa jadi karena ada sosok makhluk gaib yang menghuni rumah ini.
Priono yang masih berdiri di halaman terus menyorotkan senternya untuk melihat kondisi rumah yang gelap tanpa lampu , arsitektur rumah ini tampak kuno seperti rumah Belanda sementara di terasnya terdapat tulisan 'bohemian rhapsody' yang menggantung di antara pilar , bisa jadi orang yang memiliki rumah ini adalah penggemar fanatik band Queen.
Karena pintu rumah terkunci Priono akhirnya duduk bersila di lantai teras yang kotor dan berdebu , tak lama kemudian ia mulai mengeluarkan beberapa barang yang tersimpan di dalam tas slempangnya , ada sebuah bokor kuningan dan juga sekresek kembang yang langsung ia taruh di bokor kuningan , setelah itu ia menyalakan rokok klembak menyan yang bau asapnya sangat menyengat , dengan santai ia menghisap rokok itu sambil mengepulkan asapnya berkali kali , konon bau asap rokok klembak menyan disukai oleh makhluk gaib.
" Fuuuh !!... " mulut Priono terus menghembuskan asap rokok hingga kepulannya tampak memenuhi teras rumah , tiap sebatang rokok habis Priono akan menyalakan sebatang lagi dan begitu seterusnya sampai ia terbatuk batuk akibat kebanyakan menghisap rokok berbahan menyan itu " uhuuk !... uhuuk !... ' uhuuk !... " meskipun berulang kali terbatuk Priono tetap menghisap rokok klembak menyan hingga menghabiskan berbatang batang.
Ketika waktu sudah hampir tengah malam tiba tiba Priono mendengar suara perempuan yang melantunkan kidung Jawa dari atas genteng rumah ini , segera saja ia berlari ke halaman dan mendongakkan kepalanya ke arah genteng rumah yang cukup tinggi , ternyata di sana sudah ada sesosok perempuan bersanggul yang mengenakan jarik dan kebaya merah , perempuan itu duduk bersimpuh di bagian depan genteng yang datar sambil lirih melantunkan kidung Jawa yang terdengar membuai.
" rumekso ingsun lakunisto ngoyo woro kelawan , howo kang dur angkoro senadyan setan gentayangan , tansah gawe rubeda nganti pupusing jaman "
Priono tidak takut melihat sosok perempuan berkebaya merah itu , justru ia malah menikmati suaranya yang terdengar lembut melantunkan kidung Jawa , bahkan Priono juga sempat mencoba merekam video menggunakan ponselnya tetapi sayang hasilnya nihil , sosok perempuan itu benar benar tak bisa direkam wujud maupun suaranya.
Priono bukan seorang Youtuber dan ia tak terlalu peduli dengan urusan rekaman video , setelah memasukkan ponsel ke dalam saku ia malah menikmati merdunya kidung Jawa yang dilantunkan perempuan berkebaya merah itu.
" sumebyar ingsukmo madusarining perwito maneko warno prodo, mbangun projosampurno sengkolo tido mukso kolobendu nyotosirno tyasing roso mardiko "
Entah kenapa Priono tiba tiba merasakan kepalanya mulai pusing dan matanya juga berkunang kunang , hingga lama kelamaan ia semakin tak kuat menahan rasa pusing di kepalanya " argh !! . argh !!.. " sambil memegangi kepalanya yang nyut nyutan Priono mencoba untuk berjalan kembali ke teras , tetapi pandangan matanya semakin berkunang kunang hingga tak jelas lagi melihat apa yang ada di hadapannya " argh !!.. argh !!.. " dengan langkah sempoyongan Priono terus mencoba berjalan menuju teras , sayangnya ia malah terjatuh setelah menabrak tanaman labu dan akhirnya ia menggelepar kesakitan menahan rasa pusing yang semakin tak tertahankan " aaarghh !!.... aaarrghh !!... " di saat Priono mengerang erang kesakitan perempuan berkebaya merah itu justru semakin nyaring melantunkan kidungnya.
" mugiyo sedoyo pusoko kalimosodo yekti dadi mustiko sajeroning jiworogo bejomulyo waskito digdoyo bowo leksono byarmanjing sigro sigro "
Mendengar kidung yang dilantunkan perempuan berkebaya merah itu malah membuat Priono jadi semakin kesakitan " aaarrghh !!... aaarrghh !!!... " ia terus mengerang erang sambil memegangi kepalanya yang terasa semakin pusing nyut nyutan , hingga saat merasa tak kuat lagi akhirnya Priono tergeletak pingsan di halaman rumah.
........................
Quote:
Saat tersadar dari pingsannya Priono malah berada di pendopo kecil yang berada di tengah tengah sawah , sementara sosok perempuan berkebaya merah tadi malah sudah duduk bersimpuh di hadapannya sambil tersenyum penuh pesona , Priono menyadari kalau saat ini dirinya sedang berada di alam gaib karena saat pingsan tadi sukma atau tubuh astralnya keluar sendiri dari tubuh fisiknya yang tergeletak pingsan di halaman rumah , kini dengan penuh keheranan ia mencoba bertanya kepada sosok perempuan berkebaya merah yang duduk di hadapannya.
Priono : " njenengan sinten nyai ? "
Perempuan : " jenengku ora entuk dingerteni manungso "
Priono : " lha njenengan lapo teng mriki ? "
Perempuan : " aku iki danyange kene kaet jamane mojopait mbiyen "
Rupanya perempuan berkebaya merah ini adalah danyangnya daerah Garum sejak jaman kerajaan Majapahit dulu , jika dihitung mungkin sudah ratusan tahun umur perempuan ini namun wujud penampilannya masih tampak cantik penuh pesona , bahkan tubuhnya tampak sintal menggoda.
Perempuan : " kowe nyapo kok mrene wayah bengi ? "
Priono : " kulo pados barang nyai "
Perempuan : " barang ??.. barang opo seng mbok goleki ? "
Priono : " lha teng mriki wontene barang nopo mawon nyai ? "
Perempuan : " akeh barangku nang kene , nek awakmu gelem tak wenehi pusoko keris manikmoyo "
Priono : " keris manikmoyo ??... "
Perempuan : " nek kowe nyekel keris iku iso ndadekno uripmu entuk kamulyan ndonyo , kabeh seng mbok angen angen bakalane mesti keturutan "
Priono merasa senang karena akan diberi pusaka keris manikmaya oleh perempuan berkebaya merah , katanya keris itu bisa membuat hidup jadi lebih makmur dan apa saja yang diinginkan pasti kesampaian , karena itulah Priono langsung bersemangat menanyakan syarat apa saja yang harus dipenuhi untuk mendapatkan keris manikmaya itu.
Priono : " nggeh kulo purun keris manikmoyo niku nyai , pripun syarate kulo saget angsal keris niku ? "
Perempuan : " syarate reneo !!... nyedeko aku mrene ! "
Perempuan berkebaya merah itu menyuruh Priono untuk mendekat , tetapi begitu Priono sudah duduk bersila dengan posisi berhadapan hadapan ternyata perempuan itu malah langsung duduk di pangkuannya.
Perempuan : " iki syarate seng kudu mbok lakoni "
Priono : " nyai ??.. "
Rupanya syarat untuk mendapatkan keris manikmaya adalah dengan cara memenuhi nafsu birahi perempuan berkebaya merah itu , Priono sebenarnya ingin menolak tetapi ia merasa tak kuasa menahan pesona perempuan berkebaya merah yang penampilannya tampak cantik menggoda , ia hanya terdiam saat perempuan berkebaya merah itu duduk di pangkuannya dengan tangan yang bergelayut mesra di lehernya , sekejap kemudian perempuan itu mulai menciumi Priono dengan penuh nafsu.
Priono yang sebenarnya sudah punya istri ini malah menikmati cumbuan perempuan berkebaya merah , bahkan ia semakin tak kuasa menahan gejolak nafsunya sendiri saat perempuan yang sedang dipangkunya itu mulai melepas kebaya merah yang dikenakan , seketika nafsu Priono terbangkitkan melihat ranumnya payudara yang tersembul dibalik kemben jarik perempuan itu , dengan penuh nafsu ia mulai meremas sepasang payudara itu sembari terus berciuman " aaah !!... aaahh !!... aaahh !!.. " terdengar rintihan perempuan itu yang membuat Priono justru semakin liar bercumbu.
Di saat percumbuan hampir mencapai klimak tiba tiba Priono merasa aneh dengan apa yang tersembunyi dibalik jarik perempuan itu , saat ia merabanya terasa begitu kasar seperti ekor ular yang terus bergerak gerak dibalik jarik , karena penasaran Priono akhirnya langsung menyingkap jarik perempuan itu dan ternyata memang benar ada ekor ular bersisik kasar yang menjuntai di antara selangkangan , karuan saja Priono kaget dan langsung menyingkir dari perempuan yang ditindihnya itu.
Perempuan : " nyapo ??... terusno ojo ngaleh kowe , durung tutuk iki "
Priono : " kowe ulo tibakno !!... "
Perempuan : " ora aku uduk ulo... "
Priono : " iku nang njero jarikmu onok buntut ulo klekat klekot !! "
Perempuan : " iyo aku iki pancen ulo , tapi aku iki iso dadi koyok manungso... aku saiki wes dadi wong wadon ayu "
Priono : " aku ora butuh keris manikmoyo , aku wegah karo siluman ulo koyok kowe "
Perempuan : " ojo ngono tho !!.. ojo ngaleh disek !!... tutukno disek !!.. "
Priono yang mengetahui siapa sebenarnya perempuan itu langsung mengenakan pakaiannya dan kemudian beranjak meninggalkan pendopo , tetapi saat ia masih berjalan di persawahan tanpa diduga tiba tiba ia dililit oleh seekor ular yang sangat besar , rupanya perempuan tadi sudah kembali ke wujud aslinya yaitu sesosok siluman ular sebesar anaconda yang setengah badannya adalah manusia seperti sosok Nyai Blorong , dengan penuh amarah sosok siluman ular itu melilit Priono yang hanya bisa meringis menahan kesakitan.
Priono berusaha melepaskan lilitan ekor ular itu tetapi sayangnya ia merasa semakin tak berdaya , justru perempuan itu malah semakin mengencangkan lilitan ekor ularnya sambil mengancam akan menghabisi Priono.
Perempuan : " aku kurang opo ndek mau wes macak dadi wong wadon ayu !!... saiki kowe ora iso mlayu soko aku !!... kowe arep tak pateni saiki !!.. "
Priono : " aampun nyai !!... aku arep muleh nyai !!.. "
Perempuan : " kowe ora iso muleh !!.. kowe wes nglarani atiku !!.. saiki arep tak pateni kowe !!... "
Priono yang sudah ketakutan sama sekali tak berdaya melepaskan lilitan ekor ular yang semakin kencang melilit tubuhnya , hingga lama kelamaan ia merasa semakin lemas dan kehilangan kesadaran seperti mau mati.
.......
Dengan lemas Priono terbangun di halaman rumah angker tempatnya pingsan tadi , matanya masih berkunang kunang melihat keadaan sekeliling yang kembali seperti semula , tidak ada pendopo di persawahan ataupun siluman ular yang tadi nyaris membunuhnya , yang ada hanyalah rimbun tanaman labu di halaman rumah angker yang tadi.
Priono tidak mengerti kenapa tiba tiba ia bisa tersadar dari pingsannya , tetapi ia bersyukur bahwa ia sudah terbebas dari siluman ular yang tadi nyaris merenggut nyawanya , kini dengan langkah gontai ia segera mengemasi barang bawaannya dan kemudian beranjak pergi meninggalkan rumah angker itu tanpa mendapat apa apa.
penulis : vigo vampiro
narasumber : priono
waktu kejadian : 2016
Diubah oleh vigojinggo 09-04-2022 20:37
microtoys dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Kutip
Balas