- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#30
Spoiler for Part 16:
Part 16
"Mar, gue izin dulu ya ntar malem, ada temen gue dateng, minta ditemeinin dia"
Hari ini salah satu teman SMA ku ada yang berkunjung ke jogja. Jadi hari ini aku meminta izin kepada teman-teman ku untuk tidak mengikuti kegiatan pengambilan data nanti malam.
Mario: "temen lu SMA itu?"
Aku: "iya mar, gak enak gue, udah jauh-jauh kesini dia"
Mario: "yaudah nat, lagian udah tinggal 4 sampel lagi malem ini"
Aku: "oke mar, tolong kabarin yang lain juga"
Mario: "siapp"
Jam 4 sore aku sudah berangkat untuk menuju hotel tempat teman ku menginap. Namanya fandi, aku dan fandi memang sudah berteman akrab sejak kami duduk di bangku sekolah menengah pertama. Bahkan sampai sekarang pun kadang-kadang kami masih sering bertukar kabar.
Dia kuliah di salah satu institut teknik ternama di surabaya. Fandi memang terhitung sering mengunjungi ku ke jogja. Paling tidak, setiap semesternya fandi pasti selalu berkunjung kesini, minimal 1 kali. Katanya, setelah pertama kali mengunjungi jogja pada saat kami masih semester 1 dulu, jogja selalu memintanya untuk kembali dikunjungi, wkwkwkwk. Ada-ada saja.
Kegiatan yang aku dan fandi lakukan tidak jauh-jauh dari nongkrong di warung kopi dan mengunjungi malioboro untuk berburu okeh-oleh. Dan yang membuat ku agak sedikit malas, setiap kali dia berkunjung ke jogja dia selalu mengajakku untuk berpesta. Yap, dugem
Kami berdua berangkat jam 7 malam dari hotel menuju salah satu diskotik yang lumayan ternama di kota ini. Letak nya tidak terlalu jauh dengan hotel tempat fandi menginap.
Sudah kesekian kalinya aku mengunjungi tempat ini. Dan lucunya, aku selalu datang kesini dengan orang yang sama. Yao, fandi.
Jika tidak dengan fandi, aku tidak mungkin mau mengunjungi tempat ini.
Bukanny sok suci, aku malas berkunjung kesini karena selain harga minumannya yang bisa berkali-kali lipat lebih mahal jika dibandingkan dengan yang sering ku beli di toko biasa, aku juga tidak bisa menikmati suasana di tempat seperti ini.
Paduan suara dentuman musik disko dan keramaian manusia yang berada disana jujur membuat ku sangat tidak nyaman.
Tapi untuk menghargai fandi yang sudah mau jauh-jauh berkunjung kesini, aku mau menemaninya ke tempat ini. Selain itu, fandi juga selalu memaksa untuk membayar semua minuman yang kami minum disini. Maklum, anak konglomerat. Jadi aku tidak perlu repot-repot mengeluarkan uang ketika berkunjung kesini.
Dentuman musik dan bau alkohol yang semerbak menyambut kami yang baru masuk ke dalam diskotik. Kami duduk di meja yang memang sudah di pesan oleh fandi sebelumnya.
Karena masih jam 7 malam, suasana disini belum terlalu ramai. Musik yang dimainkan pun masih terhitung agak selow. Lantai dansa dibawah juga masih kosong.
Beda cerita kalau sudah jam 11 malam keatas, dentuman musik yang kencang dan lantai dansa yang penuh dengan orang-orang yang sedang bersenang-senang akan membuat tempat ini menjadi sangat ramai
Untuk hidangan pembuka, fandi memesan satu botol bir, sedangkan aku langsung memesan satu botol vodka. Bukannya sok-sokan, sejujurnya aku tidak terlalu menyukai rasa pahit dari minuman beralkohol, tapi yang aku suka dari minuman beralkohol adalah efek pusing yang ditimbulkan setelahnya.
Jika aku meminum bir aku hanya mendapatkan rasa pahitnya saja, tanpa mendapatkan efek peningnya. Oleh karena itu aku memilih langsung memesan sebotol vodka sebagai hidangan pembuka sekaligus hidangan utama.
Sekarang kami berdua sudah dalam keadaan setengah mabok. Obrolan yang kami sudah mulai ngelantur kemana-mana. Mulai dari berbicara masalah kuliah kami masing-masing, kabar teman-teman SMP dan SMA kami, hingga masalah wanita.
Untuk masalah wanita, fandi ini termasuk salah satu ahlinya. Setelah dia di lepas oleh orang tuanya untuk merantau ke surabaya, kelakuan fandi malah makin menjadi-jadi. Sudah tidak terhitung lagi berapa wanita yang secara cuma-cuma menyerahkan diri dan kehormatan nya kepada fandi. Penyebabnya apalagi kalau bukan kekayaan dan ketampanannya. Apalagi ditambah dengan kemampuannya merangkai kata-kata gombal.
Huuhhh, sangat berbanding terbalik dengan ku bukan?, wkwkkwkwkwk.
Fandi: "gimana, udah punya cewek belum"
Aku: "hehehe, tiap kesini itu terus yang kamu tanya ndi, gak ada yang lain?"
Fandi: "wkwkwkwk, kasian benget kamu nat, udah 3 tahun di sini masa gak ada yang nyantol satu pun"
Aku: "ya gimana ndi, jurusan ku isinya batangan semua"
Fandi: "nih, mau gak aku kenalin sama temenku?, orang jogja nih, namanya shani"
Aku: "enggak deh, temenmu pasti highclass semua, gak sanggup aku ngajak jalan"
Fandi: "yeee, kebiasaan, dicoba dulu natt"
Aku: "ada fotonya nggak?"
Fandi: "ada, nih"
Fandi menunjukan foto perempuan yang tersimpan di galeri handphonenya.
Aku: "widiihh, cantik sihh"
Fandi: "gimanaa?"
Aku: "ada fb atau twitternya nggak?"
Fandi: "ada"
Aku: "bentar, buka hape dulh fan, biar langsung ku cari"
Aku pun mencoba merogoh saku celana jeans yang ku kenakan untuk mengambil handohone ku.
Aku: "wadduhh, hape ku ketinggalan nih fan"
Fandi: "yang bener kamu nat??"
Aku: "apa di kamar mu tadi ya??"
Fandi: "gak nat, kamu gak ada buka hape sama sekali tadi"
Aku: "aduhh, jangan-jangan di kampus nih"
Fandi: "waduuhh"
Aku: "aku ambil ke kampus dulu ya fan, rada gak tenang aku, takutnya gak ada juga disana, nanti ke sini lagi kok"
Fandi: "iya, iya nat, santai, ambil aja dulu, mau di temenin gak?"
Aku: "gak usah, kan habis ini kita lanjut lagi"
Fandi: "yaudah nat, hati-hati lo bawa motornya"
Aku: "iya fann"
Akupun memilih kembali ke lab untuk mengambil handphone ku yang mungkin ada disana. Kondisi kepala ku sekarang sudah agak sedikit pusing karena sudah menghabiskan setengah botol vodka.
Tapi jika hanya untuk berkendara aku masih bisalah, berkendara dengan aman.
Tidak sampai 15 menit aku sudah sampai di kampus, aku berjalan masuk kedalam lab dengan agak sedikit sempoyongan dan mata yang agak sedikit sayu.
Betapa terkejutnya aku ketika melihat keberadaan beby dan viny yang ternyata masih belum pulang. Mereka masih beribincang-bincang dengan devan, dyo, nabil dan mario di dalam ruang asisten. Padahal waktu sekarang sudah menunjukan pukul 10 malam, biasanya mereka paling lama pulang jam 9 malam.
Karena merasa tidak enak aku mencoba untuk berusaha berjalan tegap seperti biasa dan menjaga mataku agar tidak terlihat sayu.
"Van, tolong cariin hape gue di loker dong"
Aku memutuskan untuk minta tolong kepada devan untuk mencari keberadaan handphone ku agar aku tidak harus masuk ke ruangan. Jujur aku agak tidak enak dengan beby dan viny, mengingat bau alkohol yang pasti sudah melekat dibadan ku.
Nabil: "kusut banget muka lu nat, lu abis minum ya"
Aku: "enggak"
Nabil menghampiriku dan mengendus bau badanku.
Nabil: "boong lu, jelas-jelas bau lu begini, muka lu juga gak bisa boong, wkwkwkwk"
Ketika nabil berkata seperti itu pandangan ku dan beby sempat bertemu. Beby menatap ku dengan tatapan yang sulit ku artikan.
Devan: "nihh, ada nat"
Aku: "tolong siniin van"
Devan: "lu mau kemana?"
Aku: "balik lagi, temen gue nungguin"
Devan: "lu sendirian ke sini?"
Aku: "iya van"
Devan: "hati-hati lu nat baliknya, naik motor kan lu"
Aku: "iya vann, santai, gue pergi lagi ya"
Devan: "iya, hati-hati lu"
Akupun memacu motorku menembus jalanan kota jogja untuk kembali ketempat tadi. Selama di perjalanan, tatapan dari beby tadi sempat memenuhi isi kepalaku.
"Apa dia marah ya?"
"Apa gara-gara aku mabuk beby nganggep aku orang gak bener ya"
"Apa abis ini dia gak mau temenan lagi sama aku?"
"Gak usah ke GRan lah nat, memang lu siapanya dia?, lagian, kenapa dia harus marah?"
Aku mencoba membuang pikiran ku yang sekarang jauh-jauh. Daripada pusing memikirkannya aku lebih memilih melanjutkan obrolan ku dengan fandi ditemani sebotol anggur yang kami nikmati berdua sebagai hidangan penutup malam ini.
Sebelum kami pulang, fandi sempat menawarkan salah satu wanita disana untuk ku bawa ke hotel. Tidak tanggung-tanggung, fandi bersedia untuk membayar jasa wanita tersebut dan menyewakan kamar tambahan untukku.
Tapi sama seperti sebelum sebelumnya, aku menolak tawaran fandi. Jujur aku belum memiliki keberanian untuk melakukan hububgan sex dengan wanita, entah apa alasannya. Lagipula, ku rasa untuk sekarang tangan kiri ku masih setia dan sanggup untuk memuaskan nafsuku, dan aku tidak mau mengkhianatinya, wkwkwkwkwkwk.
Sebotol kecil vodka ditambah dengan sedikit anggur membuat kepala ku menjadi sangat pusing sekarang. Oleh karena itu aku memilih untuk menginap dikamar hotel fandi agar perjalanan pulang yang ku tempuh tidak terlalu jauh.
Setelah sampai di hotel aku memilih langsung menuju kamar tempat fandi menginap untuk mengistirahatkan tubuhku yang kondisinya sudah tidak karuan, sedangkan fandi memilih ke resepsionis untuk menyewa 1 kamar tambahan lalu kembali kesana dengan motorku untuk menjemput wanita sewaannya.
.
.
.
Aku terbangun jam 9 pagi. Seperti biasa, setelah bangun tidur aku mengotak-ngatik handphone ku untuk menemani waktu ku mengumpulkan nyawa yang masih belum terkumpul.
Aku agak heran setelah mendapati beberapa missed call dari aplikasi chat yang ternyata bersal dari akun milik beby. Beby menelponku beberapa kali, mulai dari jam 12 malam hingga jam 1 dinihari tadi. Tapi karena keadaan ku dan fandi yang sudah mabok berat tadi malam membuat ku tidak menyadari panggilan telpon beby yang masuk ke handphone ku.
Akupun memutuskan untuk mengirim pesan kepada beby.
"Kenapa mbak?"
Tanpa menunggu balasan dari beby, akupun memilih keluar untuk menuju kamar tempat fandi tidur tadi malam untuk pamit pulang kepada fandi.
Aku: "fan, aku balik dulu ya, jam 10 nanti ada kuliah, mau mandi juga dulu ke kos"
Fandi: "iya natt, nanti malem ngopi nggak?"
Aku: "boleh deh, nanti kabar-kabar lewat chat aja fan"
Fandi: "oke natt"
Akupun melajukan motorku ke arah kos ku terlebih dahulu untuk mandi. Setelah selesai, aku kembali membuka chat ku dengan beby. Dan ternyata belum ada balasan dari beby. Tapi disana sudah ada tanda bahwa pesan yang ku kirimkan sudah dibaca oleh beby.
Karena tidak mau ambil pusing, aku memilih siap-siap untuk berangkat ke kampus. Aku berangkat dengan agak sedikit tergesa-gesa. Karena waktu sudah menunjukan pukul 9 lewat 50 menit, itu berarti kelas ku akan dimulai 10 menit lagi.
"Mar, gue izin dulu ya ntar malem, ada temen gue dateng, minta ditemeinin dia"
Hari ini salah satu teman SMA ku ada yang berkunjung ke jogja. Jadi hari ini aku meminta izin kepada teman-teman ku untuk tidak mengikuti kegiatan pengambilan data nanti malam.
Mario: "temen lu SMA itu?"
Aku: "iya mar, gak enak gue, udah jauh-jauh kesini dia"
Mario: "yaudah nat, lagian udah tinggal 4 sampel lagi malem ini"
Aku: "oke mar, tolong kabarin yang lain juga"
Mario: "siapp"
Jam 4 sore aku sudah berangkat untuk menuju hotel tempat teman ku menginap. Namanya fandi, aku dan fandi memang sudah berteman akrab sejak kami duduk di bangku sekolah menengah pertama. Bahkan sampai sekarang pun kadang-kadang kami masih sering bertukar kabar.
Dia kuliah di salah satu institut teknik ternama di surabaya. Fandi memang terhitung sering mengunjungi ku ke jogja. Paling tidak, setiap semesternya fandi pasti selalu berkunjung kesini, minimal 1 kali. Katanya, setelah pertama kali mengunjungi jogja pada saat kami masih semester 1 dulu, jogja selalu memintanya untuk kembali dikunjungi, wkwkwkwk. Ada-ada saja.
Kegiatan yang aku dan fandi lakukan tidak jauh-jauh dari nongkrong di warung kopi dan mengunjungi malioboro untuk berburu okeh-oleh. Dan yang membuat ku agak sedikit malas, setiap kali dia berkunjung ke jogja dia selalu mengajakku untuk berpesta. Yap, dugem
Kami berdua berangkat jam 7 malam dari hotel menuju salah satu diskotik yang lumayan ternama di kota ini. Letak nya tidak terlalu jauh dengan hotel tempat fandi menginap.
Sudah kesekian kalinya aku mengunjungi tempat ini. Dan lucunya, aku selalu datang kesini dengan orang yang sama. Yao, fandi.
Jika tidak dengan fandi, aku tidak mungkin mau mengunjungi tempat ini.
Bukanny sok suci, aku malas berkunjung kesini karena selain harga minumannya yang bisa berkali-kali lipat lebih mahal jika dibandingkan dengan yang sering ku beli di toko biasa, aku juga tidak bisa menikmati suasana di tempat seperti ini.
Paduan suara dentuman musik disko dan keramaian manusia yang berada disana jujur membuat ku sangat tidak nyaman.
Tapi untuk menghargai fandi yang sudah mau jauh-jauh berkunjung kesini, aku mau menemaninya ke tempat ini. Selain itu, fandi juga selalu memaksa untuk membayar semua minuman yang kami minum disini. Maklum, anak konglomerat. Jadi aku tidak perlu repot-repot mengeluarkan uang ketika berkunjung kesini.
Dentuman musik dan bau alkohol yang semerbak menyambut kami yang baru masuk ke dalam diskotik. Kami duduk di meja yang memang sudah di pesan oleh fandi sebelumnya.
Karena masih jam 7 malam, suasana disini belum terlalu ramai. Musik yang dimainkan pun masih terhitung agak selow. Lantai dansa dibawah juga masih kosong.
Beda cerita kalau sudah jam 11 malam keatas, dentuman musik yang kencang dan lantai dansa yang penuh dengan orang-orang yang sedang bersenang-senang akan membuat tempat ini menjadi sangat ramai
Untuk hidangan pembuka, fandi memesan satu botol bir, sedangkan aku langsung memesan satu botol vodka. Bukannya sok-sokan, sejujurnya aku tidak terlalu menyukai rasa pahit dari minuman beralkohol, tapi yang aku suka dari minuman beralkohol adalah efek pusing yang ditimbulkan setelahnya.
Jika aku meminum bir aku hanya mendapatkan rasa pahitnya saja, tanpa mendapatkan efek peningnya. Oleh karena itu aku memilih langsung memesan sebotol vodka sebagai hidangan pembuka sekaligus hidangan utama.
Sekarang kami berdua sudah dalam keadaan setengah mabok. Obrolan yang kami sudah mulai ngelantur kemana-mana. Mulai dari berbicara masalah kuliah kami masing-masing, kabar teman-teman SMP dan SMA kami, hingga masalah wanita.
Untuk masalah wanita, fandi ini termasuk salah satu ahlinya. Setelah dia di lepas oleh orang tuanya untuk merantau ke surabaya, kelakuan fandi malah makin menjadi-jadi. Sudah tidak terhitung lagi berapa wanita yang secara cuma-cuma menyerahkan diri dan kehormatan nya kepada fandi. Penyebabnya apalagi kalau bukan kekayaan dan ketampanannya. Apalagi ditambah dengan kemampuannya merangkai kata-kata gombal.
Huuhhh, sangat berbanding terbalik dengan ku bukan?, wkwkkwkwkwk.
Fandi: "gimana, udah punya cewek belum"
Aku: "hehehe, tiap kesini itu terus yang kamu tanya ndi, gak ada yang lain?"
Fandi: "wkwkwkwk, kasian benget kamu nat, udah 3 tahun di sini masa gak ada yang nyantol satu pun"
Aku: "ya gimana ndi, jurusan ku isinya batangan semua"
Fandi: "nih, mau gak aku kenalin sama temenku?, orang jogja nih, namanya shani"
Aku: "enggak deh, temenmu pasti highclass semua, gak sanggup aku ngajak jalan"
Fandi: "yeee, kebiasaan, dicoba dulu natt"
Aku: "ada fotonya nggak?"
Fandi: "ada, nih"
Fandi menunjukan foto perempuan yang tersimpan di galeri handphonenya.
Aku: "widiihh, cantik sihh"
Fandi: "gimanaa?"
Aku: "ada fb atau twitternya nggak?"
Fandi: "ada"
Aku: "bentar, buka hape dulh fan, biar langsung ku cari"
Aku pun mencoba merogoh saku celana jeans yang ku kenakan untuk mengambil handohone ku.
Aku: "wadduhh, hape ku ketinggalan nih fan"
Fandi: "yang bener kamu nat??"
Aku: "apa di kamar mu tadi ya??"
Fandi: "gak nat, kamu gak ada buka hape sama sekali tadi"
Aku: "aduhh, jangan-jangan di kampus nih"
Fandi: "waduuhh"
Aku: "aku ambil ke kampus dulu ya fan, rada gak tenang aku, takutnya gak ada juga disana, nanti ke sini lagi kok"
Fandi: "iya, iya nat, santai, ambil aja dulu, mau di temenin gak?"
Aku: "gak usah, kan habis ini kita lanjut lagi"
Fandi: "yaudah nat, hati-hati lo bawa motornya"
Aku: "iya fann"
Akupun memilih kembali ke lab untuk mengambil handphone ku yang mungkin ada disana. Kondisi kepala ku sekarang sudah agak sedikit pusing karena sudah menghabiskan setengah botol vodka.
Tapi jika hanya untuk berkendara aku masih bisalah, berkendara dengan aman.
Tidak sampai 15 menit aku sudah sampai di kampus, aku berjalan masuk kedalam lab dengan agak sedikit sempoyongan dan mata yang agak sedikit sayu.
Betapa terkejutnya aku ketika melihat keberadaan beby dan viny yang ternyata masih belum pulang. Mereka masih beribincang-bincang dengan devan, dyo, nabil dan mario di dalam ruang asisten. Padahal waktu sekarang sudah menunjukan pukul 10 malam, biasanya mereka paling lama pulang jam 9 malam.
Karena merasa tidak enak aku mencoba untuk berusaha berjalan tegap seperti biasa dan menjaga mataku agar tidak terlihat sayu.
"Van, tolong cariin hape gue di loker dong"
Aku memutuskan untuk minta tolong kepada devan untuk mencari keberadaan handphone ku agar aku tidak harus masuk ke ruangan. Jujur aku agak tidak enak dengan beby dan viny, mengingat bau alkohol yang pasti sudah melekat dibadan ku.
Nabil: "kusut banget muka lu nat, lu abis minum ya"
Aku: "enggak"
Nabil menghampiriku dan mengendus bau badanku.
Nabil: "boong lu, jelas-jelas bau lu begini, muka lu juga gak bisa boong, wkwkwkwk"
Ketika nabil berkata seperti itu pandangan ku dan beby sempat bertemu. Beby menatap ku dengan tatapan yang sulit ku artikan.
Devan: "nihh, ada nat"
Aku: "tolong siniin van"
Devan: "lu mau kemana?"
Aku: "balik lagi, temen gue nungguin"
Devan: "lu sendirian ke sini?"
Aku: "iya van"
Devan: "hati-hati lu nat baliknya, naik motor kan lu"
Aku: "iya vann, santai, gue pergi lagi ya"
Devan: "iya, hati-hati lu"
Akupun memacu motorku menembus jalanan kota jogja untuk kembali ketempat tadi. Selama di perjalanan, tatapan dari beby tadi sempat memenuhi isi kepalaku.
"Apa dia marah ya?"
"Apa gara-gara aku mabuk beby nganggep aku orang gak bener ya"
"Apa abis ini dia gak mau temenan lagi sama aku?"
"Gak usah ke GRan lah nat, memang lu siapanya dia?, lagian, kenapa dia harus marah?"
Aku mencoba membuang pikiran ku yang sekarang jauh-jauh. Daripada pusing memikirkannya aku lebih memilih melanjutkan obrolan ku dengan fandi ditemani sebotol anggur yang kami nikmati berdua sebagai hidangan penutup malam ini.
Sebelum kami pulang, fandi sempat menawarkan salah satu wanita disana untuk ku bawa ke hotel. Tidak tanggung-tanggung, fandi bersedia untuk membayar jasa wanita tersebut dan menyewakan kamar tambahan untukku.
Tapi sama seperti sebelum sebelumnya, aku menolak tawaran fandi. Jujur aku belum memiliki keberanian untuk melakukan hububgan sex dengan wanita, entah apa alasannya. Lagipula, ku rasa untuk sekarang tangan kiri ku masih setia dan sanggup untuk memuaskan nafsuku, dan aku tidak mau mengkhianatinya, wkwkwkwkwkwk.
Sebotol kecil vodka ditambah dengan sedikit anggur membuat kepala ku menjadi sangat pusing sekarang. Oleh karena itu aku memilih untuk menginap dikamar hotel fandi agar perjalanan pulang yang ku tempuh tidak terlalu jauh.
Setelah sampai di hotel aku memilih langsung menuju kamar tempat fandi menginap untuk mengistirahatkan tubuhku yang kondisinya sudah tidak karuan, sedangkan fandi memilih ke resepsionis untuk menyewa 1 kamar tambahan lalu kembali kesana dengan motorku untuk menjemput wanita sewaannya.
.
.
.
Aku terbangun jam 9 pagi. Seperti biasa, setelah bangun tidur aku mengotak-ngatik handphone ku untuk menemani waktu ku mengumpulkan nyawa yang masih belum terkumpul.
Aku agak heran setelah mendapati beberapa missed call dari aplikasi chat yang ternyata bersal dari akun milik beby. Beby menelponku beberapa kali, mulai dari jam 12 malam hingga jam 1 dinihari tadi. Tapi karena keadaan ku dan fandi yang sudah mabok berat tadi malam membuat ku tidak menyadari panggilan telpon beby yang masuk ke handphone ku.
Akupun memutuskan untuk mengirim pesan kepada beby.
"Kenapa mbak?"
Tanpa menunggu balasan dari beby, akupun memilih keluar untuk menuju kamar tempat fandi tidur tadi malam untuk pamit pulang kepada fandi.
Aku: "fan, aku balik dulu ya, jam 10 nanti ada kuliah, mau mandi juga dulu ke kos"
Fandi: "iya natt, nanti malem ngopi nggak?"
Aku: "boleh deh, nanti kabar-kabar lewat chat aja fan"
Fandi: "oke natt"
Akupun melajukan motorku ke arah kos ku terlebih dahulu untuk mandi. Setelah selesai, aku kembali membuka chat ku dengan beby. Dan ternyata belum ada balasan dari beby. Tapi disana sudah ada tanda bahwa pesan yang ku kirimkan sudah dibaca oleh beby.
Karena tidak mau ambil pusing, aku memilih siap-siap untuk berangkat ke kampus. Aku berangkat dengan agak sedikit tergesa-gesa. Karena waktu sudah menunjukan pukul 9 lewat 50 menit, itu berarti kelas ku akan dimulai 10 menit lagi.
Diubah oleh akmal162 25-03-2020 18:05
Herisyahrian dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas
