- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#25
Spoiler for Part 13:
Part 13
Aku berjalan dengan agak sedikit lesu menaiki tangga kos-kosan menuju lantai 2. Sudah 4 hari ini viny dan beby mengakhiri kegiatan mereka di lab ku lebih cepat dari biasanya. Biasanya mereka paling cepat pulang setelah jam 7 malam. Tapi untuk 4 hari ini mereka selalu pulang tepat jam 4 sore.
Dan sudah 4 hari juga sikap beby berubah menjadi agak pendiam. Tidak ada lagi beby yang biasanya tersenyum manis padaku. Tidak ada lagi beby yang biasanya tiba-tiba mengajak ku berbicara.
Dan selama 4 hari ini aku juga tidak mendapatkan penjelasan apapun tentang itu. Bahkan dari viny yang notabene orang yang paling dekat dengan beby. Sekama 4 hari ini iny bersikap seperti biasa. Seolah-olah memang tidak terjadi apa-apa
Hal ini cukup untuk membuat ku penasaran dan agak sedikit frustasi. Sehingga aku memilih untuk menolak ajakan nongkrong dari teman-teman ku malam ini.
Aku frustasi bukan tanpa alasan. Pasalnya malam minggu kemarin kami sempat menghabiskan waktu bersama, dan hari seninnya sikap beby mulai menunjukkan perubahan.
Pertanyaan yang memenuhi pikiran ku sekarang adalah
"apa kemaren sikap ku ke dia ada yang salah?"
"apa aku ada salah ngomong ke dia?"
"atau dia menganggap sikap ku terlalu agresif kemarin?"
"ataaaauuuuuu..... apa dia tau kalau aku suka coli dan nonton bokep?, masa iya sih??"
"Arrgghhhh, rasanya kepalaku mau pecah memikirkan semua kemungkinan itu"
Setelah sampai di kamar aku memilih mandi untuk membersihkan badan ku terlebih dahulu. Setelah selesai mandi aku mengambil sebotol teh kemasan yang baru ku beli saat perjalanan pulang tadi, hanphone, headset, korek api dan sekotak rokok, lalu menuju balkon yang terletak di lantai 2 kos-kosan ku.
Aku memasang headset ke telinga ku. Lalu membuka handphone dan mulai menyetel lagu-lagu yang tersedia di hanphone ku. Tidak lupa aku membakar sebatang rokok dan menghisap nya dalam-dalam.
Pikiran dan imajinasi serasa membawa jiwa ku melayang-layang entah kemana.
Mencoba mencari akar permasalahan yang sedang ku alami sekarang.
Tapi jawabannya nihil. Aku tidak berhasil menemukan clue dalam bentuk apapun untuk permasalahan ini. Mengingat aku yang baru mengenal nya dalam kurun waktu 3 minggu dan sikap nya yang sulit sekali untuk di tebak. Kadang dia memasang wajah datar dengan sikap misterius nya. Kadang dia memasang wajah ramah dengan sikap humble nya. Dan kadang juga dia memasang wajah sok imutnya dengan sikap manjanya.
"apa aku harus bertanya?"
"tanya sama siapa?"
"viny?"
Sebenarnya ini adalah opsi terbaik. Tapi entah kenapa aku sedikit enggan untuk melakukannya.
Aku merasa tidak memiliki hak apapun untuk bertanya.
"memang aku siapa?"
"apakah sikap beby yang berubah penting untuk hidup ku?"
"kalau memang tidak penting, seharusnya aku tidak mungkin kebingungan seperti sekarang"
Yap, aku kalah. Perubahan sikap beby ternyata sangat penting dan mempengaruhi diriku. Aku harus menemukan jawabannya. Dan aku memutuskan memilih opsi tadi.
Karena tidak mau membuang waktu lagi. Aku pun membuka lahar handphone ku, membuka aplikasi chat, mencari kontak viny, lalu mengirimkan pesan kepadanya. Pesan ku berisi ajakan untuk makan malam bersama.
5 menit, 10 menit, 30 menit, 1 jam...
Waktu sudah menunjukan pukul 8 malam. Belum ada balasan dari viny. Bahkan belum ada tanda yang menunjukan bahwa pesan ku sudah dibaca oleh nya.
Tapi aku mencoba sabar untuk mendapat jawaban. Sambil menunggu aku memilih mengambil salah satu novel ku di dalam kamar, lalu kembali ke balkon untuk membacanya.
Tingggg....
Suara notifikasi chat dari handphone ku menghentikan kegiatan membaca ku.
Dengan agak sedikit terburu-buru aku mengambil handphone ku, lalu membukanya.
Viny: "tumben banget nat nge chat, ngajak makan bareng lagi?"
Aku: "sorey ganggu mabak, bisa nggak?"
Viny: "tapi kamu jemput aku ya"
Aku: "iya mbak, ini aku otw"
Aku: "mbak, tapi jangan bilang beby ya kalo mbak mau makan sama aku"
Viny: "cieee, takut ceweknya cemburu"
Aku: "pleasee, tolomg ya mbakk, ada yang mau aku omongin sama mbak soalnya"
Viny: "ooohhh, mau curhat nih ceritanya"
Aku: "hehehe, tolong ya mbak"
Viny: "iya dehhh, aku tunggu depan komplek ya, supaya gak ketahuan"
Tanpa membalas chat dari viny, aku langsung buru-buru mengambil jaket, dompet dan kunci motor di dalam kamar. Lalu menuju parkiran untuk mengambil motor, dan langsung berangkat menuju rumah viny.
.
.
.
Kami berdua sekarang sudah ada di warung lalapan di depan komplek rumah viny. Yap, kami sudah pernah kesini sebelumnya. Kami kesini saat aku mengantarkan viny pulang dari kampus 1 minggu yang lalu.
Sekarang aku dan viny duduk dengan posisi saling berhadapan. Awalnya kami berdua tidak saling berbicara satu sama lain. Jujur sekarang setelah bertemu viny, aku lupa dengan pertanyaan yang sudah ku siapkan.
Sampai akhirnya, viny memutuskan untuk buka suara terlebih dahulu.
Viny: "nat, kok malah diem, katanya tadi ada yang mau di omongin, gimana sih"
Aku: "e e ehh, iya, hehehee"
Akupun hanya tersenyum kikuk untuk menanggapi pernyataan yang keluar dari mulut viny.
Aku: "jadi gini mbak, aku mau tanya, kok temen mbak akhir-akhir ini sikapnya jadi agak berubah ya?, terus, kenapa kalian berdua akhir-akhir ini selalu pulang jam 4 sore?, padahal 2 minggu sebelumnya kalian biasanya pulang jam 7an keatas?"
Viny yang sedang meneguk es teh nya jadi agak sedikit tersedak setelah mendengar pertanyaan ku.
Viny: "siapa?, beby?"
Aku: "siapa lagi mbak?"
Viny: "kok kamu bisa bilang gitu, jadi agak berubah gimana??"
Aku merasakan air wajah viny agak berubah menjadi sedikit tidak enak. Seperti tidak suka jika aku bertanya seperti itu.
Aku: "soalnya aku merhatiin, mulai dari hari senin kemaren dia jadi jarang ngomong. biasanya dia sering nyapa dan ngajak ngobrol aku sama temen-temen ku, tapi akhir-akhir ini jarang, ngomong seperlunya aja"
Viny terlihat mencoba mengatur ekspresi wajahnya agar terlihat normal dan kembali seperti semula.
Viny: "ooohhh, ceritanya ada yang kangennn nihh"
Aku: "b b bukan gitu mbakkk"
Viny: "lah, kamu gak di sapa sama ajak ngobrol aja sampai kebingungan gini, apa ciba namanya kalo bukan kangen?"
Aku: "bukan gitu mbak, masalahnyaaa....."
Viny: "masalahnya apaaa??"
Aku: "masalahnya dia jadi gitu setelah malam minggu kemaren kita sempet jalan berdua mbak.., habis itu hari seninnya dia jadi gitu"
Jawaban ku kembali membuat viny terlihat agak terkejut.
Viny: "oooohhh, pantesan rumah kosong pas aku pulang malem minggu kemaren"
Aku: "nahh, itu mbak"
Viny terlihat berpikir sebelum kembali menanyakan sesuatu kepada ku.
Viny: "emang kamu bawa kemana beby kemaren nat?"
Aku: "gak aneh-aneh kok mbak, cuma ke malioboro aja"
Viny: "kamu ada merasa ada salah gak kedia waktu itu?, entah mungkin sikap kamu atau omongan kamu?"
Pertanyaan ini yang sebenarnya memenuhi otak ku dari tadi. Tapi aku tidak mendapatkan jawabannya. Kenapa dia malah bertanya balik.
Aku: "enggak sih mbak, kita cuma bercanda seperti yang biasanya mbak liat, pas terakhir aku nganterin dia kesini, dia juga masih kayak biasa"
Viny: "perasaan kamu aja nat, nih ya, kalo aku boleh kasih saran, harusnya kamu yang lebih aktif ke dia, jadi cowok masa minta disapa atau diajak ngobrol duluan, payah banget cara kamu deketin cewek"
Bukan itu jawaban yang ku harap.
Aku: "tapi nabil senin kemaren sempet nanya ke aku tentang sesuatu yang aku tanyain sekarang"
Viny: "udah lah nat, aku sebagai temennya beby merasa dia biasa aja kok, gak ada yang aneh, lagian kok kamu kepo banget"
Aku melihat seperti ada yang ditutupi oleh viny. Aku tahu dari matanya yang bergerak ke kanan saat menjawab pertanyaan ku.
Aku: "bukan gituu maksud ku mbak"
Viny: "terus??"
Aku: "jadi gini mbak, apa mbak beby ada cerita kalau ada masalah sama aku setelah malam minggu kemaren?, takutnya aku ada salah sama dia kemaren, kalau aku tau salah ku dimana kan aku bisa langsung minta maaf"
Viny: "beby gak ada cerita apa-apa kok natt"
Huhhhh, ternyata percuma aku memilih opsi ini. Pertanyaan ku masih belum bisa terjawab. Sebenarnya yang ku harapkan beby bercerita sesuatu tentang ku kepada viny tentang malam minggu kemarin. Dengan begitu aku pikir viny tahu alasan kenapa sikap beby jadi berubah. Kalau aku tahu alasannya, aku bisa segera menyelesaikan masalahnya.
Pertanyaan ku tentang kenapa mereka akhir-akhir ini selalu pulang lebih cepat juga tidak terjawab. Mungkin bisa jadi ada hubungannya dengan perubahan sikap beby.
Tapi mungkin ini salah ku juga. Ku rasa viny memang memiliki hak untuk tidak menjawab pertanyaan dari ku yang notabene baru saling kenal beberapa minggu. Mungkin pertanyaan ku juga sedikit menganggu privasi mereka. Untuk apa aku tahu kenapa mereka selalu pulang jam 4 sore akhir-akhir ini?. Tidak ada kan?.
Aku pun memilih untuk mengalihkan pembicaraan. Tidak enak juga kalau aku terus memaksa viny untuk menjawab pertanyaan ku. Mungkin viny memang benar-benar tidak tahu.
Ada banyak hal yang kami bicarakan sebelum kami akhirnya memutuskan untuk pulang. Tentunya bukan tentang pertanyaan ku tadi.
Ku antar viny tepat di depan rumahnya. Setelah viny turun aku langsung tancap gas untuk pulang menuju kos-kosan. Aku pulang dengan rasa kebingungan yang masih sama seperti sebelumnya.
Sebelum sampai kos-kosan aku sempat singgah di salah satu toko yang menjual berbagai macam minuman ber alkohol. Aku memutuskan untuk membeli sebotol kecil vodka.
Sebenarnya aku tidak terlalu sering mengonsumsi jenis minuman ini, tapi juga tidak bisa dibilang jarang. Setidaknya dalam 1 bulan, adalah 1 sampai 2 kali aku membeli minuman ini.
Aku juga bukan orang yang biasa melampiaskan perasaan ku, baik itu senang maupun sedih dengan meminum minuman ini.
Tapiii berhubung bulan ini aku belum meminumnya sama sekali dan situasi pikiran ku yang lagi agak kacau, aku rasa kali ini adalah waktu yang tepat untuk meminum nya. Toh dosisnya juga tidak terlalu banyak. Hanya sebotol kecil.
Ku harap dengan sedikit alkohol bisa membuat kepala ku ringan dan lupa dengan masalah kali ini.
.
.
.
Aku berjalan dengan agak sedikit lesu menaiki tangga kos-kosan menuju lantai 2. Sudah 4 hari ini viny dan beby mengakhiri kegiatan mereka di lab ku lebih cepat dari biasanya. Biasanya mereka paling cepat pulang setelah jam 7 malam. Tapi untuk 4 hari ini mereka selalu pulang tepat jam 4 sore.
Dan sudah 4 hari juga sikap beby berubah menjadi agak pendiam. Tidak ada lagi beby yang biasanya tersenyum manis padaku. Tidak ada lagi beby yang biasanya tiba-tiba mengajak ku berbicara.
Dan selama 4 hari ini aku juga tidak mendapatkan penjelasan apapun tentang itu. Bahkan dari viny yang notabene orang yang paling dekat dengan beby. Sekama 4 hari ini iny bersikap seperti biasa. Seolah-olah memang tidak terjadi apa-apa
Hal ini cukup untuk membuat ku penasaran dan agak sedikit frustasi. Sehingga aku memilih untuk menolak ajakan nongkrong dari teman-teman ku malam ini.
Aku frustasi bukan tanpa alasan. Pasalnya malam minggu kemarin kami sempat menghabiskan waktu bersama, dan hari seninnya sikap beby mulai menunjukkan perubahan.
Pertanyaan yang memenuhi pikiran ku sekarang adalah
"apa kemaren sikap ku ke dia ada yang salah?"
"apa aku ada salah ngomong ke dia?"
"atau dia menganggap sikap ku terlalu agresif kemarin?"
"ataaaauuuuuu..... apa dia tau kalau aku suka coli dan nonton bokep?, masa iya sih??"
"Arrgghhhh, rasanya kepalaku mau pecah memikirkan semua kemungkinan itu"
Setelah sampai di kamar aku memilih mandi untuk membersihkan badan ku terlebih dahulu. Setelah selesai mandi aku mengambil sebotol teh kemasan yang baru ku beli saat perjalanan pulang tadi, hanphone, headset, korek api dan sekotak rokok, lalu menuju balkon yang terletak di lantai 2 kos-kosan ku.
Aku memasang headset ke telinga ku. Lalu membuka handphone dan mulai menyetel lagu-lagu yang tersedia di hanphone ku. Tidak lupa aku membakar sebatang rokok dan menghisap nya dalam-dalam.
Pikiran dan imajinasi serasa membawa jiwa ku melayang-layang entah kemana.
Mencoba mencari akar permasalahan yang sedang ku alami sekarang.
Tapi jawabannya nihil. Aku tidak berhasil menemukan clue dalam bentuk apapun untuk permasalahan ini. Mengingat aku yang baru mengenal nya dalam kurun waktu 3 minggu dan sikap nya yang sulit sekali untuk di tebak. Kadang dia memasang wajah datar dengan sikap misterius nya. Kadang dia memasang wajah ramah dengan sikap humble nya. Dan kadang juga dia memasang wajah sok imutnya dengan sikap manjanya.
"apa aku harus bertanya?"
"tanya sama siapa?"
"viny?"
Sebenarnya ini adalah opsi terbaik. Tapi entah kenapa aku sedikit enggan untuk melakukannya.
Aku merasa tidak memiliki hak apapun untuk bertanya.
"memang aku siapa?"
"apakah sikap beby yang berubah penting untuk hidup ku?"
"kalau memang tidak penting, seharusnya aku tidak mungkin kebingungan seperti sekarang"
Yap, aku kalah. Perubahan sikap beby ternyata sangat penting dan mempengaruhi diriku. Aku harus menemukan jawabannya. Dan aku memutuskan memilih opsi tadi.
Karena tidak mau membuang waktu lagi. Aku pun membuka lahar handphone ku, membuka aplikasi chat, mencari kontak viny, lalu mengirimkan pesan kepadanya. Pesan ku berisi ajakan untuk makan malam bersama.
5 menit, 10 menit, 30 menit, 1 jam...
Waktu sudah menunjukan pukul 8 malam. Belum ada balasan dari viny. Bahkan belum ada tanda yang menunjukan bahwa pesan ku sudah dibaca oleh nya.
Tapi aku mencoba sabar untuk mendapat jawaban. Sambil menunggu aku memilih mengambil salah satu novel ku di dalam kamar, lalu kembali ke balkon untuk membacanya.
Tingggg....
Suara notifikasi chat dari handphone ku menghentikan kegiatan membaca ku.
Dengan agak sedikit terburu-buru aku mengambil handphone ku, lalu membukanya.
Viny: "tumben banget nat nge chat, ngajak makan bareng lagi?"
Aku: "sorey ganggu mabak, bisa nggak?"
Viny: "tapi kamu jemput aku ya"
Aku: "iya mbak, ini aku otw"
Aku: "mbak, tapi jangan bilang beby ya kalo mbak mau makan sama aku"
Viny: "cieee, takut ceweknya cemburu"
Aku: "pleasee, tolomg ya mbakk, ada yang mau aku omongin sama mbak soalnya"
Viny: "ooohhh, mau curhat nih ceritanya"
Aku: "hehehe, tolong ya mbak"
Viny: "iya dehhh, aku tunggu depan komplek ya, supaya gak ketahuan"
Tanpa membalas chat dari viny, aku langsung buru-buru mengambil jaket, dompet dan kunci motor di dalam kamar. Lalu menuju parkiran untuk mengambil motor, dan langsung berangkat menuju rumah viny.
.
.
.
Kami berdua sekarang sudah ada di warung lalapan di depan komplek rumah viny. Yap, kami sudah pernah kesini sebelumnya. Kami kesini saat aku mengantarkan viny pulang dari kampus 1 minggu yang lalu.
Sekarang aku dan viny duduk dengan posisi saling berhadapan. Awalnya kami berdua tidak saling berbicara satu sama lain. Jujur sekarang setelah bertemu viny, aku lupa dengan pertanyaan yang sudah ku siapkan.
Sampai akhirnya, viny memutuskan untuk buka suara terlebih dahulu.
Viny: "nat, kok malah diem, katanya tadi ada yang mau di omongin, gimana sih"
Aku: "e e ehh, iya, hehehee"
Akupun hanya tersenyum kikuk untuk menanggapi pernyataan yang keluar dari mulut viny.
Aku: "jadi gini mbak, aku mau tanya, kok temen mbak akhir-akhir ini sikapnya jadi agak berubah ya?, terus, kenapa kalian berdua akhir-akhir ini selalu pulang jam 4 sore?, padahal 2 minggu sebelumnya kalian biasanya pulang jam 7an keatas?"
Viny yang sedang meneguk es teh nya jadi agak sedikit tersedak setelah mendengar pertanyaan ku.
Viny: "siapa?, beby?"
Aku: "siapa lagi mbak?"
Viny: "kok kamu bisa bilang gitu, jadi agak berubah gimana??"
Aku merasakan air wajah viny agak berubah menjadi sedikit tidak enak. Seperti tidak suka jika aku bertanya seperti itu.
Aku: "soalnya aku merhatiin, mulai dari hari senin kemaren dia jadi jarang ngomong. biasanya dia sering nyapa dan ngajak ngobrol aku sama temen-temen ku, tapi akhir-akhir ini jarang, ngomong seperlunya aja"
Viny terlihat mencoba mengatur ekspresi wajahnya agar terlihat normal dan kembali seperti semula.
Viny: "ooohhh, ceritanya ada yang kangennn nihh"
Aku: "b b bukan gitu mbakkk"
Viny: "lah, kamu gak di sapa sama ajak ngobrol aja sampai kebingungan gini, apa ciba namanya kalo bukan kangen?"
Aku: "bukan gitu mbak, masalahnyaaa....."
Viny: "masalahnya apaaa??"
Aku: "masalahnya dia jadi gitu setelah malam minggu kemaren kita sempet jalan berdua mbak.., habis itu hari seninnya dia jadi gitu"
Jawaban ku kembali membuat viny terlihat agak terkejut.
Viny: "oooohhh, pantesan rumah kosong pas aku pulang malem minggu kemaren"
Aku: "nahh, itu mbak"
Viny terlihat berpikir sebelum kembali menanyakan sesuatu kepada ku.
Viny: "emang kamu bawa kemana beby kemaren nat?"
Aku: "gak aneh-aneh kok mbak, cuma ke malioboro aja"
Viny: "kamu ada merasa ada salah gak kedia waktu itu?, entah mungkin sikap kamu atau omongan kamu?"
Pertanyaan ini yang sebenarnya memenuhi otak ku dari tadi. Tapi aku tidak mendapatkan jawabannya. Kenapa dia malah bertanya balik.
Aku: "enggak sih mbak, kita cuma bercanda seperti yang biasanya mbak liat, pas terakhir aku nganterin dia kesini, dia juga masih kayak biasa"
Viny: "perasaan kamu aja nat, nih ya, kalo aku boleh kasih saran, harusnya kamu yang lebih aktif ke dia, jadi cowok masa minta disapa atau diajak ngobrol duluan, payah banget cara kamu deketin cewek"
Bukan itu jawaban yang ku harap.
Aku: "tapi nabil senin kemaren sempet nanya ke aku tentang sesuatu yang aku tanyain sekarang"
Viny: "udah lah nat, aku sebagai temennya beby merasa dia biasa aja kok, gak ada yang aneh, lagian kok kamu kepo banget"
Aku melihat seperti ada yang ditutupi oleh viny. Aku tahu dari matanya yang bergerak ke kanan saat menjawab pertanyaan ku.
Aku: "bukan gituu maksud ku mbak"
Viny: "terus??"
Aku: "jadi gini mbak, apa mbak beby ada cerita kalau ada masalah sama aku setelah malam minggu kemaren?, takutnya aku ada salah sama dia kemaren, kalau aku tau salah ku dimana kan aku bisa langsung minta maaf"
Viny: "beby gak ada cerita apa-apa kok natt"
Huhhhh, ternyata percuma aku memilih opsi ini. Pertanyaan ku masih belum bisa terjawab. Sebenarnya yang ku harapkan beby bercerita sesuatu tentang ku kepada viny tentang malam minggu kemarin. Dengan begitu aku pikir viny tahu alasan kenapa sikap beby jadi berubah. Kalau aku tahu alasannya, aku bisa segera menyelesaikan masalahnya.
Pertanyaan ku tentang kenapa mereka akhir-akhir ini selalu pulang lebih cepat juga tidak terjawab. Mungkin bisa jadi ada hubungannya dengan perubahan sikap beby.
Tapi mungkin ini salah ku juga. Ku rasa viny memang memiliki hak untuk tidak menjawab pertanyaan dari ku yang notabene baru saling kenal beberapa minggu. Mungkin pertanyaan ku juga sedikit menganggu privasi mereka. Untuk apa aku tahu kenapa mereka selalu pulang jam 4 sore akhir-akhir ini?. Tidak ada kan?.
Aku pun memilih untuk mengalihkan pembicaraan. Tidak enak juga kalau aku terus memaksa viny untuk menjawab pertanyaan ku. Mungkin viny memang benar-benar tidak tahu.
Ada banyak hal yang kami bicarakan sebelum kami akhirnya memutuskan untuk pulang. Tentunya bukan tentang pertanyaan ku tadi.
Ku antar viny tepat di depan rumahnya. Setelah viny turun aku langsung tancap gas untuk pulang menuju kos-kosan. Aku pulang dengan rasa kebingungan yang masih sama seperti sebelumnya.
Sebelum sampai kos-kosan aku sempat singgah di salah satu toko yang menjual berbagai macam minuman ber alkohol. Aku memutuskan untuk membeli sebotol kecil vodka.
Sebenarnya aku tidak terlalu sering mengonsumsi jenis minuman ini, tapi juga tidak bisa dibilang jarang. Setidaknya dalam 1 bulan, adalah 1 sampai 2 kali aku membeli minuman ini.
Aku juga bukan orang yang biasa melampiaskan perasaan ku, baik itu senang maupun sedih dengan meminum minuman ini.
Tapiii berhubung bulan ini aku belum meminumnya sama sekali dan situasi pikiran ku yang lagi agak kacau, aku rasa kali ini adalah waktu yang tepat untuk meminum nya. Toh dosisnya juga tidak terlalu banyak. Hanya sebotol kecil.
Ku harap dengan sedikit alkohol bisa membuat kepala ku ringan dan lupa dengan masalah kali ini.
.
.
.
Diubah oleh akmal162 29-03-2020 09:01
Herisyahrian dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas
