- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#19
Spoiler for Part 12:
Part 12
"Kalian mau ambil tema apa?"
"Tema yang mau kalian ambil sudah banyak mas yang meneliti"
"Sebenarnya tidak ada masalah kalau kalian mau lulus dengan tema penelitian yang itu-itu saja, tapi apa bedanya kalia sama yang lain?, cuma ganti variabel sama pembahasan saja ya anak SMA juga bisa"
"Saya mau kasih kalian penawaran buat tema penelitian skripsi kalian, tapi ya kalau kalian ambil tema ini kalian harus belajar banyak, gimana?"
"Saya gak peduli kalian lulus kapan, selama konsep penelitian kalian belum benar saya tidak akan ACC"
"Yasudah, intinya kalau mau bimbingan sama saya jangan males aja"
Kami keluar dari ruangan pak edi dengan wajah lesu. Kami menemui pak edi untuk meminta beliau menjadi dosen pembimbing untuk skripsi kami. Teman-teman yang rencananya akan jadi kelompok skripsi ku ya siapa lagi kalau bukan devan, mario, dyo dan nabil.
Kami sepakat membentuk kelompok dengan formasi seperti ini agar koordinasi lebih mudah. Toh kami ber 5 sudah terbiasa kerja bersama.
Sebenarnya kami sudah sangat memahami karakter pak edi. Pak edi memang agak berbeda dari dosen-dosen lain. Mulai dari pemikiran nya, cara mengajar nya dan kedisiplinan nya. Beliau memang sangat memperhatikan dan menentingkan cara berpikir dan pemahaman konsep ilmu para mahasiswa nya dari apa yang beliau ajarkan.
Beliau juga mengajarkan kami untuk memperdalam ilmu-ilmu tentang perminyakan yang lebih baru, modern dan inovatif agar kami tidak ketinggalan zaman.
Meski kami masih menempuh semester 6, kami sudah mulai memikirkan tugas akhir kami, mulai dari dosen pembimbing, tema penelitian dan masih banyak lagi. Bukan apa-apa, beberapa teman seangkatan kami yang lain juga sudah memulai nya terlebih dahulu sehingga membuat kami ber 5 jadi agak panik, wkwkwkwk.
Devan: "apa-apaan nih, emang bisa minyak urut ngaruh ke bahan bakar?"
Dyo: "gua juga bingung van"
Aku: "kalo kata pak edi bisa, berarti bisa van, wkwkwkwk"
Devan: "emang lu paham apa penjelasan pak edi tadi nat??"
Aku: "enggak sih, hehehe"
Mario: "yeeee, gua kira paham"
Aku: "yaudah, dipikir nanti aja, lagian kan kita udah sepakat milih dosen pembimbing pak edi, lu juga yang bilang van supaya kita jadi pinter"
Devan: "iya siiihh"
Aku: "udah lah, gakusah terlalu dipikirin, masih panjang juga waktu buat kita belajar, santaiii"
Nabil: "iya juga sihh"
Aku: "yaudah, mending kita makan siang aja"
Devan: "ayo dahh"
Kami ber 5 pun memilih untuk makan siang di warung bi idah yang tidak jauh dari kampus kami.
Setelah selesai makan siang, kami memilih untuk kembali ke lab. Sesampainya kami di depan pintu lab, ternyata sudah ada beby dan viny yang sedang duduk di gazebo depan.
Devan: "lohhh, baru nyampe beb, vin?"
Viny: "iya nih van, ku kira gak ada orang tadi, soalnya pintunya kuncian"
Mario: "sorry vin, tadi kita lagi makan siang"
Viny: "yaudah, santai aja mar, van"
Devan pun membuka pintu lab. Setelah pintu terbuka kami semua masuk ke dalam lab.
Kami mempersilahkan beby dan viny untuk masuk ke dalam ruang asisten. Yang kami lakukan hanyalah berbincang-bincang dan sesekali bercanda bersama. Beby dan viny sudah cukup akrab dengan kami. Mungkin karena hampir setiap hari bertemu di 2 minggu terakhir ini.
Beby: "eh, hari ini rencananya kita mau ngelanjutin sesi wawancara kemarin buat yang belum, buat hari ini kayaknya 2 orang dulu aja"
Aku: "siapa nih enaknya??"
Dyo: "gue ada kelas sampe jam 4, kalo diatas jam 4 gue bisa"
Devan: "gue cuma nyampe jam 2 kok kelasnya"
Mario: "gue sama kayak dyo"
Nabil: "gue bebas sih, dosennya gak masuk hari ini"
Viny: "ehhh, tapii, sorry nih, buat hari ini kita disini cuma sampai jam 4 sore, soalnya mau ada kegiatan lain diatas jam 4"
Dyo: "berati yang hari ini bisa devan sama dyo"
Devan: "yaudah vin, berarti hari ini aku sama dyo"
Viny: "okee, berarti mulainya nabil dulu ya, nanti jam 2 baru kamu van"
Devan: "iya vin, eh, btw aku kelas dulu ya. Ayo mar, yo, udah masuk dosennya"
Mario dan dyo: "cabut dulu yaaa"
Viny: "okee"
Mereka pun berlalu menuju kelas. Jadwal ku kebetulan sekarang lagi kosong juga. Harusnya jam sekarang ada. Tapi untuk hari ini dosennya berhalangan masuk. Btw aku 1 kelas dengan nabil.
Aku: "kalian wawancara nya disini aja, biar aku ke luar dulu"
Viny: "makasih ya nat, sorry ngerepotin"
Aku: "santai kali mbak, yaudah, aku keluar dulu"
Viny: "iya natt"
Aku mempersilahkan beby dan viny untuk mewawancarai nabil di ruang asisten. Akupun berdiri, membuka loker ku, mengambil sebungkus rokok dan berjalan menuju gazebo.
Setelah sampai digazebo aku memilih untuk mendengarkan musik sambil meghisap rokok yang ku bawa tadi. Jika sudah dalan keadaan seperti ini khayalan dan imajinasiku mulai kemana-mana. Tergantung dengan lagu apa yang sedang ku dengarkan.
Tidak terasa sudah 30 menit berlalu. Aku sudah menghabiskan 2 batang rokok. Tapi baik dari beby, viny dan nabil tidak ada yang keluar untuk memberitahu ku bahwa sesi wawancara kali ini sudah selesai.
Aku pun memutuskan untuk kembali masuk ke dalam lab dan meng cek ruang asisten.
Viny: "ehh, natha, sorry, kita lupa ngasih tau kamu kalo wawancaranya udah kelar"
Aku: "santai kok mbak, gakpapa"
Aku memilih masuk kedalam ruang asisten dan bergabung dengan nabil, beby dan viny yang sedang berbincang-bincang.
Tapi entah kenapa aku merasakan sedikit keanehan pada beby. Dia jadi lebih pendiam dari biasanya. Dari tadi hanya viny yang aktif bertanya dan berbicar pada aku dan nabil. Padahal saat kami ber 2 menghabiskan malam minggu kemaren beby masih seperti biasanya.
Hmmm, atau mungkin dia masih canggung dengan ku, mengingat apa yang kami lakukan malam minggu kemarin. Aku berasumsi seperti itu karena aku juga merasakannya.
Aku tidak ambil pusing dengan hal ini. Aku menjadikan asumsiku tadi sebagai alasan untuk mewajari perubahan sikap dari beby hari ini.
Tidak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 2 siang. Devan sudah kembali ke lab untuk melaksanakan sesi wawancara dengan viny dan beby. Sama seperti tadi, aku dan nabil mempersilahkan mereka melakukan wawancara di ruang asisten, sedangkan aku dan nabil memilih untuk ke warung membeli cemilan.
Kami berdua menuju warung dengan berjalan kaki. Tapi, di tengah-tengah perjalanan nabil buka suara dan menanyakan sesuatu.
Nabil: "nat, itu si beby kok jadi diem gitu ya?"
Aku agak terkejut ketika nabil bertanya seperti itu kepada ku. Ternya bukan hanya aku yang merasakan nya, tapi nabil juga.
Aku: "mana gue tau bil, kesambet kali"
Aku mencoba menanggapi pertanyaan nabil dengan santai.
Nabil: "yang bener nat, bukannya yang paling deket sama beby lu ya?"
Aku: "hisshh, sok tau lu bil"
Nabil: "atau jangan-jangan lu ada masalah ya sama dia?"
Aku: "buset dahh, udah gue bilang gak tau, lu kok masih ngotot aja"
Nabil: "yeee, santai dong natt, gue kan cuma nanya"
Aku: "lagian lu maksa banget, gue beneran gak tau bil"
Nabil: "iya iyaaa"
Kami pun sampai di warung. Setelah kami membeli semua yang kami inginkan, kami pun menuju gazebo di depan lab untuk menikmati jajanan yang kami beli tadi sambil menunggu sesi wawancara devan selesai. Sambil menunggu kami berdua juga menghabiskan waktu dengan bermain game online di ponsel kami masing-masing.
Viny: "nay, bil, wawancara nya udah seleai, kalo mau masuk, masuk aja"
Nabil: "iya vin, santai aja, aku sama natha ngelarin 1 game dulu"
Setelah selesai bermain game aku dan nabil memutuskan untuk masuk ke dalam ruang asisten.
Saat sudah sampai di ruangan aku mendapati viny dan beby yang sedang merapikan barang-barang mereka. Sepertinya mereka sudah bersiap-siap untuk pulang.
Aku: "mau pulang sekarang mbak?"
Viny: "iya nat, soalnya kita mau ada kegiatan lagi habis ini"
Aku: "ohh, yaudah mbak, kalo gitu hati-hati ya"
Kegiatan beres-beres mereka pun selesai. Barang-barang mereka sudah masuk dengan rapi ke tas mereka masing-masing.
Viny: "hati-hati nya buat yang mana nih, aku atau beby?"
Aku: "2 2nya lah mbak, hehehe"
Nabil: "bisaa aja lu natt"
Viny: "ohhh, dikirain buat beby doang"
Ditengah perbincangan kami aku memperhatikan beby. Pandangan kami sempat bertemu sebentar. Lalu berpisah setelah dia memutuskan untuk membuang pandangannya.
Tidak ada sapaan untuk ku yang keluar dari mulut beby seperti hari-hari sebelum nya. Apa ada yang salah dengan ku?. Seingat ku tidak ada. Mengingat saat kita terakhir bertemu malam minggu kemarin hubungan kami baik-baik saja. Apa rasa canggung yang membuat dia seperti itu?. Tapi masa iya sampai segitunya?.
Aku lagi-lagi memilih untuk tidak ambil pusing atas sikap beby hari ini. Aku, nabil dan devan pun mengantarkan kepergian mereka sampai mereka memasuki mobil. Devan dan nabil memilih masuk kembali ke dalam setelah mobil beby dan viny mulai beranjak dari hadapan kami. Sedangkan aku memilih tetap di tempat sambil memandangi bagian belakang mobil mereka yang mulai menjauh.
Berbagai pertanyaan dan kemungkinan tentang sikap beby hari ini mulai memenuhi otak ku.
.
.
.
"Kalian mau ambil tema apa?"
"Tema yang mau kalian ambil sudah banyak mas yang meneliti"
"Sebenarnya tidak ada masalah kalau kalian mau lulus dengan tema penelitian yang itu-itu saja, tapi apa bedanya kalia sama yang lain?, cuma ganti variabel sama pembahasan saja ya anak SMA juga bisa"
"Saya mau kasih kalian penawaran buat tema penelitian skripsi kalian, tapi ya kalau kalian ambil tema ini kalian harus belajar banyak, gimana?"
"Saya gak peduli kalian lulus kapan, selama konsep penelitian kalian belum benar saya tidak akan ACC"
"Yasudah, intinya kalau mau bimbingan sama saya jangan males aja"
Kami keluar dari ruangan pak edi dengan wajah lesu. Kami menemui pak edi untuk meminta beliau menjadi dosen pembimbing untuk skripsi kami. Teman-teman yang rencananya akan jadi kelompok skripsi ku ya siapa lagi kalau bukan devan, mario, dyo dan nabil.
Kami sepakat membentuk kelompok dengan formasi seperti ini agar koordinasi lebih mudah. Toh kami ber 5 sudah terbiasa kerja bersama.
Sebenarnya kami sudah sangat memahami karakter pak edi. Pak edi memang agak berbeda dari dosen-dosen lain. Mulai dari pemikiran nya, cara mengajar nya dan kedisiplinan nya. Beliau memang sangat memperhatikan dan menentingkan cara berpikir dan pemahaman konsep ilmu para mahasiswa nya dari apa yang beliau ajarkan.
Beliau juga mengajarkan kami untuk memperdalam ilmu-ilmu tentang perminyakan yang lebih baru, modern dan inovatif agar kami tidak ketinggalan zaman.
Meski kami masih menempuh semester 6, kami sudah mulai memikirkan tugas akhir kami, mulai dari dosen pembimbing, tema penelitian dan masih banyak lagi. Bukan apa-apa, beberapa teman seangkatan kami yang lain juga sudah memulai nya terlebih dahulu sehingga membuat kami ber 5 jadi agak panik, wkwkwkwk.
Devan: "apa-apaan nih, emang bisa minyak urut ngaruh ke bahan bakar?"
Dyo: "gua juga bingung van"
Aku: "kalo kata pak edi bisa, berarti bisa van, wkwkwkwk"
Devan: "emang lu paham apa penjelasan pak edi tadi nat??"
Aku: "enggak sih, hehehe"
Mario: "yeeee, gua kira paham"
Aku: "yaudah, dipikir nanti aja, lagian kan kita udah sepakat milih dosen pembimbing pak edi, lu juga yang bilang van supaya kita jadi pinter"
Devan: "iya siiihh"
Aku: "udah lah, gakusah terlalu dipikirin, masih panjang juga waktu buat kita belajar, santaiii"
Nabil: "iya juga sihh"
Aku: "yaudah, mending kita makan siang aja"
Devan: "ayo dahh"
Kami ber 5 pun memilih untuk makan siang di warung bi idah yang tidak jauh dari kampus kami.
Setelah selesai makan siang, kami memilih untuk kembali ke lab. Sesampainya kami di depan pintu lab, ternyata sudah ada beby dan viny yang sedang duduk di gazebo depan.
Devan: "lohhh, baru nyampe beb, vin?"
Viny: "iya nih van, ku kira gak ada orang tadi, soalnya pintunya kuncian"
Mario: "sorry vin, tadi kita lagi makan siang"
Viny: "yaudah, santai aja mar, van"
Devan pun membuka pintu lab. Setelah pintu terbuka kami semua masuk ke dalam lab.
Kami mempersilahkan beby dan viny untuk masuk ke dalam ruang asisten. Yang kami lakukan hanyalah berbincang-bincang dan sesekali bercanda bersama. Beby dan viny sudah cukup akrab dengan kami. Mungkin karena hampir setiap hari bertemu di 2 minggu terakhir ini.
Beby: "eh, hari ini rencananya kita mau ngelanjutin sesi wawancara kemarin buat yang belum, buat hari ini kayaknya 2 orang dulu aja"
Aku: "siapa nih enaknya??"
Dyo: "gue ada kelas sampe jam 4, kalo diatas jam 4 gue bisa"
Devan: "gue cuma nyampe jam 2 kok kelasnya"
Mario: "gue sama kayak dyo"
Nabil: "gue bebas sih, dosennya gak masuk hari ini"
Viny: "ehhh, tapii, sorry nih, buat hari ini kita disini cuma sampai jam 4 sore, soalnya mau ada kegiatan lain diatas jam 4"
Dyo: "berati yang hari ini bisa devan sama dyo"
Devan: "yaudah vin, berarti hari ini aku sama dyo"
Viny: "okee, berarti mulainya nabil dulu ya, nanti jam 2 baru kamu van"
Devan: "iya vin, eh, btw aku kelas dulu ya. Ayo mar, yo, udah masuk dosennya"
Mario dan dyo: "cabut dulu yaaa"
Viny: "okee"
Mereka pun berlalu menuju kelas. Jadwal ku kebetulan sekarang lagi kosong juga. Harusnya jam sekarang ada. Tapi untuk hari ini dosennya berhalangan masuk. Btw aku 1 kelas dengan nabil.
Aku: "kalian wawancara nya disini aja, biar aku ke luar dulu"
Viny: "makasih ya nat, sorry ngerepotin"
Aku: "santai kali mbak, yaudah, aku keluar dulu"
Viny: "iya natt"
Aku mempersilahkan beby dan viny untuk mewawancarai nabil di ruang asisten. Akupun berdiri, membuka loker ku, mengambil sebungkus rokok dan berjalan menuju gazebo.
Setelah sampai digazebo aku memilih untuk mendengarkan musik sambil meghisap rokok yang ku bawa tadi. Jika sudah dalan keadaan seperti ini khayalan dan imajinasiku mulai kemana-mana. Tergantung dengan lagu apa yang sedang ku dengarkan.
Tidak terasa sudah 30 menit berlalu. Aku sudah menghabiskan 2 batang rokok. Tapi baik dari beby, viny dan nabil tidak ada yang keluar untuk memberitahu ku bahwa sesi wawancara kali ini sudah selesai.
Aku pun memutuskan untuk kembali masuk ke dalam lab dan meng cek ruang asisten.
Viny: "ehh, natha, sorry, kita lupa ngasih tau kamu kalo wawancaranya udah kelar"
Aku: "santai kok mbak, gakpapa"
Aku memilih masuk kedalam ruang asisten dan bergabung dengan nabil, beby dan viny yang sedang berbincang-bincang.
Tapi entah kenapa aku merasakan sedikit keanehan pada beby. Dia jadi lebih pendiam dari biasanya. Dari tadi hanya viny yang aktif bertanya dan berbicar pada aku dan nabil. Padahal saat kami ber 2 menghabiskan malam minggu kemaren beby masih seperti biasanya.
Hmmm, atau mungkin dia masih canggung dengan ku, mengingat apa yang kami lakukan malam minggu kemarin. Aku berasumsi seperti itu karena aku juga merasakannya.
Aku tidak ambil pusing dengan hal ini. Aku menjadikan asumsiku tadi sebagai alasan untuk mewajari perubahan sikap dari beby hari ini.
Tidak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 2 siang. Devan sudah kembali ke lab untuk melaksanakan sesi wawancara dengan viny dan beby. Sama seperti tadi, aku dan nabil mempersilahkan mereka melakukan wawancara di ruang asisten, sedangkan aku dan nabil memilih untuk ke warung membeli cemilan.
Kami berdua menuju warung dengan berjalan kaki. Tapi, di tengah-tengah perjalanan nabil buka suara dan menanyakan sesuatu.
Nabil: "nat, itu si beby kok jadi diem gitu ya?"
Aku agak terkejut ketika nabil bertanya seperti itu kepada ku. Ternya bukan hanya aku yang merasakan nya, tapi nabil juga.
Aku: "mana gue tau bil, kesambet kali"
Aku mencoba menanggapi pertanyaan nabil dengan santai.
Nabil: "yang bener nat, bukannya yang paling deket sama beby lu ya?"
Aku: "hisshh, sok tau lu bil"
Nabil: "atau jangan-jangan lu ada masalah ya sama dia?"
Aku: "buset dahh, udah gue bilang gak tau, lu kok masih ngotot aja"
Nabil: "yeee, santai dong natt, gue kan cuma nanya"
Aku: "lagian lu maksa banget, gue beneran gak tau bil"
Nabil: "iya iyaaa"
Kami pun sampai di warung. Setelah kami membeli semua yang kami inginkan, kami pun menuju gazebo di depan lab untuk menikmati jajanan yang kami beli tadi sambil menunggu sesi wawancara devan selesai. Sambil menunggu kami berdua juga menghabiskan waktu dengan bermain game online di ponsel kami masing-masing.
Viny: "nay, bil, wawancara nya udah seleai, kalo mau masuk, masuk aja"
Nabil: "iya vin, santai aja, aku sama natha ngelarin 1 game dulu"
Setelah selesai bermain game aku dan nabil memutuskan untuk masuk ke dalam ruang asisten.
Saat sudah sampai di ruangan aku mendapati viny dan beby yang sedang merapikan barang-barang mereka. Sepertinya mereka sudah bersiap-siap untuk pulang.
Aku: "mau pulang sekarang mbak?"
Viny: "iya nat, soalnya kita mau ada kegiatan lagi habis ini"
Aku: "ohh, yaudah mbak, kalo gitu hati-hati ya"
Kegiatan beres-beres mereka pun selesai. Barang-barang mereka sudah masuk dengan rapi ke tas mereka masing-masing.
Viny: "hati-hati nya buat yang mana nih, aku atau beby?"
Aku: "2 2nya lah mbak, hehehe"
Nabil: "bisaa aja lu natt"
Viny: "ohhh, dikirain buat beby doang"
Ditengah perbincangan kami aku memperhatikan beby. Pandangan kami sempat bertemu sebentar. Lalu berpisah setelah dia memutuskan untuk membuang pandangannya.
Tidak ada sapaan untuk ku yang keluar dari mulut beby seperti hari-hari sebelum nya. Apa ada yang salah dengan ku?. Seingat ku tidak ada. Mengingat saat kita terakhir bertemu malam minggu kemarin hubungan kami baik-baik saja. Apa rasa canggung yang membuat dia seperti itu?. Tapi masa iya sampai segitunya?.
Aku lagi-lagi memilih untuk tidak ambil pusing atas sikap beby hari ini. Aku, nabil dan devan pun mengantarkan kepergian mereka sampai mereka memasuki mobil. Devan dan nabil memilih masuk kembali ke dalam setelah mobil beby dan viny mulai beranjak dari hadapan kami. Sedangkan aku memilih tetap di tempat sambil memandangi bagian belakang mobil mereka yang mulai menjauh.
Berbagai pertanyaan dan kemungkinan tentang sikap beby hari ini mulai memenuhi otak ku.
.
.
.
genji32 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas
