- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#17
Spoiler for Part 11:
Part 11
Aku sudah sampai di depan rumah beby. Sudah kali ke 4 aku berkunjung ke rumah ini.
Terlihat disana mobil yang biasa digunakan beby untuk berangkat ke kampus masih terparkir dengan rapi. Berarti menandakan beby tidak kemana-mana malam ini.
Bagaimana dengan viny?. Tidak mungkin beby kesepian jika ada viny disini. Lagipula jika ku lihat dari cuitan beby yang kubalas, sepertinya viny lagi keluar, meninggalkan beby sendirian di rumah.
Karena takut menganggu orang-orang di sekitaran komplek ini dengan suara teriakan ku, aku memutuskan menelfon beby untuk memberi tahu bahwa aku sudah sampai.
Aku: "Halo mbak, aku di depan"
Beby: "gakusah bohong kamu nat"
Aku: "mbak ke depan aja duluuu, udah jauh-jauh nih kesini"
Beby: "lagian siapa yang nyuruh kamu kesini"
Aku: "kan kamu, tadi nanya aku gabut apa enggak"
Beby: "ihh, kan cuma nanya, gak nyuruh kamu kesini tuh"
Beby: "lagian kamu yang gak jelas tiba-tiba bilang otw aja tadi"
Aku: "yaudah deh mbak, sorry ya aku ganggu"
Jawaban terakhir dari beby membuat ku yang sudah berdiri di depan pagar rumah beby berjalan kembali ke motor ku yang terparkir tidak jauh dari sana.
Aku tidak punya keberanian untuk meminta beby keluar rumah dan menemuiku. Jadi aku memilih kembali ke motor ku, memakai helm, menancapkan kunci kontak dan menyalakan motorku. Namun saat aku mulai tancap gas ada seseorang yang memanggil nama ku.
"Nathaaa"
Aku pun menoleh ke sumber suara. Mataku tertuju pada seorang gadis dengan kaos hitam yang dilapisi cardigan biru donker agak panjang. Dipadukan dengan celana jeans diatas mata kaki dan flatshoesnya. Tidak lupa tas selempang kain berwarna putih yang dipakainya. Wajahnya dipoles dengan make up yang sangat natural. Tidak ada lipstik di bibir yang terlalu menor, atau pipi yang terlalu kemerahan. Sangat sempurna.
Apalagi ditambah dengan bibir indahnya yang tersenyum kearah ku.
Beby: "ihh, baru digituin aja udah nyerah, pantesan gak dapet cewek kamu nat"
Aku: "h h hai mbak, aku kira mbak gak mau jalan sama aku tadi"
Beby: "hehehe, mau lah nat, asal sama kamu"
Beby berkata sepertu itu sambil naik ke boncengan ku. Akupun dibuat terdiam oleh perkataannya yang terakhir.
Beby: "yeeee, malah salting kamu nat, cupuuuu"
Aku: "enggak salting kokk"
Beby: "yaudah, kalo gitu ayo jalan"
Aku: "iya iya, ini mau jalan"
Motorku yang baru akan melaju terhenti oleh tepukan dari beby di pundak ku.
Beby: "weyy, aku gak kamu kasih helm"
Aku: "oooh, iya mbak, lupa, turun dulu berarti, hehe"
Beby pun turun dari motor dan diikuti oleh ku. Aku membuka jok motor, lalu mengambil helm yang memang sudah kusiapkan untuk beby. Akupun lalu menyodorkan helm yang tadi kuambil.
Aku: "nih mbak"
Beby: "nah, gitu dong, masa cewek dibiarin gak pake helm"
Aku: "sebenarnya udah aku siapin, ntar kalo gak pake helm poni mbak terbang kemana-mana, nanti aku kayak lagi bonceng lampu jalanan dong"
Dasar gobloookkk. mulut ini emang gak bisa dikontrol kalo udah ngeledekin orang
Bukkk
"Awww"
Beby: "kamu mah jahat nat"
Aku: "e e ehh, jangan ngambek dong"
Aku: " Tapi biarpun gitu aku suka kok mbak"
Udah tadi ngeledekin orang. Sekarang malah ngegombal gombalan sampah. Emang gak pernah sekolah ni mulut.
Sontak gombalan ku tadi membuat perbincangan kami terjeda. Tapi untung nya beby mau kembali membuka suara.
Beby: "mmm, yaudah deh, kalo gini terus kita gak jalan-jalan, ayo berangkat"
Sesuai instruksi dari beby, akupun kembali menaiki motor ku. Begitu juga dengan beby yang kembali duduk di boncengan ku.
Aku: "kita mau kemana mbak?"
Beby: "terserah kamu lah, kamu yang ngajak"
Aduh, matilah aku, mau ku ajak jalan kemana ya beby?. Jujur aku tidak terlalu paham tempat-tempat bagus yang cocok untuk jalan sama cewek. Tapi bodo amatlah, jalan aja dulu.
Kami pun sampai ditujuan.malam ini aku lebih memilih membawa beby ke malioboro. Jujur aku khawatir jika beby akan kecewa bila ku ajak kesini. Yap, siapa yang tidak pernah ke malioboro jika sudah tinggal di jogja. Tentu sangat mainstream jika aku mengajak beby ke tempat ini.
Akupun memarkirkan motor di tempat parkir yang memang sudah di sediakan. Kami berdua pun turun dan melepas helm kami masing-masing.
Beby: "huhh, malioboro, mainstream banget sih nat kamu ngajak aku ke sini"
Tuh kan. Apa yang kutakutkan terjadi. Sepertinya beby terlihat kecewa dengan tempat pilihan ku.
Beby: "tapi yaudah lah, ayo jalan"
Beby berkata seperti itu dengan memasang wajah datarnya. Lalu berjalan mendahuluiku.
Akupun mengikuti beby yang terlebih dahulu berjalan di depan ku. Suasana malioboro pada malam minggu seperti ini lumayan padat. Banyak wisatawan mulai dari mancanegara hingga wisatawan lokal yang berkunjung kesini. Seperti yang kalian tahu, malioboro sebenarnya terkenal dengan toko oleh-oleh khas jogja yang berjejer di samping-samping jalan. Selain itu banyak juga pedagan kaki lima yang menjajakan berbagai macam makanan dan minuman. Dan ada juga orang-orang yang mencoba mengais rezeki dengan berbagai macam pertunjukan kesenian.
Melihat keadaan malioboro yang cukup padat, aku jadi tidak enak dengan beby yang sudah dandan cantik-cantik.
Oleh karena itu aku memutuskan untuk menwarkan beby memasuki mall yang juga terletak dikawasan malioboro
Aku: "mbak, apa mbak mau ke mall deket sini aja, jujur aku bingung mau ngajak mbak kemana, disini agak padet juga mbak, takutnya mbak kurang nyaman"
Beby: "gakusah, pokoknya kamu ikutin aku aja"
Beby menjawab tanpa menghentikan langkahnya dan terus berjalan. Akupun mempercepat jalan ku agar tidak tertinggal oleh beby.
Beby berhenti tepat di samping pedagang kaki lima yang sedang menjajakan gulali.
Beby pun berbalik dan menatap ku.
"Nat, mau ituuu.."
Beby berkata seperti itu sambil sedikit berbisik dan menunjuk gulali yang dibentuk seperti guling itu dengan malu-malu.
Wajah malu-malunya terlihat sangat cantik dimataku. Dan hal itu membuat aku kembali salah tingkah.
"i i iya mbak, bentar ya, aku beliin"
Aku hanya bisa meng iyakan permintaan dari beby. Dan beby pun hanya mengagguk dengan wajah lucu yang dibuat-buat.
"mbakkkkk, pleaseeee, jangan bikin aku tambah gemeesss"
Rasanya aku ingin berteriak seperti itu, tapi tidak mungkin kan.
Aku: "mas, gulalinya 1"
Mas-mas gulali: "ini mas, 1 nya 6 ribu
Tanpa berlama-lama aku segera membayar gulali yang diinginkan oleh beby.
Aku: "mbak, ini gulalinya"
Aku menyodorkan gulali yang sudah ku beli tadi kepada beby.
Beby: "bawain lahh"
Wajah juteknya kembali saat berkata seperti itu. Lama-lama aku jadi agak bingung dengan sikapnya.
Aku: "t t tapi, aku malu mbak.."
Beby: "gak ada tapi-tapian"
Jujur aku agak risih jika harus membawa gulali yang ukurannya cukup besar ini berkeliling malioboro.
aku kan laki-laki, masa suka makan beginian. Huhhhh, awas aja kamu beb. Dasar jenong. Untung cantik.
Dengan berat hati aku menenteng gulali berbentuk seperti guling yang tadi aku beli mengikuti beby dan berjalan di belakangnya.
Huhh, mungkin nasib teman-teman ku malam ini hampir sama seperti aku. Yap sama-sama menjadi budak dari kekasihnya.
Heyy, tapi beby bukan pacar ku!!
Beby kembali berhenti. Kali ini beby berhenti didepan pengerajin kalung tembaga. Di tempat ini, mata kalung yang terbuat dari tembaga bisa ditulisi atau digambar sesuai keinginan kita.
Beby: "nat, beli itu yukk"
Aku: "ngapain mbak, aneh-aneh aja"
Aku mencoba menolak permintaan beby. Karena menurutku tidak ada gunanya membeli barang seperti ini.
Beby: "pleaseeeeee"
Melihat beby yang sudah memohon seperti itu, aku hanya bisa menghembuskan nafas kasar ku.
Aku: "yaudah mbak, mau ditulisin apa?"
Beby: "beli 2 nat, 1 huruf b, satu huruf n, 1 buat aku, 1 buat kamu"
Aku: "enggak deh, buat mbak aja, aku gak mau"
Beby: "gak asyik ah kamu nat"
Aku: "yaudah mbak, iya-iya"
Setelah menuggu beberapa menit,akhirnya pesanan kami pun jadi. Dua buah kalung tembaga dengan tulisan huruf depan nama kami masing-masing sudah siap untuk dipakai.
Beby: "pakai nat"
Aku: "tapi mbak"
Beby: "enggak pake tapi-tapiaannn!!!"
Akupun memakai kalung yang sudah kami beli tadi dengan pasrah. Biarlah, yang penting dia senang.
Tapi kalau dilihat-lihat dari runtutan kejadian tadi, sepertinya aku sangat berbakat menjadi bucin, hmmmmmm.
Aku: "mbakk, makan yukkk"
Beby: "yaudah deh, ayo, tapi aku pengen makan di situ"
Beby menunjuk salah satu restoran jepang yang berada di mall yang tadi aku tawarkan kepada beby untuk kesana.
Waduh, mati aku, bisa tekor kalo aku sama beby makan disana, mana harus bayar makan buat 2 orang.
Tapi karena gengsi aku mengiyakan ajakan beby. Ya walaupun terlihat agak sedikit ragu-ragu.
Kami pun sampai disana. Lalu duduk di meja yang masih tersedia. Suasana disini cukup ramai. Menu utama yang diusung seperti makanan khas jepang yang jujur aku kurang paham apa maksudnya. Pokoknya disana disediakan berbagai macam makanan mentah kepada kami.
Dan tersedia juga panci dan kompor yang tersedia di meja kami untuk merebus makanan-makanan mentah yang ada dihadapan kami.
Beby: "ayo nat, makan"
Aku: "i i iya mbak"
Jujur aku agak tidak berselera untuk makan kali ini. Selain karena makanan ini seperti nya tidak cocok dengan lidahku, pasti harganya juga selangit. Bukannya aku tidak mampu bayar, tapi jika aku bayar semua makanan ini bisa-bisa uang yang sudah ku jatah untuk rokok ku selama seminggy kedepan habis tanpa sisa.
Beby makan dengan lumayan lahap. Sedangkan aku hanya menyicipi sedikit-sedikit saja. Ternyata rasanya tidak seburuk yang ku bayangkan. Tapi aku coba menahan diri agar pengeluaran ku malam ini tidak terlalu banyak.
Beby: "kamu makan dikit banget nat, nih tambah"
Beby menambahkan beberapa lauk yang baru selesai di rebus ke piring ku.
Aku: "iya mbak"
Mau tidak mau aku memakannya. Lauk yang beby makan seperti nya agak sedikit banyak. Tapi yasudahlah. Aku sudah pasrah jika uang rokok ku seminggu kedepan habis tanpa sisa.
Waktu yang ditunggu pun tiba, pelayan datang ke meja kami dan memberikan hasil kalkulasi harga makanan kami malam ini.
Tapi demi gengsi, aku tetap mecoba terlihat tenang.
Beby: "aku ke toilet dulu yaa"
Aku: "i iya mbak"
Setelah beby berlalu, aku buru-buru mengambil struk harga yang tadi diserahkan kepada kami.
Yap, benar dugaan ku. Total harga makanan kami malam ini 140 ribu. Untuk anak kos seperti ku, makan malam dengan total harga seperti itu sudah terasa sangat besar.
Aku melihat beby kembali dari toilet dan berjalan ke meja kami. Akupun cepat-cepat mengembalikan struk yang tadi kuambil ke tempat asalnya. Bukan apa-apa, kalau aku terlihat bingung pasti nanti beby mengira aku tidak bisa membayarnya.
Daripada aku memusingkan uang ku yang akan banyak terkuras, lebih baik aku mengajak ngobrol beby.
Aku: "viny kemana mbak, kok kamu bisa sendirian"
Beby: "dia lagi nemenin temen SMAnya yang lagi liburan ke jogja nat"
Aku: "emang kalo ada viny biasanya kamu malem minggu kemana?"
Beby: "ya tergantung sih nat, biasanya cari makan malem bareng. Bisa juga nonton bioskop bareng"
Aku: "pasti sama viny tuh?"
Beby: "iyaa, mau sama siapa lagi?"
Aku: "ooohhh, mungkin sama cowok gitu??"
Beby: "ini aku lagi sama cowok kok"
Aku: "y y yaa aku tau mbak, maksudnya yang lain"
Beby: "banyak sih yang ngajakin jalan"
Aku: "lah teruss??"
Beby: "tapi males ajaaa, pada buaya semua"
Aku: "lah, kan aku nanya nya manusia cowok, bukan buaya jantan"
Beby: "wkwkwkwk, gak usah sok bego gitu kamu nat"
Aku: "hehehehe, nyoba aja mbak, siapa tau lucu"
Beby: "enggak tuh, garing banget tau nggak, pantesan jomblo terus"
Aku: "sadar diri dong mbak"
Beby: "sorry ya nat, gini-gini cowok diluar sana pada rebutan buat ngejar-ngejar aku"
Aku: "mbakkk, gakusah kebanyakan ngayall, emang ada yang mau?"
Beby: "yeee, nyebelin kamu nat, awas yaa, kalo kamu tau yang ngejar-ngejar aku, pasti kamu bakal minder"
Aku: "ihh, GR banget mbak, siapa yang ngejar-ngejar kamu?. Lagian mereka semua bakal kabur kalau mereka liat ini"
Aku berkata seperti itu sambil mengangkat poni beby keatas dengan tangan ku.
"Nathaaaa"
Bukkkk
Pukulan beby dipundak ku kali ini cukup keras, sehingga membuatku mengaduh cukup keras.
"Awwwww"
Seisi restoran menatap kearah kami. Sontak kekejadian itu membuat kami berdua menjadi salah tingkah.
Beby: "gara-gara kamu nih natt"
Aku: "hehehehe, ampun mbakkk"
Beby: "Lagian tangan kamu main buka-buka sembarangan aja
Aku: " Buka apaan mbak?"
Kalimat terakhir ku lontarkan sambil menunjukan wajah jahil ku ke beby.
Beby: "Dasar mesummmm, berani kamu ya nat sekarang"
Aku: "ihh, siapa yang mesum, aku kan nanya doang apa yang dibuka, kamu sih mbak yang mesum, pikirannya kemana-mana"
Beby: "tapi muka mu itu looohh. Huhhh, ternyata bener apa kata temen-temen kamu"
Aku agak sedikit terkejut mendengar kalimat terakhir dari beby. Jangan-jangan teman-teman ku membocorkan perilaku-perilaku bejat ku selama ini.
Aku: "mereka ngomong apa mbak?"
Beby: "ehmmm, rahasia lah"
Aku: "please mbak, kasih tauu"
Beby: "gak mau"
Kali ini beby yang menatapku dengan wajah jahilnya.
Aku: "mbakk, apa kata mereka??"
Beby: "wkwkwkwkk, gak penting kok nat, yaudah yuk nat, lanjut jalan lagi"
Oh iya, saking asyiknya ngobrol dengan beby aku jadi lupa dengan apa yang kupusingkan sebelumnya.
Huhhh, Yasudah lah. Akupun menuju kasir untuk membayar makanan kami tadi.
Aku: "mbak, meja nomor 48"
Mbak-mbak kasir: "oohhh, ini udah dibayar mas"
"ngapain kamu nat"
Suara beby menghentikan perbincanganku dengan mbak-mbak kasir.
Mbak-mbak kasir: "udah dibayar sama mbak nya tadi"
Aku: "oooohh, y yaudah deh mbak, makasih"
Akhirnya akupun mulai menyusul beby yang sudah berjalan didepan ku menuju pintu keluar mall.
Aku: "kok kamu yang bayar mbak?"
Beby: "ya kenapa nat?, emang gak boleh?"
Aku: "ya kan gakenak, aku kan cowok, harusnya aku yang bayar"
Beby: "gak ada peraturan gitu nat, udahlah. Ini sebagai ganti kamu udah mau nemenin aku dan jajanin aku macem-macem tadi"
Aku: "ya jajan paling cuma berapa, kita bagi dua deh ya mbak bayarnya kalo gitu"
Beby: "iihhh, gakusah natt, ayo ah jalan"
Beby kembali mempercepat jalannya. Aku mencoba mengimbangi langkah kakinya.
Setelah makan tadi, kami sempat singgah melihat pertunjukan tarian tradisional yang diiringi dengan alat musik angklung.
Aku juga sempat mengajak beby untuk mencoba menaiki delman. Selama 3 tahun aku kuliah di jogja, jujur baru kali ini aku mencoba menaiki delman.
Setelah puas menaiki delman keliling malioboro, kami kembali melanjutkan perjalanan kami dengan berjalan kaki.
Beby berhenti di salah satu kursi kosong di pinggir jalan dan meminta waktu untuk duduk dan beristirahat. Sesuai permintaan beby kami berdua pun duduk disana untuk beristirahat sejenak.
Beby: "natt, sini gulalinya"
Aku: "nih"
Aku: "mbak, aku beli minum dulu ya"
Beby: "yaudah gih sana, cepetan ya"
Aku pun mendatangi lapak pedagang kaki lima yang menjual minuman kemasan. Aku membeli dua botol air mineral dengan ukuran sedang. Setelah itu aku berjalan kembali ke tempat aku dan beby tadi duduk.
Dari kejauhan aku melihat beby. Dia terlihat lucu. Seperti anak perempuan yang sedang menikmati permen kapas kesukaannya. Sebenarnya kalu dia sedang melamun, tatapan nya terlihat sangat lucu dan polos, dengan ujung alis yang tertarik agak kebawah, sehingga wajahnya terlihat seperti orang yang sedang sedih. Jujur aku sangat menyukai pemandangan seperti itu.
Aku: "nihh mbak, airr"
Beby: "makasih natt. Nih mau nggak"
Beby memotek gulalinya dan menyodorkannya kearahku
Aku: "enggak dehh, ak..."
Beby: "aaaaaaaa, buka mulutnya"
Seperti orang yang sedang terhipnotis, akupun membuka sedikit mulutku. Beby pun memasukan gulali yang sudah dipotek tadi kedalam mulutku.
Beby: "enakk kann, dulu aku seneng banget gulali, tapi sekarang udah jarang nemu orang yang jual"
Aku: "oohhh, baru tau aku mbak"
Beby: "Nihhh, lagi, aaaaa"
Beby kembali memasukan potekan gulali kemulutku.
Beby: "dulu ayah yang suka beliin aku gulali, terus biasanya dia nyuapin aku kayak gini"
1 potekan gulali kembali lolos masuk kedalam mulutku.
Aku: "ayah kamu di bandung ya berati mbak"
Beby: "iya nat, di bandung"
Aku: "oohhh, kerjanya apa?"
Beby: "dulu ayahku kerja di jakarta, jadi manager di salah satu stasiun TV swasta"
Aku: " Ooohhh, sampai sekarang?"
Beby: "kalo ayahku sekarang udah gak ada nat"
Mendengar jawaban beby aku menjadi sedikit tidak enak.
Aku: "s s sorry mbak, aku gak maksud menyinggung kamu"
Beby: "santai aja kali nat, aku aja santai"
Aku: "i i iya mbak"
Keadaan sempat hening sementara. Aku dan beby sama-sama asyik memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang.
Tapi, tidak selang beberapa lama beby pun buka suara.
Beby: "nat, buat yang kata aku pas kita baru sampai disini tadi, itu cuma becanda. Aku seneng kok jalan sama kamu kesini, hehehe"
Beby: "tapi capek juga ya nat keliling-keliling dari tadi"
Beby berkata seperti itu sambil menyenderkan kepalanya dibahuku. Jujur aku sangat terkejut. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.
Tapi akhirnya naluri ku menuntun tangan ku untuk merangkul pundaknya dan menyenderkan kepala ku di kepalanya.
Beby: "makasih ya nat udah mau nemenin aku malem ini"
Aku: "iya mbak, sama-sama, mbak juga udah nemenin aku kok, kalo mbak gak ada aku sendirian doang dari tadi"
Beby: "ohh iya nat, kalung yang kamu pake itu, kamu simpen baik-baik ya"
Aku: "i i iya mbak, aku simpen kok"
Seperti itulah akhir petualangan kami di malioboro malam ini. Posisi kami tidak berubah dalam waktu yang cukup lama. Tidak ada hal yang kami bicarakan. Kami pun tidak peduli dengan pandangan orang lain yang tertuju pada kami. Kami sama-sama berusaha menikmati momen ini.
Momen dimana, seolah-olah kami sedang mencurahkan perasan yang "mungkin" sama-sama kami pendam, lewat kepala kami yang saling bersentuhan, dan saling bercumbu dalam diam.
.
.
.
Sampai akhirnya, es teh yang tiba-tiba jatuh kearah ku menghentikan kegiatan kami malam ini.
Seorang anak kecil yang sedang berlari tidak sengaja menjatuhkannya dan membasahi sebagian bajuku.
Huhhh, dasar, ada saja yang menganggu momen-momen seperti itu. Sontak kejadian itu membuat beby menertawaiku.
Setelah kejadian itu kami pun memutuskan untuk membeli tisu, lalu mencoba membersihkan sebagian bajuku yang basah.
Ya lumayan membantu lah, meskipun tidak bisa dibilang kering juga.
Dan setelah itu kami pun memutuskan untuk pulang karena memang hari sudah larut malam.
Meskipun kali ini berakhir dengan kurang mengenakkan, tetapi aku tetap bahagia dengan apa yang sudah kulalui malam hari ini. Selama perjalan pulang seolah-olah ada ribuan kupu-kupu yang terbang dalam perutku. Intinya malam mminggu kali ini adalah salah satu malam minggu terbaik dari malam minggu lain yang pernah ku lalui.
Aku sudah sampai di depan rumah beby. Sudah kali ke 4 aku berkunjung ke rumah ini.
Terlihat disana mobil yang biasa digunakan beby untuk berangkat ke kampus masih terparkir dengan rapi. Berarti menandakan beby tidak kemana-mana malam ini.
Bagaimana dengan viny?. Tidak mungkin beby kesepian jika ada viny disini. Lagipula jika ku lihat dari cuitan beby yang kubalas, sepertinya viny lagi keluar, meninggalkan beby sendirian di rumah.
Karena takut menganggu orang-orang di sekitaran komplek ini dengan suara teriakan ku, aku memutuskan menelfon beby untuk memberi tahu bahwa aku sudah sampai.
Aku: "Halo mbak, aku di depan"
Beby: "gakusah bohong kamu nat"
Aku: "mbak ke depan aja duluuu, udah jauh-jauh nih kesini"
Beby: "lagian siapa yang nyuruh kamu kesini"
Aku: "kan kamu, tadi nanya aku gabut apa enggak"
Beby: "ihh, kan cuma nanya, gak nyuruh kamu kesini tuh"
Beby: "lagian kamu yang gak jelas tiba-tiba bilang otw aja tadi"
Aku: "yaudah deh mbak, sorry ya aku ganggu"
Jawaban terakhir dari beby membuat ku yang sudah berdiri di depan pagar rumah beby berjalan kembali ke motor ku yang terparkir tidak jauh dari sana.
Aku tidak punya keberanian untuk meminta beby keluar rumah dan menemuiku. Jadi aku memilih kembali ke motor ku, memakai helm, menancapkan kunci kontak dan menyalakan motorku. Namun saat aku mulai tancap gas ada seseorang yang memanggil nama ku.
"Nathaaa"
Aku pun menoleh ke sumber suara. Mataku tertuju pada seorang gadis dengan kaos hitam yang dilapisi cardigan biru donker agak panjang. Dipadukan dengan celana jeans diatas mata kaki dan flatshoesnya. Tidak lupa tas selempang kain berwarna putih yang dipakainya. Wajahnya dipoles dengan make up yang sangat natural. Tidak ada lipstik di bibir yang terlalu menor, atau pipi yang terlalu kemerahan. Sangat sempurna.
Apalagi ditambah dengan bibir indahnya yang tersenyum kearah ku.
Beby: "ihh, baru digituin aja udah nyerah, pantesan gak dapet cewek kamu nat"
Aku: "h h hai mbak, aku kira mbak gak mau jalan sama aku tadi"
Beby: "hehehe, mau lah nat, asal sama kamu"
Beby berkata sepertu itu sambil naik ke boncengan ku. Akupun dibuat terdiam oleh perkataannya yang terakhir.
Beby: "yeeee, malah salting kamu nat, cupuuuu"
Aku: "enggak salting kokk"
Beby: "yaudah, kalo gitu ayo jalan"
Aku: "iya iya, ini mau jalan"
Motorku yang baru akan melaju terhenti oleh tepukan dari beby di pundak ku.
Beby: "weyy, aku gak kamu kasih helm"
Aku: "oooh, iya mbak, lupa, turun dulu berarti, hehe"
Beby pun turun dari motor dan diikuti oleh ku. Aku membuka jok motor, lalu mengambil helm yang memang sudah kusiapkan untuk beby. Akupun lalu menyodorkan helm yang tadi kuambil.
Aku: "nih mbak"
Beby: "nah, gitu dong, masa cewek dibiarin gak pake helm"
Aku: "sebenarnya udah aku siapin, ntar kalo gak pake helm poni mbak terbang kemana-mana, nanti aku kayak lagi bonceng lampu jalanan dong"
Dasar gobloookkk. mulut ini emang gak bisa dikontrol kalo udah ngeledekin orang
Bukkk
"Awww"
Beby: "kamu mah jahat nat"
Aku: "e e ehh, jangan ngambek dong"
Aku: " Tapi biarpun gitu aku suka kok mbak"
Udah tadi ngeledekin orang. Sekarang malah ngegombal gombalan sampah. Emang gak pernah sekolah ni mulut.
Sontak gombalan ku tadi membuat perbincangan kami terjeda. Tapi untung nya beby mau kembali membuka suara.
Beby: "mmm, yaudah deh, kalo gini terus kita gak jalan-jalan, ayo berangkat"
Sesuai instruksi dari beby, akupun kembali menaiki motor ku. Begitu juga dengan beby yang kembali duduk di boncengan ku.
Aku: "kita mau kemana mbak?"
Beby: "terserah kamu lah, kamu yang ngajak"
Aduh, matilah aku, mau ku ajak jalan kemana ya beby?. Jujur aku tidak terlalu paham tempat-tempat bagus yang cocok untuk jalan sama cewek. Tapi bodo amatlah, jalan aja dulu.
Kami pun sampai ditujuan.malam ini aku lebih memilih membawa beby ke malioboro. Jujur aku khawatir jika beby akan kecewa bila ku ajak kesini. Yap, siapa yang tidak pernah ke malioboro jika sudah tinggal di jogja. Tentu sangat mainstream jika aku mengajak beby ke tempat ini.
Akupun memarkirkan motor di tempat parkir yang memang sudah di sediakan. Kami berdua pun turun dan melepas helm kami masing-masing.
Beby: "huhh, malioboro, mainstream banget sih nat kamu ngajak aku ke sini"
Tuh kan. Apa yang kutakutkan terjadi. Sepertinya beby terlihat kecewa dengan tempat pilihan ku.
Beby: "tapi yaudah lah, ayo jalan"
Beby berkata seperti itu dengan memasang wajah datarnya. Lalu berjalan mendahuluiku.
Akupun mengikuti beby yang terlebih dahulu berjalan di depan ku. Suasana malioboro pada malam minggu seperti ini lumayan padat. Banyak wisatawan mulai dari mancanegara hingga wisatawan lokal yang berkunjung kesini. Seperti yang kalian tahu, malioboro sebenarnya terkenal dengan toko oleh-oleh khas jogja yang berjejer di samping-samping jalan. Selain itu banyak juga pedagan kaki lima yang menjajakan berbagai macam makanan dan minuman. Dan ada juga orang-orang yang mencoba mengais rezeki dengan berbagai macam pertunjukan kesenian.
Melihat keadaan malioboro yang cukup padat, aku jadi tidak enak dengan beby yang sudah dandan cantik-cantik.
Oleh karena itu aku memutuskan untuk menwarkan beby memasuki mall yang juga terletak dikawasan malioboro
Aku: "mbak, apa mbak mau ke mall deket sini aja, jujur aku bingung mau ngajak mbak kemana, disini agak padet juga mbak, takutnya mbak kurang nyaman"
Beby: "gakusah, pokoknya kamu ikutin aku aja"
Beby menjawab tanpa menghentikan langkahnya dan terus berjalan. Akupun mempercepat jalan ku agar tidak tertinggal oleh beby.
Beby berhenti tepat di samping pedagang kaki lima yang sedang menjajakan gulali.
Beby pun berbalik dan menatap ku.
"Nat, mau ituuu.."
Beby berkata seperti itu sambil sedikit berbisik dan menunjuk gulali yang dibentuk seperti guling itu dengan malu-malu.
Wajah malu-malunya terlihat sangat cantik dimataku. Dan hal itu membuat aku kembali salah tingkah.
"i i iya mbak, bentar ya, aku beliin"
Aku hanya bisa meng iyakan permintaan dari beby. Dan beby pun hanya mengagguk dengan wajah lucu yang dibuat-buat.
"mbakkkkk, pleaseeee, jangan bikin aku tambah gemeesss"
Rasanya aku ingin berteriak seperti itu, tapi tidak mungkin kan.
Aku: "mas, gulalinya 1"
Mas-mas gulali: "ini mas, 1 nya 6 ribu
Tanpa berlama-lama aku segera membayar gulali yang diinginkan oleh beby.
Aku: "mbak, ini gulalinya"
Aku menyodorkan gulali yang sudah ku beli tadi kepada beby.
Beby: "bawain lahh"
Wajah juteknya kembali saat berkata seperti itu. Lama-lama aku jadi agak bingung dengan sikapnya.
Aku: "t t tapi, aku malu mbak.."
Beby: "gak ada tapi-tapian"
Jujur aku agak risih jika harus membawa gulali yang ukurannya cukup besar ini berkeliling malioboro.
aku kan laki-laki, masa suka makan beginian. Huhhhh, awas aja kamu beb. Dasar jenong. Untung cantik.
Dengan berat hati aku menenteng gulali berbentuk seperti guling yang tadi aku beli mengikuti beby dan berjalan di belakangnya.
Huhh, mungkin nasib teman-teman ku malam ini hampir sama seperti aku. Yap sama-sama menjadi budak dari kekasihnya.
Heyy, tapi beby bukan pacar ku!!
Beby kembali berhenti. Kali ini beby berhenti didepan pengerajin kalung tembaga. Di tempat ini, mata kalung yang terbuat dari tembaga bisa ditulisi atau digambar sesuai keinginan kita.
Beby: "nat, beli itu yukk"
Aku: "ngapain mbak, aneh-aneh aja"
Aku mencoba menolak permintaan beby. Karena menurutku tidak ada gunanya membeli barang seperti ini.
Beby: "pleaseeeeee"
Melihat beby yang sudah memohon seperti itu, aku hanya bisa menghembuskan nafas kasar ku.
Aku: "yaudah mbak, mau ditulisin apa?"
Beby: "beli 2 nat, 1 huruf b, satu huruf n, 1 buat aku, 1 buat kamu"
Aku: "enggak deh, buat mbak aja, aku gak mau"
Beby: "gak asyik ah kamu nat"
Aku: "yaudah mbak, iya-iya"
Setelah menuggu beberapa menit,akhirnya pesanan kami pun jadi. Dua buah kalung tembaga dengan tulisan huruf depan nama kami masing-masing sudah siap untuk dipakai.
Beby: "pakai nat"
Aku: "tapi mbak"
Beby: "enggak pake tapi-tapiaannn!!!"
Akupun memakai kalung yang sudah kami beli tadi dengan pasrah. Biarlah, yang penting dia senang.
Tapi kalau dilihat-lihat dari runtutan kejadian tadi, sepertinya aku sangat berbakat menjadi bucin, hmmmmmm.
Aku: "mbakk, makan yukkk"
Beby: "yaudah deh, ayo, tapi aku pengen makan di situ"
Beby menunjuk salah satu restoran jepang yang berada di mall yang tadi aku tawarkan kepada beby untuk kesana.
Waduh, mati aku, bisa tekor kalo aku sama beby makan disana, mana harus bayar makan buat 2 orang.
Tapi karena gengsi aku mengiyakan ajakan beby. Ya walaupun terlihat agak sedikit ragu-ragu.
Kami pun sampai disana. Lalu duduk di meja yang masih tersedia. Suasana disini cukup ramai. Menu utama yang diusung seperti makanan khas jepang yang jujur aku kurang paham apa maksudnya. Pokoknya disana disediakan berbagai macam makanan mentah kepada kami.
Dan tersedia juga panci dan kompor yang tersedia di meja kami untuk merebus makanan-makanan mentah yang ada dihadapan kami.
Beby: "ayo nat, makan"
Aku: "i i iya mbak"
Jujur aku agak tidak berselera untuk makan kali ini. Selain karena makanan ini seperti nya tidak cocok dengan lidahku, pasti harganya juga selangit. Bukannya aku tidak mampu bayar, tapi jika aku bayar semua makanan ini bisa-bisa uang yang sudah ku jatah untuk rokok ku selama seminggy kedepan habis tanpa sisa.
Beby makan dengan lumayan lahap. Sedangkan aku hanya menyicipi sedikit-sedikit saja. Ternyata rasanya tidak seburuk yang ku bayangkan. Tapi aku coba menahan diri agar pengeluaran ku malam ini tidak terlalu banyak.
Beby: "kamu makan dikit banget nat, nih tambah"
Beby menambahkan beberapa lauk yang baru selesai di rebus ke piring ku.
Aku: "iya mbak"
Mau tidak mau aku memakannya. Lauk yang beby makan seperti nya agak sedikit banyak. Tapi yasudahlah. Aku sudah pasrah jika uang rokok ku seminggu kedepan habis tanpa sisa.
Waktu yang ditunggu pun tiba, pelayan datang ke meja kami dan memberikan hasil kalkulasi harga makanan kami malam ini.
Tapi demi gengsi, aku tetap mecoba terlihat tenang.
Beby: "aku ke toilet dulu yaa"
Aku: "i iya mbak"
Setelah beby berlalu, aku buru-buru mengambil struk harga yang tadi diserahkan kepada kami.
Yap, benar dugaan ku. Total harga makanan kami malam ini 140 ribu. Untuk anak kos seperti ku, makan malam dengan total harga seperti itu sudah terasa sangat besar.
Aku melihat beby kembali dari toilet dan berjalan ke meja kami. Akupun cepat-cepat mengembalikan struk yang tadi kuambil ke tempat asalnya. Bukan apa-apa, kalau aku terlihat bingung pasti nanti beby mengira aku tidak bisa membayarnya.
Daripada aku memusingkan uang ku yang akan banyak terkuras, lebih baik aku mengajak ngobrol beby.
Aku: "viny kemana mbak, kok kamu bisa sendirian"
Beby: "dia lagi nemenin temen SMAnya yang lagi liburan ke jogja nat"
Aku: "emang kalo ada viny biasanya kamu malem minggu kemana?"
Beby: "ya tergantung sih nat, biasanya cari makan malem bareng. Bisa juga nonton bioskop bareng"
Aku: "pasti sama viny tuh?"
Beby: "iyaa, mau sama siapa lagi?"
Aku: "ooohhh, mungkin sama cowok gitu??"
Beby: "ini aku lagi sama cowok kok"
Aku: "y y yaa aku tau mbak, maksudnya yang lain"
Beby: "banyak sih yang ngajakin jalan"
Aku: "lah teruss??"
Beby: "tapi males ajaaa, pada buaya semua"
Aku: "lah, kan aku nanya nya manusia cowok, bukan buaya jantan"
Beby: "wkwkwkwk, gak usah sok bego gitu kamu nat"
Aku: "hehehehe, nyoba aja mbak, siapa tau lucu"
Beby: "enggak tuh, garing banget tau nggak, pantesan jomblo terus"
Aku: "sadar diri dong mbak"
Beby: "sorry ya nat, gini-gini cowok diluar sana pada rebutan buat ngejar-ngejar aku"
Aku: "mbakkk, gakusah kebanyakan ngayall, emang ada yang mau?"
Beby: "yeee, nyebelin kamu nat, awas yaa, kalo kamu tau yang ngejar-ngejar aku, pasti kamu bakal minder"
Aku: "ihh, GR banget mbak, siapa yang ngejar-ngejar kamu?. Lagian mereka semua bakal kabur kalau mereka liat ini"
Aku berkata seperti itu sambil mengangkat poni beby keatas dengan tangan ku.
"Nathaaaa"
Bukkkk
Pukulan beby dipundak ku kali ini cukup keras, sehingga membuatku mengaduh cukup keras.
"Awwwww"
Seisi restoran menatap kearah kami. Sontak kekejadian itu membuat kami berdua menjadi salah tingkah.
Beby: "gara-gara kamu nih natt"
Aku: "hehehehe, ampun mbakkk"
Beby: "Lagian tangan kamu main buka-buka sembarangan aja
Aku: " Buka apaan mbak?"
Kalimat terakhir ku lontarkan sambil menunjukan wajah jahil ku ke beby.
Beby: "Dasar mesummmm, berani kamu ya nat sekarang"
Aku: "ihh, siapa yang mesum, aku kan nanya doang apa yang dibuka, kamu sih mbak yang mesum, pikirannya kemana-mana"
Beby: "tapi muka mu itu looohh. Huhhh, ternyata bener apa kata temen-temen kamu"
Aku agak sedikit terkejut mendengar kalimat terakhir dari beby. Jangan-jangan teman-teman ku membocorkan perilaku-perilaku bejat ku selama ini.
Aku: "mereka ngomong apa mbak?"
Beby: "ehmmm, rahasia lah"
Aku: "please mbak, kasih tauu"
Beby: "gak mau"
Kali ini beby yang menatapku dengan wajah jahilnya.
Aku: "mbakk, apa kata mereka??"
Beby: "wkwkwkwkk, gak penting kok nat, yaudah yuk nat, lanjut jalan lagi"
Oh iya, saking asyiknya ngobrol dengan beby aku jadi lupa dengan apa yang kupusingkan sebelumnya.
Huhhh, Yasudah lah. Akupun menuju kasir untuk membayar makanan kami tadi.
Aku: "mbak, meja nomor 48"
Mbak-mbak kasir: "oohhh, ini udah dibayar mas"
"ngapain kamu nat"
Suara beby menghentikan perbincanganku dengan mbak-mbak kasir.
Mbak-mbak kasir: "udah dibayar sama mbak nya tadi"
Aku: "oooohh, y yaudah deh mbak, makasih"
Akhirnya akupun mulai menyusul beby yang sudah berjalan didepan ku menuju pintu keluar mall.
Aku: "kok kamu yang bayar mbak?"
Beby: "ya kenapa nat?, emang gak boleh?"
Aku: "ya kan gakenak, aku kan cowok, harusnya aku yang bayar"
Beby: "gak ada peraturan gitu nat, udahlah. Ini sebagai ganti kamu udah mau nemenin aku dan jajanin aku macem-macem tadi"
Aku: "ya jajan paling cuma berapa, kita bagi dua deh ya mbak bayarnya kalo gitu"
Beby: "iihhh, gakusah natt, ayo ah jalan"
Beby kembali mempercepat jalannya. Aku mencoba mengimbangi langkah kakinya.
Setelah makan tadi, kami sempat singgah melihat pertunjukan tarian tradisional yang diiringi dengan alat musik angklung.
Aku juga sempat mengajak beby untuk mencoba menaiki delman. Selama 3 tahun aku kuliah di jogja, jujur baru kali ini aku mencoba menaiki delman.
Setelah puas menaiki delman keliling malioboro, kami kembali melanjutkan perjalanan kami dengan berjalan kaki.
Beby berhenti di salah satu kursi kosong di pinggir jalan dan meminta waktu untuk duduk dan beristirahat. Sesuai permintaan beby kami berdua pun duduk disana untuk beristirahat sejenak.
Beby: "natt, sini gulalinya"
Aku: "nih"
Aku: "mbak, aku beli minum dulu ya"
Beby: "yaudah gih sana, cepetan ya"
Aku pun mendatangi lapak pedagang kaki lima yang menjual minuman kemasan. Aku membeli dua botol air mineral dengan ukuran sedang. Setelah itu aku berjalan kembali ke tempat aku dan beby tadi duduk.
Spoiler for Theme song:
Dari kejauhan aku melihat beby. Dia terlihat lucu. Seperti anak perempuan yang sedang menikmati permen kapas kesukaannya. Sebenarnya kalu dia sedang melamun, tatapan nya terlihat sangat lucu dan polos, dengan ujung alis yang tertarik agak kebawah, sehingga wajahnya terlihat seperti orang yang sedang sedih. Jujur aku sangat menyukai pemandangan seperti itu.
Aku: "nihh mbak, airr"
Beby: "makasih natt. Nih mau nggak"
Beby memotek gulalinya dan menyodorkannya kearahku
Aku: "enggak dehh, ak..."
Beby: "aaaaaaaa, buka mulutnya"
Seperti orang yang sedang terhipnotis, akupun membuka sedikit mulutku. Beby pun memasukan gulali yang sudah dipotek tadi kedalam mulutku.
Beby: "enakk kann, dulu aku seneng banget gulali, tapi sekarang udah jarang nemu orang yang jual"
Aku: "oohhh, baru tau aku mbak"
Beby: "Nihhh, lagi, aaaaa"
Beby kembali memasukan potekan gulali kemulutku.
Beby: "dulu ayah yang suka beliin aku gulali, terus biasanya dia nyuapin aku kayak gini"
1 potekan gulali kembali lolos masuk kedalam mulutku.
Aku: "ayah kamu di bandung ya berati mbak"
Beby: "iya nat, di bandung"
Aku: "oohhh, kerjanya apa?"
Beby: "dulu ayahku kerja di jakarta, jadi manager di salah satu stasiun TV swasta"
Aku: " Ooohhh, sampai sekarang?"
Beby: "kalo ayahku sekarang udah gak ada nat"
Mendengar jawaban beby aku menjadi sedikit tidak enak.
Aku: "s s sorry mbak, aku gak maksud menyinggung kamu"
Beby: "santai aja kali nat, aku aja santai"
Aku: "i i iya mbak"
Keadaan sempat hening sementara. Aku dan beby sama-sama asyik memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang.
Tapi, tidak selang beberapa lama beby pun buka suara.
Beby: "nat, buat yang kata aku pas kita baru sampai disini tadi, itu cuma becanda. Aku seneng kok jalan sama kamu kesini, hehehe"
Beby: "tapi capek juga ya nat keliling-keliling dari tadi"
Beby berkata seperti itu sambil menyenderkan kepalanya dibahuku. Jujur aku sangat terkejut. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.
Tapi akhirnya naluri ku menuntun tangan ku untuk merangkul pundaknya dan menyenderkan kepala ku di kepalanya.
Beby: "makasih ya nat udah mau nemenin aku malem ini"
Aku: "iya mbak, sama-sama, mbak juga udah nemenin aku kok, kalo mbak gak ada aku sendirian doang dari tadi"
Beby: "ohh iya nat, kalung yang kamu pake itu, kamu simpen baik-baik ya"
Aku: "i i iya mbak, aku simpen kok"
Seperti itulah akhir petualangan kami di malioboro malam ini. Posisi kami tidak berubah dalam waktu yang cukup lama. Tidak ada hal yang kami bicarakan. Kami pun tidak peduli dengan pandangan orang lain yang tertuju pada kami. Kami sama-sama berusaha menikmati momen ini.
Momen dimana, seolah-olah kami sedang mencurahkan perasan yang "mungkin" sama-sama kami pendam, lewat kepala kami yang saling bersentuhan, dan saling bercumbu dalam diam.
.
.
.
Sampai akhirnya, es teh yang tiba-tiba jatuh kearah ku menghentikan kegiatan kami malam ini.
Seorang anak kecil yang sedang berlari tidak sengaja menjatuhkannya dan membasahi sebagian bajuku.
Huhhh, dasar, ada saja yang menganggu momen-momen seperti itu. Sontak kejadian itu membuat beby menertawaiku.
Setelah kejadian itu kami pun memutuskan untuk membeli tisu, lalu mencoba membersihkan sebagian bajuku yang basah.
Ya lumayan membantu lah, meskipun tidak bisa dibilang kering juga.
Dan setelah itu kami pun memutuskan untuk pulang karena memang hari sudah larut malam.
Meskipun kali ini berakhir dengan kurang mengenakkan, tetapi aku tetap bahagia dengan apa yang sudah kulalui malam hari ini. Selama perjalan pulang seolah-olah ada ribuan kupu-kupu yang terbang dalam perutku. Intinya malam mminggu kali ini adalah salah satu malam minggu terbaik dari malam minggu lain yang pernah ku lalui.
Diubah oleh akmal162 16-04-2020 03:50
genji32 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Kutip
Balas
