- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#14
Spoiler for Part 8:
Part 8
Keesokan harinya
.
.
.
Suara dering telfon membuatku terbangun dari tidur lelap ku, ternyata waktu sudah menunjukan pukul 17.37.
Kali ini aku bukan bangun kesiangan lagi, tapi kesorean, wkwkwk.
Ini pasti karena tadi malam aku nongkrong di lab sampai jam 4 pagi.
Karena aku takut kesiangan untuk kelas hari ini, aku memutuskan untuk tetap di lab dan tidak tidur sambil menunggu kelas ku yang baru akan dimulai pukul setengah setengah 8 pagi. Untuk kelas ini absen ku sudah bolong 4, sekali lagi aku absen maka aku harus mengulangnya semester depan. Dan sial nya lagi, dosen yang mengajar di kelas kali ini sangat ketat jika berkaitan dengan masalah absensi.
Sungguh sial nasib ku kali ini, sudah dapat kelas paling pagi, dosennya killer pula, huhhhh. Oleh karena itu aku baru sempat tidur jam 12 siang dan bangun sesore ini.
Ku lihat ada nama mario di notifikasi.
Tapi tanpa berniat untuk melihatnya, aku memilih untuk mandi dan bersiap-siap menuju kampus.
Toh hari ini bukan giliran ku untuk menjadi pendamping praktikum. Jadi kurasa telfon mario bukan lah sesuatu hal yang penting, paling mario hanya ingin mengajak ku untuk makan malam.
.
.
.
Akupun tiba dikampus dan langsung menuju lab, terlihat mario dan viny sedang merapikan peralatan yang telah selesai digunakan untuk praktikum tadi.
Mario: "Nah, ini dia, akhirnya dateng juga lu nat"
Aku: "emang ada apaan mar?"
Mario: "ini, si viny mau balik, tapi gak bawa kendaraan. Kan kasian si viny nyari ojek lagi, lu anterin gih, soalnya gua udah di telfon ibu negara tadi, minta jemput dia"
Viny: "gakusah kali mar, aku kan udah bilang tadi gakpapa"
Aku: "yaudah, santai kali mbak, emang ada ojek jam segini?"
Viny: "kan bisa naik taksi, gakusah repot-repot kalian"
Aku: "yaudah mbak, aku lagi kosong juga, sekalian aja"
Viny: "mmmm, yaudah deh kalo gitu nat, aku beres-beres dulu ya bentar"
Viny pun berlalu sambil mengemasi barang-barangnya yang diletakan di ruang asisten.
Aku: "yang lain pada kemana mar?, bukannya lu jaga sama nabil ya?"
Mario: "kalo nabil tadi izin pulang duluan, mau jemput keluarga sih katanya di bandara. kalo si devan ama dyo belom ada kabar"
Aku: "oooohhh"
Mario: "eh, nat, gua duluan ya, okta udah nunggu daritadi"
Aku: "yaudah nat, duluan aja, santai"
Mario: "sippp, itu si viny jangan lu macem-macemin ya"
Mario mulai menggodaku sambil merangkul pundakku dan berbisik
Aku: "yeee, bodoh, gak mungkin lah"
Mario: "gakmungkin gakmungkin, besok udah hamil aja"
Aku: "buset, mulut lu gak pernah sekolah ya?"
Mario: "yang sekolah gua nat, mulut gua mah kaga"
Aku: "setan lu"
Mario: "wkwkwkwkwkk, yaudah nat, gua pergi dulu"
Aku: "yooo"
Mario pun berlalu dari hadapanku. Dasar bucin bucin sampah, mau saja dijadikan supir taksi untuk mengantar kesana kemari.
Viny: "nat, kita berangkat sekarang apa entaran aja?"
Aku: "sekarang aja mbak, yuk"
Viny: "yaudah, ayo"
Kamipun keluar dari lab. Sebelum pulang aku mengunci pintu lab terlebih dahulu karena tidak ada orang didalam.
Aku: "ayo mbak, naik"
Viny pun naik ke boncengan ku.
Aku: "mbak, ini helm nya, mbak aja yang pake, ini kan perjalanan agak jauh"
Viny: "lah, kamu aja nat, kan kamu yang bawa"
Aku: "yaelah mbak, aku mah santai, mbak aja yang pake, mbak kan cewek"
Viny: "yaudah deh, sini helmnya"
Viny pun mengambil helm yang kusodorkan lalu memakainya.
Aku: "udah mbak?"
Viny: "udah nat, yuk jalan"
Akupun menjalankan motorku dengan kecepatan sedang. Bukan apa-apa, hanya ingin menikmati momen dimana aku bisa membonceng wanita cantik seperti viny, wkwkwkwk. Lagipula, sudah lama juga rasanya jok belakangku tidak pernah dinaiki perempuan.
Viny: "nat, kita boleh singgah dulu nggak, aku mau beli makan malem"
Aku: "boleh mbak, mau kemana"
Viny: "makan lalapan depan komplek ku aja nat"
Aku: "oke mbak"
.
.
.
Kamipun sudah sampai disebuah warung lalapan sederhana dekat rumah viny, meskipun sederhana tempatnya cukup bersih dan nyaman.
Viny: "nat, mau makan juga nggak?"
Aku: "boleh deh mbak, kebetulan belum makan sama sekali hari ini"
Viny: "yaudah, kalo gitu kita makan disini aja ya"
Aku: " Iya mbak, gakpapa"
Viny: "kamu mau pesen apa nat?"
Aku: "samain kamu dah"
Viny: "mas, ati ampela sama tempe 3 porsi, 2 makan sini, 1 dibungkus, sama es teh 2"
Penjual: "siap mbak"
Aku: "ehhh, mbak, aku yang lain aja deh"
Viny: "lah, katanya samain"
Aku: " Aku gak bisa makan jeroan mbak"
Yap, aku memang selalu jijik makan jeroan.
Entah bagian apapun itu, hati, paru, jantung, usus, torpedo, semuanya tidak ada yang membuat ku tertarik untuk mencoba memakannya.
Aku: "satu porsinya diganti ayam aja mas, yang dada ya"
Mas-mas lalapan: "oke mas, berarti ati ampela nya 2 porsi ya, 1 makan sini, 1 bungkus?"
Aku: "iya mas"
Mas-mas lalapan: "silahkan ditunggu dulu mas, mbak, sambil duduk"
Aku: "oke mas"
Aku dan viny pun mencari tempat duduk yang masih kosong, setelah dapat tempat duduk yang kosong, kami berduapun duduk saling berhadapan.
Aku baru menyadari viny hanya sendirian dari tadi, biasanya kan mereka selalu berdua.
Daripada penasaran, aku memilih menanyakan langsung perihal ini ke viny.
Tapi kalau aku bertanya, pasti viny akan mengira aku mencari beby.
Ahhh, pusing. Mau nanya, takut diledekin. Mau gak tanya, penasaran.
Maju kena mundur kena ini mah namanya.
Tapi, karena rasa penasaran ku lebih besar, akhirnya aku memutuskan untuk bertanya.
Tapi aku tidak lupa berbasa basi telebih dahulu untuk menutupi maksudku yang sebenarnya.
Aku: "Mbak, kok tumben gak bawa mobil"
Viny: "yang bisa nyetir kan beby, aku gak bisa bawa mobil nat"
Aku:"ooohh, berati yang dibungkus tadi buat mbak beby ya?"
Viny: "iya nat, dia nitip aku tadi"
Pertanyaan basa basi yang kulontarkan ke viny tidak membuatku menemukan jawaban dari pertanyaan ku yang sebenarnya. Sepertinya viny memang mau memancingku untuk bertanya to the point.
Aku: "emang mbak beby nya lagi kemana?, kok gak ke lab tadi?"
Karena merasa tidak mendapat jawaban akhirnya aku bertanya secara to the point kepada viny.
Bodo amatlah misalnya di ledekin. Daripada mati penasaran disini
Viny: "cie, bilang aja kali kalo mau nanya beby kemana, gak usah basa-basi gitu, kangen ya kamu nat?, baru juga kemaren berantem"
Aku: "ih, kan cuma nanya mbak, soalnya biasanya mbak pasti dateng berdua"
Viny: "wkwkwkwk, nge les aja teros"
Aku: "serius mbak, cuma heran aja"
Benarkan dugaanku, pasti dia akan menggodaku, huhh.
Tapu untungnya tidak lama kemudian mas-mas penjual lalapan datang untuk mengantarkan pesanan kami, kalau tidak aku bisa tambah mati kitu dipojokan oleh viny.
Terimakasih banyak mas-mas lalapan, aku berhutang banyak padamu, wkwkwkwk.
Kami pun akhirnya menghentikan obrolan kami dan menyantap hidangan yang sudah tersaji didepan kami.
Kami tidak berbicara apapun selama kami menikmati makanan kami.
Setelah selesai makan kami pun bergantian menuju wastafel untuk cuci tangan, lalu kembali ke tempat duduk untuk menikmati minuman kami yang masih tersisa.
Viny: "katanya dia sebel sama kamu nat karena masalah kemarin"
Jawaban viny membuka kembali obrolan kami yang sempat terhenti tadi.
Dan jawaban itu sontak membuat ku terkejut.
Aku: "yang bener mbak?"
Viny: "iya, bener, ngapain aku bohong"
Aku: "masa cuma masalah gitu aja sampe segitunya sih mbak?"
Viny: "ya mana aku tau nat"
Aku: "boong nih pasti"
Viny: "nathaa, kalo kamu gak percaya, kamu boleh cek langsung ntar pas udah nyampe rumah"
Aku: "gak ah, pasti bohong"
Viny: "yaudah kalo kmau gak percaya"
Aku: "iya, emang aku gak percaya"
Aku menjawab seperti itu dengan yakin bukan tanpa alasan. Tidak mungkin masalah sekecil itu bisa membuat beby sampai marah dan tidak mau bertemu dengan ku, itu kan cuma masalah kecil. Pasti viny sedang mengerjaiku.
Setelah itu banyak yang aku dan viny bicarakan, mulai dari latar belakang keluarga kami masing-masing, hingga hobi dan selera musik kami.
Dari perbincangan ini aku baru tahu bahwa ayahnya adalah seorang perwira TNI dan ibunya seorang dokter. Viny ounya 1 orang adik, namanya vidy, sedang menempuh kuliah disalah satu universitas di bandung.
Aku baru tahu juga ternyata viny sangat senang membaca buku, dari ceritanya dia mempunyai ratusan koleksi buku yang dia simpan. Viny ternyata juga sangat suka menulis, mulai dari puisi hingga cerpen.
Selera musik viny ternyata bagus, sejujurnya aku tidak terlalu paham, tapu seperti nya viny sangat menyukai lagu-lagu lawas.
Gadis yang 1 ini benar-benar berjiwa seni sepertinya.
Viny: "kamu suka sama beby ya nat?"
Pertanyaan yang dilontarkan viny secara tiba-tiba di tengah-tengah obrolan kami membuatku yang sedang menikmati sisa es teh ku tiba-tiba batuk dan tersedak.
Aku: "emang gak ada pertanyaan lain apa mbak?, kok tiba-tiba nanya gitu"
Viny: "wkwkwk, langsung salting dia"
Aku: "gak lahhhh, yang bener aja, orang kenal aja belum lama. Lagian beby bukan tioe ku sama sekali kok"
Viny: "ceilehh, sok-sokan kamu nat, pake tipe-tipe segala, emang tipe mu yang kayak gimana?"
Tiba-tiba saja ide jahil muncul di otak ku
Aku: kalo tipe ku sih ya kurang lebih kaya mbak lah. Rambu pendek sebahu, senyumannya enak dipandang, baik, sederhana.
Viny pun terlihat sedikit terkejut dengan jawabanku.
Wkwkwkwkwk, kali ini kamu yang kena vin.
Viny: "e e ehh, kamu mau habisin es teh aku nggak?, udah kenyang banget aku soalnya"
Aku: "loh, kok ngalihin pembicaraan mbak?"
Viny: "o o ohh, kayak aku ya nat, mmmm, gimana ya"
Tawaku pecah melihat wajah viny yang terlihat gugup dan panik
Aku: "wkwkwkwkwk, ciee, jangan baper mbak, aku cuma becanda"
Viny: "apaan sih nat, gak lucu ah"
Wajah cemberut dan salah tingkahnya terlihat sangat lucu dan membuatku tertawa cukup lama.
Aku sangat puas bisa mengerjainya kali ini, biasanya dia yang mengerjaiku dan membuat ku salah tingkah.
Viny: "pulang aja ah, maless"
Aku: "ehh, mbak, tungguu. Malah ngambek dia"
Viny pun berdiri dari tempat duduk yang kami tempati dan berjalan menuju kasir.
Aku mecegah viny ingin menyodorkan uang limah pulu ribuan ke mas-mas lalapan.
Tidak elok rasanya jika perempuan yang bayar saat sedang makan berdua.
Aku: "aku aja mbak yang bayar"
Viny: "gak usah nat, aku aja"
Aku: "gakenak mbak, masa cewek yang bayar"
Mas-mas lalapan: "mas, mbak, yang bener aja, jangan berantem disini, mentang-mentang baru pacaran pada malu-malu gitu"
Sindiran dari mas-mas lalapan membuat perdebatan kami berdua terhenti.
Aku: "yaudah mbak, bayar masing-masing aja"
Viny: "yaudah deh, mas, kalau saya ati ampela sama tempe 2, 1 makan sini, 1 bungkus"
Aku: "kalau saya ayam goreng tadi mas"
Mas-mas lalapan: "mbaknya 20.000, masnya 11.000
Akhir dari debat kali ini kami memutuskan untuk membayar pesanan kami sendiri-sendiri.
Setelah transaksi pembayaran selesai kami pun langsung menuju parkiran untuk mengambil motor dan melanjutkan perjalanan ke rumah beby.
Viny: "nihhh, makasih nat"
Kami pun sampai ditujuan. Viny melepas helm ku yang dia pakai dan mengembailikan helm tersebut kepadaku sambil menunjukan wajah juteknya.
Aku: "yeee, gitu aja marah mbak, kan aku cuma becanda"
Viny: "tau ahh, udah sana pulang"
Aku: "lah, malah diusir, bukannya disuruh masuk dulu kek, dikasih minum, sebagai ucapan terimakasih"
Viny: "wkwkwkwk, modus kamu nat, bilang aja kamu mau ketemy beby kan, ada kok didalem"
Aku: "enggak gitu juga kali mbak"
Hadeehhhh, wajah juteknya langsung berubah menjadi tengil kembali seperti biasanya.
Viny: "gak konsisten banget sih kamu nat, tadi minta mampir, udah dipersilahkan masuk malah gak mau"
Aku: "hehehehe, lain kali aja mbak"
Viny: "yakin gak mau bujukin beby yang lagi ngambek?"
Aku: "enggak lah, ngapain, kalo mau ngambek, ngambek aja sono
Viny: " Wkwkwkwk, yaudah deh, aku yakin besok atau lusa kamu pasti kesini lagi nyariin beby"
Aku: "gak bakal mbak, udah ya mbak, aku pulang dulu"
Viny: "yaudah nat, hati-hati ya"
Aku: "iya mbak"
Aku: "eh mbak, btw buat yang tadi aku serius lho mbak"
Bukkk
Viny: "becanda mu gak lucu nat"
Aku: "wkwkkwkwkwk, kaboooorrrr"
Aku pun menancap gas untuk menghidari pukulan viny yang sedang marah.
wkwkwkwkwk, rasain kamu vin
.
.
.
Keesokan harinya
.
.
.
Suara dering telfon membuatku terbangun dari tidur lelap ku, ternyata waktu sudah menunjukan pukul 17.37.
Kali ini aku bukan bangun kesiangan lagi, tapi kesorean, wkwkwk.
Ini pasti karena tadi malam aku nongkrong di lab sampai jam 4 pagi.
Karena aku takut kesiangan untuk kelas hari ini, aku memutuskan untuk tetap di lab dan tidak tidur sambil menunggu kelas ku yang baru akan dimulai pukul setengah setengah 8 pagi. Untuk kelas ini absen ku sudah bolong 4, sekali lagi aku absen maka aku harus mengulangnya semester depan. Dan sial nya lagi, dosen yang mengajar di kelas kali ini sangat ketat jika berkaitan dengan masalah absensi.
Sungguh sial nasib ku kali ini, sudah dapat kelas paling pagi, dosennya killer pula, huhhhh. Oleh karena itu aku baru sempat tidur jam 12 siang dan bangun sesore ini.
Ku lihat ada nama mario di notifikasi.
Tapi tanpa berniat untuk melihatnya, aku memilih untuk mandi dan bersiap-siap menuju kampus.
Toh hari ini bukan giliran ku untuk menjadi pendamping praktikum. Jadi kurasa telfon mario bukan lah sesuatu hal yang penting, paling mario hanya ingin mengajak ku untuk makan malam.
.
.
.
Akupun tiba dikampus dan langsung menuju lab, terlihat mario dan viny sedang merapikan peralatan yang telah selesai digunakan untuk praktikum tadi.
Mario: "Nah, ini dia, akhirnya dateng juga lu nat"
Aku: "emang ada apaan mar?"
Mario: "ini, si viny mau balik, tapi gak bawa kendaraan. Kan kasian si viny nyari ojek lagi, lu anterin gih, soalnya gua udah di telfon ibu negara tadi, minta jemput dia"
Viny: "gakusah kali mar, aku kan udah bilang tadi gakpapa"
Aku: "yaudah, santai kali mbak, emang ada ojek jam segini?"
Viny: "kan bisa naik taksi, gakusah repot-repot kalian"
Aku: "yaudah mbak, aku lagi kosong juga, sekalian aja"
Viny: "mmmm, yaudah deh kalo gitu nat, aku beres-beres dulu ya bentar"
Viny pun berlalu sambil mengemasi barang-barangnya yang diletakan di ruang asisten.
Aku: "yang lain pada kemana mar?, bukannya lu jaga sama nabil ya?"
Mario: "kalo nabil tadi izin pulang duluan, mau jemput keluarga sih katanya di bandara. kalo si devan ama dyo belom ada kabar"
Aku: "oooohhh"
Mario: "eh, nat, gua duluan ya, okta udah nunggu daritadi"
Aku: "yaudah nat, duluan aja, santai"
Mario: "sippp, itu si viny jangan lu macem-macemin ya"
Mario mulai menggodaku sambil merangkul pundakku dan berbisik
Aku: "yeee, bodoh, gak mungkin lah"
Mario: "gakmungkin gakmungkin, besok udah hamil aja"
Aku: "buset, mulut lu gak pernah sekolah ya?"
Mario: "yang sekolah gua nat, mulut gua mah kaga"
Aku: "setan lu"
Mario: "wkwkwkwkwkk, yaudah nat, gua pergi dulu"
Aku: "yooo"
Mario pun berlalu dari hadapanku. Dasar bucin bucin sampah, mau saja dijadikan supir taksi untuk mengantar kesana kemari.
Viny: "nat, kita berangkat sekarang apa entaran aja?"
Aku: "sekarang aja mbak, yuk"
Viny: "yaudah, ayo"
Kamipun keluar dari lab. Sebelum pulang aku mengunci pintu lab terlebih dahulu karena tidak ada orang didalam.
Aku: "ayo mbak, naik"
Viny pun naik ke boncengan ku.
Aku: "mbak, ini helm nya, mbak aja yang pake, ini kan perjalanan agak jauh"
Viny: "lah, kamu aja nat, kan kamu yang bawa"
Aku: "yaelah mbak, aku mah santai, mbak aja yang pake, mbak kan cewek"
Viny: "yaudah deh, sini helmnya"
Viny pun mengambil helm yang kusodorkan lalu memakainya.
Aku: "udah mbak?"
Viny: "udah nat, yuk jalan"
Akupun menjalankan motorku dengan kecepatan sedang. Bukan apa-apa, hanya ingin menikmati momen dimana aku bisa membonceng wanita cantik seperti viny, wkwkwkwk. Lagipula, sudah lama juga rasanya jok belakangku tidak pernah dinaiki perempuan.
Viny: "nat, kita boleh singgah dulu nggak, aku mau beli makan malem"
Aku: "boleh mbak, mau kemana"
Viny: "makan lalapan depan komplek ku aja nat"
Aku: "oke mbak"
.
.
.
Kamipun sudah sampai disebuah warung lalapan sederhana dekat rumah viny, meskipun sederhana tempatnya cukup bersih dan nyaman.
Viny: "nat, mau makan juga nggak?"
Aku: "boleh deh mbak, kebetulan belum makan sama sekali hari ini"
Viny: "yaudah, kalo gitu kita makan disini aja ya"
Aku: " Iya mbak, gakpapa"
Viny: "kamu mau pesen apa nat?"
Aku: "samain kamu dah"
Viny: "mas, ati ampela sama tempe 3 porsi, 2 makan sini, 1 dibungkus, sama es teh 2"
Penjual: "siap mbak"
Aku: "ehhh, mbak, aku yang lain aja deh"
Viny: "lah, katanya samain"
Aku: " Aku gak bisa makan jeroan mbak"
Yap, aku memang selalu jijik makan jeroan.
Entah bagian apapun itu, hati, paru, jantung, usus, torpedo, semuanya tidak ada yang membuat ku tertarik untuk mencoba memakannya.
Aku: "satu porsinya diganti ayam aja mas, yang dada ya"
Mas-mas lalapan: "oke mas, berarti ati ampela nya 2 porsi ya, 1 makan sini, 1 bungkus?"
Aku: "iya mas"
Mas-mas lalapan: "silahkan ditunggu dulu mas, mbak, sambil duduk"
Aku: "oke mas"
Aku dan viny pun mencari tempat duduk yang masih kosong, setelah dapat tempat duduk yang kosong, kami berduapun duduk saling berhadapan.
Aku baru menyadari viny hanya sendirian dari tadi, biasanya kan mereka selalu berdua.
Daripada penasaran, aku memilih menanyakan langsung perihal ini ke viny.
Tapi kalau aku bertanya, pasti viny akan mengira aku mencari beby.
Ahhh, pusing. Mau nanya, takut diledekin. Mau gak tanya, penasaran.
Maju kena mundur kena ini mah namanya.
Tapi, karena rasa penasaran ku lebih besar, akhirnya aku memutuskan untuk bertanya.
Tapi aku tidak lupa berbasa basi telebih dahulu untuk menutupi maksudku yang sebenarnya.
Aku: "Mbak, kok tumben gak bawa mobil"
Viny: "yang bisa nyetir kan beby, aku gak bisa bawa mobil nat"
Aku:"ooohh, berati yang dibungkus tadi buat mbak beby ya?"
Viny: "iya nat, dia nitip aku tadi"
Pertanyaan basa basi yang kulontarkan ke viny tidak membuatku menemukan jawaban dari pertanyaan ku yang sebenarnya. Sepertinya viny memang mau memancingku untuk bertanya to the point.
Aku: "emang mbak beby nya lagi kemana?, kok gak ke lab tadi?"
Karena merasa tidak mendapat jawaban akhirnya aku bertanya secara to the point kepada viny.
Bodo amatlah misalnya di ledekin. Daripada mati penasaran disini
Viny: "cie, bilang aja kali kalo mau nanya beby kemana, gak usah basa-basi gitu, kangen ya kamu nat?, baru juga kemaren berantem"
Aku: "ih, kan cuma nanya mbak, soalnya biasanya mbak pasti dateng berdua"
Viny: "wkwkwkwk, nge les aja teros"
Aku: "serius mbak, cuma heran aja"
Benarkan dugaanku, pasti dia akan menggodaku, huhh.
Tapu untungnya tidak lama kemudian mas-mas penjual lalapan datang untuk mengantarkan pesanan kami, kalau tidak aku bisa tambah mati kitu dipojokan oleh viny.
Terimakasih banyak mas-mas lalapan, aku berhutang banyak padamu, wkwkwkwk.
Kami pun akhirnya menghentikan obrolan kami dan menyantap hidangan yang sudah tersaji didepan kami.
Kami tidak berbicara apapun selama kami menikmati makanan kami.
Setelah selesai makan kami pun bergantian menuju wastafel untuk cuci tangan, lalu kembali ke tempat duduk untuk menikmati minuman kami yang masih tersisa.
Viny: "katanya dia sebel sama kamu nat karena masalah kemarin"
Jawaban viny membuka kembali obrolan kami yang sempat terhenti tadi.
Dan jawaban itu sontak membuat ku terkejut.
Aku: "yang bener mbak?"
Viny: "iya, bener, ngapain aku bohong"
Aku: "masa cuma masalah gitu aja sampe segitunya sih mbak?"
Viny: "ya mana aku tau nat"
Aku: "boong nih pasti"
Viny: "nathaa, kalo kamu gak percaya, kamu boleh cek langsung ntar pas udah nyampe rumah"
Aku: "gak ah, pasti bohong"
Viny: "yaudah kalo kmau gak percaya"
Aku: "iya, emang aku gak percaya"
Aku menjawab seperti itu dengan yakin bukan tanpa alasan. Tidak mungkin masalah sekecil itu bisa membuat beby sampai marah dan tidak mau bertemu dengan ku, itu kan cuma masalah kecil. Pasti viny sedang mengerjaiku.
Setelah itu banyak yang aku dan viny bicarakan, mulai dari latar belakang keluarga kami masing-masing, hingga hobi dan selera musik kami.
Dari perbincangan ini aku baru tahu bahwa ayahnya adalah seorang perwira TNI dan ibunya seorang dokter. Viny ounya 1 orang adik, namanya vidy, sedang menempuh kuliah disalah satu universitas di bandung.
Aku baru tahu juga ternyata viny sangat senang membaca buku, dari ceritanya dia mempunyai ratusan koleksi buku yang dia simpan. Viny ternyata juga sangat suka menulis, mulai dari puisi hingga cerpen.
Selera musik viny ternyata bagus, sejujurnya aku tidak terlalu paham, tapu seperti nya viny sangat menyukai lagu-lagu lawas.
Gadis yang 1 ini benar-benar berjiwa seni sepertinya.
Viny: "kamu suka sama beby ya nat?"
Pertanyaan yang dilontarkan viny secara tiba-tiba di tengah-tengah obrolan kami membuatku yang sedang menikmati sisa es teh ku tiba-tiba batuk dan tersedak.
Aku: "emang gak ada pertanyaan lain apa mbak?, kok tiba-tiba nanya gitu"
Viny: "wkwkwk, langsung salting dia"
Aku: "gak lahhhh, yang bener aja, orang kenal aja belum lama. Lagian beby bukan tioe ku sama sekali kok"
Viny: "ceilehh, sok-sokan kamu nat, pake tipe-tipe segala, emang tipe mu yang kayak gimana?"
Tiba-tiba saja ide jahil muncul di otak ku
Aku: kalo tipe ku sih ya kurang lebih kaya mbak lah. Rambu pendek sebahu, senyumannya enak dipandang, baik, sederhana.
Viny pun terlihat sedikit terkejut dengan jawabanku.
Wkwkwkwkwk, kali ini kamu yang kena vin.
Viny: "e e ehh, kamu mau habisin es teh aku nggak?, udah kenyang banget aku soalnya"
Aku: "loh, kok ngalihin pembicaraan mbak?"
Viny: "o o ohh, kayak aku ya nat, mmmm, gimana ya"
Tawaku pecah melihat wajah viny yang terlihat gugup dan panik
Aku: "wkwkwkwkwk, ciee, jangan baper mbak, aku cuma becanda"
Viny: "apaan sih nat, gak lucu ah"
Wajah cemberut dan salah tingkahnya terlihat sangat lucu dan membuatku tertawa cukup lama.
Aku sangat puas bisa mengerjainya kali ini, biasanya dia yang mengerjaiku dan membuat ku salah tingkah.
Viny: "pulang aja ah, maless"
Aku: "ehh, mbak, tungguu. Malah ngambek dia"
Viny pun berdiri dari tempat duduk yang kami tempati dan berjalan menuju kasir.
Aku mecegah viny ingin menyodorkan uang limah pulu ribuan ke mas-mas lalapan.
Tidak elok rasanya jika perempuan yang bayar saat sedang makan berdua.
Aku: "aku aja mbak yang bayar"
Viny: "gak usah nat, aku aja"
Aku: "gakenak mbak, masa cewek yang bayar"
Mas-mas lalapan: "mas, mbak, yang bener aja, jangan berantem disini, mentang-mentang baru pacaran pada malu-malu gitu"
Sindiran dari mas-mas lalapan membuat perdebatan kami berdua terhenti.
Aku: "yaudah mbak, bayar masing-masing aja"
Viny: "yaudah deh, mas, kalau saya ati ampela sama tempe 2, 1 makan sini, 1 bungkus"
Aku: "kalau saya ayam goreng tadi mas"
Mas-mas lalapan: "mbaknya 20.000, masnya 11.000
Akhir dari debat kali ini kami memutuskan untuk membayar pesanan kami sendiri-sendiri.
Setelah transaksi pembayaran selesai kami pun langsung menuju parkiran untuk mengambil motor dan melanjutkan perjalanan ke rumah beby.
Viny: "nihhh, makasih nat"
Kami pun sampai ditujuan. Viny melepas helm ku yang dia pakai dan mengembailikan helm tersebut kepadaku sambil menunjukan wajah juteknya.
Aku: "yeee, gitu aja marah mbak, kan aku cuma becanda"
Viny: "tau ahh, udah sana pulang"
Aku: "lah, malah diusir, bukannya disuruh masuk dulu kek, dikasih minum, sebagai ucapan terimakasih"
Viny: "wkwkwkwk, modus kamu nat, bilang aja kamu mau ketemy beby kan, ada kok didalem"
Aku: "enggak gitu juga kali mbak"
Hadeehhhh, wajah juteknya langsung berubah menjadi tengil kembali seperti biasanya.
Viny: "gak konsisten banget sih kamu nat, tadi minta mampir, udah dipersilahkan masuk malah gak mau"
Aku: "hehehehe, lain kali aja mbak"
Viny: "yakin gak mau bujukin beby yang lagi ngambek?"
Aku: "enggak lah, ngapain, kalo mau ngambek, ngambek aja sono
Viny: " Wkwkwkwk, yaudah deh, aku yakin besok atau lusa kamu pasti kesini lagi nyariin beby"
Aku: "gak bakal mbak, udah ya mbak, aku pulang dulu"
Viny: "yaudah nat, hati-hati ya"
Aku: "iya mbak"
Aku: "eh mbak, btw buat yang tadi aku serius lho mbak"
Bukkk
Viny: "becanda mu gak lucu nat"
Aku: "wkwkkwkwkwk, kaboooorrrr"
Aku pun menancap gas untuk menghidari pukulan viny yang sedang marah.
wkwkwkwkwk, rasain kamu vin
.
.
.
Diubah oleh akmal162 19-03-2020 04:03
genji32 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas
