delia.adelAvatar border
TS
delia.adel
Debar Yang Begitu Nyata
Spoiler for screenshotan:




Tes ...tes ...tes ....

Titik-titik air hujan mulai berjatuhan satu persatu, menghempas tanah hitam dan meninggalkan aroma petrichor. Di antara gelapnya malam dan suara-suara petir yang menggelegar bersahut-sahutan, ada seraut kecemasan pada wajah Nanda. Dia berjalan semakin cepat setengah berlari.

Hujan semakin lama semakin deras. Masih dengan seragam putih abu-abu dan topi yang menutupi kepalanya, Nanda mencoba untuk mencari jalan keluar dari tempat ini. Sesekali dia mengelap air hujan yang menimpa parasnya untuk melihat bahu jalanan.

‘Bagaimana ini? Kemana arah jalan pulang? Apa yang harus aku lakukan? Serupa tidak ada jalan keluarnya dan hanya mengitari tempat ini saja. Lantas bagaimana caraku untuk pulang?' pikirannya mulai bimbang. 'Mama, aku ingin pulang'

Nanda kembali meneruskan perjalanan, walaupun sekujur tubuhnya sudah menggigil akibat hujan yang tak henti-hentinya turun sedari dia terperangkap di tempat ini.

Tiba-tiba Nanda serupa melihat kejadian G30S/PKI secara gamlang dan nyata. Serupa merasakan semua kejadiannya didepan mata.

Quote:


"Tidakkk ... Jangannn ...! Kalian semua biadap."

Para prajurit melihat kearah Nanda, karena suara teriakan itu membuat para prajurit mengetahui keberadaannya, lalu menyeret dan membuat banyak goresan cambuk di punggung.

"Jangannn ...."

Kemudian dia dimasuk kedalam lubang bersama dengan semua jenazah yang bersimbah penuh darah.

"Mamaaa ....!"

"Brukkk ...."

Nanda terjatuh dari tempat tidurnya yang sangat empuk dan nyaman itu.

'Ya Allah, ternyata semuanya ini hanya mimpi belaka' namun dia merasakan sakit di seluruh tubuhnya ketika terbangun. Ada noda darah dan goresan yang sama saat dialaminya sewaktu mimpi tadi malam. 'Hai! Apakah ini artinya ...?' pikirannya mulai mencari fakta disebalik kejadian yang baru saja dialaminya.

Namun akhirnya dia mengabaikan semuanya dan kembali berangkat ke sekolah. Anehnya seragam kemarin basah dan penuh dengan lumpur. Sampai akhirnya dia mencari baju lain dalam lemari pakaian.

Perjalanan ke sekolah pada hari ini dirasakan sangat lama. Waktu seakan-akan berjalan sangat pelan dan mundur. Bahkan sampai kaki-kaki kelelahan, dia tidak juga sampai ke sekolah. Serasa begitu jauh dan akhirnya kembali memasuki hutan.

'Hai! Ada apa ini? Mengapa kembali ketempat semalam?' rasa takut mulai hinggap dan tubuhnya mulai bereaksi. ‘Apakah aku tersesat kembali?’ Nanda bertanya-tanya dalam hati. ‘Ah! Tidak mungkin, aku hanya mencoba kesekolah saja. Tapi mengapa kembali ke sini?'

Nanda melewati hutan puluhan kali, namun tidak juga sampai kepada tujuannya. Sekali lagi Nanda meyakinkan diri kalau ia menempuh jalan yang benar, namun kembali lagi ke lubang buaya dan seolah-olah mendengarkan suara langkah para prajurit sedang menuju ke arahnya. Begitu kencang dan gemerisik.

Nanda bersembunyi kemudian. Sambil membaca ayat-ayat kursi untuk mengusir rasa takut yang sudah hinggap di sekujur tubuhnya.

"Nah ini dia! Bu, disini Nandanya." Teriak Risma untuk memberitahu kepada gurunya yang sejak tadi pagi mencari keberadaannya.

Nanda membuka mata dan sesegera mungkin memeluk Risma dan tidak melepaskannya lagi. Ada rasa takut kalau dia akan kembali nyasar di hutan itu lagi dan kembali terjebak dengan sejarah yang terlampau air mata itu.

"Ok sudah lengkap semuanya dan waktu sudah begitu sore! Mari kita pulang." Kata Bu Maya, guru pembimbing mereka.

Sepanjang perjalanan pulang Nanda tidak melepaskan genggamannya dari tangan Risma. Sedangkan Risma tidak merasakan keanehan yang dirasakan oleh Nanda. Karena memang sudah biasa Nanda melakukan hal yang sama. Bahkan ketika sampai dirumahnya pun, Nanda masih menggenggam tangan Risma dan tidak memperbolehkannya untuk pulang sebelum ada seseorang didalam rumahnya.

Sampai kedua orangtua Nanda pulang dari bekerja, barulah Risma diperbolehkannya untuk pulang.

"Nan, besok aku mau main lagi ke sana. Kau mau ikut?"

"TIDAKKK!" Kemudian memeluk ibu dan mengajaknya untuk segera pergi dari hadapan Risma.

"Ada apa, sayang?"

"Aku hanya mengantuk, Bu!" Merengek manja.

Dan dalam tidurnya pun mimpi itu kembali terulang lagi, hingga batas bulan September berlalu pergi dan Nanda sudah bosan melihat kekejaman dunia.

The end.





sebelahblog
4iinch
infinitesoul
infinitesoul dan 16 lainnya memberi reputasi
17
2.5K
174
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Tampilkan semua post
delia.adelAvatar border
TS
delia.adel
#1
indeks
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.