- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#13
Spoiler for Part 7:
Part 7
"Mungkin cukup sampai sini dulu, setelah ini saya ada rapat. Bagi yang tidak ada kepentingan lagi silahkan meninggalkan kelas"
Ahh, lega rasanya. Kelas terakhir ku hari ini sudah selesai, lebih cepat dari biasanya.
Sebenarnya karena sudah memasuki semester 6, SKS yang ku ambil sudah tidak terlalu banyak lagi. Tapi tetap saja, meskipun kelas sudah tidak sebanyak dulu lagi, aku masih sering malas-malasan.
Mungkin penyakit hampir semua mahasiswa di semester-semester seperti ini.
Waktu sudah menunjukan pukul 3 sore. Jam 4 sore nanti, laboratorium ku akan melaksanakan kegiatan praktikum. Itu berarti mereka pasti akan datang lagi kesini untuk melanjutkan penelitian mereka.
Aku merasa ada yang aneh. Ada perasaan yang sedikit membuatku bersemangat menunggu jam 4 sore nanti tiba.
Apa mungkin aku mulai senang dengan kehadiran mereka??. "Enggak lah", mungkin cuma perasaan senang biasa. Siapa yang tidak senang akan dikunjungi oleh 2 wanita cantik, hahahaha. Maklum lah aku yang hanya terbiasa melihat wajah mario, devan, dyo dan nabil setiap hari.
"Hai nat, baru selesai kelas?"
Sapaan dari beby menyambut ku yang baru memasuki ruangan laboratorium.
Aku: "Eh, mbak, iya nih"
Beby: "yang lain pada kemana?"
Aku: "kayaknya masih pada kelas mbak, kelas ku selesai duluan soalnya tadi"
Beby: "ooohhh"
Viny: "Baaa, ciee, enak banget berduaan"
Viny yang tiba-tiba muncul menghentikan obrolan singkat kami.
Viny: "nihh, aku bawain martabak buat anak-anak"
Aku: "wah, gakusah repot-repot mbak"
Viny: "spesial dari aku nih, terutama buat kamu nat"
Sontak aku terkesiap mendengar kata-kata viny yang mungkin hanya lelucon agar membuat aku malu.
Beby: "enak aja, ini kan kita beli patungan, dari aku juga berarti"
Viny: "yeee, perhitungan banget nih"
Beby: "iyalah, lagian kamu main klaim aja ini spesial dari kamu"
Viny: "iya deh, gitu doang baper, dasar cemburuan"
Beby: "iyalahh, lagian kamu genit banget"
Viny: "ceilahhh, marah nih cowoknya digodain"
Ah, sialan, kenapa mereka dari dulu suka sekali membuatku tersipu malu.
Tapi meskipun seperti itu aku mencoba untuk sadar diri. Aku tidak pernah menganggap serius candaan mereka. Meskipun kalau mereka serius pun itu pasti membuat ku senang, wkwkwkwk.
Devan: "nat, ayo siap-siapin alat, itu praktikan udah nungguin di depan"
Aku: "ayodeh"
Aku dan devan pun mulai menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk kebutuhan praktikum hari ini.
Praktikum pun dimulai, kebetulan yang dapat shift pendampingan praktikum hari ini aku dan devan.
Aku dan devan bertugas membimbing praktikan untuk menggunakan alat dan mengambil data.
Sedangkan beby dan viny sibuk mewawancari beberapa praktikan yang sedang praktikum.
Tidak terasa sudah 2 jam berlalu, tepat jam 6 sore kegiatan praktikum hari ini selesai.
Huhh, cukup melelahkan juga kegiatan hari ini.
Sekarang aku sedang beristirahat di gazebo depan lab ku, sambil membaca buku dan menghisap sebatang surya yang nikmatnya bukain main ketika sedang dalam posisi lelah seperti ini.
Sedangkan yang lain berkumpul didalam ruang asisten.
Meskipun aku sangat akrab dengan teman-temanku, aku termasuk yang paling sering menyendiri. Biasanya aku menyendiri ketika sedang mendengarkan lagu atau membaca buku.
"Weyy, sendirian aja nat, hati-hati kesambet"
Kegiatan membaca buku ku terhenti oleh suara dari beby.
Aku: "hehehe, iya mbak"
Beby: "baca apaan kamu nat?"
Beby bertanya sambil sedikit memaksa membalikan buku ku untuk melihat covernya.
Beby: "ngapain kamu baca beginian?"
Buku yang sedang ku baca merupakan salah satu karangan dari psikolog yang nama nya cukup terkenal.
Salah satu yang membuatku tertarik dengan buku ini adalah teori si penulis. Yang dimana kesuksesan seseorang tidak dipengaruhi kondisiny pada masa lalu, tetapi sangt berkitn dengan konsistensi orang untuk menggpai tujunnya.
Sejujurnya aku memang sangat menyukai buku-buku bertema self environment dan psikologi.
Aku: "suka aja mbak"
Beby: "suka apanya?"
Aku: "banyak"
Beby: "itu buku alfred adler ya?"
Aku: "kan mbak udah liat tadi, hehe"
Beby: "ihh, jutek amat"
Obrolan kami sempat terhenti sejenak sampai akhirnya beby memilih kembali membuka suara.
Beby: "Tapi aku kurang setuju sama teorinya, gak adil banget bagi orang-orang yang punya trauma dimasa lalu, pasti setiap orang pernah punya kejadian-kejadian yang bikin trauma"
Aku: "gak kebalik?, justru teori ini yang paling adil. Teori ini menegaskan semua orang punya kesempatan buat sukses, bahkan untuk orang-orang dengan kondisi masa lalu yang jelek"
Beby: "ya tapi trauma yang terjadi pada seseorang tetep gak boleh dianggap remeh dan seolah-olah gak harus ada penanganan"
Aku: "itu tergantung mental kita gimana nyikapinnya, mau membuat kondisi masa lalu yang jelek jadi batu loncatan atau memperburuk keadaan"
Beby: "tapi kan gak semua orang bisa nyikapin dengan bener"
Aku: "ya itu tugas orang-orang kaya mbak buat menyepahamkan teori ini ke orang-orang"
Beby: "orang trauma gak butuh teori, butuhnya dukungan dan semangat"
Aku: "dukungan dan semangat bisa muncul dari diri sendiri, munculnya gimana?, ya dari pola pokir mereka, teori kayak gini yang bikin pola pikir mereka positif, bukan kata-kata semangat dan dukungan yang gak ada artinya"
Beby: "tapi ya gak segampang itu, emang kamu pernah nanganin orang trauma, sok tau banget sih"
Aku: "seenggaknya teori ini bisa kuaplikasikan buat diri sendiri"
Beby: "ya itu kan kamu, orang beda-beda"
Perdebatan kami kali ini cukup panas. Mungkin aku sedikit salah bicara tadi sehingga membuat beby agak sedikit tidak terima. Tapi mungkin ada benarnya juga ada yang beby bilang.
Daripada melanjutkan debat kusir ini aku memilih agak sedikit mengalah. Toh, tidak ada untungnya juga mendebatkan hal-hal yang harusnya jadi pedoman masing-masing.
Aku: "iya sih mbak"
Devan: "wiihhh, kalo pacaran jangan berantem dong"
Syukurlah devan datang kesini, setidaknya cukup membantu untuk menghentikan perdebatan ini.
Beby: "abis ini si natha ngeselin banget"
Viny: "udah sih beb, kenapa sih jadi marah-marah"
Aku: "tau nih, mbak nya lagi PMS ya"
Entah kenapa aku agak sedikit teratrik mencoba untuk membuatnya kesal, sehingga pernyataan seperti itu keluar dari mulutku.
Beby: "emang kenapa, salah?"
Aku: "enggak sih mbak, serem aja, kayak macan betina ngamuk"
Hahaha, aku mulai berani menunjukan sifat asli ku. Aku memang senang sekali membuat orang kesal.
Beby: "ngomong apa kamu??"
Aku: "ampuuunnn"
Aku berhasil memancing emosinya. Beby yang kesal pun mencubiti tanganku.
Akupun berlari masuk kedalam, beby pun mengikuti ku untuk mengejar ku yang mencoba kabur dari cubitannya.
Mario, nabil dan dyo terlihat bingung melihat aku dan beby yang sedang lari-larian seperti anak kecil
.
.
.
Kami berdua sudah duduk diruang tengah laboratorium, dengan nafas terengah-engah karena habis larian-larian tidak jelas aku masih mencoba untuk menggodanya.
Aku: "idihh, macannya capek"
Aku mengucapkan itu sambil menaik turunkan alisku.
Beby: "Apaaa??"
Aku: "ihh, galak banget"
Wajah cemberutnya yang agak sedikit kemerahan karena kelelahan terlihat sangat lucu. Entah ada perasaan apa. Yang jelas aku merasa senang karena berhasil menggodanya. Biasanya aku yang selalu terpojok dengan candaan-candaanya
Mario: "udahan pacarannya?"
Viny, mario, devan, dyo dan nabil ikut bergabung bersama kami di ruang tengah
Beby: "siapa yang pacaran, gakmau aku sama cowok ngeselin kayak dia"
Viny: "yee, hari ini bilang gakmau, tapi...."
Ckitttt
Viny: "awwww, sakit beb, main cubit-cubit aja"
Beby: "itu mulut dijaga vin"
Viny: "hehehehe"
Dyo: "wah, bentar lagi dapet cewek nih"
Devan: "entar kalo udah jadian jangan lupa PJ"
Aku: "peja peje peja peje, gak lah, takut gue pacara ama macan betina kayak dia"
Beby: "awas ya kamu nat"
Viny: "udah, udah, kasian temen aku nih"
Devan: "hehehe, iya iya vin, becanda"
Aku: "wkwkwkwk"
Viny: "ehh, ini martabak dari kita dimakan dulu, nanti gak enak lo, udah dari tadi sore ini soalnya"
Ujar viny sambil membawa martabak tadi sore yang sebelumnya hanya tergeletak di ruang asisten
Nabil: "manteppppp"
Mario: "sering-sering ya vin"
Devan: "kuambil ya vin"
Aku: "aku makan ya mbak"
Kegiatan kami berlanjut dengan makan martabak bersama.
Setelah selesai acara makan-makan malam ini, mereka berdua pamit pulang karena memang hari sudah malam.
Sedangkan aku dan teman-teman ku tetap berada di lab dan melanjutkan kegiatan kami seperti biasa. Apalagi kalau bukan nongkrong.
Kami membeli beberapa gelas kopi susu kemasan, beberapa makanan ringan, dan beberapa bungkus rokok untuk kami nikmati bersama.
Obrolan malam ini hanya berisi ledekan kepada ku atas kejadian tadi sambil diselingi permainan kartu remi.
.
.
.
"Mungkin cukup sampai sini dulu, setelah ini saya ada rapat. Bagi yang tidak ada kepentingan lagi silahkan meninggalkan kelas"
Ahh, lega rasanya. Kelas terakhir ku hari ini sudah selesai, lebih cepat dari biasanya.
Sebenarnya karena sudah memasuki semester 6, SKS yang ku ambil sudah tidak terlalu banyak lagi. Tapi tetap saja, meskipun kelas sudah tidak sebanyak dulu lagi, aku masih sering malas-malasan.
Mungkin penyakit hampir semua mahasiswa di semester-semester seperti ini.
Waktu sudah menunjukan pukul 3 sore. Jam 4 sore nanti, laboratorium ku akan melaksanakan kegiatan praktikum. Itu berarti mereka pasti akan datang lagi kesini untuk melanjutkan penelitian mereka.
Aku merasa ada yang aneh. Ada perasaan yang sedikit membuatku bersemangat menunggu jam 4 sore nanti tiba.
Apa mungkin aku mulai senang dengan kehadiran mereka??. "Enggak lah", mungkin cuma perasaan senang biasa. Siapa yang tidak senang akan dikunjungi oleh 2 wanita cantik, hahahaha. Maklum lah aku yang hanya terbiasa melihat wajah mario, devan, dyo dan nabil setiap hari.
"Hai nat, baru selesai kelas?"
Sapaan dari beby menyambut ku yang baru memasuki ruangan laboratorium.
Aku: "Eh, mbak, iya nih"
Beby: "yang lain pada kemana?"
Aku: "kayaknya masih pada kelas mbak, kelas ku selesai duluan soalnya tadi"
Beby: "ooohhh"
Viny: "Baaa, ciee, enak banget berduaan"
Viny yang tiba-tiba muncul menghentikan obrolan singkat kami.
Viny: "nihh, aku bawain martabak buat anak-anak"
Aku: "wah, gakusah repot-repot mbak"
Viny: "spesial dari aku nih, terutama buat kamu nat"
Sontak aku terkesiap mendengar kata-kata viny yang mungkin hanya lelucon agar membuat aku malu.
Beby: "enak aja, ini kan kita beli patungan, dari aku juga berarti"
Viny: "yeee, perhitungan banget nih"
Beby: "iyalah, lagian kamu main klaim aja ini spesial dari kamu"
Viny: "iya deh, gitu doang baper, dasar cemburuan"
Beby: "iyalahh, lagian kamu genit banget"
Viny: "ceilahhh, marah nih cowoknya digodain"
Ah, sialan, kenapa mereka dari dulu suka sekali membuatku tersipu malu.
Tapi meskipun seperti itu aku mencoba untuk sadar diri. Aku tidak pernah menganggap serius candaan mereka. Meskipun kalau mereka serius pun itu pasti membuat ku senang, wkwkwkwk.
Devan: "nat, ayo siap-siapin alat, itu praktikan udah nungguin di depan"
Aku: "ayodeh"
Aku dan devan pun mulai menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk kebutuhan praktikum hari ini.
Praktikum pun dimulai, kebetulan yang dapat shift pendampingan praktikum hari ini aku dan devan.
Aku dan devan bertugas membimbing praktikan untuk menggunakan alat dan mengambil data.
Sedangkan beby dan viny sibuk mewawancari beberapa praktikan yang sedang praktikum.
Tidak terasa sudah 2 jam berlalu, tepat jam 6 sore kegiatan praktikum hari ini selesai.
Huhh, cukup melelahkan juga kegiatan hari ini.
Sekarang aku sedang beristirahat di gazebo depan lab ku, sambil membaca buku dan menghisap sebatang surya yang nikmatnya bukain main ketika sedang dalam posisi lelah seperti ini.
Sedangkan yang lain berkumpul didalam ruang asisten.
Meskipun aku sangat akrab dengan teman-temanku, aku termasuk yang paling sering menyendiri. Biasanya aku menyendiri ketika sedang mendengarkan lagu atau membaca buku.
"Weyy, sendirian aja nat, hati-hati kesambet"
Kegiatan membaca buku ku terhenti oleh suara dari beby.
Aku: "hehehe, iya mbak"
Beby: "baca apaan kamu nat?"
Beby bertanya sambil sedikit memaksa membalikan buku ku untuk melihat covernya.
Beby: "ngapain kamu baca beginian?"
Buku yang sedang ku baca merupakan salah satu karangan dari psikolog yang nama nya cukup terkenal.
Salah satu yang membuatku tertarik dengan buku ini adalah teori si penulis. Yang dimana kesuksesan seseorang tidak dipengaruhi kondisiny pada masa lalu, tetapi sangt berkitn dengan konsistensi orang untuk menggpai tujunnya.
Sejujurnya aku memang sangat menyukai buku-buku bertema self environment dan psikologi.
Aku: "suka aja mbak"
Beby: "suka apanya?"
Aku: "banyak"
Beby: "itu buku alfred adler ya?"
Aku: "kan mbak udah liat tadi, hehe"
Beby: "ihh, jutek amat"
Obrolan kami sempat terhenti sejenak sampai akhirnya beby memilih kembali membuka suara.
Beby: "Tapi aku kurang setuju sama teorinya, gak adil banget bagi orang-orang yang punya trauma dimasa lalu, pasti setiap orang pernah punya kejadian-kejadian yang bikin trauma"
Aku: "gak kebalik?, justru teori ini yang paling adil. Teori ini menegaskan semua orang punya kesempatan buat sukses, bahkan untuk orang-orang dengan kondisi masa lalu yang jelek"
Beby: "ya tapi trauma yang terjadi pada seseorang tetep gak boleh dianggap remeh dan seolah-olah gak harus ada penanganan"
Aku: "itu tergantung mental kita gimana nyikapinnya, mau membuat kondisi masa lalu yang jelek jadi batu loncatan atau memperburuk keadaan"
Beby: "tapi kan gak semua orang bisa nyikapin dengan bener"
Aku: "ya itu tugas orang-orang kaya mbak buat menyepahamkan teori ini ke orang-orang"
Beby: "orang trauma gak butuh teori, butuhnya dukungan dan semangat"
Aku: "dukungan dan semangat bisa muncul dari diri sendiri, munculnya gimana?, ya dari pola pokir mereka, teori kayak gini yang bikin pola pikir mereka positif, bukan kata-kata semangat dan dukungan yang gak ada artinya"
Beby: "tapi ya gak segampang itu, emang kamu pernah nanganin orang trauma, sok tau banget sih"
Aku: "seenggaknya teori ini bisa kuaplikasikan buat diri sendiri"
Beby: "ya itu kan kamu, orang beda-beda"
Perdebatan kami kali ini cukup panas. Mungkin aku sedikit salah bicara tadi sehingga membuat beby agak sedikit tidak terima. Tapi mungkin ada benarnya juga ada yang beby bilang.
Daripada melanjutkan debat kusir ini aku memilih agak sedikit mengalah. Toh, tidak ada untungnya juga mendebatkan hal-hal yang harusnya jadi pedoman masing-masing.
Aku: "iya sih mbak"
Devan: "wiihhh, kalo pacaran jangan berantem dong"
Syukurlah devan datang kesini, setidaknya cukup membantu untuk menghentikan perdebatan ini.
Beby: "abis ini si natha ngeselin banget"
Viny: "udah sih beb, kenapa sih jadi marah-marah"
Aku: "tau nih, mbak nya lagi PMS ya"
Entah kenapa aku agak sedikit teratrik mencoba untuk membuatnya kesal, sehingga pernyataan seperti itu keluar dari mulutku.
Beby: "emang kenapa, salah?"
Aku: "enggak sih mbak, serem aja, kayak macan betina ngamuk"
Hahaha, aku mulai berani menunjukan sifat asli ku. Aku memang senang sekali membuat orang kesal.
Beby: "ngomong apa kamu??"
Aku: "ampuuunnn"
Aku berhasil memancing emosinya. Beby yang kesal pun mencubiti tanganku.
Akupun berlari masuk kedalam, beby pun mengikuti ku untuk mengejar ku yang mencoba kabur dari cubitannya.
Mario, nabil dan dyo terlihat bingung melihat aku dan beby yang sedang lari-larian seperti anak kecil
.
.
.
Kami berdua sudah duduk diruang tengah laboratorium, dengan nafas terengah-engah karena habis larian-larian tidak jelas aku masih mencoba untuk menggodanya.
Aku: "idihh, macannya capek"
Aku mengucapkan itu sambil menaik turunkan alisku.
Beby: "Apaaa??"
Aku: "ihh, galak banget"
Wajah cemberutnya yang agak sedikit kemerahan karena kelelahan terlihat sangat lucu. Entah ada perasaan apa. Yang jelas aku merasa senang karena berhasil menggodanya. Biasanya aku yang selalu terpojok dengan candaan-candaanya
Mario: "udahan pacarannya?"
Viny, mario, devan, dyo dan nabil ikut bergabung bersama kami di ruang tengah
Beby: "siapa yang pacaran, gakmau aku sama cowok ngeselin kayak dia"
Viny: "yee, hari ini bilang gakmau, tapi...."
Ckitttt
Viny: "awwww, sakit beb, main cubit-cubit aja"
Beby: "itu mulut dijaga vin"
Viny: "hehehehe"
Dyo: "wah, bentar lagi dapet cewek nih"
Devan: "entar kalo udah jadian jangan lupa PJ"
Aku: "peja peje peja peje, gak lah, takut gue pacara ama macan betina kayak dia"
Beby: "awas ya kamu nat"
Viny: "udah, udah, kasian temen aku nih"
Devan: "hehehe, iya iya vin, becanda"
Aku: "wkwkwkwk"
Viny: "ehh, ini martabak dari kita dimakan dulu, nanti gak enak lo, udah dari tadi sore ini soalnya"
Ujar viny sambil membawa martabak tadi sore yang sebelumnya hanya tergeletak di ruang asisten
Nabil: "manteppppp"
Mario: "sering-sering ya vin"
Devan: "kuambil ya vin"
Aku: "aku makan ya mbak"
Kegiatan kami berlanjut dengan makan martabak bersama.
Setelah selesai acara makan-makan malam ini, mereka berdua pamit pulang karena memang hari sudah malam.
Sedangkan aku dan teman-teman ku tetap berada di lab dan melanjutkan kegiatan kami seperti biasa. Apalagi kalau bukan nongkrong.
Kami membeli beberapa gelas kopi susu kemasan, beberapa makanan ringan, dan beberapa bungkus rokok untuk kami nikmati bersama.
Obrolan malam ini hanya berisi ledekan kepada ku atas kejadian tadi sambil diselingi permainan kartu remi.
.
.
.
Diubah oleh akmal162 17-03-2020 05:18
genji32 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Kutip
Balas
