- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#11
Spoiler for Part 6:
Part 6
Hari ini sudah 3 jam posisi ku tidak berubah, mulai dari jam 6 sore tadi, sampai waktu sudah menunjukan jam 9 malam.
Malam ini malam minggu. Bagi orang-orang diluar sana, termasuk devan, nabil dan mario, malam ini merupakan waktu yang tepat untuk menghabiskan waktu dengan pasangan mereka.
Sedangkan aku??.
Yah, seeprti yang kalian lihat sekarang. Aku hanya rebahan sembari memainkan ponsel ku, mendengarkan musik, men cek updatean dari cerita favoritku di suatu forum, dan bolak balik melihat notifikasi chat. Berharap ada yang mengajak ku untuk pergi keluar malam ini. Karena jujur aku sangat bosan, karena hampir seharian ini aku sendirian.
Tapi jangan harap!!!, teman-teman ku pasti sedang sibuk-sibuknya memadu kasih dengan pasangannya.
Karena aku bosan, akupun memutuskan untuk keluar.
Entah nanti kemana, pokoknya keluar saja dulu.
Aku bersiap-siap, tidak lupa mandi dan sikat gigi, Karena memang aku belum mandi seharian ini.
Dengan atasan kaos yang dilapisi jaket bomber, celana pendek dan sendal jepit, aku memacu motor ku menembus keramaian kota jogja di malam minggu.
.
.
.
Akhirnya aku sampai ditujuan.
Tujuan ku malam hari ini adalah angkringan yang berlokasi tidak jauh dari kampus ku.
Mas Anto: "coookk, wes suwe aku nggak ndelok arek iki, sombong yo awakmu saiki, gak tau merene maneh"
Aku: "wkwkwkwk, sepurane mas, kerjoan ku uakeh saiki, jek sugih"
Mas Anto: "waduh, macak kerjo awakmu saiki, gak iling biyen a, mben merene awakmu pasti ngutang"
Aku: "cukkk, cangkem e, wes tak bayar kabeh kan tapi"
Mas Anto: "wkwkwkwk, iyo seh"
.
.
.
Obrolan ku dengan mas anto oun terus berlanjut, tidak lupa aku mengambil beberapa tusuk sate telur puyuh, nasi kucing dan gorengan, tidak lupa memesan teh tarik favoritku.
Sebenarnya dulu aku lumayan sering berkunjung ke angkringan mas anto. Hampir setiap malam minggu aku kesini. yap, alasannya masih sama seperti sekarang, karena tidak punya pasangan untuk diajak nonton bioskop, ataupun makan dan belanja di mall.
Biasanya aku ke tempat ini sendirian, karena sendirian aku lebih sering duduk di meja tepat didepan mas anto yang menyiapkan pesanan-pesanan untuk para pelanggan, daripada duduk lesehan dibawah.
Oleh karena itu aku jadi lumayan akrab dengan mas anto, karena dia satu-satunya teman yang bisa kuajak ngobrol ketika aku kesini.
Karena mas anto juga, aku jadi bisa sedikit fasih menggunakan bahasa jawa.
.
.
.
Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah 3 dinihari.
Pengunjung di anngkringan mas anto pun sudah mulai berkurang daripada sebelumnya.
Sambil mengambil satu lembar uang 20ribuan didompet ku, aku mulai mengemasi barang-barang ku.
Aku: "mas, aku tak muleh sek yo"
Mas Anto: "mulah muleh ae, bayar sek"
Aku: "sek ta lah mas, sabar, iki lo"
Mas Anto: "hehehe, ngunu lo"
Aku: "yowes mas, aku disikan"
Mas Anto: "cookk, mulehan, banci ae jek tas tangi jam sakmene"
Aku: "bener seh mas, sampean ae sek tangi, seng banci sopo berarti"
Mas Anto: "cookkkk, matamu"
Aku: "wkwkwkwk, disikan mas, assalamu'alaikum"
.
.
.
Akupun berlalu dari angkringan mas anto, rencananya aku ingin langsung pulang menuju kos.
Tapi sebelumnya, aku memutuskan untuk singgah terlebih dahulu di supermarket berlogo lebah untuk membeli rokok dan sebotol teh kemasan.
Aku meletakan 1 botol teh kemasan dikasir.
Aku: "sama surya 12 mbak, 1"
Kasir: "totalnya jadi 20.000 mas"
Aku:"ini mbak"
Akupun mengeluarkan 1 lembar uang 20ribuan dan menyerahkannya ke mbak-mbak kasir.
Kasir: "makasih mas"
Akupun membalikan badan untuk menuju kepintu keluar.
Tapi betapa terkejutnya aku saat melihat viny sedang berdiri mengantri dibelakang ku.
Viny: "hai nat, abis dari mana malem-malem gini"
Aku: "e e eh, hai mbak, abis nongkrong aja tadi"
Viny pun meletakan belanjaannya dikasir, lalu membayar belanjaannya.
Tapi betapa bodohnya aku. bukannya pamit untuk pulang duluan, aku malah berdiri disampingnya untuk menunggu viny menyelesaikan transaksi pembayaran di kasir.
Viny: "kenapa nungguin aku nat?"
Aku: "hehehe, tadi kan omongan kita belum selesai , gak enak kalau aku main pergi aja"
Viny: "yaelah, kaku banget nat"
Aku dan viny pun mulai berjalan beriringan menuju pintu keuar.
Aku: "hehe, iya mbak"
Viny: "ih, mbak mbak, emang aku mbak-mbak kasir apa"
Aku: "hehehe"
Viny: "ih, malah ketawa"
Aku: "btw ngapain mbak pagi-pagi gini kesini?"
Viny: "ya mau belanja aja"
Aku: "kenapa gak besok aja?, ini kan udah pagi, bahaya lo mbak"
Entah kenapa aku merasa sangat kepo sekali dengan viny yang berada di supermarket pada waktu seperti ini.
Viny: "urgent iniii"
Aku: "urgent kenapa?"
Viny: "urusan cewek, kamu gak bakal paham"
Aku: "ooohhh"
Setelah kulirik plastik belanjaanya yang ternyata berisi beberapa bungkus pembalut dan beberapa botol minuman dengan foto perempuan dikemasannya, aku merasa agak sedikit malu karena bertanya seperti itu.
Karena merasa sudah tidak ada topik lagi yang perlu dibicarakan, aku memutuskan untuk pamit kepada viny.
Aku: "yaudah, kalo gitu aku duluan ya"
Viny: "oke nat, hati-hati ya"
Akupun berlalu menuju motorku, memakai helm, dan menyalakan motor ku.
Saat aku lihat kedepan viny tidak menuju ke salah satu kendaraan yang terparkir disini, melainkan langsung menuju gerbang keluar dengan berjalan kaki.
Karena merasa kasihan, aku menyusul viny dengan menggunakan motor ku, lalu memanggilnya.
Aku: "mbakk"
Viny pun menoleh.
Viny: "kenapa nat?"
Aku: "mbak pulang sendirian, gakbawa mobil atau motor?"
Viny: "iya nat, gakpapa kok nat, deket ini. Pertigaan sana, belok kiri, udah, nyampe"
Aku: "yaudah deh mbak, barengin aku aja kalo gitu, bahaya, pagi-pagi gini"
Viny: "yaudah deh nat, aku ikut kamu"
Aku: "sini mbak, belanjaanya taroh depan aja"
Viny: "ooh, iya nat, ini"
Setelah menyerahkan belanjaanya untuk kuletakan didepan, viny pun naik keatas motorku. Lalu akupun memacu motorku menuju tempat viny tinggal.
Sebenernya aku tidak bermaksud apa-apa ketika menawarkan tumpangan kepada viny. Alasan ku semata-mata hanya karena kasian. sorang wanita, berjalan kaki sendirian jam 3 dini hari seperti ini.
Viny: "sebelah kanan ini nat"
Aku merespon ucapan viny dengan membelokan motorku ke kanan sesuai instruksi darinya.
Kami pun telah tiba ditujuan.
Tapi jika dilihat secara sekilas bangunan tempat tinggal viny lebih terlihat seperti rumah dibandingkan kos-kosan pada umumnya.
Oleh karena penasaran, aku memeberanikan diri untuk bertanya.
Aku: "mbak, ini kos-kosan mbak ya?"
Viny: "sebenarnya bukan sih"
Viny: "aku tinggal disini bareng sama beby, ini rumah dia. Jadi ya hatohnya aku juga nge kos sih disini"
Aku: "ooohhhh, pantesann"
Viny: "Beby ada didalem lohh, mau ketemu nggak?"
Yah, dia mulai lagi.
Aku: "enggak deh mbak, udah jam 3 dini hari ini"
Viny: "berarti kalo pagi, siang, sore atau malem mau dong??"
Dia kembali menggodaku dengan pertanyaannya.
Kali ini dia bertanya sambil tersenyum menggoda dan menaik turunkan alisnya.
Aku: "y y ya enggak juga sih, ngapain"
Viny: "hehehe, bisa aja kamu bohong nya nat"
Aku: "siapa yang bohong"
Viny: "yaelah, gerak gerik kamu udah keliatan natt, lagian kamu lupa ya kalo aku anak psikologi"
Aku: "y y yaudah mbak, aku pulang dulu deh, gak enak kalo ada yang liat"
Viny: "yeee, ngambekk, masa cowok ngambekan"
Aku: "serius mbak, soalnya ini udah jam 3 pagi, gak enak kalo ada yang liat"
Viny: "hehe, iya iya nat, gakusah gugup gitu"
Aku: "hehe, yaudah mbak, aku duluan ya"
Viny: "iya nat, hati-hati, jangan ngebut ya, dadaahh..."
Aku: "dah"
Viny melambaikan tangannya sambil tersenyum kearahku.
Ahhh, sudahlah. Senyumannya memang selalu menarik, hehehe.
Akupun melajukan kembali motor ku untuk kembali menuju kos-kosan.
Aku pulang dengan perasaan yang....... sulit dijelaskan
.
.
.
Hari ini sudah 3 jam posisi ku tidak berubah, mulai dari jam 6 sore tadi, sampai waktu sudah menunjukan jam 9 malam.
Malam ini malam minggu. Bagi orang-orang diluar sana, termasuk devan, nabil dan mario, malam ini merupakan waktu yang tepat untuk menghabiskan waktu dengan pasangan mereka.
Sedangkan aku??.
Yah, seeprti yang kalian lihat sekarang. Aku hanya rebahan sembari memainkan ponsel ku, mendengarkan musik, men cek updatean dari cerita favoritku di suatu forum, dan bolak balik melihat notifikasi chat. Berharap ada yang mengajak ku untuk pergi keluar malam ini. Karena jujur aku sangat bosan, karena hampir seharian ini aku sendirian.
Tapi jangan harap!!!, teman-teman ku pasti sedang sibuk-sibuknya memadu kasih dengan pasangannya.
Karena aku bosan, akupun memutuskan untuk keluar.
Entah nanti kemana, pokoknya keluar saja dulu.
Aku bersiap-siap, tidak lupa mandi dan sikat gigi, Karena memang aku belum mandi seharian ini.
Dengan atasan kaos yang dilapisi jaket bomber, celana pendek dan sendal jepit, aku memacu motor ku menembus keramaian kota jogja di malam minggu.
.
.
.
Akhirnya aku sampai ditujuan.
Tujuan ku malam hari ini adalah angkringan yang berlokasi tidak jauh dari kampus ku.
Mas Anto: "coookk, wes suwe aku nggak ndelok arek iki, sombong yo awakmu saiki, gak tau merene maneh"
Aku: "wkwkwkwk, sepurane mas, kerjoan ku uakeh saiki, jek sugih"
Mas Anto: "waduh, macak kerjo awakmu saiki, gak iling biyen a, mben merene awakmu pasti ngutang"
Aku: "cukkk, cangkem e, wes tak bayar kabeh kan tapi"
Mas Anto: "wkwkwkwk, iyo seh"
.
.
.
Obrolan ku dengan mas anto oun terus berlanjut, tidak lupa aku mengambil beberapa tusuk sate telur puyuh, nasi kucing dan gorengan, tidak lupa memesan teh tarik favoritku.
Sebenarnya dulu aku lumayan sering berkunjung ke angkringan mas anto. Hampir setiap malam minggu aku kesini. yap, alasannya masih sama seperti sekarang, karena tidak punya pasangan untuk diajak nonton bioskop, ataupun makan dan belanja di mall.
Biasanya aku ke tempat ini sendirian, karena sendirian aku lebih sering duduk di meja tepat didepan mas anto yang menyiapkan pesanan-pesanan untuk para pelanggan, daripada duduk lesehan dibawah.
Oleh karena itu aku jadi lumayan akrab dengan mas anto, karena dia satu-satunya teman yang bisa kuajak ngobrol ketika aku kesini.
Karena mas anto juga, aku jadi bisa sedikit fasih menggunakan bahasa jawa.
.
.
.
Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah 3 dinihari.
Pengunjung di anngkringan mas anto pun sudah mulai berkurang daripada sebelumnya.
Sambil mengambil satu lembar uang 20ribuan didompet ku, aku mulai mengemasi barang-barang ku.
Aku: "mas, aku tak muleh sek yo"
Mas Anto: "mulah muleh ae, bayar sek"
Aku: "sek ta lah mas, sabar, iki lo"
Mas Anto: "hehehe, ngunu lo"
Aku: "yowes mas, aku disikan"
Mas Anto: "cookk, mulehan, banci ae jek tas tangi jam sakmene"
Aku: "bener seh mas, sampean ae sek tangi, seng banci sopo berarti"
Mas Anto: "cookkkk, matamu"
Aku: "wkwkwkwk, disikan mas, assalamu'alaikum"
.
.
.
Akupun berlalu dari angkringan mas anto, rencananya aku ingin langsung pulang menuju kos.
Tapi sebelumnya, aku memutuskan untuk singgah terlebih dahulu di supermarket berlogo lebah untuk membeli rokok dan sebotol teh kemasan.
Aku meletakan 1 botol teh kemasan dikasir.
Aku: "sama surya 12 mbak, 1"
Kasir: "totalnya jadi 20.000 mas"
Aku:"ini mbak"
Akupun mengeluarkan 1 lembar uang 20ribuan dan menyerahkannya ke mbak-mbak kasir.
Kasir: "makasih mas"
Akupun membalikan badan untuk menuju kepintu keluar.
Tapi betapa terkejutnya aku saat melihat viny sedang berdiri mengantri dibelakang ku.
Viny: "hai nat, abis dari mana malem-malem gini"
Aku: "e e eh, hai mbak, abis nongkrong aja tadi"
Viny pun meletakan belanjaannya dikasir, lalu membayar belanjaannya.
Tapi betapa bodohnya aku. bukannya pamit untuk pulang duluan, aku malah berdiri disampingnya untuk menunggu viny menyelesaikan transaksi pembayaran di kasir.
Viny: "kenapa nungguin aku nat?"
Aku: "hehehe, tadi kan omongan kita belum selesai , gak enak kalau aku main pergi aja"
Viny: "yaelah, kaku banget nat"
Aku dan viny pun mulai berjalan beriringan menuju pintu keuar.
Aku: "hehe, iya mbak"
Viny: "ih, mbak mbak, emang aku mbak-mbak kasir apa"
Aku: "hehehe"
Viny: "ih, malah ketawa"
Aku: "btw ngapain mbak pagi-pagi gini kesini?"
Viny: "ya mau belanja aja"
Aku: "kenapa gak besok aja?, ini kan udah pagi, bahaya lo mbak"
Entah kenapa aku merasa sangat kepo sekali dengan viny yang berada di supermarket pada waktu seperti ini.
Viny: "urgent iniii"
Aku: "urgent kenapa?"
Viny: "urusan cewek, kamu gak bakal paham"
Aku: "ooohhh"
Setelah kulirik plastik belanjaanya yang ternyata berisi beberapa bungkus pembalut dan beberapa botol minuman dengan foto perempuan dikemasannya, aku merasa agak sedikit malu karena bertanya seperti itu.
Karena merasa sudah tidak ada topik lagi yang perlu dibicarakan, aku memutuskan untuk pamit kepada viny.
Aku: "yaudah, kalo gitu aku duluan ya"
Viny: "oke nat, hati-hati ya"
Akupun berlalu menuju motorku, memakai helm, dan menyalakan motor ku.
Saat aku lihat kedepan viny tidak menuju ke salah satu kendaraan yang terparkir disini, melainkan langsung menuju gerbang keluar dengan berjalan kaki.
Karena merasa kasihan, aku menyusul viny dengan menggunakan motor ku, lalu memanggilnya.
Aku: "mbakk"
Viny pun menoleh.
Viny: "kenapa nat?"
Aku: "mbak pulang sendirian, gakbawa mobil atau motor?"
Viny: "iya nat, gakpapa kok nat, deket ini. Pertigaan sana, belok kiri, udah, nyampe"
Aku: "yaudah deh mbak, barengin aku aja kalo gitu, bahaya, pagi-pagi gini"
Viny: "yaudah deh nat, aku ikut kamu"
Aku: "sini mbak, belanjaanya taroh depan aja"
Viny: "ooh, iya nat, ini"
Setelah menyerahkan belanjaanya untuk kuletakan didepan, viny pun naik keatas motorku. Lalu akupun memacu motorku menuju tempat viny tinggal.
Sebenernya aku tidak bermaksud apa-apa ketika menawarkan tumpangan kepada viny. Alasan ku semata-mata hanya karena kasian. sorang wanita, berjalan kaki sendirian jam 3 dini hari seperti ini.
Viny: "sebelah kanan ini nat"
Aku merespon ucapan viny dengan membelokan motorku ke kanan sesuai instruksi darinya.
Kami pun telah tiba ditujuan.
Tapi jika dilihat secara sekilas bangunan tempat tinggal viny lebih terlihat seperti rumah dibandingkan kos-kosan pada umumnya.
Oleh karena penasaran, aku memeberanikan diri untuk bertanya.
Aku: "mbak, ini kos-kosan mbak ya?"
Viny: "sebenarnya bukan sih"
Viny: "aku tinggal disini bareng sama beby, ini rumah dia. Jadi ya hatohnya aku juga nge kos sih disini"
Aku: "ooohhhh, pantesann"
Viny: "Beby ada didalem lohh, mau ketemu nggak?"
Yah, dia mulai lagi.
Aku: "enggak deh mbak, udah jam 3 dini hari ini"
Viny: "berarti kalo pagi, siang, sore atau malem mau dong??"
Dia kembali menggodaku dengan pertanyaannya.
Kali ini dia bertanya sambil tersenyum menggoda dan menaik turunkan alisnya.
Aku: "y y ya enggak juga sih, ngapain"
Viny: "hehehe, bisa aja kamu bohong nya nat"
Aku: "siapa yang bohong"
Viny: "yaelah, gerak gerik kamu udah keliatan natt, lagian kamu lupa ya kalo aku anak psikologi"
Aku: "y y yaudah mbak, aku pulang dulu deh, gak enak kalo ada yang liat"
Viny: "yeee, ngambekk, masa cowok ngambekan"
Aku: "serius mbak, soalnya ini udah jam 3 pagi, gak enak kalo ada yang liat"
Viny: "hehe, iya iya nat, gakusah gugup gitu"
Aku: "hehe, yaudah mbak, aku duluan ya"
Viny: "iya nat, hati-hati, jangan ngebut ya, dadaahh..."
Aku: "dah"
Viny melambaikan tangannya sambil tersenyum kearahku.
Ahhh, sudahlah. Senyumannya memang selalu menarik, hehehe.
Akupun melajukan kembali motor ku untuk kembali menuju kos-kosan.
Aku pulang dengan perasaan yang....... sulit dijelaskan
.
.
.
Diubah oleh akmal162 15-03-2020 22:28
genji32 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Kutip
Balas
