- Beranda
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
...
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.






Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 22-07-2020 04:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
33.1K
Kutip
452
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#1
Spoiler for Part 1:
Part 1
8 tahun lalu....
Kringgg....kringgg....
Suara alarm membuatku terbangun dari tidurku.
"Anjing lah, bablas lagi"
Kesal ku dalam hati.
Yapp, untuk kesekian kalinya aku kesiangan lagi, dan melewatkan kelas ku yang seharusnya sudah mulai jam 10 pagi tadi.
Akupun bangkit dari tempat tidurku, mengambil sebatang rokok, lalu membakarnya.
Sembari menghisap rokok, aku mulai membuka dan meng-cek notifikasi chat di handphone ku. Ada beberapa panggilan dan chat yang masuk.
Akupun mulai membacanya.
"Woyy, bapaknya udah masukk"
"Kelas bodoh"
"Absen lu udah bolong 2 tololl"
"Udah gua TAin, minggu depan gantian anjing"
Yah, begitulah isi chat ku hampir setiap hari. Semuanya berisi teman-teman ku yang mengingatkan ku untuk masuk kelas. aku sudah berpesan kepada mereka untuk menelfonku jam setengah 10 supayaa aku tidak terlambat. Tapi karena efek begadang tadi malam dering telfon dari teman-teman ku pun tidak terdengar.
Yap, begadang sudah menjadi kebiasaan ku hampir setiap hari. Sebenarnya kegiatan yang kulakukan setiap kali begadang tidak terlalu penting.
Mulai dari main game, streaming video di youtube, membaca novel, nongkrong, dan masih banyak lagi kegiatan tidak penting lainnya yang kulakukan bersama teman-teman ku.
Tapi untungnya aku juga sudah menitipkan absen kesalah satu teman ku. Lega rasanya ketia tahu namaku dibuku absen sudah ditanda tangani.
Setelah rokok ku habis, aku bersiap untuk mandi lau berangkat menuju kampus.
.
.
.
Tepat jam 13.00 aku sudah sampai dikampus. Aku berangkat menggunakan motor matic yang sudah kugunakan sejak aku SMA. Aku membawanya dari kota asalku.
Oh iya, namaku natha, 21 tahun, mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di kota jogjakarta, sekarang aku sedang menempuh semester ke 6 dijurusan teknik perminyakan.
Sebenarnya aku bukan orang asli jogja.
Kota kelahiran ku berada di kalimantan timur, tepatnya kota samarinda. Tidak terasa sudah 3 tahun aku meninggalkan kota asal ku dan menetap dikota ini.
Aku termasuk mahasiswa biasa. Tidak terlalu populer. Aku bukan orang yang memiliki jabatan organisasi baik di bem maupun di himpunan. Aku juga bukan mahasiswa berprestasi yang sering dikirim mewakili kampus untuk mengikuti lomba-lomba, baik akademik maupun non akademik. Tapi meskipun begitu, bukan berarti aku tidak memiliki kegiatan sama sekali di kampus.
Aku menjadi salah satu asisten di salah satu laboratorium di jurusan ku, kegiatan ku di lab biasanya seperti menjaga praktikum dan melakukan jasa pengambilan data untuk beberapa alat tertentu.
Kalau memang sedang tidak ada kerjaan di lab, biasanya aku dan teman-teman ku sesama asisten laboratorium lebih sering menghabiskan waktu untuk bermain game, kartu dan kami paling suka ngobrol sambil bergosip ria sampai larut malam, hahaha.
Sebagai salah satu asisten, aku dan teman-teman ku mendapatkan akses untuk memasuki kampus selama 24 jam. Jadi kami bisa kesini kapan saja. Dan untuk para asisten disediakan ruangan khusus. Ruangan tersebut tempat kami para asisten bisa berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. Bahkan diruangan ini, juga terdapat bantal dan sleeping bag untuk kami tidur.
Sebenarnya jika sudah masuk dalam ruangan asisten kami bisa dengan bebas memakai kaos tanpa kerah, menggunakan celana pendek, dan merokok di jam kerja tanpa takut terlihat oleh dosen. Untuk jam kerja dikampus ku sendiri cuma sampai jam 4 sore. Bahkan, jika sudah diatas jam 4 sore kami bebas melakukan itu semua, bahkan di luar ruangan.
Untuk cerita asmara ku selama aku kuliah 3 tahun di sini hampir tidak ada.
Yap, tidak ada karena aku tidak pernah punya pacar. Selain faktor jurusan kuliah ku yang isinya batangan semua, aku juga tidak terlalu PD untuk mencari pacar dari anak fakultas atau jurusan lain. terakhir kali aku berpacaran sudah hampir 3 tahun yang lalu, pada saat itu aku berpacaran dengan adik kelas saat aku masih duduk dibangku sekolah menengah atas dulu, itupun cuma bertahan 2 bulan, lalu kandas saat kami LDR karena aku harus kuliah ke kota ini.
Bruak...
Devan: "Busett, enak banget lu abis hibernasi, udah gua TAin tadi, minggu depan gantian pokoknya"
Aku disambut dengan jitakan dari temanku devan saat baru memasuki ruangan asisten.
Aku: "hehehe, gimana lagi, gak bisa tidur tadi malem. iya iya, minggu depan gantian deh"
Devan: "yeee, malah ketawa si bodoh"
Aku: "dari pada lu marah-marah, mending kita main"
Aku berkata sambil menunjuk stick ps yang tergeletak di meja komputer sambil memasang wajah tengil ku.
Devan: "kalah, surya 12 satu bungkus"
Aku: "okee, gakusah banyak bacot, ayo main"
Sebelum bermain aku melepas kemeja ku sehingga menyisakan kaos tanpa kerah. dan sebelum bermain kami berdua menyulut rokok kami masing-masing dan tidak lupa menutup pintu. Karena jika ada dosen yang melihat kondisi kami seperti ini sepertinya terasa kurang etis dan tidak sopan. Karena mengingat sekarang masih jam kerja.
Kami pun mulai bermain, game yang kami mainkan adalah game sepak bola sejuta umat, apalagi kalau bukan PES.
Saat aku sedang asyik bermain tiba-tiba terdengar pintu diketuk dari luar. Karena terlalu asyik bermain kami pun tidak terlalu menghiraukannya, tapi tiba-tiba pintu pun langsung terbuka.
"Natha, devan, ada yang mau bapak bicarakan sama kalian"
Aku dan devan menoleh ke arah sumber suara. Sontak ami berdua terkesiap. Ternyata yang sedang berbicara adalah pak danar, kepala dari laboratorium tempat kami bekerja. Karena merasa tidak enak dengan pak danar, mengingat kondisi kami sekarang, kami pun langsung mematikan rokok, lalu mengambil kemeja kami masing-masing, lalu menghampiri pak danar.
Aku: "Iya pak ada apa?"
Pak danar: "kita bicarakan diruangan saja ya"
Pak danar pun berlalu menuju ruangannya yang tidak jauh dari ruang asisten kami.
Aku dan Devan pun langsung memasang sepatu dan menyusul pak danar menuju ruangannya.
Pak danar: "ayo, duduk"
Aku, devan: "iya pak"
Pak danar: "jadi gini, ada mahasiswa dari jurusan psikologi yang mau meneliti sesuatu, yang intinya berkaitan dengan kegiatan asisten di lab ini, jadi kemungkinan mereka akan mengikuti beberapa kegiatan-kegiatan yang kalian lakukan selama 3 bulan kedepan. Tadi dosen mereka yang langsung datang ke saya dan ke bapak ketua jurusan, dan bapak ketua jurusan sudah ACC. Kalian keberatan atau tidak?"
Mendengar pertanyaan dari pak danar aku dan devan pun saling pandang, kepalaku menggeleng kecil sambil menatap matanya untuk memberikan kode bahwa aku tidak setuju dengan penawaran dari pak danar.
Sejujurnya aku sangat tidak tertarik dengan penawaran yang diajukan pak danar. Aku tidak terlalu senang ada orang baru yang tiba-tiba masuk kedalam lingkungan ku.
Aku memang orang yang cukup sulit untuk akrab dengan orang yang baru kukenal.
Devan: "kami tidak kebertan pak"
Pak danar: "oke, kalau begitu nanti saya beri kabar lagi kapan mereka akan mulai berkegiatan disini"
Pak danar: "mungkin itu aja, dari kalian ada yang mau disampaikan atau ditanyakan?"
Aku, devan: "tidak ada pak"
Pak danar: "oke, kalian boleh keluar"
Kami pun keluar dan kembali menuju ruang asisten. Sesampainya di ruangan....
Aku: "kenapa tadi lu iyain sih van?"
Devan: "gua gak enak sama pak danar natt"
Aku: "tapi kan tadi dia nanya, kita keberatan apa enggak"
Devan: "yaelah, udah napa nat, paling mereka cuma ngikut kegiatan kita doang, gak bakal ngerepotin, lagian kan udah di ACC sama pak kajur"
Devan: "siapa tau yang mau penelitian disini itu cewek nat, lebih bagus lagi kalo cewek cakep"
Aku: "cewek mulu pikiran lo"
Devan: "yeee, lu juga seneng kan kalo cewek, kalo cewek, nih mata kita bisa refreshing, bisa liat buletan, bukan batangan mulu tiap hari"
Aku: "iya juga sih, ntar tapi kabarin dyo, nabil sama mario juga ya"
Devan: "iya, iya"
Aku: "yaudah lah, gak usah dipikirin, ayo lanjut main"
8 tahun lalu....
Kringgg....kringgg....
Suara alarm membuatku terbangun dari tidurku.
"Anjing lah, bablas lagi"
Kesal ku dalam hati.
Yapp, untuk kesekian kalinya aku kesiangan lagi, dan melewatkan kelas ku yang seharusnya sudah mulai jam 10 pagi tadi.
Akupun bangkit dari tempat tidurku, mengambil sebatang rokok, lalu membakarnya.
Sembari menghisap rokok, aku mulai membuka dan meng-cek notifikasi chat di handphone ku. Ada beberapa panggilan dan chat yang masuk.
Akupun mulai membacanya.
"Woyy, bapaknya udah masukk"
"Kelas bodoh"
"Absen lu udah bolong 2 tololl"
"Udah gua TAin, minggu depan gantian anjing"
Yah, begitulah isi chat ku hampir setiap hari. Semuanya berisi teman-teman ku yang mengingatkan ku untuk masuk kelas. aku sudah berpesan kepada mereka untuk menelfonku jam setengah 10 supayaa aku tidak terlambat. Tapi karena efek begadang tadi malam dering telfon dari teman-teman ku pun tidak terdengar.
Yap, begadang sudah menjadi kebiasaan ku hampir setiap hari. Sebenarnya kegiatan yang kulakukan setiap kali begadang tidak terlalu penting.
Mulai dari main game, streaming video di youtube, membaca novel, nongkrong, dan masih banyak lagi kegiatan tidak penting lainnya yang kulakukan bersama teman-teman ku.
Tapi untungnya aku juga sudah menitipkan absen kesalah satu teman ku. Lega rasanya ketia tahu namaku dibuku absen sudah ditanda tangani.
Setelah rokok ku habis, aku bersiap untuk mandi lau berangkat menuju kampus.
.
.
.
Tepat jam 13.00 aku sudah sampai dikampus. Aku berangkat menggunakan motor matic yang sudah kugunakan sejak aku SMA. Aku membawanya dari kota asalku.
Oh iya, namaku natha, 21 tahun, mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di kota jogjakarta, sekarang aku sedang menempuh semester ke 6 dijurusan teknik perminyakan.
Sebenarnya aku bukan orang asli jogja.
Kota kelahiran ku berada di kalimantan timur, tepatnya kota samarinda. Tidak terasa sudah 3 tahun aku meninggalkan kota asal ku dan menetap dikota ini.
Aku termasuk mahasiswa biasa. Tidak terlalu populer. Aku bukan orang yang memiliki jabatan organisasi baik di bem maupun di himpunan. Aku juga bukan mahasiswa berprestasi yang sering dikirim mewakili kampus untuk mengikuti lomba-lomba, baik akademik maupun non akademik. Tapi meskipun begitu, bukan berarti aku tidak memiliki kegiatan sama sekali di kampus.
Aku menjadi salah satu asisten di salah satu laboratorium di jurusan ku, kegiatan ku di lab biasanya seperti menjaga praktikum dan melakukan jasa pengambilan data untuk beberapa alat tertentu.
Kalau memang sedang tidak ada kerjaan di lab, biasanya aku dan teman-teman ku sesama asisten laboratorium lebih sering menghabiskan waktu untuk bermain game, kartu dan kami paling suka ngobrol sambil bergosip ria sampai larut malam, hahaha.
Sebagai salah satu asisten, aku dan teman-teman ku mendapatkan akses untuk memasuki kampus selama 24 jam. Jadi kami bisa kesini kapan saja. Dan untuk para asisten disediakan ruangan khusus. Ruangan tersebut tempat kami para asisten bisa berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. Bahkan diruangan ini, juga terdapat bantal dan sleeping bag untuk kami tidur.
Sebenarnya jika sudah masuk dalam ruangan asisten kami bisa dengan bebas memakai kaos tanpa kerah, menggunakan celana pendek, dan merokok di jam kerja tanpa takut terlihat oleh dosen. Untuk jam kerja dikampus ku sendiri cuma sampai jam 4 sore. Bahkan, jika sudah diatas jam 4 sore kami bebas melakukan itu semua, bahkan di luar ruangan.
Untuk cerita asmara ku selama aku kuliah 3 tahun di sini hampir tidak ada.
Yap, tidak ada karena aku tidak pernah punya pacar. Selain faktor jurusan kuliah ku yang isinya batangan semua, aku juga tidak terlalu PD untuk mencari pacar dari anak fakultas atau jurusan lain. terakhir kali aku berpacaran sudah hampir 3 tahun yang lalu, pada saat itu aku berpacaran dengan adik kelas saat aku masih duduk dibangku sekolah menengah atas dulu, itupun cuma bertahan 2 bulan, lalu kandas saat kami LDR karena aku harus kuliah ke kota ini.
Bruak...
Devan: "Busett, enak banget lu abis hibernasi, udah gua TAin tadi, minggu depan gantian pokoknya"
Aku disambut dengan jitakan dari temanku devan saat baru memasuki ruangan asisten.
Aku: "hehehe, gimana lagi, gak bisa tidur tadi malem. iya iya, minggu depan gantian deh"
Devan: "yeee, malah ketawa si bodoh"
Aku: "dari pada lu marah-marah, mending kita main"
Aku berkata sambil menunjuk stick ps yang tergeletak di meja komputer sambil memasang wajah tengil ku.
Devan: "kalah, surya 12 satu bungkus"
Aku: "okee, gakusah banyak bacot, ayo main"
Sebelum bermain aku melepas kemeja ku sehingga menyisakan kaos tanpa kerah. dan sebelum bermain kami berdua menyulut rokok kami masing-masing dan tidak lupa menutup pintu. Karena jika ada dosen yang melihat kondisi kami seperti ini sepertinya terasa kurang etis dan tidak sopan. Karena mengingat sekarang masih jam kerja.
Kami pun mulai bermain, game yang kami mainkan adalah game sepak bola sejuta umat, apalagi kalau bukan PES.
Saat aku sedang asyik bermain tiba-tiba terdengar pintu diketuk dari luar. Karena terlalu asyik bermain kami pun tidak terlalu menghiraukannya, tapi tiba-tiba pintu pun langsung terbuka.
"Natha, devan, ada yang mau bapak bicarakan sama kalian"
Aku dan devan menoleh ke arah sumber suara. Sontak ami berdua terkesiap. Ternyata yang sedang berbicara adalah pak danar, kepala dari laboratorium tempat kami bekerja. Karena merasa tidak enak dengan pak danar, mengingat kondisi kami sekarang, kami pun langsung mematikan rokok, lalu mengambil kemeja kami masing-masing, lalu menghampiri pak danar.
Aku: "Iya pak ada apa?"
Pak danar: "kita bicarakan diruangan saja ya"
Pak danar pun berlalu menuju ruangannya yang tidak jauh dari ruang asisten kami.
Aku dan Devan pun langsung memasang sepatu dan menyusul pak danar menuju ruangannya.
Pak danar: "ayo, duduk"
Aku, devan: "iya pak"
Pak danar: "jadi gini, ada mahasiswa dari jurusan psikologi yang mau meneliti sesuatu, yang intinya berkaitan dengan kegiatan asisten di lab ini, jadi kemungkinan mereka akan mengikuti beberapa kegiatan-kegiatan yang kalian lakukan selama 3 bulan kedepan. Tadi dosen mereka yang langsung datang ke saya dan ke bapak ketua jurusan, dan bapak ketua jurusan sudah ACC. Kalian keberatan atau tidak?"
Mendengar pertanyaan dari pak danar aku dan devan pun saling pandang, kepalaku menggeleng kecil sambil menatap matanya untuk memberikan kode bahwa aku tidak setuju dengan penawaran dari pak danar.
Sejujurnya aku sangat tidak tertarik dengan penawaran yang diajukan pak danar. Aku tidak terlalu senang ada orang baru yang tiba-tiba masuk kedalam lingkungan ku.
Aku memang orang yang cukup sulit untuk akrab dengan orang yang baru kukenal.
Devan: "kami tidak kebertan pak"
Pak danar: "oke, kalau begitu nanti saya beri kabar lagi kapan mereka akan mulai berkegiatan disini"
Pak danar: "mungkin itu aja, dari kalian ada yang mau disampaikan atau ditanyakan?"
Aku, devan: "tidak ada pak"
Pak danar: "oke, kalian boleh keluar"
Kami pun keluar dan kembali menuju ruang asisten. Sesampainya di ruangan....
Aku: "kenapa tadi lu iyain sih van?"
Devan: "gua gak enak sama pak danar natt"
Aku: "tapi kan tadi dia nanya, kita keberatan apa enggak"
Devan: "yaelah, udah napa nat, paling mereka cuma ngikut kegiatan kita doang, gak bakal ngerepotin, lagian kan udah di ACC sama pak kajur"
Devan: "siapa tau yang mau penelitian disini itu cewek nat, lebih bagus lagi kalo cewek cakep"
Aku: "cewek mulu pikiran lo"
Devan: "yeee, lu juga seneng kan kalo cewek, kalo cewek, nih mata kita bisa refreshing, bisa liat buletan, bukan batangan mulu tiap hari"
Aku: "iya juga sih, ntar tapi kabarin dyo, nabil sama mario juga ya"
Devan: "iya, iya"
Aku: "yaudah lah, gak usah dipikirin, ayo lanjut main"
Diubah oleh akmal162 31-03-2020 15:28
genji32 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Kutip
Balas
