yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
Pencarian Belum Usai [TRUE STORY] - SEASON 3
Selamat Datang di Thread Gue 
(私のスレッドへようこそ)




TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI YANG TELAH GANSIS READERBERIKAN DI DUA TRIT GUE SEBELUMNYA. SEMOGA DI TRIT SELANJUTNYA INI, GUE DAPAT MENUNJUKKAN PERFORMA TERBAIK GUE DALAM PENULISAN DAN PACKAGING CERITA AGAR SEMUA READER YANG BERKUNJUNG DISINI SELALU HAPPY DAN TERHIBUR

Spoiler for Season 1 dan Season 2:


Last Season, on Muara Sebuah Pencarian - Season 2 :
Quote:




INFORMASI TERKAIT UPDATE TRIT ATAU KEMUNGKINAN KARYA LAINNYA BISA JUGA DI CEK DI IG: @yanagi92055 SEBAGAI ALTERNATIF JIKA NOTIF KASKUS BERMASALAH


Spoiler for INDEX SEASON 3:


Spoiler for LINK BARU PERATURAN & MULUSTRASI SEASON 3:



Quote:


Quote:

Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 83 suara
Perlukah Seri ini dilanjutkan?
Perlu
99%
Tidak Perlu
1%
Diubah oleh yanagi92055 08-09-2020 03:25
sehat.selamat.
JabLai cOY
al.galauwi
al.galauwi dan 142 lainnya memberi reputasi
133
331.5K
4.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.1KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#1747
Borneo yang Berkesan
Rumah Rinda ini udah berasa kayak istana ditengah hutan. Kenapa kok tengah hutan? karena banyak tanaman yang sengaja ditumbuhkan dipekarangan bagian depan rumahnya. Gue menebak luas tanah dari rumah Rinda ini sekitar 600-700 meter persegi. Karena sudah malam, gue nggak terlalu meperhatikan lingkungan sekitarnya ada apa aja.

Ketika masuk kedalam rumahnya pun gue dibuat takjub. Ada beberapa pilar dirumahnya dibuat dari marmer. Berasa lagi di Masjid Nabawi aja ini. Orangtuanya dia ini sebenarnya siapa ya? gue agak dibuat penasaran. Rumahnya semua berlantai granit, sehingga adem banget di suhu wilayah kalimantan yang bahkan sudah malam pun terasa agak panas.

“Masuk yuk kak. Kok kamu kayak takjub gitu sih? Biasa aja kali. Aku jadi nggak enak. Hehehe.” Katanya.

“Ehh. Ehm. Iya Nda. Aku cuma jarang aja masuk kerumah yang mewah banget kayak gini. Rumah orangtuaku dulu nggak segokil ini arsitekturnya. Itu yang bikin aku kagum.” Sahut gue.

“Haha. Iya kak. Tapi ini kan cuma sementara, cuma titipan Tuhan didunia. Nanti kan kalau kita balik ke Sang Pencipta kan semuanya ditinggal.”

“Haha iya bener, Nda.” Kata gue sambil terus mengedarkan pandangan kearah plafon rumah.

Gue kemudian dikenalkan kepada orangtua Rinda. Bapak Ibunya adalah orang yang sangat santun dan gue sangat yakin dari caranya berbicara, mereka bukan orang sembarangan. Gue penasaran mau tau apa pekerjaan mereka, tapi gue terlalu malu untuk menanyakan hal tersebut. Pun gue merasa nggak enak kalau nanya langsung ke Rinda.

Waktu makan malam sudah tiba dan sepertinya Rinda sudah meminta orang rumahnya untuk menyiapkan segala sesuatunya. Gue sangat nggak enak hati dijamu bak raja seperti ini. Apalagi awalnya gue dan Rinda bertemu nggak sengaja di pusat perbelanjaan.

Gue menikmati makan malam dengan hati yang senang. Rasa makanannya juga enak banget. Sepertinya tim dapur rumah ini sangat mahir dalam memasak masakan khas daerah sini. Luar biasa. Tapi memang gue belum menemukan pembanding sehingga ya yang gue rasakan saat itu menjadi yang paling enak.

Sambil menikmati makan malam, gue juga banyak berbincang dengan bapak dan ibunya Rinda. Dari mulai masalah pekerjaan sampai dengan pendidikan gue. Gue cukup bangga menjadi alumni kampus gue, jadi ada nilai plus lah dimata orang lain. Padahal gue menyelesaikan kuliah gue juga dengan susah payah karena pelajarannya yang luar biasa susah dan sangat eksakta. Haha.

Selesai makan gue diajak kebelakang rumah Rinda. Ternyata ada sebuah kolam renang. Plus ada waterboomnyasendiri. Kolam yang jadi usaha kakaknya Sofi dan keluarganya itu ada dirumah pribadi Rinda. Luar biasa sekali ini.

“Maaf ya kak kemarin aku nggak ngucapin langsung, tapi pas udah kakak upload ucapan dari teman-teman baru aku ingat. Hehehe.” Katanya.

“Haha santai aja kali. Aku juga nggak terlalu mengharapkan ucapan kayak gitu sebenarnya. Tapi itu jadi berharga banget emang. Nggak pernah sebelumnya aku diucapin kayak begitu sama temen-temen lama.”

“Siapa yang punya ide itu kak? Luar biasa banget loh kepikiran kayak gitu.”

“Cewek aku Nda. Namanya Emi. hehe. hebat ya dia?”

Rinda terdiam sejenak dengan apa yang baru saja gue katakan. Setelah momen tersebut berlalu, baru dia mulai berbicara lagi.

“Oh iya ya? pasti cantik deh.”

“Iya, cantik banget, apalagi kepribadiannya. Udah paling lengkap sejagat raya menurut versi aku. Hehehe.”

“Wah iya ya? jangan sampai dilepas dong kalau kayak gitu kak. Kan langka berarti.”

“Iya aku sih berusaha sekuat tenaga. Tapi emang ada aja selalu godaannya Nda.”

“Yah namanya dihubungan kayak gitu kak. Ada turun naiknya sendiri. Aku aja sampai sekarang belum menemukan yang pas buatku.”

“Ya usaha dulu aja Nda. Siapa yang tahu masa depan kan? Mana tau ternyata dimasa depan ternyata kamu berjodoh sama orang yang dulu pernah dekat dengan kamu misalnya. Ya kan?”

“Kayak kakak gitu ya maksudnya? Hehehe.” Katanya sambil terkekeh.

“Hahaha. Ya nggak tau juga. kita nggak bisa nebak-nebak masa depan sih. Yang ada kita nikmatin aja setiap waktu. Nanti kita bakal nemu kok yang tepat. Pasti. Asal yakin dan usaha penuh pasti bisa ketemu.”

“Oh iya kak? Aku dari dulu udah nyari-nyari tapi belum ada ketemu.”

“Ya berarti kamu belum saatnya berpacaran. Atau jangan-jangan kamu di set untuk nggak berlama-lama pacaran kali. Nanti kalau udah nemu, nggak lama nikah deh. Siapa tau kan?”

“Haha iya sih kak. Tapi aku sebenernya udah punya kriteria loh kak.”

“Contohnya?”

“Apa yang ada di kamu, itu kriteria aku. Sebagian besar ya. hehehe.”

“Hahaha. Bisa aja kamu. Lagian sejak kapan kamu suka sama aku?”

“Hahaha. Kamu nggak berasa sama sekali ya kak? Aku udah suka dari lama tau kak. Tapi aku terlalu malu untuk ngungkapinnya, beda sama Dwina yang berani.”

“Hah? Seriusan?”

“Beneran serius kan dari dulu sebelum Dwina, sebenernya aku duluan. Aku cerita sama Dwina soal ini. Eh malah dia yang maju duluan. Hehehe.”

“Terus kamu sama Mirna dan Dwina gimana? Hahaha. Gila sih ini aku baru tau ceritanya.”

“Ya aku milih untuk mundur aja daripada aku ribut. Yang beneran ribut itu Kak Mirna sama Dwina. Sampai akhirnya Kak Mirna mutusin untuk pindah kostan.”

“Hahaha gila. Masa satu kostan seleranya sama semua? Sadis amat. Tapi enak sih buat aku. Hahaha.”

“Yah nggak tau lah kak aku juga bingung. Hahaha. Tapi sekarang ini kayaknya Dwina maupun Kak Mirna udah nggak pernah ngehubungin kakak lagi ya?”

“Udah nggak sih, palingan ya pas ulang tahun kemarin. Mungkin ke-triggered sama uploadan aku kemarin itu, sama kayak kamu. Hehe.”

“Iya ya. tapi beneran deh kak, beruntung ya Emi bisa sama-sama kakak.”

“Aku yang beruntung dapetin dia Nda. Semuanya udah tersedia berkat dia. semua yang aku perluin bisa disediakan oleh dia. jadi temen diskusi, jadi sahabat baik yang bisa ngegokil dan ngebolang bareng, jadi manajer band aku juga dan banyak kesamaan lainnya. Hobi musik dia juga sama kayak aku. Hehehe.”

“Wah klop banget udah kak. Jangan lama-lama lah, nanti malah jadi fitnah.”

Ketika dia bilang begini, gue tau dan gue sangat sadar raut wajah dan kata-kata yang keluar darinya itu seperti nggak ikhlas. Berarti benar selama ini si Rinda ini suka sama gue. tapi masalahnya gue nggak pernah merasa kalau dia suka sama gue. dan gue juga nggak merasakan getaran apapun even sekarang gue sedang sedekat ini dengan dia.

Akhirnya gue pulang diantarkan oleh supir pribadi bapaknya. Bapaknya sangat senang dengan kedatangan gue. entah apa yang pernah diceritakan Rinda ke bapaknya tentang gue, yang jelas, mungkin aja kalau saat itu gue bilang gue mau melamar anaknya, akan segera disetujui. Haha. Tapi masalahnya gue nggak ada perasaan suka apalagi cinta ke Rinda. Gimana dong?

Pada hari berikutnya, setelah pekerjaan selesai, gue dijemput oleh Rinda dan akhirnya kami jalan-jalan sore sampai malam mengelilingi kota itu dan mengunjugi beberapa tempat wisata disana. Barulah setelah beberapa jam berjalan, gue merasa Rinda ini juga punya keistimewaan, meski nggak sekomplit Emi.

Tinggi Rinda yang hampir menyamai gue kadang juga membuat gue sedikit minder. Haha. Bodinya mirip sekali dengan Dwina kalau dari belakang. Tetapi bedanya adalah kalau Rinda lebih senang memakai baju terusan sementara Dwina suka memakai celana jeans.

Pakaiannya yang syar’i ini membuat gue jadi nggak enak hati. Kenapa? Karena gue memakai kaos biasa dengan celana jeans sobek di lutut. Untung rambut gue udah pendek, coba masih gondrong? Bisa dicibir. Hahaha. Tapi ya biarin aja, ini emang style gue dan nggak ada yang bisa intervensi. Gue hanya mau diatur sama Emi, bukan orang lain.

“Kamu besok pesawat jam berapa?”

“Jam 9 pagi sih. Kenapa emang?”

“Karena Papa Mamaku hari ini terbang ke Singapura, kamu mau temanin aku nggak nginep dirumah?”

“Hah? Temenin kamu dirumah? Kan banyak mbak (asisten rumah tangga) dan juga ada supir dan tukang kebun Nda. Ngapain minta aku nginep segala? Haha.”

“Yah, aku kan nggak bisa ngobrol banyak sama mereka. Aku kan nyambugnnya sama kamu ngobrolnya.”

“Waduh alesannya gitu ya. hahaha.”

“Gimana?”

Hmmmmm. Ini yang gue bingung deh… ada aja selalu godaannya.

yudhiestirafws
namikazeminati
khodzimzz
khodzimzz dan 14 lainnya memberi reputasi
15
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.