...
..
.
Banyak sekali kasus penindasan yang terjadi didalam sekolah, kasus kasus ini seakan mencuat dan muncul ketika ada korban yang berjatuhan. Bagaikan sebuah tumor ganas kasus kasus ini akan kembali lagi dan mungkin tak akan pernah ada habisnya jika inangnya tidak mati.
Kalau dilihat dari data statistik kasus penindasan memang terkesan kecil dari sekian banyaknya siswa di Indonesia hanya segelintir saja ada kasus penindasan, tapi jumlah yang kecil ini yang mendominasi presentasenya.
Itu baru yang terlihat, bagaimana yang tidak terlihat? Pasti lebih banyak. Kasus penindasan memang tidak bisa dipandang sebelah mata, ada masa depan yang terancam dari anak anak, ada nyawa yang jadi taruhannya disana tapi namanya sebuah penyakit bisa dicegah dan diminimaliris dampak penyebarannya.
Ini beberapa hal yang saya pikirkan untuk mengurangi kasus penindasan ini.
Quote:
Kasus penindasan sering terjadi karena memang tidak ada aturan tegas dari sekolah. Sekolah berkeharusan membuat sebuah peraturan yang meminimalisir gerak calon para pembully. Dengan adanya peraturan yang ketat misal dengan skorsing atau dikeluarkan dari sekolah, menurut ane akan membuat takut para calon penindas ini untuk melakukan aksinya. Peraturan bukan untuk dilanggar peraturan untuk ditaati.
Disaat perkembangan teknologi yang sangat pesat, membuat para siswa dapat mengakses apapun yang mereka mau dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari, lebih baiknya memang harus ditanamkan sejak dini bahwa pembulian itu tidak baik.
1. Adakan CCTV di setiap kelas dan disetiap lorong sekolah, ini sebagai mata dari guru dan sebagai bukti yang sah jika memang terjadi penindasan secara fisik. Dengan adanya cctv para siswa juga serasa selalu diawasi gerak geriknya dan selalu menjaga sikap mereka agar tidak bertentangan dengan peraturan sekolah. Tidak usah takut dengan privasi ini sekolahan untuk belajar bukan untuk berbuat kejahatan. Disamping itu cctv juga berfungsi sebagai pengawas dikala ujian bukan?
2. Upgrade Guru Bimbingan Konseling, selama saya bersekolah ruangan Guru BK itu ibarat sarang anak anak nakal seperti manjat pagar, sering telat dan sebagainya. Kesannya ibarat sebuah ruangan penghakiman, ruangan hukuman yang masuk dan dipanggil dicap nakal. Seharusnya guru BK ini menjadi solusi solusi bagi mereka yang terkena kasus penindasan baik secara verbal, non verbal, pelecehan dan sebagainya seluruh siswa dapat berkeluh kesah dan dapat bantuan dari guru BK. Guru BK juga dapat menjadi pionir terdepan untuk menghilangkan pembbulian dengan ilmu ilmu yang mereka miliki, sebagai masukan kepada sekolah untuk membuat peraturan yang adil bagi psikologi siswa itu sendiri,. Coba cek gelar apa yang dimiliki guru BK ? Apakah masih S.pd ? Atau M.pd ? Seharusnya mereka mempunyai gelar Psikologi dan sejenisnya.
3. Memasang tombol anti bullying di sekolah. Kebanyakan saat terjadi perundungan itu para korban tidak sanggup untuk melawan dan para penonton engan untuk melerai, hal inilah yang selalu dapat menimbulkan kembali aksi perundungan tersebut. Jika ada sebuah tombol yang dapat melaporkan suatu kejadian perundungan yang sedang berlangsung dan di notif ke guru guru terdekat sehingga guru dapat melakukan tindakan.
4.
Koalisi Siswa Terhadap Penindasan , pernah nonton sebuah film yang ada konsep seperti ini. Jadi ada sekelompok siswa yang membentuk organisasi yang bertujuan untuk melindungi orang yang lemah. Ketika ada anggotanya yang akan dibully maka para anggota lain akan memasang badan agar perundungan itu tidah terjadi. Karena biasanya para calon oknum pembullyian adalah orang yang merasa superior sehingga harus dibalas dengan superior juga, terkesan kurang baik tetapi bisa saja diaplikasikan. Sebenernya hal ini juga menjadi tanggung jawab Organisasi Siswa Intra Sekolah, salah satu fungsi OSIS adalah untuk mencegah munculnya pengaruh negatif dari para siswa tapi pada kenyataannya OSIS hanya sebagai ajang dari para pengurusnya saja.