sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
4Love: Tentang Patah Hati, Kesetiaan, Obsesi, dan Keteguhan Hati



Quote:


Spoiler for Daftar Bab:


Diubah oleh sandriaflow 01-12-2020 12:11
santinorefre720
blackjavapre354
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
14.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#65
Bab 26: Yang Dirindukan Kembali

JOJO

Menjalani hari-hari sendirian terkadang membuat Jojo gundah gulana. Ia bingung hendak bersandar kepada siapa ketika ada masalah. Ia selalu butuh teman untuk bercerita. Tempat untuk berkeluh kesah.

`Malam ini, Jojo diajak oleh salah satu kawannya untuk menonton konser Kahitna di kampusnya. Awalnya ia enggan, tetapi ia sendiri juga sedang butuh hiburan. Lagipula, Jojo juga merupakan salah satu penggemar Kahitna garis keras. Hampir semua lagu Kahitna dia hafal karena baginya, lagu-lagu Kahitna selalu berperan penting dalam menemani perjalanan cintanya.

Jojo dan kawannya duduk di tribun bagian atas. Dia awalnya cukup menikmati penampilan dari Kahitna. Lagu-lagu mereka memang monumental dan penuh kenangan. Namun, Jojo mendadak sedih ketika Kahitna membawakan lagu mereka yang berjudul “Mantan Terindah”.

Mau dikatakan apa lagi,
kita tak akan pernah satu.
Engkau di sana, aku di sini.
Meski hatiku memilihmu.


“Jo, kau kenapa?” tanya kawannya.
“Sedih aja, Bro. Aku jadi teringat mantan kekasihku,” balas Jojo spontan dengan senyuman kecut.

Kesedihan itu tak berlangsung lama. Jojo mencoba menepis semua kenangan yang telah berlalu dan kembali menikmati pertunjukan dari Kahitna. Tak terasa, konser itu pun akhirnya berakhir.

Malam sudah larut. Jojo pulang membawa kekosongan yang ada di dalam hatinya.

****

Keesokan harinya, Jojo kembali diajak berbincang-bincang oleh ibunya di depan teras. Mereka membicarakan banyak hal. Ibu Jojo memang seperti itu, sering memberikan nasihat kepada Jojo.

Sayangnya, ibu Jojo selalu membicarakan masalah asmara Jojo dan juga rencana ke depan jika Jojo nanti menikah. Hal itu seringkali membuat telinga Jojo bosan.

“Ah, Ibu jangan membahas hal itulah. Jojo masih pengen sendiri,” kilah Jojo setiap kali diwawancara ibunya masalah hati.
“Itu lho, Jo. Si Mira anaknya Bu Halimah, pacar kamu yang dulu. Orangnya cantik, tinggi, sopan. Harusnya kamu sama dia aja, Jo. Sayang, kalian dulu putus tanpa alasan yang jelas,”

“Trus, Ibu juga seneng sama Rara. Apa kabar dia sekarang, Jo?” tanya ibu Jojo dengan lugu tanpa memikirkan perasaan Jojo.
“Jojo enggak tau, Bu. Kita udah lama nggak komunikasi,” jawab Jojo pelan.
“Ya sudah, Jo. Ibu selalu mendoakan yang terbaik buat kamu,”

Entah mengapa, Jojo merasa pembicaraan itu masih menggantung. Mendadak, ia jadi termenung sendirian memikirkan Rara yang saat ini berada di Jogja.

***

Di dalam kamar, Jojo sibuk menulis artikel untuk blog pribadinya. Akhir-akhir ini, dia memang tengah sibuk mengerjakan tugas-tugas kuliah sehingga lupa mengurusi blog kesayangannya.

Tiba-tiba, layar ponsel Jojo menyala. Ada sebuah notifikasi baru.

Dengan enggan, Jojo menatap ponselnya. Ia heran, sebuah nomor tak dikenal mengirimi dia pesan.

Apa kabar, Jo? Masih ingat aku?

Jojo tak menggubris pesan tersebut karena ia malas dengan pesan semacam itu. Ia kembali larut ke dalam tulisannya.

Sesaat kemudian, ponsel Jojo kembali berdering. Kali ini, sebuah panggilan masuk dari nomor tak dikenal tersebut. Ia sangat penasaran. Siapa yang menganggunya malam-malam begini?

“Halo,” ucap Jojo usai menerima panggilan itu.
“Halo. Ini benar Jojo? Kamu apa kabar?” suara perempuan terdengar lembut dari seberang sana.

Waktu mendadak menjadi beku. Perasaan Jojo kembali kacau ketika mendengar suara perempuan itu lagi. Panggilan itu dari Rara. Mantan kekasihnya itulah yang saat ini menelpon Jojo.

“Aku kurang baik. Kamu sendiri?”

“Sama, Jo. Mungkin kamu kurang ngopi, hehe. Kuliahmu gimana, Jo?”

“Lancar. Alhamdulillah. Ehm, tumben kamu menghubungi aku. Ada masalah apa?”

“Ada satu hal yang pengen aku omongin sama kamu sih, Jo. Kapan, ya, kita bisa ketemu lagi?” tanya Rara lirih.

“Entahlah, Ra. Kita pikirkan nanti aja,”

Mereka kemudian membicarakan hal-hal ringan seputar kehidupan yang mereka jalani saat ini. Tentang keadaan keluarga mereka, tentang kuliah, tentang apapun yang dulu menjadi topik yang menarik bagi mereka.

Terlepas dari semua itu, Jojo merasa ada sesuatu yang mengganjal. Rara pasti memiliki alasan khusus sehingga ia menghubunginya saat ini. Di satu pihak, Jojo juga memiliki beragam pertanyaan dan tanda tanya yang ingin dia tanyakan kepada Rara.

Namun, satu hal yang jelas bagi Jojo saat ini adalah dia merindukan Rara.
****

Seperti biasa, Jojo selalu datang ke tempat Arman ketika dia memiliki masalah yang berkaitan dengan Rara. Ia butuh saran yang tepat karena ia sendiri masih bingung hendak melangkah.

“Jo, kalau aku lihat, dari dulu kau memang masih mencintai Rara. Kau tidak benar-benar melupakan dia,” ujar Arman.

“Kau mungkin salah, Man. Jujur, aku kadang benci kalau ingat dia,”

“Ah, kau ini banyak alasan, Jo. Aku bisa lihat dari matamu. Kapan sih kau tidak cerita tentang Rara. Itu tandanya, kau masih punya harapan sama dia,”

“Man, dia pengen ketemu aku. Enaknya gimana?”

“Intinya, semua itu tergantung keyakinanmu. Kalau kau masih berharap sama Rara, kau perjuangkan dia sekali lagi,”

Jojo diam menyimak. Tiba-tiba, tercetus ide brilian yang mengalir di kepala Jojo. Ia pun berterima kasih kepada Arman dan mempersiapkan beberapa hal yang dia perlukan untuk menyukseskan ide briliannya tersebut.
coxi98
fransjabrik
fransjabrik dan coxi98 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.