2 OCTOBER 2051

08:00

Jakarta

Sebagai buntut dari percobaan pembunuhan personel Taifib Korps Marinir TNI AL oleh oknum personel Tontaipur Kostrad, Green Team Lynx Squadron melakukan operasi penangkapan Panglima Divisi 3 Kostrad secara terbuka lantaran sudah dapat izin Presiden RI serta Kapolri dan Panglima TNI, mereka sudah memerintahkan seluruh personel TNI/POLRI untuk tidak melawan Interpol.

Pangkostrad yang ketakutan dengan unit paramiliter elit Interpol itu segera mengizinkan markasnya dimasuki tim Colin dengan senapan mesin M27 IAR serta SMG Heckler & Koch MP7A1 dan MP5N yang siap tembak jika personel Kostrad berniat melakukan perlawanan.

Mereka segera menangkap target Interpol kelas wahid yang langsung dimasukkan ke kendaraan dinas Panglima TNI yang segera berjalan dengan kencang ke bandara Soekarno Hatta dimana pesawat Boeing 787 BBJ milik Interpol berada.

13:00

Tim Colin sudah meninggalkan Indonesia dengan tahanan mereka Colin segera menginterogasi dengan Stun Gun yang siap di tempelkan ke badan "Kau yang perintahkan anak buahmu mencoba bunuh prajurit Korps Marinir TNI AL kan?"

"Ya"

Colin segera menyetrum kaki Panglima Divisi 3 Kostrad dengan jengkel, lalu ia pun berkata dengan penuh kemarahan "Kau iblis!, kau akan memicu perang lagi jika Ratu Vampir Inggris terbunuh dalam percobaan pembunuhan personel Taifib oleh personelmu!"

"Ampuni aku Pak.....!" teriak Panglima Divisi 3 Kostrad ketika disetrum pada badannya

"Colin!, Astaga! sudahlah Kawan!" lerai Tobey yang ternyata menjadi pilot cadangan dalam pesawat Boeing 787 BBJ

"Dia tahanan yang paling berbahaya, Tobey!"

"Kau tidak bisa menyetrumnya begitu saja Colin!"

"Kembali ke Kokpit dan lakukan tugasmu saat malam tiba, Tobey!" tutup Colin dengan tegas pada Tobey

Tobey yang jengkel dengan Colin pun kembali ke Kokpit, ia lalu meminjam telepon satelit kepada pilot utama "Aku butuh telepon satelit"

"Ini Tobey"

Tobey langsung menghubungi Wakil Presiden Interpol dengan suara pelan "Pak, kita berhasil membawa tahanan tapi kita hanya punya satu masalah, Agen Khusus Colin Farrel menginterogasi tahanan sambil menyetrumnya dengan Stun Gun"

"Terima kasih atas laporannya Agen Khusus Tobey, kau boleh istirahat"

"Ya Pak, Dimengerti" tutup Tobey yang segera mengembalikan telepon satelit si pilot utama lalu ia tidur sampai pukul 14:25

5 OCTOBER 2051

15:00

British Interpol HQ

Wakil Presiden Interpol langsung menegur Colin perihal interogasi disertai penyetruman Panglima Divisi 3 Kostrad "Colin, Bapak dengar dari Tobey bahwa kau menyetrum tahanan kita, apa benar kau lakukan itu?"

"Ya Pak, Kami tak mau ambil resiko tahanan tidak menunjukkan penyesalan setelah diinterogasi"

"Colin, dengarkan Bapak baik baik kita bukan CIA yang bisa melakukan apa saja dalam menginterogasi tahanan, kita harus mengikuti protokol interogasi, jika tahanan tidak menyesali perbuatannya biarlah Tuhan yang menghukum dengan cara yang lain"

"Ya Pak"

Presiden Interpol langsung menegur keras Wakil Presiden Interpol "Sean, setiap saat kita berhadapan dengan teroris bersenjata apakah kau mau agen kita, warga sipil, personel Kepolisian Inggris atau Keluarga Kerajaan Vampir Inggris mati dibantai Baret Hijau sialan itu?!"

"Liam, aku memang tidak ingin mereka terbunuh tetapi aku masih percaya Tuhan akan menghukum tahanan yang tidak menunjukkan rasa penyesalan"

"Kau masih percaya Tuhan akan menghukum tahanan kita jika tidak menunjukkan rasa penyesalan setelah interogasi, Sean?. Silahkan saja tapi aku akan langsung memasukkan tahanan ke sel isolasi jika tidak menunjukkan rasa penyesalan!" tutup Presiden Interpol yang langsung berkata pada Colin "Tidak apa apa Nak, Bapak memaafkanmu"

"Terima kasih Pak, Permisi"

"Silahkan Nak"

Colin pun lega mendengar pemaafan dari Presiden Interpol, ia pun kembali ke rumah yang sekaligus menjadi toko roti yang dikelola istrinya, ia pun menikmati kopi hangat dan roti yang baru saja dipanggang untuk santai di sore hari.

THE END