sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
4Love: Tentang Patah Hati, Kesetiaan, Obsesi, dan Keteguhan Hati



Quote:


Spoiler for Daftar Bab:


Diubah oleh sandriaflow 01-12-2020 12:11
santinorefre720
blackjavapre354
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
14.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#64
Bab 25: Diskusi Kopi III
Di titik biasa, Jojo dan Revan sudah menata posisi. Mereka sudah menanti kedatangan Arman dan Ipul sejak beberapa saat yang lalu. Sesampainya di sana, Ipul langsung duduk dengan agak canggung ketika berhadapan dengan Jojo dan Arman.

Ipul seperti berada pada ruang interogasi dan merasa disudutkan oleh ketiga sahabatnya. Jujur, ia masih belum mau blak-blakan perihal masalah keluarga yang menurutnya adalah ranah pribadi yang harus dia selesaikan sendiri.

“Jangan serius-serius, woi,” ucap Arman usai memesan kopi untuk ia dan Ipul.

Kali ini, Arman yang menjadi moderator jalannya sesi curhat bersama Ipul. Ia tahu, ada banyak pertanyaan yang timbul di benak kawan-kawannya. Oleh sebab itu, dia yang akan menjadi pemandu agar Ipul bisa leluasa bercerita dan yang lain bisa memberi saran.

Suasana sudah cukup kondusif. Arman lalu mempersilahkan Ipul bercerita.

“Jadi gini, Guys. Aku saat ini dendam dengan bapakku. Dulu, dia sangat keras ketika aku masih kecil. Sumpah, aku masih sakit hati dengan semua itu,” Ipul pun memulai ceritanya.
“Ehm, gimana ya, Pul? Aku kira kau dan keluargamu baik-baik saja selama ini. Ternyata aku salah,” Jojo merespons.
“Itu hanya dugaanmu aja, Jo. Aku nggak merasa hal itu. Karena hal itulah aku jadi urakan seperti ini. Aku malas ketika disuruh-suruh sama orang tuaku,” balas Ipul.

Revan hanya diam karena dia bingung hendak berkata apa kepada Ipul. Jujur, ia sendiri tak bisa memahami Ipul sebaik Arman dan Jojo. Alhasil, ia lebih baik diam daripada memberikan saran yang mungkin kurang sesuai bagi Ipul.

“Pul, aku tahu gak mudah memang memaafkan kesalahan ayahmu. Namun, kau perlu ngomong baik-baik dengan ayahmu. Menurutku, itu satu-satunya solusi terbaik. Aku yakin ayahmu pasti mengerti suatu saat nanti,” sahut Arman.
“Aku setuju, Pul. Aku tahu mungkin itu kurang tepat, tetapi setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Ayahmu mungkin ingin kau tumbuh menjadi pria yang kuat, Pul,” Jojo menegaskan saran Arman.

Tak mau kalah, Revan menepuk bahu Ipul untuk menyemangati keadaan sahabatnya yang tengah bimbang.
“Thanks, Guys. Kalian memang sahabat terbaikku,” balas Ipul pelan.

Selepas itu, mereka membicarakan hal yang lain.
“Kapan, ya, kita bisa bahagia dengan orang yang kita sayangi? Sudah setahun berlalu, semenjak kita ngopi di Jogja dan juga menjalin komitmen dengan seseorang, walau akhirnya tidak berujung indah, ” spontan Jojo bertanya.

Saat ini, mereka bertiga memang tengah berada di posisi yang sama, kecuali Arman. Kisah mereka bertiga sama-sama kandas dan mereka belum menemukan orang yang benar-benar tepat untuk mereka.

“Kau benar, Jo. Perjalanan kita belum selesai. Jalan kita masih panjang. Membentang di depan. Mungkin kita harus mencari seseorang lagi,” timpal Revan yang kali ini mulai tertarik masuk ke pembicaraan.
“Aku vakum dulu sepertinya, Guys. Aku masih pesimis bisa ketemu perempuan yang mau menerima aku apa adanya,” sahut Ipul dengan nada lirih.
“Kalau kau, Man?” tanya Jojo.
“Aku masih setia dengan Dewi, Jo. Kau sendiri sudah tahu, kan? Aku udah bertahan lama sama dia dan aku yakin suatu saat dia akan memberikan jawaban,” balas Arman.

“Guys…” Jojo bekata lagi dengan nada lirih. Ketiga sahabatnya menatapnya serius.

“Aku kangen Rara…”

Ada satu hal yang dulu belum sempat Jojo sampaikan ke mereka bertiga. Terus terang, Jojo sejauh ini masih mengharapkan Rara seolah-olah perempuan itu enggan pergi dari hatinya.

“Kau mau balikan lagi sama dia, Jo?” tanya Revan.
“Nah itu, aku nggak yakin sepenuhnya. Akhir-akhir ini, aku sering mimpi dia,”
“Mungkin, takdir punya rencana lain untukmu, Jo. Aku pribadi dari dulu sih selalu mendukung kalau kau sama Rara. Sayang, hubungan kalian harus berakhir waktu itu,” timpal Arman.

“Satu lagi yang belum aku sampaikan ke kalian, Guys. Waktu kita mau balik dulu, aku lihat dia sama lelaki lain di stasiun. Jujur, aku sampai sekarang masih penasaran siapa lelaki itu. Mungkin pacar baru Rara. Karena itulah, aku ragu menghubungi dia lagi,”
“Kau pikirkan matang-matang, Jo. Pasti kau nanti akan menemukan jalan,” kata Revan menenangkan.

Perbincangan malam ini pun akhirnya berakhir. Mereka berempat masih harus melalui kisah mereka masing-masing. Jalan cerita masih penuh misteri dan mereka masih perlu berusaha menemukan seseorang yang akan menjadi tambatan hati mereka.
Diubah oleh sandriaflow 23-02-2020 10:50
coxi98
fransjabrik
fransjabrik dan coxi98 memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.