- Beranda
- Stories from the Heart
CINTA DAN PETAKA? (HORROR REAL STORY)
...
TS
caffeine.seeker
CINTA DAN PETAKA? (HORROR REAL STORY)

Hallo para kaskuser dimanapun berada. Izinkan saya untuk bercerita tentang pengalaman hidup saya sendiri. Ya, Setelah cukup lama berada pada zona "silent reader" di kaskus ini, akhirnya saya memutuskan untuk menuliskan kisah saya sendiri. Semoga kisah yang saya tuliskan ini memiliki manfaat bagi yang membacanya entah sebagai hiburan atau referensi pembelajaran.
Nama tokoh dan tempat kejadian dalam cerita ini akan saya samarkan untuk menjaga privasi masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya.
Sebelumnya mohon maaf apabila tulisan saya jauh dari kata sempurna, baik dari segi teknis maupun pemilihan kata, karena ini thread pertama saya. Silahkan berkomentar apapun selama tidak mengandung ujaran kebencian dan menyudutkan pihak tertentu, Support dan masukan positif dari agan semua akan sangat membantu perkembangan thread ini dan juga bagi saya untuk lebih baik kedepannya.
Kisah yang akan saya tuliskan ini adalah kisah nyata yang saya alami kurang lebih 9 tahun lalu tepatnya di rentang tahun 2011. pada tahun itu adalah tahun pertama saya masuk kuliah, dan menjadi awal mula dari semua kisah ini.
Nantinya saya akan menceritakan kisah ini ke dalam beberapa part yang akan saya update secara berkala, saya juga akan berusaha menceritakannya sedetail mungkin dari awal hingga akhir kejadian yang saya alami ini.
Terima kasih dan selamat menikmati kisah saya
Spoiler for Prologue:
Spoiler for Part I - awal masuk kampus:
PART INDEX
PART-II
PART-III
PART-IV
PART-V
PART-VI
PART-VII
PART-VIII
PART-IX
PART-X
PART-XI
PART-XII
PART-XIII
PART-XIV
PART-XV
PART-XVI
PART-XVII
PART-XVIII
PART-XIX
Diubah oleh caffeine.seeker 19-12-2021 18:57
sirluciuzenze dan 44 lainnya memberi reputasi
45
30.6K
206
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
caffeine.seeker
#71
PART XIII
Pagi itu aku dan bapak bersiap untuk menuju ke rumah uwak. Kali ini bapak hanya mengajaku dan juga della untuk ke rumah uwak. Pagi itu della juga sudah bisa bangun, namun kondisinya sangat tidak biasa, meskipun dalam kondisi tersadar della selalu terlihat murung, tidak banyak bicara, bahkan ketika diajak berbicara pun della hanya merespon seadanya.
Entah apa yang dirasakannya, della yang sekarang ini sangat berbeda dengan della yang aku kenal. Jujur Aku sangat sedih melihat kondisi della saat ini, terlebih ketika membayangkan rencana-rencana indah kami untuk mengisi liburan, namun ternyata kenyataan berbicara lain.
Aku persiapkan barang dan keperluan-keperluanku, sepertinya kami akan menghabiskan beberapa hari tinggal di rumah uwak, jadi bawaan kami lumayan banyak saat itu. Setelah selesai segera aku kumpulkan barang-barang kami di teras rumah.
"Pak, biar perginya pakai mobil saya saja ya pak? Sekalian dipanaskan dan dibawa jalan karena semenjak sampai sini mobil saya belum pernah keluar lagi" pintaku pada bapak..
"Oh iya nak, kalau begitu kita naik mobil nak fahmi saja".. Bapak menyetujui usulanku. Segera aku bawa barang-barang kami untuk dimasukan ke bagasi mobil. Saat itu mobilku posisinya ada di luar garasi. Setelah selesai memasukan perlengkapan kami ke bagasi, aku bermaksud untuk memanaskan mobil, namun hal yang tidak terduga sama sekali terjadi, ketika aku membuka pintu mobil bagian pengemudi ada seeokor ular.. Ya ular sedang melingkar di jok depan.
"Astagfirullah!! " ucapku terkejut saat menemukan seekor ular sanca berukuran tidak terlalu besar sedang melingkar di jok depan. Sepertinya bapak mendengar teriakanku tadi, bapak menghampiriku dan bapak pun sama terkejutnya ketika melihat ular tersebut. Segera bapak mengambil sapu untuk menyingkirkan ular tersebut dari dalam mobilku.
"Hati-hati pak" ucapku kepada bapak yang sedang menyingkirkan ular itu dengan sapu. Sungguh anehh darimana bisa ular itu masuk ke dalam mobilku.
Setelah ular tersebut berhasil dikeluarkan, bapak memasukannya ke dalam karung.
"Nanti kita buang di hutan saja nak, sekarang masukan dulu ke dalam bagasi belakang" ucap bapak sembari memasukan karung berisi ular itu ke bagasi. Aku hanya mengiyakan saja perintah bapak.
Setelah semua beres dan siap untuk berangkat, aku memapah della dari dalam rumah menuju mobil, kondisi della terlihat sangat pucat dan seperti tidak bertenaga. Aku dudukan della di kursi tengah, sementara aku dan bapak di kursi depan.
Perjalanan kami dimulai, bapak meberitahuku jika waktu tempuh ke rumah uwak kurang lebih 2 jam perjalanan. Setelah 30 menit perjalanan dari rumah kami sudah mulai memasuki area hutan, tak lupa bapak mengingatkanku agar menepi sebentar untuk membuang ular yang sebelumnya kami masukan ke bagasi. Aku dan bapak segera turun dari mobil, sementara della tetap di dalam mobil, karena sepertinya dia pun tidak mengetahui perihal ular tersebut.
Ketika bapak mengeluarkan karung dari dalam bagasi mobil dan membukanya, bapak terkejut ternyata karung yang sebelumnya berisi ular kini ternyata kosong. Bapak pun memberitahuku bahwa ularnya sudah tidak ada di dalam karung. Aku coba memeriksa area bagasi memastikan ular tersebut tidak keluar dari karung itu, aku coba bongkar barang-barang bawaan kami namun aku pun tidak menemukannya. bagian dalam kabin mobil pun tak lupa aku periksa, memastikan ular tersebut tidak masuk ke dalam, namun lagi-lagi tetap tidak aku temukan.
"Pak apa karungnya bolong? " tanyaku pada bapak memastikan kondisi karung tersebut.
"Ndak nak, karungnya ndak ada yang bolong, ikatannya pun tadi sudah bapak ikat kuat".. Kini aku dan bapak sama-sama keheranan. Mungkin pikiran kami sama saat ini, ada yang tidak wajar dengan ular tersebut. Segera bapak mengajaku untuk masuk mobil dan melanjutkan perjalanan kami.
Setelah kejadian itu suasana di dalam mobil pun menjadi hening, sepanjang perjalanan kulihat mulut bapak tak berhenti merapalkan doa-doa. Bapak juga berpesan agar aku mengemudi lebih fokus dan berhati-hati. Sesekali aku lihat kondisi della di belakang melalui spion tengah, della hanya seperti orang termenung, menyandarkan kepalanya dan melihat ke arah luar.
"Pak, apa tidak sebaiknya bapak duduk di belakang saja bersama della, saya lihat della sedari tadi hanya melamun, saya takut nanti pikirannya malah kosong"..
Bapak pun menyetujui usulanku. Aku segera menepikan mobil dan bapak berpindah posisi ke kursi belakang bersama della. Kini della terlihat menyandarkan kepalanya di bahu bapak dan bapak tetap sambil merapalkan doa-doa sambil sesekali mengusap-usap kepala della.
Kondisi jalan saat ini terbilang cukup sepi, sepanjang perjalanan hanya beberapa kali aku menjumpai kendaraan lain. Dan kebanyakan kendaraan yang aku jumpai pun adalah kendaraan-kendaraan bermuatan.
"Pak, apa memang disini kondisi jalannya seperti ini ya kalau pagi hari? Jarang sekali kendaraan lain yang melintas" tanyaku kepada bapak, mencoba membuka obrolan.
" biasanya sih ga sejarang ini nak kendaraan yg melintas, kemarin pun ketika bapak mengantar uwak pulang kondisi jalan lumayan ramai" jawab bapak.
"Enak ya pak kalau jalan kosong gini, ga ketemu macet, beda sekali dengan jakarta yang jalannya sedari pagi sampai malamp pun selalu macet, kalau nyetir disini enak gak stress" ujarku.
"Ya beda pasti nak, di jakarta sudah kebanyakan orang, jadi ya pasti dimana mana macet, bapak pun pusing kalau disuruh tinggal di jakarta" jawab bapak sembari tertawa.
Ditengah obrolan ku dengan bapak, dari kejauhan aku melihat sebuah kendaraan, Tepat di depan mobilku saat ini ada mobil yang sangat tidak asing bagiku.
"Loh itu kan mobil travel yang aku temui ketika berangkat kesini" gumamku dalam hati.
Kini ketika jarak mobilku sudah dekat dengan mobil itu aku bertanya kepada bapak
"Pak, itu mobil travel sini ya?". tanyaku..
"Mobil yang mana nak?" jawab bapak sembari melihat ke arah depan mobil.
"Itu loh pak mobil di depan kita, saya beberapa kali menjumpai mobil itu ketika berangkat kesini"
"Bapak ndak lihat ada mobil di depan nak, itu kan jalan kosong di depan"
Hah?!! Sontak aku terkejut dengan perkataan bapak, sangat jelas saat ini ada mobil yg sedang berjalan di depan kami, tapi kenapa bapak tidak bisa melihatnya?! Padahal jarak mobilku dengan mobil tersebut hanya beberapa meter saja. Kini aku hanya terdiam, mulutku terasa kelu dan tanganku mendadak gemetar.
"Nak.. Nak.. Nak fahmi, jangan melamun nak, kalau capek berhenti dulu saja" bapak menepuk bahuku dan menyadarkanku yg saat itu sempat seperti orang linglung.
"Pak nanti kalau ada pom bensin kita berhenti sebentar ya pak, saya ingin buang air kecil" ujarku pada bapak mencoba menutupi perasaan takutku yg sebenarnya..
"Di depan nanti ada pom bensin nak, berhenti dulu saja"..
Benar kata bapak, tak lama aku menjumpai pom bensin yg dimaksud bapak, segera aku lajukan mobilku memasuki area pom tersebut, aku berhenti dan segera turun mencari toilet. Sembari buang air kecil Aku bermaksud juga mencuci muka untuk menghilangkan ketakutan di dalam pikiranku. Saat ini Pikiranku mencoba mencerna kenapa banyak sekali kejadian aneh selama perjalanan kami ke rumah uwak. Dan yg paling membingungkanku adalah mobil travel yg aku lihat namun tidak dilihat oleh bapak.
Setelah selesai buang air kecil aku hendak kembali ke mobil, baru saja aku keluar dari area toilet, aku berpapasan dengan seorang kakek yang menatapku dengan sangat sinis. Aku tersenyum namun kakek itu tetap memandangku tajam. Tiba-tiba kepalaku menjadi sangat berat dan pandanganku mulai kabur, badanku terasa seperti ingin ambruk. Akhirnya pandanganku benar-benar gelap dan aku merasakan badanku mulai tumbang.
Pagi itu aku dan bapak bersiap untuk menuju ke rumah uwak. Kali ini bapak hanya mengajaku dan juga della untuk ke rumah uwak. Pagi itu della juga sudah bisa bangun, namun kondisinya sangat tidak biasa, meskipun dalam kondisi tersadar della selalu terlihat murung, tidak banyak bicara, bahkan ketika diajak berbicara pun della hanya merespon seadanya.
Entah apa yang dirasakannya, della yang sekarang ini sangat berbeda dengan della yang aku kenal. Jujur Aku sangat sedih melihat kondisi della saat ini, terlebih ketika membayangkan rencana-rencana indah kami untuk mengisi liburan, namun ternyata kenyataan berbicara lain.
Aku persiapkan barang dan keperluan-keperluanku, sepertinya kami akan menghabiskan beberapa hari tinggal di rumah uwak, jadi bawaan kami lumayan banyak saat itu. Setelah selesai segera aku kumpulkan barang-barang kami di teras rumah.
"Pak, biar perginya pakai mobil saya saja ya pak? Sekalian dipanaskan dan dibawa jalan karena semenjak sampai sini mobil saya belum pernah keluar lagi" pintaku pada bapak..
"Oh iya nak, kalau begitu kita naik mobil nak fahmi saja".. Bapak menyetujui usulanku. Segera aku bawa barang-barang kami untuk dimasukan ke bagasi mobil. Saat itu mobilku posisinya ada di luar garasi. Setelah selesai memasukan perlengkapan kami ke bagasi, aku bermaksud untuk memanaskan mobil, namun hal yang tidak terduga sama sekali terjadi, ketika aku membuka pintu mobil bagian pengemudi ada seeokor ular.. Ya ular sedang melingkar di jok depan.
"Astagfirullah!! " ucapku terkejut saat menemukan seekor ular sanca berukuran tidak terlalu besar sedang melingkar di jok depan. Sepertinya bapak mendengar teriakanku tadi, bapak menghampiriku dan bapak pun sama terkejutnya ketika melihat ular tersebut. Segera bapak mengambil sapu untuk menyingkirkan ular tersebut dari dalam mobilku.
"Hati-hati pak" ucapku kepada bapak yang sedang menyingkirkan ular itu dengan sapu. Sungguh anehh darimana bisa ular itu masuk ke dalam mobilku.
Setelah ular tersebut berhasil dikeluarkan, bapak memasukannya ke dalam karung.
"Nanti kita buang di hutan saja nak, sekarang masukan dulu ke dalam bagasi belakang" ucap bapak sembari memasukan karung berisi ular itu ke bagasi. Aku hanya mengiyakan saja perintah bapak.
Setelah semua beres dan siap untuk berangkat, aku memapah della dari dalam rumah menuju mobil, kondisi della terlihat sangat pucat dan seperti tidak bertenaga. Aku dudukan della di kursi tengah, sementara aku dan bapak di kursi depan.
Perjalanan kami dimulai, bapak meberitahuku jika waktu tempuh ke rumah uwak kurang lebih 2 jam perjalanan. Setelah 30 menit perjalanan dari rumah kami sudah mulai memasuki area hutan, tak lupa bapak mengingatkanku agar menepi sebentar untuk membuang ular yang sebelumnya kami masukan ke bagasi. Aku dan bapak segera turun dari mobil, sementara della tetap di dalam mobil, karena sepertinya dia pun tidak mengetahui perihal ular tersebut.
Ketika bapak mengeluarkan karung dari dalam bagasi mobil dan membukanya, bapak terkejut ternyata karung yang sebelumnya berisi ular kini ternyata kosong. Bapak pun memberitahuku bahwa ularnya sudah tidak ada di dalam karung. Aku coba memeriksa area bagasi memastikan ular tersebut tidak keluar dari karung itu, aku coba bongkar barang-barang bawaan kami namun aku pun tidak menemukannya. bagian dalam kabin mobil pun tak lupa aku periksa, memastikan ular tersebut tidak masuk ke dalam, namun lagi-lagi tetap tidak aku temukan.
"Pak apa karungnya bolong? " tanyaku pada bapak memastikan kondisi karung tersebut.
"Ndak nak, karungnya ndak ada yang bolong, ikatannya pun tadi sudah bapak ikat kuat".. Kini aku dan bapak sama-sama keheranan. Mungkin pikiran kami sama saat ini, ada yang tidak wajar dengan ular tersebut. Segera bapak mengajaku untuk masuk mobil dan melanjutkan perjalanan kami.
Setelah kejadian itu suasana di dalam mobil pun menjadi hening, sepanjang perjalanan kulihat mulut bapak tak berhenti merapalkan doa-doa. Bapak juga berpesan agar aku mengemudi lebih fokus dan berhati-hati. Sesekali aku lihat kondisi della di belakang melalui spion tengah, della hanya seperti orang termenung, menyandarkan kepalanya dan melihat ke arah luar.
"Pak, apa tidak sebaiknya bapak duduk di belakang saja bersama della, saya lihat della sedari tadi hanya melamun, saya takut nanti pikirannya malah kosong"..
Bapak pun menyetujui usulanku. Aku segera menepikan mobil dan bapak berpindah posisi ke kursi belakang bersama della. Kini della terlihat menyandarkan kepalanya di bahu bapak dan bapak tetap sambil merapalkan doa-doa sambil sesekali mengusap-usap kepala della.
Kondisi jalan saat ini terbilang cukup sepi, sepanjang perjalanan hanya beberapa kali aku menjumpai kendaraan lain. Dan kebanyakan kendaraan yang aku jumpai pun adalah kendaraan-kendaraan bermuatan.
"Pak, apa memang disini kondisi jalannya seperti ini ya kalau pagi hari? Jarang sekali kendaraan lain yang melintas" tanyaku kepada bapak, mencoba membuka obrolan.
" biasanya sih ga sejarang ini nak kendaraan yg melintas, kemarin pun ketika bapak mengantar uwak pulang kondisi jalan lumayan ramai" jawab bapak.
"Enak ya pak kalau jalan kosong gini, ga ketemu macet, beda sekali dengan jakarta yang jalannya sedari pagi sampai malamp pun selalu macet, kalau nyetir disini enak gak stress" ujarku.
"Ya beda pasti nak, di jakarta sudah kebanyakan orang, jadi ya pasti dimana mana macet, bapak pun pusing kalau disuruh tinggal di jakarta" jawab bapak sembari tertawa.
Ditengah obrolan ku dengan bapak, dari kejauhan aku melihat sebuah kendaraan, Tepat di depan mobilku saat ini ada mobil yang sangat tidak asing bagiku.
"Loh itu kan mobil travel yang aku temui ketika berangkat kesini" gumamku dalam hati.
Kini ketika jarak mobilku sudah dekat dengan mobil itu aku bertanya kepada bapak
"Pak, itu mobil travel sini ya?". tanyaku..
"Mobil yang mana nak?" jawab bapak sembari melihat ke arah depan mobil.
"Itu loh pak mobil di depan kita, saya beberapa kali menjumpai mobil itu ketika berangkat kesini"
"Bapak ndak lihat ada mobil di depan nak, itu kan jalan kosong di depan"
Hah?!! Sontak aku terkejut dengan perkataan bapak, sangat jelas saat ini ada mobil yg sedang berjalan di depan kami, tapi kenapa bapak tidak bisa melihatnya?! Padahal jarak mobilku dengan mobil tersebut hanya beberapa meter saja. Kini aku hanya terdiam, mulutku terasa kelu dan tanganku mendadak gemetar.
"Nak.. Nak.. Nak fahmi, jangan melamun nak, kalau capek berhenti dulu saja" bapak menepuk bahuku dan menyadarkanku yg saat itu sempat seperti orang linglung.
"Pak nanti kalau ada pom bensin kita berhenti sebentar ya pak, saya ingin buang air kecil" ujarku pada bapak mencoba menutupi perasaan takutku yg sebenarnya..
"Di depan nanti ada pom bensin nak, berhenti dulu saja"..
Benar kata bapak, tak lama aku menjumpai pom bensin yg dimaksud bapak, segera aku lajukan mobilku memasuki area pom tersebut, aku berhenti dan segera turun mencari toilet. Sembari buang air kecil Aku bermaksud juga mencuci muka untuk menghilangkan ketakutan di dalam pikiranku. Saat ini Pikiranku mencoba mencerna kenapa banyak sekali kejadian aneh selama perjalanan kami ke rumah uwak. Dan yg paling membingungkanku adalah mobil travel yg aku lihat namun tidak dilihat oleh bapak.
Setelah selesai buang air kecil aku hendak kembali ke mobil, baru saja aku keluar dari area toilet, aku berpapasan dengan seorang kakek yang menatapku dengan sangat sinis. Aku tersenyum namun kakek itu tetap memandangku tajam. Tiba-tiba kepalaku menjadi sangat berat dan pandanganku mulai kabur, badanku terasa seperti ingin ambruk. Akhirnya pandanganku benar-benar gelap dan aku merasakan badanku mulai tumbang.
Diubah oleh caffeine.seeker 15-02-2020 17:46
sirluciuzenze dan 15 lainnya memberi reputasi
16