- Beranda
- Stories from the Heart
RUMAH WARISAN ATAS BUKIT
...
TS
agusmulyanti
RUMAH WARISAN ATAS BUKIT
Spoiler for prolog:
*********
RULES
- Ikuti perarturan SFTH
- Agan2 dan Sista bebas berkomentar, memberikan kritik dan saran yang membangun.
- Selama Kisah ini Ditulis, mohon untuk berkomentar seputar cerita.
- Dilarang meng-copas atau meng copy segala bentuk di dalam cerita ini tanpa seizin penulis
index
Diubah oleh agusmulyanti 07-12-2022 06:16
theoscus dan 56 lainnya memberi reputasi
55
43.4K
590
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
agusmulyanti
#478
Part - 38
Suara berisik dan hiruk pikuk orang lalu lalang membuat gue terbangun. Saat netra gue membuka, gue melihat dokter dan perawat sedang mengerumuni gue.
"Ya ampun, untung aja tadi ada yang melihat dok, kalau tidak...., saya gak tau kondisi pasien ini dok, mungkin dia sudah lewat," seorang suster berbicara perlahan dengan nada takut, tapi rungu gue bisa menangkapnya dengan jelas.
"Ada apa suster ?," tanya gue, setelah nyawa gue sudah terkumpul penuh di badan.
"Itu loh mas, ada orang yang mencoba menusuk mas, saat mas tidur tadi ?."
"Menusuk saya ?, siapa suster ?."
"Saya tidak tau mas. Tapi alhamdulillah orangnya sudah diamankan ke kantor polisi. Maaf mas, apa mas punya musuh ?."
Gue menggelengkan kepala, dan seinget gue, gue gak pernah menyakiti orang. Makanya gue gak ngerti, kalau ada orang sakit hati dengan gue, penyebabnya apa.
**********
Mas Tono datang menghampiri gue, wajahnya terlihat tegang.
Bi Inah beberapa kali gue lihat menyusut genangan air di matanya, matanya bengkak, mungkin terlalu banyak menangis. Fatimah duduk disamping gue dengan wajah yang terlihat lesu.
"Ya Allah mas, cobaan apalagi ini," ujar mas Tono.
"Ada apa mas ?, siapa yang coba membunuh saya ?."
"Hari ini kita akan ke kantor polisi mas. Mas Linggar bisa dengar langsung dari pak Komandan nanti."
Gue mengangguk. Jam satu seusai makan siang, gue sudah diperkenankan pulang. Kyai Hasan, mas Tono, bi Narti, bi Inah dan Fatimah ikut gue ke kantor polisi.
***********
Hari menjelang senja ketika gue tiba di kantor polisi. Gue disambut oleh beberapa polisi yang sedang bertugas.
Mereka menceritakan dengan detil, kronologi kejadian, hingga akhirnya gue dibawa masuk menemui orang ini. Kyai Hasan menemani gue masuk. Seorang laki-laki dengan perawakan biasa duduk membelakangi gue.
"Heii..kamu, cepat kesini !." Hardik pak polisi
Laki-laki itu membalikkan badannya. Desss ,jantung gue serasa mau copot saat itu juga, saat gue lihat, siapa otak dari semua ini.
"Anto !!!."
Laki-laki itu, yang biasa ramah dengan gue, dan selalu mau membantu gue, ternyata otak dari semua masalah yang selama ini gue alamin. Gue hanya diam, saat dia memandang gue dengan penuh kemarahan.
"Kenapa lu lakuin ini To ?, apa salah gue sama elu ?," ujar gue bingung.
duarrr, ia memukul jeruji besi tahanan.
"Salahlu banyak sama gue, bahkan kelewat banyak. Nyawalu dan keluargalu gak cukup untuk membayar semua ini,.ngerti lu!!," teriaknya dengan penuh kemarahan.
"Gue ?, salah gue banyak. Apa To ?, apa gue pernah nyakitin elu ? kasih tau gue. Gue baru kenal elu saat masuk kantor, kita gak ada masalah, baik-baik aja, jadi apa ?," tanya gue.
Gue memandangnya dengan heran, laki-laki yang selama ini jadi sahabat baik gue, ternyata menyimpan dendam. Dia usianya memang terpaut jauh diatas gue, tapi dia gak mau gue panggil abang, gak enak katanya.
**********
cuihhh, dia meludah ke arah gue. Pak polisi menghampiri Anto, dan.duarrr, ia memukul jeruji penjara dengan tongkatnya.
"Yang sopan kamu !!, mau kamu saya hukum ?, gak usah jadi jagoan kamu disini," bentak pak polisi.
Anto diam, dan kembali duduk. Pak polisi akhirnya mengajak gue untuk masuk ke kantor. Lama gue mendengarkan semua penjelasan pak polisi, hingga akhirnya gue tau kenapa ia membenci gue, dan ingin agar gue mati.
*******
Saat gue hendak pulang, Anto tertawa sambil berteriak.
hahahahaha....hahahaha
"Semoga hari lu selalu bagai di neraka, ba**s*t...hahahaha....hahahaha."
Gue hanya diam, dan sebelum pergi gue teriak Maafin gue To !!!
"Ya ampun, untung aja tadi ada yang melihat dok, kalau tidak...., saya gak tau kondisi pasien ini dok, mungkin dia sudah lewat," seorang suster berbicara perlahan dengan nada takut, tapi rungu gue bisa menangkapnya dengan jelas.
"Ada apa suster ?," tanya gue, setelah nyawa gue sudah terkumpul penuh di badan.
"Itu loh mas, ada orang yang mencoba menusuk mas, saat mas tidur tadi ?."
"Menusuk saya ?, siapa suster ?."
"Saya tidak tau mas. Tapi alhamdulillah orangnya sudah diamankan ke kantor polisi. Maaf mas, apa mas punya musuh ?."
Gue menggelengkan kepala, dan seinget gue, gue gak pernah menyakiti orang. Makanya gue gak ngerti, kalau ada orang sakit hati dengan gue, penyebabnya apa.
**********
Mas Tono datang menghampiri gue, wajahnya terlihat tegang.
Bi Inah beberapa kali gue lihat menyusut genangan air di matanya, matanya bengkak, mungkin terlalu banyak menangis. Fatimah duduk disamping gue dengan wajah yang terlihat lesu.
"Ya Allah mas, cobaan apalagi ini," ujar mas Tono.
"Ada apa mas ?, siapa yang coba membunuh saya ?."
"Hari ini kita akan ke kantor polisi mas. Mas Linggar bisa dengar langsung dari pak Komandan nanti."
Gue mengangguk. Jam satu seusai makan siang, gue sudah diperkenankan pulang. Kyai Hasan, mas Tono, bi Narti, bi Inah dan Fatimah ikut gue ke kantor polisi.
***********
Hari menjelang senja ketika gue tiba di kantor polisi. Gue disambut oleh beberapa polisi yang sedang bertugas.
Mereka menceritakan dengan detil, kronologi kejadian, hingga akhirnya gue dibawa masuk menemui orang ini. Kyai Hasan menemani gue masuk. Seorang laki-laki dengan perawakan biasa duduk membelakangi gue.
"Heii..kamu, cepat kesini !." Hardik pak polisi
Laki-laki itu membalikkan badannya. Desss ,jantung gue serasa mau copot saat itu juga, saat gue lihat, siapa otak dari semua ini.
"Anto !!!."
Laki-laki itu, yang biasa ramah dengan gue, dan selalu mau membantu gue, ternyata otak dari semua masalah yang selama ini gue alamin. Gue hanya diam, saat dia memandang gue dengan penuh kemarahan.
"Kenapa lu lakuin ini To ?, apa salah gue sama elu ?," ujar gue bingung.
duarrr, ia memukul jeruji besi tahanan.
"Salahlu banyak sama gue, bahkan kelewat banyak. Nyawalu dan keluargalu gak cukup untuk membayar semua ini,.ngerti lu!!," teriaknya dengan penuh kemarahan.
"Gue ?, salah gue banyak. Apa To ?, apa gue pernah nyakitin elu ? kasih tau gue. Gue baru kenal elu saat masuk kantor, kita gak ada masalah, baik-baik aja, jadi apa ?," tanya gue.
Gue memandangnya dengan heran, laki-laki yang selama ini jadi sahabat baik gue, ternyata menyimpan dendam. Dia usianya memang terpaut jauh diatas gue, tapi dia gak mau gue panggil abang, gak enak katanya.
**********
cuihhh, dia meludah ke arah gue. Pak polisi menghampiri Anto, dan.duarrr, ia memukul jeruji penjara dengan tongkatnya.
"Yang sopan kamu !!, mau kamu saya hukum ?, gak usah jadi jagoan kamu disini," bentak pak polisi.
Anto diam, dan kembali duduk. Pak polisi akhirnya mengajak gue untuk masuk ke kantor. Lama gue mendengarkan semua penjelasan pak polisi, hingga akhirnya gue tau kenapa ia membenci gue, dan ingin agar gue mati.
*******
Saat gue hendak pulang, Anto tertawa sambil berteriak.
hahahahaha....hahahaha
"Semoga hari lu selalu bagai di neraka, ba**s*t...hahahaha....hahahaha."
Gue hanya diam, dan sebelum pergi gue teriak Maafin gue To !!!
Diubah oleh agusmulyanti 13-02-2020 16:17
rubikk14 dan 15 lainnya memberi reputasi
14