- Beranda
- Stories from the Heart
Sekotak Memori.
...
TS
bkuro07
Sekotak Memori.

Prakata
Halo Agan-Aganwati Sekalian! Semoga keselamatan dan kebahagian menyertai agan semua dimanapun berada, mau malam, pagi, siang,sore, kerja, sekolah, kuliah, ngasuh anak dan seterusnya, wakakaka.
Kali ini Ane mau ngeshare tulisan setelah sekian lama menjadi Silent Reader di SFTH.
Lama terpana sama cerita-cerita indah di Forum ini ngebuat ane memutuskan berbagi cerita Ane juga. Bisa dibilang fiksi, bisa dibilang enggak, tergantung dari sudut pandang pembaca. Ane hanya ingin membagikan pengalaman dan kesan dalam cerita ini, Monggo dinikmati cerita Yuma A.K.A Kenny.
Halo Agan-Aganwati Sekalian! Semoga keselamatan dan kebahagian menyertai agan semua dimanapun berada, mau malam, pagi, siang,sore, kerja, sekolah, kuliah, ngasuh anak dan seterusnya, wakakaka.
Kali ini Ane mau ngeshare tulisan setelah sekian lama menjadi Silent Reader di SFTH.
Lama terpana sama cerita-cerita indah di Forum ini ngebuat ane memutuskan berbagi cerita Ane juga. Bisa dibilang fiksi, bisa dibilang enggak, tergantung dari sudut pandang pembaca. Ane hanya ingin membagikan pengalaman dan kesan dalam cerita ini, Monggo dinikmati cerita Yuma A.K.A Kenny.

Prologue
Kisah, sebuah perjalanan panjang yang terjadi selama hidup berlangsung. Terkadang sangat berkesan sampai-sampai tertanam dalam di memori kita, namun terkadang juga sangat memilukan hingga sulit untuk dilupakan.
Ada kisah yang memiliki akhir bahagia dan akhir yang menyedihkan. Gue iri dengan dua akhir kisah tersebut, karena semua sudah jelas, menjaga atau berjuang kembali. Disini, gue terduduk di sebuah balkon menatap luas tempat yang menjadi saksi bisu kisah yang tertancap dalam di memori gue.
Angin sepoi-sepoi yang berdesir menyisir rambut gue yang mulai panjang itu menghantar gue jauh ke masa lalu, masa yang menyenangkan, masa SMA.
Diawali dengan senyuman manisnya yang selalu membuat gue terpesona, gue yang ditemani secangkir kopi dan sebungkus kretekan serta sebuah kotak abu-abu bergambar Kamen Rider era Heisei dari tahun 2000 sampai 2019 kembali menuliskan bagaimana kisah ini berawal.

Spoiler for RULES:
1. Dilarang ngerusuh, toxic beserta spesiesnya. Ingat, kedamaian adalah hak yang harus diperjuangkan sebagai manusia yang beradab!
2. Dilarang bukalapak, buka tokoped, pelangsing penumbuh badan apalagi penghilang jakun dan jangan sekali kali mencoba buka yang lain-lain sebelum ada surat izinnya dari instansi terkait.
3. Dilarang share gambar, link, yang berbau SARA dan segala macam bentuk belahan. Sayangi pohon, abis dibikin tissue buat jomblo.
4. Yang kena friendzone, KASIAN DEH LO!

Spoiler for ALAT TEMPUR:
-KOPI yang gak usah terlalu manis, karena cerita ini dapat menyebabkan gula darah naik, termesyem-mesyem sesaat serta goncangan bathin.
-BATRE FULL biar gak gantung tengah jalan, kayak perasaan si doi ke kamu.
-CEMILAN boleh apapun asalkan jangan yang pedas, cukup mulut tetangga aja yang pedas, kita gak usah.
-INDOMIE buat yang lapar karena indomie seleraku.
-MUSIK sebagai pengiring susana suka maupun duka, asal di kondisikan. Contoh: jangan putar lagu cinta satu malam waktu Yuma di kejar bencong.
-ALARM buat yang suka lupa waktu, lupa ibadah, lupa kulitnya, dan lupa skripsi yang musti di revisi.
Sekian dan terimakasih.

Spoiler for QnA:
Q: Fiksi bukan neh?
A: Udah dibilang tergantung sudut pandang pembaca.
Q: Bumbu-bumbunya gimana?
A: Gue bukan lagi masak pecel ayam.
Q: Cewek-ceweknya cakep gak?
A: Rate S+ semua, mereka bukan sebatas fisik aja, tapi dari segi karakter akan berkembang sejalan cerita jadi makin cakep.
Q: Motivasi lo apa gan bikin cerita?
A: Gue suka berbagi, dengan bercerita gue bisa mengetahui beragam hal yang ada.
Q: Kalo lo suka berbagi, boleh dong cewek lo bagi gue?
A: GUE HANTAM BIJI LO PAKE MAINAN KAMEN RIDER!

Spoiler for ARK 1: Menemukan Yuna:
PART 1 KEMBALI
PART 2A BUKAN
PART 2B BUKAN
PART 3A MAUNYA APA
PART 3B MAUNYA APA
PART 4A KENCAN DENGAN KNIGHT
PART 4B KENCAN DENGAN KNIGHT
PART 5 TEARS OF DESPAIR
PART 6 REGRET
PART 7 NOT ALONE
Monggo ninggalin jejaknya gan sama bantu sundul terus sampe jebol, terima cendol maupun bata yang penting hepi! But, Rate 5 pliss





Polling
Poll ini sudah ditutup. - 7 suara
Siapakah Yang Jadi Tambatan Hati Yuma?
Hezel Aruna
43%
Tessa Arini
14%
Olive Zeta
14%
Bhita Tiffany
0%
Jenni Celia
29%
Rena Naomi
0%
Diubah oleh bkuro07 02-03-2020 03:35
nona212 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
3.1K
Kutip
25
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
bkuro07
#8
Part 4B
Spoiler for Empat: Kencan Dengan Knight:
Sampai di rumah, gue dapat chat dari Tessa yang seperti biasanya, gue bales seadanya aja dan yang mengejutkan ada juga yang masuk dari Hezel yang secara ajaib tau kontak gue, padahal gue gak pernah ngasih dia. Gak heran juga sih penguasa mah bebas, apa yang dia mau pasti dapet.
“Tiga jam lagi ya gue tunggu lo di taman, ya Yuma.” Bunyi chat dia.
“Taman mana?” bales gue penasaran.
Gak lama setelah itu hp gue bunyi lagi menandakan ada balasan dari Hezel.
“Taman yang biasa, yang ada ikan duyung. Jangan telat ya, gue enggak suka nunggu.”
Sampai-sampai dia tahu taman itu? Dia ini siapa sih sebenernya? Gue enggak mau memperpanjang lagi, biar dia aja yang jelasin kenapa tau mendetail tentang gue. Gue pun membalas ‘OK!’ Dan ngelempar hape ke sudut kasur, memilih untuk larut dalam mimpi dengan rasa ingin tahu yang besar tentang siapa sih Hezel itu sebenarnya.
Satu jam sebelum waktu yang dijanjikan, gue bangun dan bergegas beres-beres. Gue memakai baju yang beneran standar menurut cewek. Kaos hoodie pake jaket jeans biru pudar sama celana item, gak lupa sneaker putih gue pasang. Lebam di pipi gue masih terlihat jelas sih, cuman gue biarin aja, dia juga udah pasti tau kenapa.
Gue sampai di taman itu yang di terangi lampu-lampu bermacam warna. Gue enggak pernah tau kalau taman ini bakal keliatan indah banget di malam hari. Ini beneran jauh dari yang gue kira, disini terlihat lebih meriah dan keliatan memang lebih ramai saat ini, ada keluarga yang sekedar melepas penat, orang tua yang ingin menikmati masa tua nya dan, pasangan lain yang juga dating disini, yang bagian terakhir bikin gue agak kesel atau iri.
Gue memilih buat duduk di bangku kesukaan gue, belum sampai disana gue udah ngeliat cewek yang ngebuat gue makin terpana dari sebelumnya. Alasan gue termenung dengan mulut terbuka karena Hezel memiliki kecantikan yang berbeda saat ini dari pada yang biasa gue liat di sekolah.
Rambut yang biasa digerai semua itu di kepang sedikit kesamping dan ngebiarin yang lain tergerai di depan dadanya, telinga yang cuma sebelah keliatan itu juga dihiasi anting-anting. Kaos putih pendek yang sedikit memperlihatkan perut mulusnya di balut sama jaket kulit item, skinny jeans coklat sama sepatu pentofel putih yang memamerkan mulus dan jenjang kakinya. Tapi ada yang aneh dari pesona dia itu, gantungan di tas sandang kecilnya, emblem Kamen Rider Knight, partnernya Ryuki.
“Sampai-sampai lo tau bangku favorit gue.” ucap gue dari kejauhan.
“Lo telat Yuma.” Kata dia dengan suara serak-serak basahnya yang begitu menggelitik pendengaran begitu gue sampai di depannya.
“Maaf, bikin lo nunggu.”
“Gak segampang itu, kalo cuma bilang maaf penjara bakal kosong Yuma, hahaha!”
“Ya udah, mau lo apa?”
“Itu.” Dia menunjuk gerobak eskrim kesukaan gue.
“Ha? Malem gini mau makan eskrim? Gak dingin apa?”
“Udah beliin aja yang vanila, mau di maafin gak?”
Gue pun berjalan dan membeli dua cone eskrim vanila, kesukaan gue banget.
“Makasih ya Yuma.” Kata dia waktu gue nyodorin pesanan dia.
“Sama-sama.” Kemudian hening.
Gue gak bisa menentukan topik yang mau di obrolin sama dia gara-gara efek stun yang diberikannya. Mata gue yang sebelumnya gue niatkan memandang kolam secara otomatis mengarah ke dia, monster cantik yang ada disamping gue. Apa udah semua kejutan yang dia kasih ke gue?
“Lo pasti penasaran kenapa gue bisa tau banget tentang elo kan Yuma?” kata dia sibuk makan eskrim menatap kolam. Kayaknya dia mau menjelaskan kenapa dia bisa tahu banyak soal gue.
“Iya Kak, kasih tau gue kenapa lo bisa tahu semua tentang gue, dan siapa lo sebenarnya?”
“Gue, Hezel dong, kenapa bisa tau tentang lo ya, gue gak mau, wleee!” dia menjulurkan lidahnya, sial gue di tipu! Gue pikir bakal semudah itu membuat dia mengatakan semuanya.
“Lo bikin gue mati penasaran kalau begini.”
“Ya mati aja dulu, ntar lo tau wee, hahaha!” dia meletin gue lagi pake muka tengil.
“Ya udah mati nih.” gue pura-pura mati dengan lidah menjulur keluar.
“Yaahh jangan mati dulu, elo kan belom jalan sama gue!” dia goyang badan gue dengan suara manja. Ahhh! Jangan begini, gue beneran gak kuat.
“Udah idup lagi nih. Kenapa sih ngebet banget jalan sama gue?”
“Apaan sih! Gue tanya elo, pengen gak jalan sama gue?” dia menyibak rambutnya dan menatap mata gue dalam, tangannya terjulur ke gue.
Gue terdiam kesekian kalinya akan pesona dia. Tapi, tujuan gue yang semula muncul kembali setelah efek stun yang dia berikan udah enggak terlalu berasa. Ini saat yang tepat untuk memperjelas semuanya.
“Sebelum itu gue tanya satu hal sama lo. Kenapa lo ajak gue jalan sedangkan lo punya gebetan?” ucap gue meanatap balik matanya penuh keyakinan.
Wajahnya yang semula berseri dan tersenyum manis berubah murung dan senyum itu sedikit memudar, tapi tangannya tetap terjulur ke arah gue menandakan dia tidak ingin rencana dia untuk bersama gue rusak.
“Saat ini permintaan gue cuma mau bersama lo, enggak ada orang lain diantara kita sekarang. Nanti gue bakal cerita ke lo, sekarang ayo jalan.” dia tersenyum kembali, memohon kepada gue.
Melihat mata yang menunjukan kejujuran itu pun gue luluh dan menerima tangannya, bukan berarti gue lemah, tapi gue bakal mengikuti mainnya seperti saran Eki dan Riko.
“Oke, saat ini waktu untuk kita berdua.” kata gue mengusap idung yang agak gatal.
“Jangan pake tangan ih, jorok.” dia mengelap idung gue pake tisu.
“Makasih.”
Kami berjalan bergandengan mengelilingi taman tanpa arah, melihat semua orang-orang yang sepertinya menikmati suasana taman. Lambat laun gue mulai nyaman dengan dirinya ngobrol berbagai topik, kami serasa nyambung satu sama lain. Gue merasa apa yang dipikirkan orang tentangnya salah, dia sangat ramah dan seorang pendengar yang baik.
“Ke tempat lain yuk.” Ajak dia.
“Hmm, boleh sih tapi gue cuma make motor. Gak papa kan?”
“Motor lo yang ada Dragreder nya itu kan? Ayo!” entah bagaimana juga dia bisa tau soal Dragreder dan kayaknya gantungan emblem Knight itu bukan tanpa alasan.
“Iya Kak Hezel yang serba tau tentang gue! Lo siapa sih sebenarnya?”
“Knight! Hahaha, yang lagi menikmati waktu sama Ryuki!”
“Homo dong.”
“Tapi versi ceweknya Yumaaa. Cantik kan?” dia mengerdip matanya.
“Cantik apaan?”
“Jangan boong, lo aja ngiler liat gue.”
“Hadeehh, ampun gue sama lo, cantik-cantik suka Kamen Rider.” Gue mengacak rambut gue sendiri.
“Biarinn, kan gak masalah kalo cantik suka Rider wee!”
Saat sampai di motor gue, Hezel yang masih mengagumi Dragreder yang keren menempel di motor, gue memberi helm yang gue sengaja bawa dua.
“Pasangin dong, gimana sih jadi cowok!”
Gue membuang nafas panjang dan merapikan rambutnya di balik helm, gak lupa gue juga masang ikat helm di dagunya. Rupa yang sebelumnya hanya bisa gue kagumi sekarang diberi kesempatan sama yang punya unuk menyentuhnya, halus rambut dan lembut pipinya menambah efek stun dari makhluk manis satu ini.
“Udah, ayo berangkat.” Gue naik motor dan dia juga nyusul.
Tangan dia otomatis melingkar diperut gue dan merapatkan badannya, dia memberi kehangatan yang sama saat disekolah, rasa yang sama
yang membuat gue ingin meneteskan air mata teringat memori bersama Kak Yuna.
“Kita mau kemana Kak?”
“Jalan aja dulu, ntar tau kok dimana tempatnya.” kata dia dari punggung gue.
Malam ini jalanan lumayan padat karena orang-orang baru pada selesai kerja, dan gue enggak bisa menggeber si Dragreder ngebut. Dibalik keselnya gue sama jalanan, ada obatnya yang enggak lain obrolan asik dengan Hezel yang ngebuat gue enggak ngerasa bosan.
“Kak, lo laper nggak?” tanya gue ketika menyalip sebuah mobil.
“Dikit, mau makan?”
“Gue makan elo ya?” goda gue.
“Yakin mau?” tangan dia yang semula melingkar kini menggelitik gue dengan hebat.
Gue emang gak tahan kalau di gelitik apalagi sama si Hezel yang bisa ngebikin rasa geli itu berkali-kali lipat. Siapa sih yang bakal tahan kalau di gelitikin cewek seperti dia?
“Kak, bahaya tau! Ntar nabrak gimana?”
“Iya deh, tapi masih yakin nih mau makan gue?” dia berenti.
“Enggak lagi deh Kak, ampun.”
“Eh di depan ada razia.” Bisik dia pelan.
Dan bener aja, motor gue di setop sama seorang Polwan cantik yang memberi hormat sebelum melakukan prosedur razia. Gue enggak takut, semua kelengkapan aman kok, kecuali dia nilang gue karena pasal ngebawa cewek cantik yang bikin dia cemburu. Hahaha, becanda kok, tapi boleh juga buat ngeliat respon Hezel gimana kalo gue becandain polwannya.
“Maaf mengganggu perjalanannya. Bisa saya lihat kelengkapan suratnya?” tanya Polwan tersebut tegas.
“Lengkap semua kok Buk.” Jawab gue menyodorkan isi dompet.
“OK, semua lengkap.” Dia ngebalikin surat-surat gue.
“Yang gak lengkap kayaknya nomor Whasapp nya ibu, boleh saya liat gak?” goda gue menyodorkan tangan meminta hape dia, secepat kilat Hezel langsung nyubit perut gue, kenceng banget! Gue yakin ini pasti ada bekasnya.
“Saya gak bawa hp selama bertugas, lagian itu cewek yang ada di belakang kamu cemburu! Silahkan lanjutkan perjalanannya dan satu lagi jangan coba-coba mengganggu aparat kamu ngerti?” kata polwan tersebut sambil melirik Hezel yang mukanya udah gembung, cemburu mungkin, gue berhasil dapat respon dia.
“Dasar buaya!” jerit dia kesel mukulin pundak gue waktu motor udah jalan.
“Hahaha, aduh! Namanya juga usaha, lagian kenapa lo yang cemburu?” kata gue merhatiin muka dia dari spion yang sengaja gue arahin dia sebelah.
“Tau ah, bikin kesel aja.” Hezel memalingkan wajah dan melepas rangkulan dia.
“Dih ngambek, tapi kalo ngambek gini lo makin manis.” kata gue yang membuat dia terdiam dengan apik.
“Ciee, ada senior galak yang lagi ngambek aja masih manis.” Gue meliukkan motor, dan dia langsung kembali ke posisi awal dan menggerutu gak jelas.
“Apaan sih lo!” dia menggeplak helm gue keras.
“Gue becanda kok Kak Hezel! Lagian Polwannya juga minder liat lo gara-gara kalah saing. Udah percaya aja, gue cuma iseng kok!” kata gue sengaja memegang tangan dia.
“Terserah, gue masih kesel!”
“Jangan kesel dong, ntar cantiknya ilang!”
“Tadi lo bilang makin cantik kalo ngambek, sekarang ilang gara-gara gue kesel! Labil amat sih lo buaya?!”
“Hahaha, cantik kok, jangan kesel ya? Sekarang kan gue lagi jalan sama lo, masa meleng ke yang lain.”
“Eh, ada jagung bakar mau nggak?” lanjut gue nunjuk gerai.
“Enggak! Ntar nyangkut di gigi.” Kata dia.
Gue nggak tau sih dia masih ngambek apa udah normal, yang jelas gue semakin penasaran kenapa dia juga punya alasan sama dengan Kak
Yuna yang juga gak suka namanya jagung, mau itu jagung F1, moto GP sampe jagung Nascar dia tetep gak suka!
“Ya udah, mau makan apa nih? Gue ngaku salah deh asal lo gak ngambekan lagi.”
“Bener nih ngaku salah?” tanya dia dengan nada menyelidik.
“Iya, gue salah, maafin lagi ya?”
“Oke deh, kita makan bakso Buk Anum aja?”
Yap gue gak salah denger, cewek yang udah dandan secantik ini gak ragu buat ngajak gue makan di warung bakso.
“Yakin, tapi lo udah cantik gini masa ke warung bakso?”
“Marah lagi nih!”
“Jangan, susah tau bikin lo senyum.”
“Ya jangan bikin kesel Yuma buaya!”
Gak lama berselang kami sampai di sebuah warung atau lebih tepatnya sih kayak kafe karena beneran beda dengan temanya sendiri, tempatnya gak begitu ramai tapi meriah.
Gue memilih duduk di sebuah meja yang ada di luar dengan pemandangan sebuah lukisan sawah khas Jawa gede terpampang di dindingnya. Hezel memilih duduk di hadapan gue ketimbang di kursi kosong yang ada di samping gue. Dia keliatan masih ngambek, sedikit aja dia enggak ngelirik gue.
“Liat apa sih? Gue ada disini lho Kakak.”
“Lukisan, lebih enak daripada muka lo!” jawab dia tanpa memandang.
Gue nyolek pipi dia dan belaga gak tau.
“Apa lagi sih? Gue kesel sama lo!”
“Kan udah gue bawa kesini, jangan kesel lagi ya?”
“Gak deh kayak gitu lagi, kan soalnya udah ada cewek cantik banget sama gue.” lanjut gue memainkan kunci motor diatas meja.
“Janji gak nih?” kata dia mulai menatap gue.
“Iya janji, kalo gue langgar idung gue bakal punya 7 lobang!”
“Hahaha, apa sih! Gak lucu tau!” dia ketawa sambil nutup mulutnya.
“Itu lo ketawa? Jadi gue udah di maafin nih? Yes!!!”
“Iya, gue nyerah deh sama lo, tapi inget jangan diulang lagi!”
“Iya-iya.”
Setelah itu datang dua mangkok bakso, dua gelas jus mangga sama sepiring puding coklat dengan sebuah roti hambar. Gue ngerasa heran sih... puding siapa yang bakal makan?
Setelah mencoba satu bakso kecil, Hezel menyodorkan gue mangkoknya dan mulai memakan puding sama roti hambarnya.
“Elo abisin! Bersisa dikit aja gue siramin semangkok lagi kepala lo Yuma!” ancam dia dengan raut menakutkan sambil terus menyuapi puddingnya dengan geram.
Gue yang ketakutan dengan ancamannya hanya mengangguk kembali sambil terus makan bakso. Ekspresi yang dia tunjukin hampir kayak yang tadi siang, super mengerikan!
“Kak, lo kenapa sih tadi siang?” tanya gue pura-pura enggak tau perihal amukannya tadi siang.
Dia meletakkan sendoknya di piring pudding yang tinggal setengah dan ngemut lolipopnya, hmm, kayaknya dia berbeda dengan Kak Yuna yang pemakan segala dengan porsi makannya kayak monster, Cuma dengan porsi segitu dia udah kenyang.
“Heh, mau gue tambahin nih lebam di pipi lo? Jangan berlaga amnesia ya Yuma. Elo yang bikin keributan gue yang beresin!” kata Hezel menekan lepam gue dengan telunjuknya.
“AAAWW! Sakit kak. Hehehe, emang tadi mereka diapain di pas di ruang BK?”
“Di marahin sama Pak Mulyo dan dikasih skorsing dua minggu.”
“Hmm, setuju.”
“Gue marah bukan cuma itu, kelakuan mereka udah bukan kayak murid biasa lagi!”
Hezel kembali diam dan menatap gue dalam dengan mencondongkan badannya ke arah gue. Saat ini dia keliatan khawatir banget sama gue.
“Gue khawatir sama lo Yuma, mereka bakal ngelanjutin apa yang mereka perbuat dan gue gak bakal biarin itu kejadian lagi sama lo!”
“Kak, kalo soal jotos gue gak ragu buat ngadepin mereka semua dan gue juga yakin temen-temen gue gak bakal biarin gue berantem
sendiri, tapi makasih banget ya kak. Cuma masalahnya, jangan lagi deh Kak bertindak kayak tadi, gue juga enggak mau orang satu sekolah makin takut dan benci juga sama lo.”
Hezel diam dan kembali menghabiskan lolipopnya, tidak ada topik lagi yang kami bicarakan. Setelah selesai nyikat dua mangkok bakso yang ngebuat perut gue begah banget Hezel tepuk tangan.
“Yeey habis! Pinter adek Yuma, nurut sama Kakak.” Dia mengusap rambut gue.
Gue menerima usapan dan memegang tangannya. Di setiap usapannya gue semakin yakin kalau Hezel pasti ada kaitannya dengan Kak Yuna, rasa nyaman ini beneran familiar dengan berbagai kebiasannya.
“Gak jadi di guyur deh!” kata gue membalas senyumannya.
“Kali ini lo menang, tapi lain kali pasti gue bisa hukum lo.”
Gue menelan ludah karena takut dengan kata-kata terlontar dari mulutnya yang berujung tentang keselamatan gue.
“Becanda kok! Kita impas.” Kata dia dan berlalu ke motor gue.
“Kampret dah ini cewek, ngancem mulu!” umpat gue sendiri.
Setelah dari warung bakso, Hezel mengajak gue kembali ke taman, tapi enggak masuk dan cuma berdiri di jalan rimbun yang mulai sepi. Di bahu jalan ini gue memarkir motor dengan Hezel yang duduk di atasnya menatap langit yang begitu bersahabat, menunjukan taburan kilauan bintang dan terang rembulan.
“Kak, sekali lagi gue tanya lo kenapa segini banget sama gue?” tanya gue berdiri dihadapannya masih melihat langit malam.
Dia menggerakkan telunjuknya meminta gue mendekat. Dia meletakan kedua tangannya di bahu gue dengan tatapan dalam dari mata bening cantiknya. Dalam jarak sedekat ini, gue ngerasa tertarik dengan bibir tipis manisnya. Kesadaran gue seakan hilang, tanpa bisa dikendalikan kepala gue perlahan mendekat ke bibirnya.
“Belum sekarang waktunya untuk jawaban lo Yuma, yang perlu lo tau saat ini lo bisa menaruh gue di dalam hati lo sebagai orang yang harus lo sayangi. Walapun mungkin disini masih ada yang lain, tapi gue minta sisakan ruang buat gue.” kata Hezel menghentikan bibir gue dengan kedua jarinya sambil tersenyum. Tangan itu turun menyentuh tepat dijantung gue.
“Tapi lo kan punya gebetan kak.” kata gue yang kecewa menyadari kenyataan tersebut dan masih dalam genggamannya.
Hezel menempelkan keningnya dengan kening gue, serasa kami sudah menjadi kesatuan yang tidak ingin dipisahkan.
“Lo harus pahami hati seorang cewek itu bagaimana Yuma, cewek hanya ingin dipilih sama orang yang menurutnya pantas. Apa gue masih harus jawab setelah lo tau apa yang gue lakukan untuk lo?”
“Yuma, saat waktunya datang, gue yakin lo bakal nyerahin semua hati lo hanya untuk gue. Sekarang, mungkin ini cukup buat imbalan ruang hati lo. ” lanjut Hezel mengecup pipi gue lembut.
Gue pasrah! Gue akuin saat ini Hezel membanting 180 derajat opini gue yang membenci dia menjadi jatuh hati dengan dia. Gue tau ini salah, tapi Hezel mampu ngebuat gue kembali merasakan memori indah yang pengen banget terulang kembali.
Seperti yang dia minta, gue udah menyediakan ruang kosong di hati untuk dia. gue gak peduli apa yang akan terjadi nanti, yang penting saat ini gue cuma mau Hezel.
“Makasih ya buat ngebiarin gue ada di ruang kosong lo Yuma.” Bisik dia pelan di telinga gue yang mematung. Gue pun memeluknya erat dan membalas ciuman di keningnya juga, membiarkan angin dingin yang berembus karena saat ini gue udah hangat, dalam diri gue juga ada kehangatan, saat ini Hezel udah ada di dalam ruangan yang dia minta.
Gue memandang dia yang mau masuk ke taksi yang dia pesan tadi, ingin rasanya gue menghabiskan waktu lagi sama dia, tapi sekarang waktunya dia pulang. Gue udah maksa buat nganter dia pulang tapi dia gak mau dan enggak ngebiarin gue ngikutin mobilnya, dia bilang dia bakal beneran marah kalau sampai gue ikutin.
“Kak, kita bakal bisa begini terus?” tanya gue.
“Mulai sekarang dan seterusnya buat gue seneng ya Yuma.” dia senyum ke gue.
“Jadi artinya?”
“I Love Yuma!” kata dia menutup pintu mobilnya.
Gue terpaku mendengarnya.
“Hati-hati ya di jalan Yuma, jangan ngebut. Sampai ketemu lagi ya di sekolah besok.”
Saat mobil dia pergi gue berlutut karena kaki gue erasa lemas masih tidak percaya dengan keajaiban yang barusan terjadi. Akhirnya, gue bisa juga deket dan dicintai sama Hezel yang mustahil banget jika gue pikir secara logis.
Gue pulang dengan perasaan bahagia meluap-luap karena mengetahui kalau Hezel yang gue kagumi mempunyai rasa dan cewek misterius itu berhasil ngebuat memori gue kembali terasa walaupun bukan dengan Kak Yuna.
*****
Diubah oleh bkuro07 25-02-2020 05:49
0
Kutip
Balas