Halo Agan-Aganwati Sekalian! Semoga keselamatan dan kebahagian menyertai agan semua dimanapun berada, mau malam, pagi, siang,sore, kerja, sekolah, kuliah, ngasuh anak dan seterusnya, wakakaka.
Kali ini Ane mau ngeshare tulisan setelah sekian lama menjadi Silent Reader di SFTH.
Lama terpana sama cerita-cerita indah di Forum ini ngebuat ane memutuskan berbagi cerita Ane juga. Bisa dibilang fiksi, bisa dibilang enggak, tergantung dari sudut pandang pembaca. Ane hanya ingin membagikan pengalaman dan kesan dalam cerita ini, Monggo dinikmati cerita Yuma A.K.A Kenny.
Prologue
Kisah, sebuah perjalanan panjang yang terjadi selama hidup berlangsung. Terkadang sangat berkesan sampai-sampai tertanam dalam di memori kita, namun terkadang juga sangat memilukan hingga sulit untuk dilupakan.
Ada kisah yang memiliki akhir bahagia dan akhir yang menyedihkan. Gue iri dengan dua akhir kisah tersebut, karena semua sudah jelas, menjaga atau berjuang kembali. Disini, gue terduduk di sebuah balkon menatap luas tempat yang menjadi saksi bisu kisah yang tertancap dalam di memori gue.
Angin sepoi-sepoi yang berdesir menyisir rambut gue yang mulai panjang itu menghantar gue jauh ke masa lalu, masa yang menyenangkan, masa SMA.
Diawali dengan senyuman manisnya yang selalu membuat gue terpesona, gue yang ditemani secangkir kopi dan sebungkus kretekan serta sebuah kotak abu-abu bergambar Kamen Rider era Heisei dari tahun 2000 sampai 2019 kembali menuliskan bagaimana kisah ini berawal.
Spoiler for RULES:
1. Dilarang ngerusuh, toxic beserta spesiesnya. Ingat, kedamaian adalah hak yang harus diperjuangkan sebagai manusia yang beradab!
2. Dilarang bukalapak, buka tokoped, pelangsing penumbuh badan apalagi penghilang jakun dan jangan sekali kali mencoba buka yang lain-lain sebelum ada surat izinnya dari instansi terkait.
3. Dilarang share gambar, link, yang berbau SARA dan segala macam bentuk belahan. Sayangi pohon, abis dibikin tissue buat jomblo.
4. Yang kena friendzone, KASIAN DEH LO!
Spoiler for ALAT TEMPUR:
-KOPI yang gak usah terlalu manis, karena cerita ini dapat menyebabkan gula darah naik, termesyem-mesyem sesaat serta goncangan bathin.
-BATRE FULL biar gak gantung tengah jalan, kayak perasaan si doi ke kamu.
-CEMILAN boleh apapun asalkan jangan yang pedas, cukup mulut tetangga aja yang pedas, kita gak usah.
-INDOMIE buat yang lapar karena indomie seleraku.
-MUSIK sebagai pengiring susana suka maupun duka, asal di kondisikan. Contoh: jangan putar lagu cinta satu malam waktu Yuma di kejar bencong.
-ALARM buat yang suka lupa waktu, lupa ibadah, lupa kulitnya, dan lupa skripsi yang musti di revisi.
Sekian dan terimakasih.
Q: Bumbu-bumbunya gimana?
A: Gue bukan lagi masak pecel ayam.
Q: Cewek-ceweknya cakep gak?
A: Rate S+ semua, mereka bukan sebatas fisik aja, tapi dari segi karakter akan berkembang sejalan cerita jadi makin cakep.
Q: Motivasi lo apa gan bikin cerita?
A: Gue suka berbagi, dengan bercerita gue bisa mengetahui beragam hal yang ada.
Q: Kalo lo suka berbagi, boleh dong cewek lo bagi gue?
A: GUE HANTAM BIJI LO PAKE MAINAN KAMEN RIDER!
Cuaca sekarang labil banget kadang ya? Baru puber mungkin kali. Hujan tadi pagi berganti dengan terik matahari saat istirahat kedua. Tapi tenang aja, bisa gue handle kok pakai segelas jus jeruk yang di kasih Tessa tadi, hehehe perhatian banget dia.
Haahh... langit biru banget, berawan yang berjajar selaras dengan terang matahari. Genangan air yang ada di lantai balkon lantai paling atas keliatan mulai mengering. Seandainya matahari bisa ngobrol sama gue, akan gue ceritakan betapa bahagianya gue sebagai makhluk hidup yang ada di bumi yang disinarinya.
“WOI!!! LO YANG NAMANYA KENNY?!” bentak seseorang yang menghancurkan lamunan bahagia gue.
Dengan jengkel gue alihkan pandangan ke sumber suara dan mendapati empat, salah segerombolan orang yang sepertinya ada yang gue kenal, ternyata mereka adalah orang-orang yang gue pukul kemarin, sepertinya bakal ada pertumpahan darah lagi.
Karena pemicu gue udah ditarik, gue mengambil posisi bersiap dan menantang mereka dengan mata tajam, gue enggak pernah takut lagi dengan yang namanya adu jotos semenjak Kak Yuna ingin gue menjadi kuat dan keren kayak Kamen Rider supaya gak di bully lagi, kedengaran konyol, tapi itulah yang ngebuat gue berani sampai saat ini, gak peduli berapa sakit yang gue terima, intinya lawan gue harus hancur gue bikin sampai enggak berdiri lagi.
“Gak usah teriak banci! Lo pada maju gue ladenin, sini kalian baik!”
Mereka berlari bergemuruh melancarkan serangan ke gue, orang yang paling depan terlempar kesamping berkat pukulan belakang tangan gue. Selanjutnya pukulan dan tangkisan gue lancarkan untuk memenuhi keinginan mereka, dengan pertahanan gue yang cukup kuat dan penuh perhitungan enggak sebanding dengan serangan membabi buta penuh emosi.
Sampai ketika dari titik buta satu orang berhasil memukul tepat di pelipis gue yang membuat pandangan kabur, sebagian mereka sudah bangkit dan mencoba memberi tambahan, sialnya mereka bertambah, namun gue enggak bisa memastikan jumlah dan siapa mereka karena masih linglung sambil sibuk membalas pukulan mereka.
Anehnya orang-orang yang datang itu malah memukul balik mereka dan menyeret mereka menjauh dari gue. Beberapa dari mereka mencoba menghentikan gue menghajar mereka dan menahan gue ke pagar, dari pintu loteng itu keluarlah Olive berjalan ke arah gue.
“Semua udah ditangani?” tanya Olive penuh wibawa berpangku tangan.
“Udah Liv sesuai perintah, yang lain udah bawa mereka ke ruang OSIS.” Jawab salah seorang yang nahan gue.
“Bagus, kalian balik sana, tinggalin aja dia.” Olive berbalik tanpa menghiraukan gue sama sekali.
Setelah gue perhatikan lagi orang-orang ini adalah komisi disiplin, terlihat dari ban di lengan kiri blazer mereka. Mereka adalah orang-orang yang mengatur keamanan sekolah yang langsung diperintah sama Ketua OSIS, Olive.
“MAKSUD LO APA INI?” bentak gue emosi.
“Gue ngelakuin ini bukan buat nolong berandal kayak lo, ini tugas gue sebagai ketua OSIS buat mengamankan lingkungan sekolah.” Jawabnya penuh angkuh.
“Ya tapi...” gue masih enggak terima dia menghentikan gue yang sedang on fire meladeni banci-banci itu.
“APA! Lo gak seneng gue ganggu gebuk-gebuk lo? Inget, gue bisa bikin nasib lo sama kayak komplotan banci itu paham! Tapi demi Hezel gue bakal tahan, jangan bikin kecewa dia nanti malam ngerti!” ancam dia meninggalkan gue sendiri.
Gue yang kelelahan duduk bersandar di pagar dan kesakitan. Gue tertawa kecil, bahkan ketua OSIS patuh sama Hezel, sebesar apa kuasa
Hezel sampai dia benar-benar di takutin disekolah ini, seakan gak ada cela untuk dia.
Gak lama kemudian dua peranakan jenglot itu pun muncul, gue yang kesel melempar mereka dengan apa aja yang ada di sekitar gue kayak sepatu, batu, pentungan, ban, sampai gardu listrik. Naik pitam gue sama mereka berdua, kondangan udah selesai baru mereka datang! Ya udah abis dong makanannya, hahaha.
“Kemana aja kalian bodoh! Gue udah bonyok baru pada datang!”
“Heheheh, maap cuy, ketiduran di kelas. Lo gak papa kan?” Jawab Eki.
“Disuruh Olive kesini ngeliat lo, HAHAHA! Galak amat lo cebong.” Sambung Riko melingkarkan tangan di bahu gue.
“Dasar cewek setan, kentang banget gue adu jotosnya gara-gara gangguan dia sama anggotanya, padahal kapan lagi kan dapat kesempatan buat bikin banci-banci itu nyesel urusan sama gue!” umpat gue memukul pagar pembatas.
Disana, di lapangan voli sporthall keliatan Hezel, Olive, Rena, Bhita dan Jenni beserta anggota komisi kedisiplinan mulai melakukan aksi mereka, menindas dengan ganas banci-banci tadi seperti yang mereka lakukan tempo hari ke gue, tapi ini disaksikan sama orang banyak.
Yang gue heran gak ada satupun guru yang mencoba menghentikan tindakan mereka.
Tapi kali ini Hezel turun tangan dan berlipat-lipat lebih ganas dari empat temannya. Banci-banci yang gue lawan tadi di ikat di sebuah tiang dengan bantuan beberapa Komisi Disiplin. Saat itulah hal yang cukup sadis terjadi, Hezel mengguyur mereka dengan seember air kotor tanpa ampun, embernya ditarok di kepala banci provokator terus digeplak keras sama KomDIS, dijamin itu kepala pasti berasa mabuk disko.
“Hezel serem ya.” Kata gue datar ke Riko yang ada disini sama Eki.
“Sekali aja Hezel ngamuk, gak bakal bisa lolos Ken.” tambah Riko.
“Mereka yang lo gebukin itu suruhan gebetan Hezel, yang ngebully Joni. Dia cemburu sama lo yang berduaan sama Hezel di taman tadi.”
Terang Eki.
“Bajingan, kalo emang laki kenapa enggak hadapin gue langsung!”
“Bos, udah paham kan lo sistemnya geng.” Jawab Eki mengibaskan tangannya.
“Siapa dia?!”
“Udah santai aja, nanti lo tau sendiri. Begitu dia datengin lo, kali ini kami bakal turun buat balasnya!” potong Riko penuh dendam.
Gue udah puas dengan apa yang didapat mereka setelah di cap sampah sama satu sekolah, sekarang tinggal si bos brengsek mereka. Begitu
tau orangnya, gak ada jalan lain selain membuat dia ngaku berapa sampahnya hidup orang seperti dia. Tapi gue juga bakal menanyakan ini langsung pada Hezel, kenapa dia bertingkah seperti ini, gue enggak mau ngerebut gebetan orang lain.
“Ki, Rik gue boleh bilang hal konyol gak?” kata gue dengan emosi yang udah reda.
“Apa? Semoga bukan hal bodoh lagi Tuhan!!” kata mereka serempak.
“Hahaha, ini bahaya banget kayaknya...” kata gue mulai cemas.
“Ya Tuhan selamatkanlah dia, kalo gak selamat buat dia mati gak menderita.” doa lagi.
“Kampret! Gak setia kawan lo bedua!” gue jitak kepala mereka satu-satu.
Sekaget-kagetnya orang yang baru di vonis orientasi kelaminnya mendadak berganti, mereka lebih kaget dari itu. Tentunya dengan ekspresi lambung putus dan diafragma ngadat. Gue gak tau tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya selain diem dengan mulut terbuka dan membiarkan mereka kembali normal sendirinya.
“Lo kayaknya harus bikin wasiat buat kita berdua.” Kata Riko.
“Mending gue gak jadi mati! Emang kenapa sih kalau dia ngajak ngedate?”
“bodoh! Gak punya mata lo? Udah siap bernasib kayak mereka kalau ternyata Hezel punya rencana lain buat lo?” racau Eki ketakutan dan Riko menggeleng masih tidak percaya dengan pernyataan gue.
“Hezel itu hobinya cuma mainin cowok. Seperti gue bilang, gak ada kriteria khusus dan random buat deket sama dia ataupun jadi bahan bully dia.” terang Eki.
“Lo mau selamat, lo ikutin mainnya karena lo gak akan pernah bisa nolak pinta dia, jangan terpancing buat semakin dalam suka sama dia nanti dan terakhir pulang dengan selamat! Kami disini mengiringi lo dengan doa.” Sambung Eki menepuk pundak gue dengan raut melepas gue pergi perang.
“Kalau misalnya dia emang suka sama gue gimana?” lanjut gue.
“Berarti keajaiban! Ok, kemungkinan itu ada tapi kecil banget. Dari waktu dia kelas sepuluh sampe sekarang gak ada sejarahnya dia yang bilang suka duluan ke cowok. Pasti yang mulai nembak dia duluan cowok, cuma 2 orang yang bernasib mujur kayak lo.”
“Siapa?”
“Dennis, kakak tingkat dia dulu cuma orangnya jauh diatas elo sih, sama Deo sekelas dia yang juga lebih ancur lagi dari lo, tapi dia baik hati banget itupun selesai sama si Deo gara-gara dia udah nyerah ngadepin Hezel. Selebihnya orang-orang belagu yang ngebet deket sama dia, cuma beberapa aja di tanggepin Hezel.” Sambung Eki.
Gue memanggut-manggut sambil ngeliat Hezel yang jalan sama beberapa guru yang juga nyeret paksa korbannya ke ruangan BK bersama KomDis. Raut ramah dan manis tadi pagi yang ditujukan ke gue berganti dengan ekspresi dingin tanpa ampun yang menyimpan berbagai kebencian.
Hezel, dia cantik dan ngebuat gue kagum, tapi jangan sampai gue juga salah menilai dia dan gak percaya lagi kalau lo emang gak seburuk yang terlihat bagi orang banyak.
*****