- Beranda
- Stories from the Heart
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish
...
TS
congyang.jus
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish

Tuhan tidak selalu memberi kita jalan lurus untuk mencapai suatu tujuan. Terkadang dia memberi kita jalan memutar, bahkan seringkali kita tidak bisa mencapai tujuan yg sudah kita rencanakan diawal. Bukan karena tuhan tidak memberi yg kita inginkan, tetapi untuk memberi kita yg terbaik. Percayalah, rencana Tuhan jauh lebih indah.
Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 13 suara
Siapa yang akan menjadi pemaisuri Raja?
Olivia
31%
Bunga
8%
Diana
15%
Zahra
15%
Okta
8%
Shinta
23%
Diubah oleh congyang.jus 04-03-2022 10:27
JabLai cOY dan 37 lainnya memberi reputasi
38
165.6K
793
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
congyang.jus
#557
Part 62
Gw memanggil waiters "nambah order mas" kata gw, lalu ia menyodorkan menu.
"Cokelat hangat mas, sama jamur crispy"
"Ada lagi?" Tanya nya kepada kami berempat. Ketiga cewek ini hanya diam..
"Kalian mau nambah apa? Aku yang traktir deh" kata gw kepada Okta dan kedua sahabatnya.
"Beneran?" Fia memastikan, gw mengangguk
Mereka berdua melihat menu, kemudian memesan beberapa item. Begitupun Okta..
Gw menyalakan sebatang rokok, memainkannya diantara ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan sembari mencari topik untuk mengalihkan keadaan awkward ini.
"Kalian saling kenal udah lama ya?" Gw bertanya kepada mereka bertiga.
Masih hening, hanya Fia yang merespon dengan anggukan kecil. Damn!
"Emang nyebelin gini ya orangnya?" Mata gw melirik ke Okta.
Pertanyaan gw direspon dengan cubitan di bahu kanan gw "Ish, apaan sih"
"Yaa gitu lah" Ghina menjawab sekenanya
"Okta tuh dulu sok banget, naik motor aja ogah-ogah an" timpal Fia
Di samping gw, Okta melotot ke kedua sahabatnya agar aibnya tidak terbongkar. Fia dan Ghina hanya senyum-senyum.
"Ah, tapi pertama gw ketemu Okta, dia naik motor, mana mogok lagi
"
"Ih, aku di cengin. Males" gerutunya
"Oh iya, aku inget. Malem itu, Okta langsung telepon kita. "Tdi motorku mogok, tapi aku diselametin pangeran", gitu dia bilang" Ghina menceritakan, sembari mempraktekan gaya orang sedang telepon.
"Aduhh, apa sih nginjek-nginjek" gerutu Ghina, setengah berteriak
"Kalian jahat.." Kata Okta ke Fia dan Ghina
Kami bertiga tertawa melihat raut wajah Okta.
"Wah, berarti kamu udah naksir aku pas pertama ketemu dong?" Gw bertanya
"Engga, dih pede banget" Okta mengelak
Berikutnya, kami larut dalam candaan tentang aib-aib Okta. Baik aib jaman SMP maupun aib ketika Okta sudah pindah ke Semarang.
Ditengah candaan kami berempat, mantan Okta berjalan ke arah kami. Kemudian berdiri tepat di samping Okta.
Dia bertanya "Gimana kabarnya?"
Okta melirik ke arah Gw, Gw memberi gestur dengan kedua tangan terbuka, mempersilahkan mereka berbincang2.
Belum sempat Okta menjawab pertanyaan tadi, laki-laki itu bertanya lagi "Ini pacar baru lo?"
Gw, Ghina dan Fia hanya diam, menyerahkan semua jawaban kepada Okta. Tapi Okta juga tak menjawab pertanyaan2 dari mantannya tersebut.
"Good luck bro, semoga langgeng" ucapnya sinis, kemudian beranjak dari meja kami berempat.
"Thanks karena udah putus sama dia" balas gw santai
Beberapa menit kami 'lagi-lagi' terdiam, suasana terasa hening meskipun cafe ini cukup ramai dengan pengunjung. Sampai terdengar dengan jelas dari speaker yang berada di salah satu sudut cafe memutar lagu berjudul Move On dari SHA.
Keesokan harinya, Gw dan Okta berkunjung ke Trans Studio Bandung.
Wahana roaler costernya yang menjulang ke arah luar gedung utama menjadi pemandangan yang membuat Gw sedikit flashback ketika study tour saat gw masih SMP. Teringat waktu itu gw dipaksa cungkring menaiki wahana vertigo di dalam sana.
"Cung, gw ke sini lagi nih" Ucap gw dalam hati.
"Doooorrr" Dengan kerasnya, Okta menampar punggung gw yang bengong, berdiri di tengah panasnya area parkir.
Okta yang berjalan 2 langkah di depan gw mengeluh modus "Aduh duh, berat" sambil mengangkat tangan kirinya dengan tangannya yang sebelah kanan.
"Heleh.." Lalu gw menggandengnya, melangkah memasuki area gedung Trans Studio.
Gw terkekeh ketika menaiki eskalator, teringat tingkah lucu salah satu teman SMP ketika di tempat ini.
Waktu itu, teman gw menggunakan sandal japit swallow berwarna hijau, dengan kombinasi warna putih yang sudah berubah menjadi kuning gading. Ketika menaiki eskalator ini, dia nyeletus karena melihat tanda sandal japit yang dicoret di sisi samping bawah eskalator "Wasu, ngece ik. Rak entuk nganggo sandal japit" (Asu, ngejek ik. Ga boleh pakai sandal japit).
"Kamu kenapa sih? dari tadi aneh banget" Okta bertanya keheranan dengan tingkah gw.
"Cokelat hangat mas, sama jamur crispy"
"Ada lagi?" Tanya nya kepada kami berempat. Ketiga cewek ini hanya diam..
"Kalian mau nambah apa? Aku yang traktir deh" kata gw kepada Okta dan kedua sahabatnya.
"Beneran?" Fia memastikan, gw mengangguk
Mereka berdua melihat menu, kemudian memesan beberapa item. Begitupun Okta..
Gw menyalakan sebatang rokok, memainkannya diantara ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan sembari mencari topik untuk mengalihkan keadaan awkward ini.
"Kalian saling kenal udah lama ya?" Gw bertanya kepada mereka bertiga.
Masih hening, hanya Fia yang merespon dengan anggukan kecil. Damn!
"Emang nyebelin gini ya orangnya?" Mata gw melirik ke Okta.
Pertanyaan gw direspon dengan cubitan di bahu kanan gw "Ish, apaan sih"
"Yaa gitu lah" Ghina menjawab sekenanya
"Okta tuh dulu sok banget, naik motor aja ogah-ogah an" timpal Fia
Di samping gw, Okta melotot ke kedua sahabatnya agar aibnya tidak terbongkar. Fia dan Ghina hanya senyum-senyum.
"Ah, tapi pertama gw ketemu Okta, dia naik motor, mana mogok lagi
""Ih, aku di cengin. Males" gerutunya
"Oh iya, aku inget. Malem itu, Okta langsung telepon kita. "Tdi motorku mogok, tapi aku diselametin pangeran", gitu dia bilang" Ghina menceritakan, sembari mempraktekan gaya orang sedang telepon.
"Aduhh, apa sih nginjek-nginjek" gerutu Ghina, setengah berteriak
"Kalian jahat.." Kata Okta ke Fia dan Ghina
Kami bertiga tertawa melihat raut wajah Okta.
"Wah, berarti kamu udah naksir aku pas pertama ketemu dong?" Gw bertanya
"Engga, dih pede banget" Okta mengelak
Berikutnya, kami larut dalam candaan tentang aib-aib Okta. Baik aib jaman SMP maupun aib ketika Okta sudah pindah ke Semarang.
Ditengah candaan kami berempat, mantan Okta berjalan ke arah kami. Kemudian berdiri tepat di samping Okta.
Dia bertanya "Gimana kabarnya?"
Okta melirik ke arah Gw, Gw memberi gestur dengan kedua tangan terbuka, mempersilahkan mereka berbincang2.
Belum sempat Okta menjawab pertanyaan tadi, laki-laki itu bertanya lagi "Ini pacar baru lo?"
Gw, Ghina dan Fia hanya diam, menyerahkan semua jawaban kepada Okta. Tapi Okta juga tak menjawab pertanyaan2 dari mantannya tersebut.
"Good luck bro, semoga langgeng" ucapnya sinis, kemudian beranjak dari meja kami berempat.
"Thanks karena udah putus sama dia" balas gw santai
Beberapa menit kami 'lagi-lagi' terdiam, suasana terasa hening meskipun cafe ini cukup ramai dengan pengunjung. Sampai terdengar dengan jelas dari speaker yang berada di salah satu sudut cafe memutar lagu berjudul Move On dari SHA.
Quote:
Keesokan harinya, Gw dan Okta berkunjung ke Trans Studio Bandung.
Wahana roaler costernya yang menjulang ke arah luar gedung utama menjadi pemandangan yang membuat Gw sedikit flashback ketika study tour saat gw masih SMP. Teringat waktu itu gw dipaksa cungkring menaiki wahana vertigo di dalam sana.
"Cung, gw ke sini lagi nih" Ucap gw dalam hati.
"Doooorrr" Dengan kerasnya, Okta menampar punggung gw yang bengong, berdiri di tengah panasnya area parkir.
Okta yang berjalan 2 langkah di depan gw mengeluh modus "Aduh duh, berat" sambil mengangkat tangan kirinya dengan tangannya yang sebelah kanan.
"Heleh.." Lalu gw menggandengnya, melangkah memasuki area gedung Trans Studio.
Gw terkekeh ketika menaiki eskalator, teringat tingkah lucu salah satu teman SMP ketika di tempat ini.
Waktu itu, teman gw menggunakan sandal japit swallow berwarna hijau, dengan kombinasi warna putih yang sudah berubah menjadi kuning gading. Ketika menaiki eskalator ini, dia nyeletus karena melihat tanda sandal japit yang dicoret di sisi samping bawah eskalator "Wasu, ngece ik. Rak entuk nganggo sandal japit" (Asu, ngejek ik. Ga boleh pakai sandal japit).
"Kamu kenapa sih? dari tadi aneh banget" Okta bertanya keheranan dengan tingkah gw.
Diubah oleh congyang.jus 11-02-2020 17:46
mirzazmee dan 14 lainnya memberi reputasi
15