- Beranda
- Stories from the Heart
(Sad Story) Penyesalan Berujung Maut
...
TS
rahma.syndrome
(Sad Story) Penyesalan Berujung Maut
Bagian 1
Amanda menangis di dalam kamarnya, menangisi kebodohannya. Suara tangisnya terdengar pilu dan frustasi.

“Sudah diam!!! Apa yang kamu tangisi? Tidak ada gunanya kamu menangis semalaman!” ujar Ibunya marah-marah setelah ia mengetahui bahwa anak gadisnya hamil di luar nikah. Padahal selama ini yang ia tahu, anaknya adalah gadis yang baik, polos dan selalu patuh kepada orang tuanya. Tapi kepercayaan yang di berikan oleh orang tuanya ia rusak begitu saja hanya karena seorang lelaki.
“Maafkan Amanda Bu, sungguh Amanda menyesal” ucap Amanda lirih sambil menahan isak tangisnya. Ia sungguh merasa bersalah, bahkan saat ini ia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi.
Amanda terlalu polos dan bodoh sehingga ia terlalu mudah untuk di pengaruhi oleh lelaki, sebelumnya Amanda tak punya kekasih. Namun semuanya berubah ketika ia jatuh cinta kepada seorang lelaki bernama Reyhan yang terkenal nakal. Amanda bahkan rela melakukan apa saja atas nama cinta.
“Berapa usia kandunganmu? Dan siapa yang menghamilimu? Apa dia tahu bahwa kamu hamil?” tanya Ibunya lagi dengan suara yang serak, sang Ibu tak kuasa menahan tangis.
Amanda diam tak mampu menjawab pertanyaan Ibunya, ia terlalu takut. Takut Reyhan tak mau bertanggung jawab dan takut Ibunya tak mau mengakuinya lagi sebagai anak. Bahkan Amanda sempat berpikir akan mengakhiri hidupnya. Ia terlalu frustasi dengan masalah yang di hadapinya. Bagaimana tidak, saat ini ia baru saja kelas 12 awal semester tapi ia harus keluar dari sekolahnya karena kehamilannya sudah di ketahui oleh pihak sekolah. Perut yang semakin membesar karena usia kehamilannya sudah memasuki bulan ke 3 membuat salah satu guru curiga dan bertanya tentang keadaanya.
Mendengar kabar dari sekolah yang mengeluarkan anak gadisnya, lantas sang Ibu marah besar. Ia sangat kecewa dan hatinya sangat hancur karena kelakuan anaknya. Sebagai seorang single parent, ia merasa gagal dalam mendidik anaknya. Bahkan ia malu pada diri sendiri, malu pada tetangganya yang selalu membicarakan anaknya dan malu pada almarhum suaminya.
Setelah beberapa minggu berita kehamilan Amanda di ketahui, pernikahan pun akan di langsungkan. Sebenarnya Amanda sangat malu kepada teman-temannya, di saat yang lain sibuk menuntut ilmu ia justru sibuk mempersiapkan pernikahannya, mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi sebuah pernikahan dan kehidupan rumah tanggga. Untuk usia yang terlalu muda, menjalani kehidupan rumah tangga sangatlah sulit. Mungkin mereka akan kaget bahkan sering terjadi pertengkaran antara suami dan istri. Karena mereka masih ingin bebas, ingin bermain dengan teman, ingin menikmati indahnya masa sekolah, ingin bebas pergi kapan saja tanpa memikirkan anak. Tapi semuanya berubah ketika sudah menikah. Harus mengurus suami, anak dan rumah.
Sehari sebelum pernikahannya, Amanda melamum memikirkan kejadian dulu dimana saat ia melepas kehormatannya untuk sang kekasih. Saat itu Amanda dan Reyhan baru jadian selama satu bulan, namun karena Reyhan terkenal nakal dan selalu bermain dengan wanita ia menginginkan yang lebih dari Amanda. Awalnya Amanda menolak karena ia tak mau menghianati kepercayaan orang tuanya, tapi Reyhan membujuk dan mengancam ingin putus jika Amanda tak mau. Amanda tidak ingin putus dari Reyhan karena ia sangat mencintainya dan menyayanginya. Atas dasar itulah Amanda mau melakukannya. Amanda terlalu bodoh memang.
Setelah menikah, kehidupan baru Amanda di mulai. Saat pagi yang biasanya ia gunakan untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah, kini ia gunakan untuk memasak, menyapu, mencuci baju dan masih banyak lagi yang di lakukan sebagai seorang istri. Ia tinggal bersama suaminya di sebuah rumah pemberiaan orang tua Reyhan. Untuk saat ini mereka hidup dari uang yang di berikan oleh kedua orangtua mereka. Tapi untuk kehidupan kelak mereka harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya.
“Mas, kamu kapan cari kerja?” tanya Amanda saat mereka sedang makan malam. Saat ini usia kehamilan Amanda sudah memasuki 9 bulan dan sebentar lagi melahirkan.
“Kerja? Di daerah kita itu hanya ada PT, dan PT itu hanya membuka lowongan pekerjaan untuk wanita. Sedangkan aku pria! Tak ada lowongan untukku. Mending kamu yang bekerja setelah melahirkan nanti,” jawab Reyhan memberikan alasan.
“Aku? Dimana tanggung jawabmu sebagai seorang suami Mas? Tanggung jawab memberi nafkah untuk anak dan istrinya!” jawab Amanda dengan kesal.
“Diam!!! Dan turuti saja apa perkataanku, aku suamimu. Aku berhak mengaturmu!” ucapnya dengan nada keras.
Amanda hanya diam dan menahan tangis, ia ingin sekali pulang ke rumahnya dan memeluk Ibunya, mencurahkan seluruh isi hatinya, mencurahkan kekesalannya dan mencurahan bebannya. Tapi Amanda tak mau melakukannya, karena semua ini terjadi karena kesalahannya sendiri dan ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya.
Waktu terus berlalu tanpa memberikan jeda untuk beberapa saat, dan malam ini Amanda terbaring di rumah sakit bersama Ibunya. Karena ia meraskan sakit yang amat sangat di perutnya, air ketuban pun sudah pecah menandakan Amanda akan melahirkan. Jam sudah menunjukan pukul 00.30 WIB, namun sang bayi belum keluar juga dan Reyhan suaminya belum mengetahui bahwa Amanda akan melahirkan. Karena sejak sore Reyhan belum pulang ke rumah, dan entah pergi ke mana. Semenjak menikah, sikap Reyhan berubah. Sudah tak seperti saat dulu menjadi kekasih Amanda. Sikap yang lembut kini berubah menjadi kasar, perhatian dan kasih sayangnya kepada Amanda semakin berkurang seiring berjalannya waktu.
Tepat jam 04.00 WIB dini hari, terdengar tangisan bayi dari sebuah ruangan yang bercat putih bersih itu. Sang Ibu sangat bahagia karena bayi-nya dan Amanda dalam keadaan sehat.
Tunggu cerita selanjutnya ya...


Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
-TAMAT-
Amanda menangis di dalam kamarnya, menangisi kebodohannya. Suara tangisnya terdengar pilu dan frustasi.

“Sudah diam!!! Apa yang kamu tangisi? Tidak ada gunanya kamu menangis semalaman!” ujar Ibunya marah-marah setelah ia mengetahui bahwa anak gadisnya hamil di luar nikah. Padahal selama ini yang ia tahu, anaknya adalah gadis yang baik, polos dan selalu patuh kepada orang tuanya. Tapi kepercayaan yang di berikan oleh orang tuanya ia rusak begitu saja hanya karena seorang lelaki.
“Maafkan Amanda Bu, sungguh Amanda menyesal” ucap Amanda lirih sambil menahan isak tangisnya. Ia sungguh merasa bersalah, bahkan saat ini ia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi.
Amanda terlalu polos dan bodoh sehingga ia terlalu mudah untuk di pengaruhi oleh lelaki, sebelumnya Amanda tak punya kekasih. Namun semuanya berubah ketika ia jatuh cinta kepada seorang lelaki bernama Reyhan yang terkenal nakal. Amanda bahkan rela melakukan apa saja atas nama cinta.
“Berapa usia kandunganmu? Dan siapa yang menghamilimu? Apa dia tahu bahwa kamu hamil?” tanya Ibunya lagi dengan suara yang serak, sang Ibu tak kuasa menahan tangis.
Amanda diam tak mampu menjawab pertanyaan Ibunya, ia terlalu takut. Takut Reyhan tak mau bertanggung jawab dan takut Ibunya tak mau mengakuinya lagi sebagai anak. Bahkan Amanda sempat berpikir akan mengakhiri hidupnya. Ia terlalu frustasi dengan masalah yang di hadapinya. Bagaimana tidak, saat ini ia baru saja kelas 12 awal semester tapi ia harus keluar dari sekolahnya karena kehamilannya sudah di ketahui oleh pihak sekolah. Perut yang semakin membesar karena usia kehamilannya sudah memasuki bulan ke 3 membuat salah satu guru curiga dan bertanya tentang keadaanya.
Mendengar kabar dari sekolah yang mengeluarkan anak gadisnya, lantas sang Ibu marah besar. Ia sangat kecewa dan hatinya sangat hancur karena kelakuan anaknya. Sebagai seorang single parent, ia merasa gagal dalam mendidik anaknya. Bahkan ia malu pada diri sendiri, malu pada tetangganya yang selalu membicarakan anaknya dan malu pada almarhum suaminya.
Setelah beberapa minggu berita kehamilan Amanda di ketahui, pernikahan pun akan di langsungkan. Sebenarnya Amanda sangat malu kepada teman-temannya, di saat yang lain sibuk menuntut ilmu ia justru sibuk mempersiapkan pernikahannya, mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi sebuah pernikahan dan kehidupan rumah tanggga. Untuk usia yang terlalu muda, menjalani kehidupan rumah tangga sangatlah sulit. Mungkin mereka akan kaget bahkan sering terjadi pertengkaran antara suami dan istri. Karena mereka masih ingin bebas, ingin bermain dengan teman, ingin menikmati indahnya masa sekolah, ingin bebas pergi kapan saja tanpa memikirkan anak. Tapi semuanya berubah ketika sudah menikah. Harus mengurus suami, anak dan rumah.
Sehari sebelum pernikahannya, Amanda melamum memikirkan kejadian dulu dimana saat ia melepas kehormatannya untuk sang kekasih. Saat itu Amanda dan Reyhan baru jadian selama satu bulan, namun karena Reyhan terkenal nakal dan selalu bermain dengan wanita ia menginginkan yang lebih dari Amanda. Awalnya Amanda menolak karena ia tak mau menghianati kepercayaan orang tuanya, tapi Reyhan membujuk dan mengancam ingin putus jika Amanda tak mau. Amanda tidak ingin putus dari Reyhan karena ia sangat mencintainya dan menyayanginya. Atas dasar itulah Amanda mau melakukannya. Amanda terlalu bodoh memang.
Setelah menikah, kehidupan baru Amanda di mulai. Saat pagi yang biasanya ia gunakan untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah, kini ia gunakan untuk memasak, menyapu, mencuci baju dan masih banyak lagi yang di lakukan sebagai seorang istri. Ia tinggal bersama suaminya di sebuah rumah pemberiaan orang tua Reyhan. Untuk saat ini mereka hidup dari uang yang di berikan oleh kedua orangtua mereka. Tapi untuk kehidupan kelak mereka harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya.
“Mas, kamu kapan cari kerja?” tanya Amanda saat mereka sedang makan malam. Saat ini usia kehamilan Amanda sudah memasuki 9 bulan dan sebentar lagi melahirkan.
“Kerja? Di daerah kita itu hanya ada PT, dan PT itu hanya membuka lowongan pekerjaan untuk wanita. Sedangkan aku pria! Tak ada lowongan untukku. Mending kamu yang bekerja setelah melahirkan nanti,” jawab Reyhan memberikan alasan.
“Aku? Dimana tanggung jawabmu sebagai seorang suami Mas? Tanggung jawab memberi nafkah untuk anak dan istrinya!” jawab Amanda dengan kesal.
“Diam!!! Dan turuti saja apa perkataanku, aku suamimu. Aku berhak mengaturmu!” ucapnya dengan nada keras.
Amanda hanya diam dan menahan tangis, ia ingin sekali pulang ke rumahnya dan memeluk Ibunya, mencurahkan seluruh isi hatinya, mencurahkan kekesalannya dan mencurahan bebannya. Tapi Amanda tak mau melakukannya, karena semua ini terjadi karena kesalahannya sendiri dan ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya.
Waktu terus berlalu tanpa memberikan jeda untuk beberapa saat, dan malam ini Amanda terbaring di rumah sakit bersama Ibunya. Karena ia meraskan sakit yang amat sangat di perutnya, air ketuban pun sudah pecah menandakan Amanda akan melahirkan. Jam sudah menunjukan pukul 00.30 WIB, namun sang bayi belum keluar juga dan Reyhan suaminya belum mengetahui bahwa Amanda akan melahirkan. Karena sejak sore Reyhan belum pulang ke rumah, dan entah pergi ke mana. Semenjak menikah, sikap Reyhan berubah. Sudah tak seperti saat dulu menjadi kekasih Amanda. Sikap yang lembut kini berubah menjadi kasar, perhatian dan kasih sayangnya kepada Amanda semakin berkurang seiring berjalannya waktu.
Tepat jam 04.00 WIB dini hari, terdengar tangisan bayi dari sebuah ruangan yang bercat putih bersih itu. Sang Ibu sangat bahagia karena bayi-nya dan Amanda dalam keadaan sehat.
Tunggu cerita selanjutnya ya...



Bagian 2
Bagian 3
Bagian 4
Bagian 5
-TAMAT-
Diubah oleh rahma.syndrome 12-02-2020 14:22
nona212 dan 26 lainnya memberi reputasi
25
6.5K
48
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
rahma.syndrome
#3
Bagian 4
Keesokan harinya Amanda berangkat kerja seperti biasa, tapi entah kenapa hatinya tak bisa tenang. Entahlah, dia hanya berdo’a supaya Riko baik-baik saja dengan Reyhan di rumah. Tapi saat bekerja Amanda sama sekali tak bisa tenang, bahkan beberapa kali ia melakukan kesalahan dan di tegur oleh atasannya. Sepulang kerja Amanda heran melihat rumahnya banyak sekali orang. Apa yang terjadi? Batin Amanda.
Amanda segera turun dari motor dan berjalan hendak masuk ke dalam rumahnya. Tapi sebelum Amanda masuk, Ibunya datang menghampiri dengan air mata membasahi pipinya dan matanya pun terlihat bengkak. Amanda semakin bertanya-tanya, dan bingung apa yang sebenarnya terjadi.
Ibunya langsung memeluk Amanda.
“Kamu yang sabar ya sayang.”
“Bu, ada apa?” Amanda melepas pelukannya dan melihat ke arah kerumunan orang.
“Riko Nak, Riko. Dia sudah pergi,” Ibunya berkata dengan sesenggukan karena tak kuasa menahan tangis.
“Apa? Riko pergi kemana Bu? Dia hilang?” Amanda memegang tangan Ibunya, dan tubuhnya bergetar.
“Bukan itu maksudnya. Maksud Ibu, Riko-, Riko meninggal.”
Deggg!!!! Jantung Amanda serasa copot dan tubuhnya seperti tersambar petir. Ia lunglai dan hampir hilang kesadaran jika Ibunya tak menopang tubuhnya. Amanda segera lari massuk ke dalam, melihat anak semata wayangnya. Amanda berhenti di depan pintu ketika melihat tubuh yang di tutup oleh kain kafan. Tubuhnya bergetar hebat dan air matanya sudah membanjiri seluruh wajah pucatnya.
“Rikooo…” teriak Amanda sambil lari ke arah jenazah anaknya dan memeluknya erat. Amanda menangis sejadi-jadinya, menjerit seperti orang gila. Ibunya menahan dan menarik untuk mundur, tapi semua itu sia-sia.
Sedangkan Reyhan berada di samping jenazah dengan air mata yang membasahi pipinya. Dari raut wajahnya terlihat seperti ada penyesalan. Amanda menoleh ke arah Reyhan dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
“Mas??? Kamu apakan Riko?” Tanyanya sambil sesenggukan dan tangannya masih memegang erat anaknya.
“Ma…maafkan aku,” ucap Reyhan gugup.
“Kenapa?” Amanda berteriak di tengah keramaian orang.
“Riko tertabrak mobil, saat aku…aku tertidur” Reyhan tak berani menatap wajah Amanda.
“Apa? apa kamu bilang Mas? Dasar sialan! Ayah macam apa yang meninggalkan anaknya sendiri dan memilih tidur hah?” Ujar Amanda sambil memukul dada Reyhan.
“Sudah Nak sudah, jangan ribut di sini. Malu sama orang!” ujar Ibunya sambil menarik Amanda agar tak membuat keributan.
“Dasar lelaki biadab!!! Nggak punya hati kamu Mas,” Amanda berteriak histeris.
Amanda tak habis pikir, kenapa Reyhan melakukan itu kepada anaknya. Kenapa ia meninggalkan anaknya sendiri? kenapa Reyhan memilih tidur di bandingkan menjaga anaknya? Kepala Amanda pusing memikirkan itu semua, tubuhnya lunglai dan akihrnya hilang kesadaran.
Setelah kepergian anaknya, Amanda meminta cuti 2 minggu dari tempat kerjanya. Amanda kehilangan semangat hidupnya, kehilangan separuh napasnya.
Di rumah Amanda sering melamun, berdiam diri di rumah, pandangannya selalu kosong dan terlihat seperti depresi karena kehilangan anaknya. Ia masih tak bisa memaafkan Reyhan, meskipun Reyhan sudah meminta maaf berkali-kali.
Kini sikap Reyhan sudah tak seperti dulu yang kasar dan sering pulang malam. Tapi setelah kepergian anaknya, sikap Reyhan berubah menjadi lembut seperti saat mereka dulu berpacaran, dan ia kini sudah jarang keluar malam. Reyhan sudah berubah, tapi justru sikap Amanda yang berubah. Kini ia sering berkata kasar kepada suaminya dan sering mengabaikannya, amanda bersikap seolah di rumah itu tidak ada Reyhan dan hanya ada dia sendiri.
“Sayang, aku akan cari kerja. Dan setelah aku mendapatkan pekerjaan, kamu keluar dari tempat kerjamu. Aku akan bekerja apapun sebisaku,” ujar Reyhan setelah selesai makan malam.
“Tutup mulutmu! Setelah Riko meninggal, kamu baru berpikir untuk mencari pekerjaan! sedangkan dulu? Apa kamu pernah berpikir seperti itu hah?” ujar Amanda emosi.
“Maaf, dulu aku lalai.”
Prangg!!! Amanda berdiri dan membanting piring.
“Persetan dengan omonganmu Mas!!! Dulu kamu kemana saja? Di saat aku membutuhkanmu? Aku melahirkan tanpa kehadiranmu! Aku bekerja membanting tulang demi kehidupan keluarga ini! Sedangkan kamu? Enak-enakan tidur di rumah!” emosi Amanda meluap dan berbicara dengan menunjuk wajah Reyhan dengan mata yang menyala-nyala.
“Amanda!! Apa yang kamu lakukan? Aku kan sudah meminta maaf! Aku menyesal,” ujar Reyhan dengan nada yang tak kalah tinggi.
“Simpan penyesalanmu itu Mas!” Amanda berlalu meninggalkannya dan berjalan menuju ke kamarnya. Di dalam kamar Amanda menangis sejadi-jadinya mengingat semua yang sudah terjadi terhadapnya.
Amanda segera turun dari motor dan berjalan hendak masuk ke dalam rumahnya. Tapi sebelum Amanda masuk, Ibunya datang menghampiri dengan air mata membasahi pipinya dan matanya pun terlihat bengkak. Amanda semakin bertanya-tanya, dan bingung apa yang sebenarnya terjadi.
Ibunya langsung memeluk Amanda.
“Kamu yang sabar ya sayang.”
“Bu, ada apa?” Amanda melepas pelukannya dan melihat ke arah kerumunan orang.
“Riko Nak, Riko. Dia sudah pergi,” Ibunya berkata dengan sesenggukan karena tak kuasa menahan tangis.
“Apa? Riko pergi kemana Bu? Dia hilang?” Amanda memegang tangan Ibunya, dan tubuhnya bergetar.
“Bukan itu maksudnya. Maksud Ibu, Riko-, Riko meninggal.”
Deggg!!!! Jantung Amanda serasa copot dan tubuhnya seperti tersambar petir. Ia lunglai dan hampir hilang kesadaran jika Ibunya tak menopang tubuhnya. Amanda segera lari massuk ke dalam, melihat anak semata wayangnya. Amanda berhenti di depan pintu ketika melihat tubuh yang di tutup oleh kain kafan. Tubuhnya bergetar hebat dan air matanya sudah membanjiri seluruh wajah pucatnya.
“Rikooo…” teriak Amanda sambil lari ke arah jenazah anaknya dan memeluknya erat. Amanda menangis sejadi-jadinya, menjerit seperti orang gila. Ibunya menahan dan menarik untuk mundur, tapi semua itu sia-sia.
Sedangkan Reyhan berada di samping jenazah dengan air mata yang membasahi pipinya. Dari raut wajahnya terlihat seperti ada penyesalan. Amanda menoleh ke arah Reyhan dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
“Mas??? Kamu apakan Riko?” Tanyanya sambil sesenggukan dan tangannya masih memegang erat anaknya.
“Ma…maafkan aku,” ucap Reyhan gugup.
“Kenapa?” Amanda berteriak di tengah keramaian orang.
“Riko tertabrak mobil, saat aku…aku tertidur” Reyhan tak berani menatap wajah Amanda.
“Apa? apa kamu bilang Mas? Dasar sialan! Ayah macam apa yang meninggalkan anaknya sendiri dan memilih tidur hah?” Ujar Amanda sambil memukul dada Reyhan.
“Sudah Nak sudah, jangan ribut di sini. Malu sama orang!” ujar Ibunya sambil menarik Amanda agar tak membuat keributan.
“Dasar lelaki biadab!!! Nggak punya hati kamu Mas,” Amanda berteriak histeris.
Amanda tak habis pikir, kenapa Reyhan melakukan itu kepada anaknya. Kenapa ia meninggalkan anaknya sendiri? kenapa Reyhan memilih tidur di bandingkan menjaga anaknya? Kepala Amanda pusing memikirkan itu semua, tubuhnya lunglai dan akihrnya hilang kesadaran.
Setelah kepergian anaknya, Amanda meminta cuti 2 minggu dari tempat kerjanya. Amanda kehilangan semangat hidupnya, kehilangan separuh napasnya.
Di rumah Amanda sering melamun, berdiam diri di rumah, pandangannya selalu kosong dan terlihat seperti depresi karena kehilangan anaknya. Ia masih tak bisa memaafkan Reyhan, meskipun Reyhan sudah meminta maaf berkali-kali.
Kini sikap Reyhan sudah tak seperti dulu yang kasar dan sering pulang malam. Tapi setelah kepergian anaknya, sikap Reyhan berubah menjadi lembut seperti saat mereka dulu berpacaran, dan ia kini sudah jarang keluar malam. Reyhan sudah berubah, tapi justru sikap Amanda yang berubah. Kini ia sering berkata kasar kepada suaminya dan sering mengabaikannya, amanda bersikap seolah di rumah itu tidak ada Reyhan dan hanya ada dia sendiri.
“Sayang, aku akan cari kerja. Dan setelah aku mendapatkan pekerjaan, kamu keluar dari tempat kerjamu. Aku akan bekerja apapun sebisaku,” ujar Reyhan setelah selesai makan malam.
“Tutup mulutmu! Setelah Riko meninggal, kamu baru berpikir untuk mencari pekerjaan! sedangkan dulu? Apa kamu pernah berpikir seperti itu hah?” ujar Amanda emosi.
“Maaf, dulu aku lalai.”
Prangg!!! Amanda berdiri dan membanting piring.
“Persetan dengan omonganmu Mas!!! Dulu kamu kemana saja? Di saat aku membutuhkanmu? Aku melahirkan tanpa kehadiranmu! Aku bekerja membanting tulang demi kehidupan keluarga ini! Sedangkan kamu? Enak-enakan tidur di rumah!” emosi Amanda meluap dan berbicara dengan menunjuk wajah Reyhan dengan mata yang menyala-nyala.
“Amanda!! Apa yang kamu lakukan? Aku kan sudah meminta maaf! Aku menyesal,” ujar Reyhan dengan nada yang tak kalah tinggi.
“Simpan penyesalanmu itu Mas!” Amanda berlalu meninggalkannya dan berjalan menuju ke kamarnya. Di dalam kamar Amanda menangis sejadi-jadinya mengingat semua yang sudah terjadi terhadapnya.
tata604 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup