- Beranda
- Stories from the Heart
CINTA DAN PETAKA? (HORROR REAL STORY)
...
TS
caffeine.seeker
CINTA DAN PETAKA? (HORROR REAL STORY)

Hallo para kaskuser dimanapun berada. Izinkan saya untuk bercerita tentang pengalaman hidup saya sendiri. Ya, Setelah cukup lama berada pada zona "silent reader" di kaskus ini, akhirnya saya memutuskan untuk menuliskan kisah saya sendiri. Semoga kisah yang saya tuliskan ini memiliki manfaat bagi yang membacanya entah sebagai hiburan atau referensi pembelajaran.
Nama tokoh dan tempat kejadian dalam cerita ini akan saya samarkan untuk menjaga privasi masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya.
Sebelumnya mohon maaf apabila tulisan saya jauh dari kata sempurna, baik dari segi teknis maupun pemilihan kata, karena ini thread pertama saya. Silahkan berkomentar apapun selama tidak mengandung ujaran kebencian dan menyudutkan pihak tertentu, Support dan masukan positif dari agan semua akan sangat membantu perkembangan thread ini dan juga bagi saya untuk lebih baik kedepannya.
Kisah yang akan saya tuliskan ini adalah kisah nyata yang saya alami kurang lebih 9 tahun lalu tepatnya di rentang tahun 2011. pada tahun itu adalah tahun pertama saya masuk kuliah, dan menjadi awal mula dari semua kisah ini.
Nantinya saya akan menceritakan kisah ini ke dalam beberapa part yang akan saya update secara berkala, saya juga akan berusaha menceritakannya sedetail mungkin dari awal hingga akhir kejadian yang saya alami ini.
Terima kasih dan selamat menikmati kisah saya
Spoiler for Prologue:
Spoiler for Part I - awal masuk kampus:
PART INDEX
PART-II
PART-III
PART-IV
PART-V
PART-VI
PART-VII
PART-VIII
PART-IX
PART-X
PART-XI
PART-XII
PART-XIII
PART-XIV
PART-XV
PART-XVI
PART-XVII
PART-XVIII
PART-XIX
Diubah oleh caffeine.seeker 19-12-2021 18:57
sirluciuzenze dan 44 lainnya memberi reputasi
45
30.6K
206
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
caffeine.seeker
#45
PART X
"Aku yakin yang aku alami semalam bukan mimpi mi, km harus percaya sama aku, aku takut mi takuttt..." della tiba2 menjadi histeris dan menangis, dia mencoba meyakinkaku akan apa yang dialaminya..
Jujur aku sangat bingung harus berbicara apa, saat ini aku hanya ingin membuat della tidak semakin panik.
"Iyaa del, aku percaya sama km, km ga usah takut, ada aku disini, aku ga akan biarin sesuatu yg buruk terjadi sama km" aku coba meyakinkan della.
"Bapak dan ibu mana mi?" tanya della kepadaku.
"Bapak dan ibu ke tempat uwakmu dell, mungkin sebentar lagi mereka pulang" jawabku.
Betul saja, tak lama orangtua della datang bersama seorang laki2 yang jika aku lihat dari perawakannya nampaknya sudah lumayan sepuh, aku perkirakan usianya 60an. Segera mereka masuk, dan aku langsung menyapa uwak della, dan beliau sangat ramah kepadaku. Terlihat sekali dari tutur katanya beliau ini orang yg sangat bijak. Setelah menyapaku beliaupun langsung menemui della, menyapanya dengan senyuman dan della pun mencium tangannya.
"Sehat kamu nduu? " tanya uwak kepada della diikuti dengan senyuman khasnya.
"Uwak, della takut ada yang ganggu della" kembali della menjelaskan ketakutannya kepada uwak. Tapi uwak menanggapi nya dengan sangat tenang.
"Ndakpapa nduu, ndak usah takut, yakin sama gusti Allah, semua pasti ada jalannya" terang uwak dengan tenang diikuti dengan senyumannya.
Setelah menemui della, uwak mengajak bapak dan aku berbicara, sementara ibu terlihat menyiapkan makanan untuk della, dan menyuapinya.
" sepertinya memang ada yg ndak seneng melihat della bahagia sekarang, ada aura gelap yg masuk ke rumah ini, " uwak membuka percakapannya denganku dan bapak. Jujur Aku belum begitu mengerti dengan maksud omongan uwak. Karena itu tidak mau berkomentar banyak, yg penting bagiku saat ini adalah kondisi della bisa secepatnya normal.
"Lalu bagaimana baiknya wak?" tanya bapak.
Uwak berencana untuk menginap malam ini, beliau mengatakan ingin menguji sejauh mana teror yang masuk ke rumah ini. Sehingga beliau dapat mengambil langkah yg tepat untuk menanggulanginya. Jujur saat itu aku ingin sekali bertanya kepada uwak darimana asal teror ini, apakah ada hubungannya dengan mantan della, karena sebelumnya dalam kondisi tidak sadar della pernah meracau dan menyebut nama mantannya. Namun sepertinya saat ini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan hal tersebut.
Malam pun tiba, seperti biasa della tidur di kamarnya namun kali ini ditemani oleh ibu, aku tetap tidur di kamar belakang, sementara uwak selepas isya beliau sibuk duduk seperti sedang berdzikir di ruang tengah, dengan sebaskom air putih di hadapannya yg entah untuk apa. Bapak juga terlihat menemani uwak di ruang tengah. Meskipun aku tidak diminta untuk ikut berjaga bersama mereka di ruang tengah namun aku pun juga tidak bisa tidur saat ini. Kejadian kemarin masih terbayang bayang di benakku.
Tiba2, tepat jam 11 malam, suara teriakan dari kamar della memecah keheningan malam itu. Aku segera berlari keluar kamar menuju kamar della, dan memang betul suara teriakan itu adalah suara teriakan della. Teriakan yang sangat melengking, diikuti dengan tubuhnya yg menggelepar-gelepar hebat. Aku dan bapak langsung diminta oleh uwak untuk memegangi tubuh della, sementara ibu, sambil menangis ketakutan, ibu langsung berlari menuju kamar adik della, menjaga agar adiknya juga tidak melihat kondisi ini.
Suasana malam itu sangat mencekam, della masih berteriak histeris sambil meronta-ronta, aku dan bapak pun dibuat kualahan menahan tubuh della, sungguh kuat sekali tenaganya, jika dalam kondisi normal rasanya tidak mungkin tenaga 2 orang laki2 bisa kalah dengan tenaga wanita seorang diri. Sungguh kejadian yg diluar akal sehatku. Uwak terus merapalkan doa-doa sambil memegangi kepala della. Lalu, Tiba2 della yg sebelumnya terpejam, kini matanya terlihat melotot, dan menatap tajam ke arah kami bertiga.
Suara teriakan della kini terdengar berubah menjadi suara tertawa. ya, suara tawa yg begitu berat, ini bukan suara della seperti biasanya. Suara itu terdengar seperti suara tertawa laki-laki yg amat sangat mengintimidasi siapapun yg mendengarnya. Della terus tertawa tanpa henti, dan tenaganya pun semakin terasa kuat, aku dan bapak pun hampir terpental ketika berusaha menahan tubuh della yang seperti ingin melompat dari posisi tidurnya. Aku tidak pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya, perasaan takut, bingung, dan khawatir semua bercampur aduk di dalam diriku. Aku dan bapak terus membacakan ayat kursi sambil memegangi tubuh della. Sementara della masih terus meronta-ronta hebat seolah apa yg kami lakukan tidak mengurangi kekuatan yg berada di dalam dirinya.
"Jangan kau berani ganggu cucuku, keluar kau!!" bentak uwak ke della. Namun della malah semakin menjadi, dia balik membentak uwak, dengan suaranya yg begitu mengerikan..
"Jangan halangi saya!!!kalian bukan tandingan saya!!!" bentaknya, lalu diikuti kembali dengan suara tertawa yg sangat tidak wajar.
Uwak berlari ke ruang tengah dan mengambil air yg berada di baskom, lalu uwak mencipratkan air itu ke arah della. Disini kejadian aneh kembali kulihat, ketika uwak mencipratkan air itu, ke arah della, kulit della terlihat memerah seperti terbakar, della pun berteriak seperti orang kesakitan sampai terlihat air liur keluar dari mulutnya, akhirnya della pun tidak berdaya dan kembali tak sadarkan diri. Saat itu aku lega karna kupikir semua keanehan ini telah berakhir, tapi ternyata tidak. Aku salah, ternyata ini adalah awal dari terror yg akan semakin mengerikan.
"Aku yakin yang aku alami semalam bukan mimpi mi, km harus percaya sama aku, aku takut mi takuttt..." della tiba2 menjadi histeris dan menangis, dia mencoba meyakinkaku akan apa yang dialaminya..
Jujur aku sangat bingung harus berbicara apa, saat ini aku hanya ingin membuat della tidak semakin panik.
"Iyaa del, aku percaya sama km, km ga usah takut, ada aku disini, aku ga akan biarin sesuatu yg buruk terjadi sama km" aku coba meyakinkan della.
"Bapak dan ibu mana mi?" tanya della kepadaku.
"Bapak dan ibu ke tempat uwakmu dell, mungkin sebentar lagi mereka pulang" jawabku.
Betul saja, tak lama orangtua della datang bersama seorang laki2 yang jika aku lihat dari perawakannya nampaknya sudah lumayan sepuh, aku perkirakan usianya 60an. Segera mereka masuk, dan aku langsung menyapa uwak della, dan beliau sangat ramah kepadaku. Terlihat sekali dari tutur katanya beliau ini orang yg sangat bijak. Setelah menyapaku beliaupun langsung menemui della, menyapanya dengan senyuman dan della pun mencium tangannya.
"Sehat kamu nduu? " tanya uwak kepada della diikuti dengan senyuman khasnya.
"Uwak, della takut ada yang ganggu della" kembali della menjelaskan ketakutannya kepada uwak. Tapi uwak menanggapi nya dengan sangat tenang.
"Ndakpapa nduu, ndak usah takut, yakin sama gusti Allah, semua pasti ada jalannya" terang uwak dengan tenang diikuti dengan senyumannya.
Setelah menemui della, uwak mengajak bapak dan aku berbicara, sementara ibu terlihat menyiapkan makanan untuk della, dan menyuapinya.
" sepertinya memang ada yg ndak seneng melihat della bahagia sekarang, ada aura gelap yg masuk ke rumah ini, " uwak membuka percakapannya denganku dan bapak. Jujur Aku belum begitu mengerti dengan maksud omongan uwak. Karena itu tidak mau berkomentar banyak, yg penting bagiku saat ini adalah kondisi della bisa secepatnya normal.
"Lalu bagaimana baiknya wak?" tanya bapak.
Uwak berencana untuk menginap malam ini, beliau mengatakan ingin menguji sejauh mana teror yang masuk ke rumah ini. Sehingga beliau dapat mengambil langkah yg tepat untuk menanggulanginya. Jujur saat itu aku ingin sekali bertanya kepada uwak darimana asal teror ini, apakah ada hubungannya dengan mantan della, karena sebelumnya dalam kondisi tidak sadar della pernah meracau dan menyebut nama mantannya. Namun sepertinya saat ini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan hal tersebut.
Malam pun tiba, seperti biasa della tidur di kamarnya namun kali ini ditemani oleh ibu, aku tetap tidur di kamar belakang, sementara uwak selepas isya beliau sibuk duduk seperti sedang berdzikir di ruang tengah, dengan sebaskom air putih di hadapannya yg entah untuk apa. Bapak juga terlihat menemani uwak di ruang tengah. Meskipun aku tidak diminta untuk ikut berjaga bersama mereka di ruang tengah namun aku pun juga tidak bisa tidur saat ini. Kejadian kemarin masih terbayang bayang di benakku.
Tiba2, tepat jam 11 malam, suara teriakan dari kamar della memecah keheningan malam itu. Aku segera berlari keluar kamar menuju kamar della, dan memang betul suara teriakan itu adalah suara teriakan della. Teriakan yang sangat melengking, diikuti dengan tubuhnya yg menggelepar-gelepar hebat. Aku dan bapak langsung diminta oleh uwak untuk memegangi tubuh della, sementara ibu, sambil menangis ketakutan, ibu langsung berlari menuju kamar adik della, menjaga agar adiknya juga tidak melihat kondisi ini.
Suasana malam itu sangat mencekam, della masih berteriak histeris sambil meronta-ronta, aku dan bapak pun dibuat kualahan menahan tubuh della, sungguh kuat sekali tenaganya, jika dalam kondisi normal rasanya tidak mungkin tenaga 2 orang laki2 bisa kalah dengan tenaga wanita seorang diri. Sungguh kejadian yg diluar akal sehatku. Uwak terus merapalkan doa-doa sambil memegangi kepala della. Lalu, Tiba2 della yg sebelumnya terpejam, kini matanya terlihat melotot, dan menatap tajam ke arah kami bertiga.
Suara teriakan della kini terdengar berubah menjadi suara tertawa. ya, suara tawa yg begitu berat, ini bukan suara della seperti biasanya. Suara itu terdengar seperti suara tertawa laki-laki yg amat sangat mengintimidasi siapapun yg mendengarnya. Della terus tertawa tanpa henti, dan tenaganya pun semakin terasa kuat, aku dan bapak pun hampir terpental ketika berusaha menahan tubuh della yang seperti ingin melompat dari posisi tidurnya. Aku tidak pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya, perasaan takut, bingung, dan khawatir semua bercampur aduk di dalam diriku. Aku dan bapak terus membacakan ayat kursi sambil memegangi tubuh della. Sementara della masih terus meronta-ronta hebat seolah apa yg kami lakukan tidak mengurangi kekuatan yg berada di dalam dirinya.
"Jangan kau berani ganggu cucuku, keluar kau!!" bentak uwak ke della. Namun della malah semakin menjadi, dia balik membentak uwak, dengan suaranya yg begitu mengerikan..
"Jangan halangi saya!!!kalian bukan tandingan saya!!!" bentaknya, lalu diikuti kembali dengan suara tertawa yg sangat tidak wajar.
Uwak berlari ke ruang tengah dan mengambil air yg berada di baskom, lalu uwak mencipratkan air itu ke arah della. Disini kejadian aneh kembali kulihat, ketika uwak mencipratkan air itu, ke arah della, kulit della terlihat memerah seperti terbakar, della pun berteriak seperti orang kesakitan sampai terlihat air liur keluar dari mulutnya, akhirnya della pun tidak berdaya dan kembali tak sadarkan diri. Saat itu aku lega karna kupikir semua keanehan ini telah berakhir, tapi ternyata tidak. Aku salah, ternyata ini adalah awal dari terror yg akan semakin mengerikan.
sirluciuzenze dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Tutup