- Beranda
- Stories from the Heart
RUMAH WARISAN ATAS BUKIT
...
TS
agusmulyanti
RUMAH WARISAN ATAS BUKIT
Spoiler for prolog:
*********
RULES
- Ikuti perarturan SFTH
- Agan2 dan Sista bebas berkomentar, memberikan kritik dan saran yang membangun.
- Selama Kisah ini Ditulis, mohon untuk berkomentar seputar cerita.
- Dilarang meng-copas atau meng copy segala bentuk di dalam cerita ini tanpa seizin penulis
index
Diubah oleh agusmulyanti 07-12-2022 06:16
theoscus dan 56 lainnya memberi reputasi
55
43.4K
590
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
agusmulyanti
#351
Part - 32
Melati berlari , dia sudah tidak perduli dengan dingin air hujan dan gelapnya malam.
jangan!!....aku gak mau...jangan paksa aku.....tolonggg...aku gak mau...huhuhuhu
Suara teriakan Melati, tersamarkan oleh derasnya hujan, dan suara angin yang menderu-deru. Melati tersungkur, dan sosok itu memukul wajahnya berkali-kali, hingga akhirnya ia terkapar tak berdaya. Lalu sosok itu membopong tubuh Melati, dan membawanya kesuatu tempat. Tangan dan kaki, cewek malang yang sudah tak berdaya itu diikat dengan kuat, sementara mulutnya dibekap dengan selembar kain. Darah mengalir dari pelipis dan dahinya yang terluka.
*********
Sosok itu menutup pintu dan menimbunnya dengan ilalang dan kayu-kayu. Wajah dinginnya terus berjalan menembus derasnya hujan dan hilang di gelapnya malam
*********
Raga gue tertidur, tapi jiwa gue seperti berkelana. Gue seperti melihat semua kejadian itu dengan jelas, tapi gue gak bisa melihat siapa sosok yang sedang mengeksekusi dan siapa yang diekseskusi, dan saat sosok itu membopong tubuh si cewek malang, semua bayang itu semakin kabur, kabur dan akhirnya gak bisa gue lihat sama sekali. Gue terbangun saat gue merasa ada yang sedang memperhatikan gue.
Gue membuka mata, dan sumpah saat itu gue takut banget, karena pintu kamar gue, dalam keadaan terbuka lebar dan gue melihat banyak tetesan air di depan pintu dan di dekat tempat tidur gue.
"Gila...siapa yang masuk kamar gue dan kenapa dia bisa buka kamar gue ?, padahal gue yakin banget, tadi malam selepas shalat Isya, pintu itu udah gue tutup," batin gue.
Tanpa ba bi bu lagi, gue langsung menutup pintu, gue nyalakan lampu kamar, dan memperhatikan semua sudutnya. Alhamdulillah gak ada siapapun, gue menarik nafas lega.
***********
Suara muadzin membangunkan gue. Ah..gue merasa seluruh badan gue terasa sakit.
Perlahan gue bangkit, dan berjalan ke mushala, semua terlihat sedang melaksanakan shalat, aku bergabung dengan mereka.
Usai shalat, gue gak melihat Melati diantara mereka.
"Dek Melati dimana mbak ?."
Mbak Kirana menceritakan, bahwa tadi malam, Melati pergi ke kamar mandi. Karena mengantuk, ia gak bisa nganter. Fatimah juga gak bisa nganter, karena sedang demam.
"Trus..."
"Ia dek, hingga sekarang dia belom balik."
Gue melompat keluar, gue berteriak-teriak mencari keberadaan Melati. Melihat ulah gue, semua ikut mencari dan memanggil nama Melati.
jangan!!....aku gak mau...jangan paksa aku.....tolonggg...aku gak mau...huhuhuhu
Suara teriakan Melati, tersamarkan oleh derasnya hujan, dan suara angin yang menderu-deru. Melati tersungkur, dan sosok itu memukul wajahnya berkali-kali, hingga akhirnya ia terkapar tak berdaya. Lalu sosok itu membopong tubuh Melati, dan membawanya kesuatu tempat. Tangan dan kaki, cewek malang yang sudah tak berdaya itu diikat dengan kuat, sementara mulutnya dibekap dengan selembar kain. Darah mengalir dari pelipis dan dahinya yang terluka.
*********
Sosok itu menutup pintu dan menimbunnya dengan ilalang dan kayu-kayu. Wajah dinginnya terus berjalan menembus derasnya hujan dan hilang di gelapnya malam
*********
Raga gue tertidur, tapi jiwa gue seperti berkelana. Gue seperti melihat semua kejadian itu dengan jelas, tapi gue gak bisa melihat siapa sosok yang sedang mengeksekusi dan siapa yang diekseskusi, dan saat sosok itu membopong tubuh si cewek malang, semua bayang itu semakin kabur, kabur dan akhirnya gak bisa gue lihat sama sekali. Gue terbangun saat gue merasa ada yang sedang memperhatikan gue.
Gue membuka mata, dan sumpah saat itu gue takut banget, karena pintu kamar gue, dalam keadaan terbuka lebar dan gue melihat banyak tetesan air di depan pintu dan di dekat tempat tidur gue.
"Gila...siapa yang masuk kamar gue dan kenapa dia bisa buka kamar gue ?, padahal gue yakin banget, tadi malam selepas shalat Isya, pintu itu udah gue tutup," batin gue.
Tanpa ba bi bu lagi, gue langsung menutup pintu, gue nyalakan lampu kamar, dan memperhatikan semua sudutnya. Alhamdulillah gak ada siapapun, gue menarik nafas lega.
***********
Suara muadzin membangunkan gue. Ah..gue merasa seluruh badan gue terasa sakit.
Perlahan gue bangkit, dan berjalan ke mushala, semua terlihat sedang melaksanakan shalat, aku bergabung dengan mereka.
Usai shalat, gue gak melihat Melati diantara mereka.
"Dek Melati dimana mbak ?."
Mbak Kirana menceritakan, bahwa tadi malam, Melati pergi ke kamar mandi. Karena mengantuk, ia gak bisa nganter. Fatimah juga gak bisa nganter, karena sedang demam.
"Trus..."
"Ia dek, hingga sekarang dia belom balik."
Gue melompat keluar, gue berteriak-teriak mencari keberadaan Melati. Melihat ulah gue, semua ikut mencari dan memanggil nama Melati.
anwaranwar93 dan 12 lainnya memberi reputasi
13