- Beranda
- Stories from the Heart
RUMAH WARISAN ATAS BUKIT
...
TS
agusmulyanti
RUMAH WARISAN ATAS BUKIT
Spoiler for prolog:
*********
RULES
- Ikuti perarturan SFTH
- Agan2 dan Sista bebas berkomentar, memberikan kritik dan saran yang membangun.
- Selama Kisah ini Ditulis, mohon untuk berkomentar seputar cerita.
- Dilarang meng-copas atau meng copy segala bentuk di dalam cerita ini tanpa seizin penulis
index
Diubah oleh agusmulyanti 07-12-2022 06:16
theoscus dan 56 lainnya memberi reputasi
55
43.4K
590
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
agusmulyanti
#268
Part - 27
Mbak Karina memandang wajahku.
"Dek, meski kamu bukan adikku, dan awalnya aku benci sama kamu, tapi melihat penderitaan yang kamu alami, mbak sangat sedih. Mbak gak tahan lihat kamu terus menerus dalam masalah."
Gue hanya diam.
"Kamu itu baik dek, bahkan teramat baik, mengapa Allah memberi begitu berat cobaan hidup buat kamu."
Gue menarik nafas.
"Entahlah mbak, mungkin Allah ingin aku semakin kuat. InsyaAllah aku kuat mbak."
*********
"Sudah bangun bi ?," kulihat mbak Karina menyapa seseorang saat aku tengah tertunduk. Tapi yang disapa tak menjawab.
Gue menengadahkan kepala.
"Siapa mbak ?,"
"Bi Narti, sudah bangun, mungkin mau ke kamar mandi, disapa diam saja," ujar mbak Karina.
"Oh..," ujar gue ringan.
cklek...krekk, pintu kamar dibuka orang. Bi Narti keluar bersama bi Inah.
"Itu bi Narti. Trus yang mbak sapa tadi siapa," gumam mbak Karina bingung.
Gue dan mbak Karina saling berpandangan. Lalu dengan penasaran gue berjalan ke belakang. Di dapur gue lihat seorang wanita sedang berdiri membelakangi gue. Dengan menekan rasa takut gue berjalan mendekat, hingga akhirnya...aaakkkhhh, gue berbalik arah, saat wanita itu menoleh dan menyeringai ke arah gue.
Mbak Karina, Melati, bi Inah dan bi Narti, tak berani menyusul gue, mereka berteriak-teriak histeris, memanggil mas Tono dan Parjo.
Mas Tono yang mendengar keributan dibawah berlari.
"Ada apa bu, kenapa berteriak-teriak.:
"Den Linggar mas, den Linggar di dapur."
Mas Tono mengambil tongkat, dan berlari ke dapur. Dilihatnya tubuh gue yang menggigil ketakutan.
"Mas...mas Linggar !, mas Linggar nggak apa-apa ?, ya Allah, kenapa badan mas Linggar dingin sekali."
"Bu !, kemari bu, bantu bapak, bawa mas Linggar ke kamar." teriak mas Tono.
Melihat keadaan gue, semua panik. Mas Tono memapah tubuh gue, dan membawanya ke kamar.
Dia mengambil air rebusan bidara yang diberikan kyai Hasan, lalu dengan membaca bismillah, mas Tono membaluri air itu, keseluruh tubuh gue. Tubuh gue yang semula dingin, berubah menjadi panas. Gue berteriak tanpa kendali.
panas....panass....panass
Mas Tono, meminta mbak Karina dan Melati mengaji, juga meminta yang lain berdzikir.
Tak berapa lama, gue dengar alunan ayat suci, membuat ubuh gue semakin hilang kendali..
hhrrrrr.....panasss.....pergi kalian
Mas Tono, dengan berbekal ilmu dari kakeknya, mencoba menolong gue, mengeluarkan mahluk halus yang menyusup dalam tubuh gue.
"Istighfar mas...astaghfirullah...astaghfirullah."
hoarrrr.....hrrrrrrr, panasss....aakkkhhhh
Gue terus meronta, hingga akhirnya mas Tono, berhasil mengeluarkan penyusup yang masuk ke dalam tubuh gue. Gue merasakan tubuh gue seperti tak bisa digerakan, lemes dan letih yang teramat sangat.
Akhirnya setelah beberapa lama, guepun tertidur. Melihat kondisi gue yang seperti ini, akhirnya mereka memutuskan menjaga gue secara bergantian.
"Dek, meski kamu bukan adikku, dan awalnya aku benci sama kamu, tapi melihat penderitaan yang kamu alami, mbak sangat sedih. Mbak gak tahan lihat kamu terus menerus dalam masalah."
Gue hanya diam.
"Kamu itu baik dek, bahkan teramat baik, mengapa Allah memberi begitu berat cobaan hidup buat kamu."
Gue menarik nafas.
"Entahlah mbak, mungkin Allah ingin aku semakin kuat. InsyaAllah aku kuat mbak."
*********
"Sudah bangun bi ?," kulihat mbak Karina menyapa seseorang saat aku tengah tertunduk. Tapi yang disapa tak menjawab.
Gue menengadahkan kepala.
"Siapa mbak ?,"
"Bi Narti, sudah bangun, mungkin mau ke kamar mandi, disapa diam saja," ujar mbak Karina.
"Oh..," ujar gue ringan.
cklek...krekk, pintu kamar dibuka orang. Bi Narti keluar bersama bi Inah.
"Itu bi Narti. Trus yang mbak sapa tadi siapa," gumam mbak Karina bingung.
Gue dan mbak Karina saling berpandangan. Lalu dengan penasaran gue berjalan ke belakang. Di dapur gue lihat seorang wanita sedang berdiri membelakangi gue. Dengan menekan rasa takut gue berjalan mendekat, hingga akhirnya...aaakkkhhh, gue berbalik arah, saat wanita itu menoleh dan menyeringai ke arah gue.
Mbak Karina, Melati, bi Inah dan bi Narti, tak berani menyusul gue, mereka berteriak-teriak histeris, memanggil mas Tono dan Parjo.
Mas Tono yang mendengar keributan dibawah berlari.
"Ada apa bu, kenapa berteriak-teriak.:
"Den Linggar mas, den Linggar di dapur."
Mas Tono mengambil tongkat, dan berlari ke dapur. Dilihatnya tubuh gue yang menggigil ketakutan.
"Mas...mas Linggar !, mas Linggar nggak apa-apa ?, ya Allah, kenapa badan mas Linggar dingin sekali."
"Bu !, kemari bu, bantu bapak, bawa mas Linggar ke kamar." teriak mas Tono.
Melihat keadaan gue, semua panik. Mas Tono memapah tubuh gue, dan membawanya ke kamar.
Dia mengambil air rebusan bidara yang diberikan kyai Hasan, lalu dengan membaca bismillah, mas Tono membaluri air itu, keseluruh tubuh gue. Tubuh gue yang semula dingin, berubah menjadi panas. Gue berteriak tanpa kendali.
panas....panass....panass
Mas Tono, meminta mbak Karina dan Melati mengaji, juga meminta yang lain berdzikir.
Tak berapa lama, gue dengar alunan ayat suci, membuat ubuh gue semakin hilang kendali..
hhrrrrr.....panasss.....pergi kalian
Mas Tono, dengan berbekal ilmu dari kakeknya, mencoba menolong gue, mengeluarkan mahluk halus yang menyusup dalam tubuh gue.
"Istighfar mas...astaghfirullah...astaghfirullah."
hoarrrr.....hrrrrrrr, panasss....aakkkhhhh
Gue terus meronta, hingga akhirnya mas Tono, berhasil mengeluarkan penyusup yang masuk ke dalam tubuh gue. Gue merasakan tubuh gue seperti tak bisa digerakan, lemes dan letih yang teramat sangat.
Akhirnya setelah beberapa lama, guepun tertidur. Melihat kondisi gue yang seperti ini, akhirnya mereka memutuskan menjaga gue secara bergantian.
Diubah oleh agusmulyanti 07-02-2020 01:21
anwaranwar93 dan 18 lainnya memberi reputasi
19